Selasa, 31 Desember 2013

TUHAN ADALAH GEMBALAKU

MAZMUR 23:1-6

Mazmur ini pastilah ditulis dengan perenungan yang mendalam! Daud mempercayai bahwa Tuhan adalah Gembalanya. Dan itu berarti tidak akan pernah kekurangan baginya! Jika kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala kita, maka hidup kita tidak akan kekurangan. Kita memiliki hidup yang terjamin, selalu cukup! Tahun 2010 memang masih masih misteri dan kita akan tahu apa yang terjadi bila saatnya tiba dan kita lalui, namun jika Tuhan Yesus menjadi gembala kita, kita tidak perlu kuatir dan takut sebab di dalam Dia, kita tidak akan kekurangan.
Jadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala, maka hidup kita tidak akan kekurangan segala sesuatu. Artinya Tuhan cukup bagi kita, mengapa demikian?

1. TUHAN Adalah Gembala Yang Penuh Kasih (ayat 2-3).
Memang ayat 2-3 adalah tugas yang ‘wajib’ bagi seorang gembala untuk memelihara domba-dombanya. Namun tahukah Saudara bahwa dalam Alkitab, kita juga menemukan gembala-gembala yang pandir dan jahat, yang tidak peduli pada hewan peliharaan mereka? Mereka disebut gembala upahan! (lihat Yehezkiel 34). Berbeda dengan TUHAN, Dia adalah Gembala yang penuh kasih. PemeliharaanNya rohani dan jasmani bagi kita, domba-dombaNya, adalah pernyataan kasihNya! Dunia dan setan menawarkan pemenuhan kebutuhan dan keinginan kita, namun tidak gratis! Bahkan jahat! Namun Tuhan tidak demikian, Dia mengasihi Saudara. Lihat saja tahun lalu, apa yang sudah dikerjakan Gembala kita, Tuhan Yesus? Dia memelihara kita bukan? Bahkan Tuhan Yesus pernah bersabda: “Akulah Gembala yang baik, Aku menyerahkan nyawaKu bagi domba-dombaKu” (Yohanes 10:11). Dia mati di kayu salib bagi kita. Masih meragukan kasih Tuhan Yesus, Gembala kita? Sebab itu jadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala dalam hidup dan keluarga kita. Pastikan Saudara menjadi domba-dombaNya.

2. TUHAN Adalah Gembala Yang Perkasa (ayat 4-5).
Tidak dapat disangkali bahwa ayat 4-5 menunjukkan keperkasaan sang Gembala! Saat melewati lembah kekelaman, Daud berkata “Aku tidak takut, sebab Engkau bersertaku!” Artinya, Tuhan memiliki kemampuan melindungi dan menolong! Ayat 5 memberikan gambaran yang tidak berbeda, ayat ini menunjukkan saat domba- domba menghadapi para lawan, maka Gembala menjadi Pembela yang perkasa! Menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala hidup kita bukan berarti hidup tanpa tantangan, tetapi hidup mengatasi tantangan dengan mujizatNya! Lihat saja Daud, yang mempercayai bahwa Tuhan adalah Gembalanya, seluruh hidupnya penuh tantangan., namun Tuhan membelanya. Mengapa kita harus menjadikan Tuhan sebagai gembala kita? Ingatlah, karena Dia adalah Gembala yang perkasa! Apa yang tidak dapat Dia buat?

3. TUHAN Adalah Gembala Yang Setia (ayat 6).
Daud memhami bahwa Tuhan adalah Gembala yang setia. Dia selalu ada di mana saja dan kapan saja dalam hidup kita! Bahkan Tuhan sudah ada di hari esok bagi kita! Dia selalu setia mendampingi, mengasihi dan menolong anak-anakNya! Tuhan bukan hanya setia saat di padang yang berumput hijau dan dekat air yang tenang (ayat 2-3) seperti yang selalu kita pikirkan. Lihat saja, jika kita diberkati, sehat dan semua ‘baik-baik saja’, kita akan mengatakan lihat Tuhan mengasihi dan setia. namun kalau ada masalah, sakit penyakit atau pergumulan lain, kita akan berkata: “Dimana Tuhan sih?” Tetapi sebenarnya Tuhan selalu ada bagi kita sebab Dia setia! Saat kita berjalan dalam ‘lembah kekelaman’-pun, Dia beserta kita! (ayat 4). Bukankah di tengah pergumulan hidup tahun lalu, Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatanNya? Ingatlah, Dia setia. Tuhan Yesus juga ada saat kita dalam peperangan (ayat 5). Bahkan Dia-lah yang selalu memberikan kekuatan dan kemenangan bagi kita! Bukan hanya itu, Daud menyatakan pada kita bahwa Tuhan Yesus setia mengiringi langkah hidup kita dengan segala kebajikan dan kemurahanNya sampai kita “diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa” (ayat 6). Sampai kita tiba di kandang yang kekal.
Masih takut memasuki tahun 2010 ini? Kalau masih kuatir, tidak apa-apa asal kekuatiran itu mendorong Saudara untuk mencari dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala Saudara. Dan kalau Tuhan kita, Yesus Kristus, sudah menjadi Gembala kita, jangan kuatir lagi. Karena Tuhan Yesus adalah Gembala yang penuh kasih, perkasa dan setia! Hanya apakah Saudara sudah menempatkan diri sebagai ‘domba-domba’-Nya? Selamat Tahun Baru, Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.
Gembala GPT “MARANATHA” Surabaya
Disampaikan dalam
IBADAH TUTUP TAHUN & BUKA TAHUN,

31 Desember 2013

Renungan Akhir Tahun 2013 " HARI DEMI HARI, ALLAH MENANGGUNG BAGI KITA !"


Mazmur 68:20

Inilah kebenaran yang dinyatakan Tuhan bagi kita: “Terpujilah Tuhan,! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita!” Wow, hati Saya sangat terangkat. Bagaimana dengan Saudara? Pemazmur, Daud , mengajak kita memuji Tuhan berdasarkan pada alasan yang tidak akan berbuah, yaitu karena Tuhan menanggung hidup kita setiap hari! Apakah Saudara dapat memuji Tuhan hari ini? Lihatlah tahun lalu Tuhan menanggung kita dan janji ini berlaku untuk tahun baru yang sementara kita lewati. Ada 3 kebenaran yang diajarkan Tuhan bagi kita melalui ayat ini.

1. ALLAH-lah yang menanggung bagi kita hari demi hari!.
Daud mengakui dan mengajak kita memuji Tuhan karena hal ini! Nampaknya Daud sudah menjadi raja saat menuliskan nyanyian ini (band. ayat 1-3). Namun Daud sadar BUKAN kekayaan, kekuasaan, kepandaian, pengalaman, tentaranya dan kemampuannya sendiri yang telah membuat hidupnya aman dan berhasil, tetapi karena TUHAN yang menanggung hidupnya! Bagaimana dengan Saudara? Lihat Allah yang menanggung hidup kita! Daud memberikan kita penjelasan bagaimana Tuhan-Nya, Tuhan kita dalam Kristus Yesus, yang menanggung hidupnya. Pertama, Allah Daud adalah Allah yang dahsyat dan perkasa! (ayat 1-3, 8-9, 18-19). Daud melukiskan bahwa Allah adalah Panglima perang sorga yang gagah perkasa. Ketika Dia bangkit, terserak musuhNya, gentar langit dan bumi dan ini menunjukan kesanggupanNya, kemahakuasaanNya! Tuhan Allah kita, Tuhan Yesus Kristus dahsyat dan perkasa bukan? Allah yang mahakuasa-lah yang menanggung hidup kita. Kedua, Allah yang penuh kasih sayang (ayat 3-7). Daud menjelaskan dan beralih dari Allah yang dahsyat, Allah sekaligus Allah yang peduli dan penuh belas kasihan. Lihat saya Dia adalah Bapa bagi para yatim dan ‘suami’ bagi para janda. Allah adalah pembebas dan pemberi yang murah hati! Inilah Allah yang menanggung kita! Allah kita dalam Tuhan Yesus, Allah yang yang mahakuasa! Apa yang tidak sanggup Dia kerjakan? Di sisi lain, Tuhan kita Yesus adalah Allah yang peduli dan mengasihi kita. Jika demikian, apa yang harus membuat kita takut menapaki hari-hari baru di depan? Ingatlah, Tuhan menanggung bagi kita hari demi hari!

Senin, 30 Desember 2013

TELADAN AYUB MENGHADAPI SERANGAN IBLIS

AYUB 1-2

Situasi kehidupan saat ini sangat tidak menentu, dimana-mana serba sulit. Banyak anak-anak Tuhan meninggalkan iman mereka hanya karena pencobaan yang mereka alami. Padahal pencobaan yang dihadapi tidak terlalu parah, tidak sebanding dengan apa yang dihadapi oleh Ayub. Ingat pencobaan, ingat Ayub. Mari kita lihat siapakah Ayub itu:

(1) Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Untuk bagian ini Allah sendiri memuji Ayub. (2) Orang terkaya di sebelah timur: 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 1000 ekor lembu, 500 ekor keledai betina, dan budak-budak yang banyak. (3) Memiliki keluarga yang baik. Sampai pada suatu waktu ada satu pertemuan antara anak-anak Allah dan Iblis dengan Allah. Di sinilah kisah drama penderitaan Ayub dimulai. Atas seijin Allah semua harta kekayaan Ayub dan keluarganya habis dalam sekejab. Akan tetapi ada perbedaan yang luar biasa dengan sikap Ayub dalam menghadapi pencobaan yang dialaminya.


SIKAP AYUB DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN

1. Ayub memiliki hidup yang selalu berjaga-jaga (Ay. 5)

a) Ayub selalu membangun hubungan yang erat dengan Allah

b) Ayub selalu menjaga hidup kudus di hadapan Allah, ada suatu perhatian

khusus terhadap keluarganya untuk hidup benar.

c) Kehidupan yang senantiasa dekat dengan Tuhan

Bagaimana dengan hidup kita? Apakah kita memiliki hidup yang berjaga-jaga? Miliki kehidupan doa baik untuk diri sendiri maupun keluarga kita.

Kamis, 26 Desember 2013

Selamat Hari Natal 2013

Natal, adalah hari raya gerejawi yang besar dan meriah, bahkan yang terbesar dirayakan oleh umat Kristen berbanding hari raya gerejawi lainnya. Sekalipun Alkitab tak mengisahkan perayaan Natal, namun nyatanya kemegahan perayaannya tak pernah surut. Cobalah bandingkan dengan Jumat Agung, hari peringatan kematian Yesus Kristus, yang jelas-jelas diperintahkan Tuhan Yesus sendiri untuk diperingati (1 Korintus 11:24-26). Ternyata gema Jumat Agung, kalah besar dengan Natal. Padahal, secara teologis jelas sekali kematian Kristus memiliki makna penebusan dan titik balik kehidupan manusia. Kematian Yesus Kristus adalah kehidupan manusia yang diperkenan NYA. Makna dan perintah Tuhan Yesus cukup jelas dan kuat untuk membuat umat Kristen menjadikan ini peringatan utama. Apalagi peristiwa kematian, diikuti dengan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus, yang kita kenal sebagai Paskah. Mengapa Natal bisa jadi perayaan gerejawi yang besar, sekaligus pro kontra diseputarnya? Ini menarik untuk ditelusuri.

25 Desember, sejatinya adalah Natalis Sol Invictus, yaitu peringatan orang Roma yang kafir (sebelum mengenal Yesus Kristus). Waktu itu, matahari, yang dianggap tak terkalahkan, muncul dari kegelapan musim dingin, dan membuat siang menjadi lebih panjang. Para penyembah dewa matahari, akan melakukan acara khusus dengan penuh kegembiraan sebagai simbol kekuatan dan kemenangan sang dewa matahari. Sebuah perayaan yang cukup panjang sebelum menjadi menjadi acara Kristen. Barulah di abad ke 4, ketika Constantinus Agung menjadi Kristen, terjadi banyak perubahan.

Constantinus Agung, dalam pertempurannya, dikisahkan melihat Salib digumpalan awan. Waktu itu 27 Oktober 312. Apa yang dilihatnya memang sangat personal namun telah menjadi legenda. Dia menjadi seorang Kristen dan mengeluarkan maklumat toleransi (thn 313), yang berisikan kebebasan beragama. Kristen sebagai agama, mengalami masa kelegaan setelah sebelumnya terniaya oleh berbagai kaisar Roma. Diera inilah Constantinus Agung, mengubah Natalis Sol Invictus yang dirayakan setiap 25 Desember menjadi hari Natal. Sementara hari Minggu, yang telah menjadi hari ibadah Kristen sejak gereja mula-mula, diresmikan menjadi hari istirahat, atau hari libur Negara. Ini sangat menolong umat Kristen dalam menjalankan ibadah. Constantinus Agung memindahkan ibu kota kekaisarannya ke kota Byzantium, yang kini dikenal sebagai kota Istambul, di Turki. Byzantium menjadi istilah yang mengacu kepada kekaisaran Roma yang Kristen. Ini untuk membedakannya dengan Roma yang belum Krsiten.

Makna Natal

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud....”
Lukas 2:10-11

Kata ‘Natal’ berasal dari bahasa Latin, yang berarti: ‘Lahir’. Ketika kita merayakan natal setiap tahunnya maka kita sedang merayakan hari lahirnya Tuhan kita Yesus Kristus, dua ribu tahun yang lalu. Natal bukanlah sekedar rutinitas perayaan keagamaan yang harus dijalani setiap tahunnya. Namun inti natal adalah memperingati dan merenungkan kembali makna kelahiran Yesus Kristus bagi kita, umatNya.

Dalam kutipan ayat firman Tuhan di atas dijelaskan bahwa bayi natal yang kita rayakan bukanlah manusia biasa. Dia adalah Juruselamat, yang akan menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Selain itu dia juga adalah Tuhan/Raja, yang menjadi penguasa tunggal dalam setiap aspek hidup umatNya.

Sekalipun perayaan natal (kelahiran Tuhan Yesus) tidak pernah diperintahkan Tuhan Yesus atau dirayakan oleh orang Kristen di alkitab sebagaimana halnya Paskah (kebangkitan Tuhan Yesus), namun mengingat natal adalah hari kelahiran Tuhan dan Juruselamat kita, maka layaklah kita merayakannya.

Hari natal, yang puncaknya biasa dirayakan umat kristiani di seluruh dunia pada tanggal 24-25 Desember setiap tahun, tinggal beberapa hari lagi. Oleh karena itu marilah kita mempersiapkan hati kita untuk menyambut natal. Sebab orang yang kelahiranNya kita rayakan adalah Tuhan, Raja dan Juruselamat kita.

Selasa, 24 Desember 2013

Renungan Natal 2013


LUKAS 2:8-20

Natal sudah hampir tiba dimana-mana nampak pohon Natal, hiasan-hiasan dan pernak-pernik Natal. Natal sebenarnya adalah memperingati kasih Allah bagi manusia yang berdosa, dimana Allah bapa mengutus AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia, termasuk kita! (band. Yohanes 3:16). Jadi, jika ini dipahami , maka tidak perlu ragu memperingati kelahiran Tuhan Yesus atau Natal. Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana kita harus menyambut Natal? Mari kita belajar kepada para gembala di padang yang menerima kabar tentang Natal, tentang kelahiran Kristus yang pertama.

1. BERSUKACITALAH !
Para gembala ketakutan ketika menerima berita baik dari para malaikat. Mereka seperti lazimnya orang-orang Perjanjian Lama melihat kehadiran Allah, selalu ketakutan. Tetapi sesudah menemukan bayi Yesus, mereka bersukacita. Ya, jiwa dari Natal adalah sukacita! Apakah Saudara bersukacita? Jangan Natal diisi dengan kedukaan dan hal-hal yang mendukakan, misalnya pertengkaran! Natal sudah seharusnya mendatangkan sukacita bagi kita! Ada 2 alasan yang penting mengapa kita harus bersukacita. Pertama, kita harus bersukacita karena Tuhan Yesus, Sang Juruselamat telah hadir bagi kita! Bisa saja kita tidak memiliki apa-apa menyambut hari Natal ini, namun sebenarnya kita memiliki hadiah yang termahal dan terindah tiada duanya, yaitu: KESELAMATAN DALAM TUHAN YESUS! Tuhan Yesus sudah datang ke dunia dan mati di kayu salib menebus dosa kita! Ini sudah dikerjakanNya bagi kita. Itu sebabnya bersukacitalah. Kedua, kita bersukacita karena TUHAN, Sang Pencipta dan Pemilik alam semesta telah datang pada kita, umatNya. Artinya, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan kita, Yesus hadir bagi kita, menyertai kita! Kita dapat datang ke hadiratNya dan menantikan pertolonganNya bagi kita. Tidakkah kita bersukacita atas perkara yang ajaib ini?

Natal - Apakah yang menjadikannya penting?

Yang penting tentang Natal bukanlah tanggalnya karena Kristus tidak lahir di tanggal 25 Desember. Tidak ada orang yang tahu kapan Kristus dilahirkan. Anehnya, Kitab Suci tidak memberitahu kita hal yang menurut kita sangat penting ini.
Gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang tahun Kristus. Catatan pertama tentang perayaan untuk mengenang kelahiran Yesus adalah pada satu abad setelah kematiannya dan itu pun tidak mencantumkan tanggalnya. Gereja Ortodoks Timur percaya Kristus dilahirkan pada 6 Januari dan Gereja Armenia merayakan pada tanggal 19 Januari.
Seorang sarjana Alkitab, Frank R. Klassen, menyakini bahwa Kristus dilahirkan pada tanggal 1 April. Teorinya adalah ini menjelaskan asal usul April Mop (April Fools) karena barangsiapa yang memperingati tanggal kelahiran Yesus disebut sebagai orang-orang bodoh (fools).
Sejarah memberitahu kita bahwa Kaisar Konstatinlah menetapkan tanggal 25 Desember sebagai ulang tahun Kristus di tahun 336 M. Dan hal ini pun dilakukannya karena tekanan politik. Tanggal itu merupakan perayaan Saturn, ulang tahun bagi dewa Matahari. Perayaan tahunan orang kafir ini selalunya berlangsung selama dua minggu yang melibatkan pesta, persembahan musik, juga saling menukar kado dan libur panjang dari pekerjaan. Kaisar Konstatin yang merupakan Kaisar Kristen yang pertama memilih tanggal 25 Desember dan menggantinya sebagai hari di mana orang banyak bisa menghormati Kristus, Terang dunia dan bukannya ilah-ilah orang kafir yaitu Saturn dan Matahari.
Jadi jelaslah bahwa yang penting tentang Natal bukanlah tanggalnya. Kalau demikian, apa yang membuat Natal spesial dan tetap dirayakan oleh orang Kristen di seluruh dunia sekalipun mereka tahu bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus?
Bagi kebanyakan orang, Natal itu lebih dari hanya tradisi, materialisme atau alasan untuk berpesta pora. Natal adalah tentang suatu pribadi, yaitu Yesus Kristus. Dan Natal adalah waktu untuk meninggikan dia dan memperingati apa yang telah Yesus Kristus dan Allah Bapa lakukan buat umat manusia.
Natal seharusnya suatu kesempatan bagi kita untuk memperingati semangat dari kehidupan Yesus. Biarlah kita perpegang pada semangat yang ada pada Paulus, "Siapa yang berpegang pada suatu hari tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan." (Roma 14.6)
Jadi jika kita merayakan Natal, kita harusnya merayakannya di dalam cara yang memuliakan Tuhan. Tempatkan Allah dan Kristus-Nya di tempat yang utama, ditinggikan, dimuliakan dan dibesarkan di dalam kehidupan, bukan saja pada hari Natal tapi pada setiap hari.
Kado Natal yang paling besar adalah Kristus, "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan dia Yesus, karena dialah yang akan menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka."(Mat 1.21). Kristus adalah karunia yang tak terkatakan seperti yang dikatakan Paulus di 2 Kor. 9.15, "Syukur kepada Allah karena karuniaNya yang terkatakan itu!" Kristus adalah karunia dari Allah yang tak terkatakan buat umat manusia.
Pada hari Natal kita memperingati bahwa Allah mengutus anak-Nya untuk menjadi Juruselamat dunia (1 Yoh. 4.14).
Di hari kelahiran Yesus kita memperingati bahwa, "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan (Lord), di kota Daud. Kristus adalah satu-satunya Penyelamat! Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Kristus, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Pada hari Natal, kita memperingati bahwa kita diselamatkan di dalam nama Yesus.
Upah dosa adalah maut, tapi karunia Allah adalah hidup kekal lewat Yesus Kristus, Tuhan kita (Roma 6.23). Pengampunan bagi dosa-dosa kita dan hidup baru yang berkelimpahan, itulah tujuan kelahiran, hidup dan kematian Yesus dan itulah yang menjadikan Natal penting.

Senin, 23 Desember 2013

BERIBADAH HANYA KEPADA TUHAN

YOSUA 24:1-28

Kepada siapa kita beribadah? Tentunya kepada Tuhan Yesus, karena kita adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Namun masih ada orang Kristen yang beribadah kepada Tuhan Yesus + + (baca: plus-plus). Artinya percaya Tuhan Yesus, tapi juga percaya ilah-ilah lain. Apakah hal ini dapat dibenarkan??? Jawabnya tentu: “Tidak benar”. Melalui tindakan-tindakan Yosua dalam membangun kehidupan beribadah bangsa Israel, kita dapat merenungkan 3 bagian:

I. Yosua mengajak bangsa Israel beribadah kepada Tuhan (ay. 1-14)Yosua mengumpulkan tua-tua, para kepala suku, para hakim dan para pengatur pasukan untuk berdiri di hadapan Tuhan dan membaharui perjanjian dalam hal ibadah kepada Tuhan. Yosua terlebih dahulu menyampaikan Firman Tuhan yang mengingatkan kembali akan perjalanan sejarah nenek moyang bangsa Israel. Dimulai dari Abraham, Ishak, Esau, Yakub, dan sampai kepada bangsa Israel pada saat itu. Hal ini menyimpulkan bahwa:A. Allah turut bekerja dalam perjalanan sejarah kehidupan bangsa Israel (mulai jaman nenek moyang sampai bangsa Israel pada saat itu).Bagaimana Allah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dengan melepaskan mereka dari kuasa Mesir, Allah membelah laut Teberau, Allah melindungi dari kutukan Bileam, Allah menuntun mereka memasuki tanah Kanaan. Allah menghalau semua penduduk Kanaan , Allah berperang bagi mereka, Allah membelah sungai Yordan, sampai mereka masuk tanah Kanaan (ay. 1-11). Hal ini didukung dengan pengakuan dari bangsa Israel sendiri (ay. 16-18).B. Keberadaan bangsa Israel semata karena Tuhan.Mereka yang dahulu penyembah allah asing di seberang sungai Efrat (ay. 2), tetapi sekarang menjadi penyembah Allah Yahweh. Allah juga memberkati mereka dengan luar biasa. Tanah Kanaan yang makmur, diserahkan kepada bangsa Israel dengan tidak bersusah-susah (ay. 13). Sebab itu Yosua mengajak bangsa israel beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, menjauhkan segala allah-allah asing, mencondongkan hati kepada Tuhan (setia), dan mendengarkan firmanNya (ay. 14, 23-24).
Kita pun seharusnya beribadah kepada Tuhan. Menjadi orang percaya Tuhan Yesus adalah sebuah anugerah, bukan karena usaha kita (Efesus 2:8). Allah telah menyelamatkan hidup kita. Melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, kita yang seharusnya binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16, Kolose 1:13, I Petrus 2:9-10). Allah yang memberkati hidup kita dengan perlindunganNya, penyertaanNya, pertolonganNya. Tidak dapat tidak kita beribadah kepadaNya.

II. Yosua menantang Bangsa Israel Untuk Memilih Kepada Siapa Mereka Beribadah (ay.15, 19)
Tantangan Yosua kepada bangsa Israel bukannya tanpa alasan.
A. Bangsa Israel mengalami kegagalan-kegagalan untuk beribadah hanya kepada Tuhan.
Ingatkah kita dengan peristiwa Patung Anak Lembu Emas (Kel 32) dan Baal Peor (Bilangan 25)? Ya, itulah kegagalan bangsa Israel. Sebagai penyembah Allah, mereka masih juga jatuh dalam penyembahan kepada allah-allah asing. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki kegagalan dalam beribadah hanya kepada Tuhan? Dimana letak kegagalan kita?
- Ketika kita mempercayai takhayul/ dongeng wanita-wanita tua (mitos). Tanpa kita sadari, hidup kita dipengaruhi bahkan dikuasai oleh mitos-mitos. Itu sama dengan penyembahan kepada allah asing. Itu adalah sebuah kegagalan.
- ketika kita masih berurusan dengan okultisme/setan. Kita masih datang kepada dukun, paranormal untuk meminta petunjuk ataupun pertolongan. Ketika kita mempercayai ramalan bintang, tarot, dan sebagainya. Itu juga merupakan kegagalan.B. Komitmen Yosua dan keluarganya untuk beribadah kepada Tuhan.Yosua dan seisi rumahnya memilih beribadah kepada Tuhan, sekalipun (seandainya) bangsa Israel tidak beribadah kepada Tuhan. Karena Yosua sendiri menyadari mengapa ia harus beribadah kepada Tuhan. Seharusnya komitmen Yosua menjadi komitmen kita juga. Sekalipun lingkungan sekitar kita (tempat tinggal, pekerjaan) tidak beribadah kepada Tuhan, kita akan tetap beribadah kepada Tuhan. Sekalipun kita mengalami ejekan, sindiran karena kita pengikut Tuhan Yesus. Sekalipun kita di tawari “pertolongan lain” (dukun, kuasa gelap), kita menolaknya dan akan tetap beribadah hanya kepada Tuhan.
III. Yosua Mengikat Perjanjian Dengan Bangsa Israel Untuk Beribadah Hanya Kepada Tuhan (ay. 24:19-28)Di Sikhem inilah, Yosua bersama bangsa Israel mengikat janji setia untuk beribadah hanya kepada Tuhan. Janji tersebut harus disikapi dengan:
a. Menjauhkan allah-allah asing (berhala)
b. mencondongkan hati kepada Tuhan
c. Sepakat dengan konsekuensi apabila melanggar perjanjian:
- Allah yang kudus adalah Allah yang cemburu tidak
akan mengampuni dosa dan kesalahan
- Allah akan menghukum dan membinasakan.

Hari ini, kita pun mau berjanji kepada Tuhan untuk beribadah hanya kepada Tuhan. Jangan pernah lupakan anugerah-Nya kepada kita (keselamatan), berkat-berkatNya. Ingat akan kegagalan kita. sesungguhnya hanya Tuhan saja yang layak disembah, karena Dia adalah Allah di atas segala allah. Tuhan Yesus Memberkati.

Pdm. Dwi Cahyono, S.Th

Mujizat Natal - Kisah-Kisah Nyata

 
Kisah-Kisah NyataNatal akan menjelang tiba. Sekalipun memang kelahiran Yesus Kristus tidaklah dapat dipastikan jatuh pada tanggal 25 Desember tetapi tetap tidak diragukan bahwa Yesus Kristus pernah dilahirkan oleh anak dara Maria di suatu tempat di Bethelem pada suatu tanggal lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Hanya karena tanggalnya yang pasti tidak dapat kita tentukan, apakah itu berarti tidak ada yang harus dirayakan? Kelahiran Yesus Kristus merupakan suatu mujizat dan kehidupan-Nya juga penuh dengan mujizat. Mujizat tidak berakhir dengan kematian-Nya yang disusuli oleh kebangkitan - suatu hal yang masih belum dapat diciplak oleh manusia tidak kira betapa canggihnya teknologi zaman ini.
Dan mujizat terus terjadi sampai ke hari ini terutamanya di hari-hari menjelang Natal, bukan karena Tuhan hanya berkarya di musim Natal tetapi karena agen-agen-Nya, yaitu umat-umat-Nya lebih cenderung untuk membuka diri menjadi saluran berkat dan kasih bagi orang di sekitarnya pada musim Natal. Berikut adalah beberapa kisah nyata yang dialami oleh orang-orang biasa karena tindakan-tindakan kasih oleh orang-orang yang biasa-biasa juga.
Hal-hal yang mendefinisikan semangat Natal adalah hal-hal yang kita lakukan bagi sesama manusia dan bukannya terang-terang lampu, lagu-lagu dan hadiah-hadiah yang kita terima. Ingatlah, tindakan kasih dan kemurahan kita bisa saja menjadi jawaban doa bagi orang lain.
Malaikat yang Berbaju Merah
Dua hari sebelum Natal, Michelle dengan berat hari berbelanja ke toko dekat rumahnya. Sebagai seorang ibu tunggal yang harus membesarkan 5 anak sendirian, hidupnya terasa berat. Ia hanya mempunyai $35 dan kartu ATM-nya sudah diblokir.
Tetapi ia tahu Natal sangat penting bagi anak-anak. Ia berusaha untuk membeli bahan-bahan makanan yang murah untuk menyiapkan hidangan Natal yang sederhana bagi keluarganya. Di meja kassa terkumpul belanjaannya - kentang, sayuran, daging asinan dan beberapa keperluan untuk membuat hidangan pencuci mulut bagi anak-anaknya yang kecil. Total yang harus dibayarnya, $85.24. Ia coba menggunakan kartu ATM-nya. Seperti yang diduga, kartunya ditolak. Di belakangnya antrian sudah panjang dan banyak muka-muka yang sudah tidak sabar lagi. Ia mengigit bibirnya dan berusaha untuk menahan air matanya dari menetes. Anak bungsunya yang berumur dua tahun mulai merengek sambil menarik-narik lengan bajunya.
Michelle mulai mengurangi barang belanjaannya, daging asin dikembalikan ke dalam keranjang. "Air mata saya mulai menetes. Saya merasa malu." Tiba-tiba seorang wanita muda yang berdiri di belakangnya menepuk-nepuk bahunya. Di waktu yang bersamaan, kasir mengembalikan barang belanjaannya sambil berkata, "Hari ini Anda beruntung". Saya kaget, "Apa?"
Ia mengangguk kepada wanita cantik yang berbusana merah yang tadinya menepuk bahu saya, dan berkata, "Udah dibayar oleh dia."
Saya tidak tahu harus berkata apa dan saya hanya memandang padanya dan berkata, "Terima kasih."
Malaikat yang berbaju merah itu berkata, "Nga masalah, saya juga pernah mengalami waktu-waktu sulit. Selamat Natal.’
Sang kasir, Cynthia Pousinho berkata, "Kami semua merasa terharu. Wanita yang berbelanja itu (Michelle) menangis, teman saya yang membantu mengepak barang belanjaan turut menangis. Tetapi wanita yang membayar itu tidak menganggap apa yang dilakukannya sesuatu yang luar biasa. Ia hanya berkata, "Saya tahu bagaimana rasanya, dan menyodorkan selembar $100."
Michelle merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. "Saya terkejut dan terharu. Hal-hal seperti ini tidak terjadi. Saya berpikir, "Memang Tuhan ada. Saya harap wanita itu tahu betapa berartinya apa yang telah dia lakukan buat kami...kami sangat menghargai apa yang telah ia lakukan."
Itulah yang Yesus mau saya lakukan...Pertengkaran dengan istrinya membuat hati Dan resah dan pikirannya berkecamuk. Untuk menenangkan diri ia memutuskan untuk mengelilingi kota dengan sepeda motornya. Tidak lama setelah memasuki jalan tol ia melihat saya mendorong sepeda motor karena ban belakang motor saya kempis. Dan melambaikan tangan ke arah saya, pada awalnya saya pikir ia sedang mengolok saya. Tetapi ternyata ia keluar dari tol dan masuk kembali di arah yang berlawanan dan menghampiri saya. Setelah mengecek keadaan ban yang kempis itu, Dan menawarkan untuk kembali ke rumahnya dan membawa mobil gerbong untuk mengeluarkan sepeda motor saya dari jalan tol. Jarak rumahnya dari jalan tol itu sekitar 30 km dan saya agak kaget kenapa ia mau melakukan itu padahal saya tidak dikenalnya.
Setelah menunggu sekitar 1 jam, Dan kembali dan menaikkan sepeda motor ke dalam mobil gerbong yang dipinjam dari temannya. Dalam perjalanan ke tempat tinggalnya kami sempat obrol dari situlah saya tahu namanya Dan dan ia seorang Kristen. Ia berkata bahwa ia membantu saya karena ia pikir itulah yang Yesus mau dia lakukan.

KelahiranNya yang menyelamatkan

DATANG UNTUK MATI

YOHANES 12:20-27

Datang untuk mati! Ah, setiap manusia juga akan mati! Ya,benar bahwa setiap orang juga akan mati. Tetapi Tuhan Yesus berbeda! Dia sadar dan tahu persis bahwa kedatanganNya ke dunia adalah untuk mati di kayu salib! Itu adalah tugas dari BapaNya. Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas sekali mengenai hal ini. Bukan hanya sekali Dia memberitahukan kematianNya, tetapi hingga tiga kali menurut ketiga Injil sinoptik: Matius, Markus dan Lukas. Bukan hanya itu, Alkitab menuliskan adanya “pertanda” bahwa bayi Kudus yang dilahirkan ini akan mati. Pertama, saat kelahiran Yesus, mereka harus tinggal di sebuah kandang di Betlehem karena “tidak ada tempat bagi mereka”! (Lukas 2:6-7). Memang dapat dimaklumi bahwa saat itu sedang ada sensus penduduk sehingga Betlehem, kota yang kecil, penuh pengunjung dan penulah penginapan. Namun, kondisi “tidak ada tempat bagi mereka” menunjukkan sebuah ‘pertanda khusus’ bagaimana bangsa Yahudi menolak kedatangan Sang Mesias seperti yang dituliskan rasul Yohanes (Yohanes 1:9-11). Kedua, bayi Yesus dibaringkan dalam palungan (Lukas 2:7, 12 dan 16). Mengherankan bahwa Lukas hingga tiga kali menuliskan kata “palungan” dalam kisah kelahiran Yesus ini dan pastilah memiliki maksud tertentu. Palungan adalah tempat makanan hewan dan ini jelas ‘menempatkan’ Yesus sebagai ‘makanan’ bagi umat pilihanNya. Benar saja, saat Dia melayani, Tuhan Yesus menyatakan bahwa diriNya adalah Roti hidup! Yang dimaksudNya adalah tubuhNya yang dikurbankan (Yohanes 6:51). Bahkan saat perjamuan terakhir, Tuhan Yesus menyatakan bahwa tubuh dan darahNya adalah ‘makanan rohani’ yang akan dipecahkan bagi umatNya. Ketiga, persembahan para majus yang bagi orang Yahudi sangat kental dengan makna kematian, yaitu mur (Matius 2:11). Memang bagi orang Persia, persembahan emas, kemenyan dan mur menunjukkan bahwa penerima persembahan ini adalah seorang raja, tetapi ingat bahwa penerimanya adalah orang Yahudi. Bagi orang Yahudi mur adalah salah satu rempah-rempah yang digunakan untuk membalsam mayat (Yohanes 19:39 band. Lukas 23:56). Ya, sudah sejak kelahiranNya, nampak bahwa kedatangan Tuhan Yesus adalah kedatangan untuk mati! Terakhir, nama Tuhan kita memiliki makna yang penting karena nama itu dari Sorga, dari Bapa bukan dari Yusuf atau Maria. Dan nama itu adalah YESUS, yang artinya Dia yang menyelamatkan umatNya dari dosa! (Matius 1:21; Lukas 2:39).Tahukah Saudara bahwa Penyelamat atau Mesias itu menurut Kitab Suci Perjanjian lama dinubuatkan harus menderita dan mati? (Lukas 24:25-26).

TUJUAN KEMATIAN TUHAN YESUS

Mengapa “Dia datang untuk mati”? Berbeda kita, manusia, kematianNya memiliki tujuan yang jelas diberitakanNya, diberitakan oleh Alkitab! Kita mati karena kita berdosa, tetapi Tuhan Yesus mati bukan karena Dia berdosa melainkan karena menanggung dosa kita! Ya, kematianNya supaya kita beroleh HIDUP KEKAL! (Yohanes 12:25). Hidup kekal adalah kita memiliki kembali persekutuan yang erat (mengenal) Allah yang benar dan (di dalam) Tuhan Yesus Kristus mulai dari saat kita percaya padaNya hingga kekekalan kelak! (Yohanes 17:3). Dulu kita berseteru dengan Allah karena dosa, tetapi Kristus datang dan mati bagi kita, supaya yang percaya beroleh hidup yang kekal, kembali memiliki persekutuan yang erat dengan Allah dalam Kristus (Yohanes 3:16). Apakah Saudara telah memiliki hidup kekal? Jika belum, sekarang juga percaya dan terimalah Tuhan Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat pribadi Saudara dan hidup kekal Saudara terima.

Senin, 16 Desember 2013

TUHAN YESUS, IMAM BESAR AGUNG

 IBRANI 4:14-16

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, .......”(ay.14)

Kalimat “karena kita sekarang” berhubungan dengan perikop sebelumnyayang menceritakan tentang kegagalan untuk masuk ke tempat perhentian (tanah Kanaan), karena ketidak taatan mereka. Bukankah dalam hidup ini, kita menghadapi banyak tantangan yang dapat membuat iman kita gagal di tengah jalan sehingga kita tidak dapat masuk dalam tempat perhentian (Surga). Sebab itu kita memerlukan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar Agung.



Mengapa Harus Imam besar?

Dalam Perjanjian Lama (PL) ada tiga jabatan besar:

1. Raja yang memberi kemakmuran kepada rakyatnya

2. Nabi yang memberikan pemahaman tentang Firman Tuhan

3. Imam Besar membawa kepada perhentian. Sebab imam inilah yang berhubungan dengan Tuhan.

Perhentian (Inggris: rest) itu datang dari Tuhan. Tuhan Yesus memberikan undangan untuk masuk dalam perhentian, I will give you rest (= perhentian) (Matius 11:28). Perhentian yaitu peristirahatan jiwa supaya tenang dari segala “goncangan-goncangan” hidup.

Manusia diciptakan untuk membuat Allah puas, tetapi tidak ada yang dapat memuaskan, kecuali Tuhan Yesus Kristus. Dalam Matius 3:16, Allah menyampaikan firmanNya: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”



Apakah Perhentian Itu?

Dalam Matius 25:21, Allah puas dengan pekerjaan hambaNya, sehingga hamba tersebut diijinkan masuk dalam kebahagiaan, tempat kesukaan Tuhan. Ketika Allah puas, maka Allah masuk dalam perhentian/menikmati hasil (Kejadian 1:31). Berhenti bukan berarti berhenti tetapi penikmatan. Kalu kita dapat memuaskan hati Allah, maka Bapa “beristiharat”. Kalau gereja dapat mengikuti jejah Tuhan Yesus, maka Tuhan masuk dalam perhentian. Kalau Tuhan puas, maka Gereja masuk dalam kesukaan Tuhan Yesus.

Surga Bumi Baru


Merupakan tempat kesukaan Tuhan, suatu tempat yang kudus, indah dan sempurna. Inilah tempat peristirahatan (menikmati).Apa yang membuat manusia tidak masuk dalam perhentian?


1. Dosa, pemberontakan, kejahatan


2. Hidup dalam dosa, dosa bekerja dan mendatang-kan maut (Roma 6:23). Pemberontakan bangsa Israel menyebabkan mereka tidak masuk dalam perhentian.

 Tuhan Yesus sebagai Imam Besar Agung


Dalam Perjanjian Lama, jabatan tertinggi adalah Imam Besar. Tuhan Yesus adalah Imam Besar Agung yang lebih tinggi dari Imam Besar, karena pekerjaanNya lebih bermutu, yaitu membawa kita masuk dalam perhentian kekal (Sorga). Tuhan Yesus :

a. membawa darahNya sendiri, bukan darahbinatang.

b. Ia melintasi langit (Inggris: Heaven) sampai langitketiga

c. Ia adalah Allah, bukan hanya manusia

d. Imam Besar yang turut merasakan penderitaan

e. Imam untuk selama-lamanya.

Tuhan Yesus Duduk Di Sebelah Kanan Allah,

Merupakan Tahta Kasih Karunia (Ibrani 4:16). Dalam Tabernakel, pada Peti Perjanjian terdapat Tutup Pendamaian (the Mercy Seat). Tidak semua orang boleh masuk ke ruang maha Kudus, hanya imam Besar. Itu pun hanya satu kali dalam setahun. Tetapi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus diundang dan diajak masuk ke Tahta Kasih Karunia dengan penuh keberanian. Karena Tuhan Yesus ada di tahtanya, kita tidak akan lemah lagi. Kita kuat di dalam Kristus. Dia menyuplai kehidupanNya bagi kita.

Mari kita perhatikan batu-batu permata yang terdapat di dada (tapal dada) dan pundak Imam Besar. Di situ terdapat nama-nama suku Israel. Hal ini memberi pengertian bahwanama-nama Israel dibawa masuk ke dalam Ruang Maha Kudus (TahtaAllah), demikian pula nama-nama kita. Nama-nama tersebut ada di dada (hati) dan pundak (dipikul) Imam Besar menunujuk bahwa nama-nama suku Israel ada di hati Tuhan dan Tuhan memikul segala masalah orang Israel dipundakNya. Demikian pula nama-nama kita. Sungguh Luar biasa!

Tuhan Yesus Disebut Agung


Tuhan Yesus Agung karena Dia adalah Putera Allah (sifat ilahi) dan Putera Manusia (sifat insani). Dia dapat memmahami tentang Allah dan manusia. Dia adalah perantara yang sempurna. Diaturut merasakan (=sumpatheesai) apa yang kita rasakan, lebih dari sekedar empati. Ketika bangsa Israel dicobai, Imam Besar tidak dapat memberi pertolongan. Tetapi orang percaya, bisa datang kepada Tuhan Yesus, Imam Besar Agung kapan saja. Kalau kita menghampiri Tahta Kasih Karunia tidak ada persoalan yang tidak bisa di atasi.

Mari kita bersyukur bahwa kita memiliki Tuhan Yesus Kristus, Imam Besar Agung.

Tuhan Memberkati

Pdt. Dr. ISAK SURIA – Malang,

Senin, 09 Desember 2013

MURID YANG PEMBERANI

Menurut Saudara siapakah murid Tuhan Yesus yang paling pemberani? Wah, mungkin Saya akan mendapatkan banyak nama murid Tuhan Yesus yang Saudara anggap paling pemberani dan saya tahu Petrus tidak termasuk kategori ini, jika ingat penyangkalannya. Tetapi Saya akan segera saja memberitahukan murid Tuhan yang pemberani, paling tidak menurut saya! Dia adalah Yusuf dari Arimatea. Dia seorang murid Tuhan. Dia salah seorang dari majelis besar keagamaan Yahudi saat itu dan Yusuf adalah orang kaya (Matius 27:57 band. Markus 15:43). Mengapa demikian? Bayangkan di tengah situasi yang mencekam karena penangkapan dan penyaliban Tuhan Yesus, dimana semua murid ketakutan dan bersembunyi, justru Yusuf dari Arimatea ini meminta mayat Yesus dan menguburkannya dengan penghormatan yang layak untuk orang Yahudi. Sangat beresiko bukan? Nah, mari kita renungkan sejenak apakah kita murid Tuhan Yesus yang pemberani atau penakut? Mungkin Saudara protes dan mengatakan: “Saya pemberani kok!” Maksud Saya bukan sembarang “pemberani”, tetapi pemberani seperti yang diteladankan Yusuf dari Arimatea, mari kita perhatikan...

1. Berani Menyatakan Diri Sebagai Pengikut Tuhan Yesus Kristus
(ayat 57-59).

Pada mulanya Yusuf Arimatea adalah seorang penakut. Dia menjadi murid Tuhan Yesus yang sembunyi-sembunyi seperti halnya Nikodemus ( nampaknya demikian - lihat Yohanes 19:38). Tetapi justru pada saat yang penuh resiko, Yusuf menyatakan dirinya sebagai murid Tuhan Yesus! Bisa saja ia dituduh komplotan dari Tuhan dan ikut-ikutan di tangkap, di-PHK dari tugasnya bahkan bisa saja ikut dihukum mati (Markus 15:43). Namun Yusuf menyatakan dirinya secara jelas dengan meminta mayat Tuhan Yesus dan menguburkan sesuai dengan cara penguburan orang Yahudi yang terhormat. Bagaimana dengan Saudara? Saya ingin mengajak Saudara merenungkan dua hal. Pertama, sudah seharusnya kita berani mengakui bahwa kita pengikut Tuhan Yesus. Bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Tuhan mengingatkan bahwa Dia akan mengakui siapa yang mengakui diriNya di depan manusia, tetapi yang menangkal akan disangkalNya di depan BapaNya (Matius 10:32-33). Ini hal yang serius, jangan malu menjadi murid Tuhan Yesus! Kedua, Jangan malu bersaksi tentang Kristus, Tuhan kita (Matius 28:19-20 band. 2 Timotius 1:7-8). Tuhan memberikan Roh yang memberikan kasih, kekuatan dan ketertiban. Jangan malu memberitakan InjilNya!

2. Berani Hidup Benar Sebagai Murid Tuhan

Yesus! (ayat 58-60).

Apa yang dilakukan Yusuf adalah benar! Seperti saat ia menolak keputusan majelis agama saat itu untuk menyalibkan Tuhan Yesus! (Lukas 23:51). Yusuf dari arimatea berani hidup benar sebagai murid Kristus. Bukan hanya itu, dia memang terkenal sebagai “orang yang baik dan benar” (Lukas 23:50-51). Tidak banyak anak-anak Tuhan yang benar-benar berani hidup benar dan kudus sebagai murid Tuhan Yesus. Memang sukar mati bagi Kristus, namun jauh lebih sukar hidup bagi Kristus! Hidup dalam kebenaran, kekudusan dan ketaatan kepada firman Guru, Tuhan dan Allah kita, Yesus Kristus adalah tidak mudah di tengah dunia yang penuh godaan seperti ini. Beranikah kita hidup dengan berbeda dengan dunia ini? Berani tidak korupsi, berani tidak menipu, berani tidak berjudi, berani tidak mabuk-mabukan, tidak selingkuh dan dosa-dosa lainnya?

Senin, 02 Desember 2013

MEMPERTANYAKAN KASIH TUHAN

MALEAKHI 1:2-5


Apakah Saudara pernah menyatakan rasa cinta kepada pasangan Saudara? Belum? Cobalah! Lihatlah ayat 1 ini: “Aku mengasihi kamu”, Firman Tuhan... Tuhan memberikan teladan kepada kita untuk menyatakan cinta kasih kepada orang-orang yang kita kasihi. Suami, isteri, orang tua, atau kepada anak-anak kita! Namun bisakah Saudara membayangkan apabila pernyataan cinta kita diragukan dan dipertanyakan oleh orang yang kita kasihi?Demikianlah dalam Maleakhi 1:2 ini, Tuhan menyatakan kasihNya kepada umat Yehuda, tetapi mereka mempertanyakan kasih Tuhan. “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” (ayat 2). Mereka meragukan kasih Tuhan, tidak percaya bahwa Tuhan mengasihi mereka. Nah, bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara bertanya dalam hati: “Apakah Engkau mengasihi aku, Tuhan?” Apa yang membuat bangsa Yehuda saat itu mempertanyakan kasih Tuhan?Alasan umat Yehuda seringkali juga alasan kita untuk mempertanyakan dan meragukan kasih Tuhan kepada kita.

1. “Salah” Melihat Masa Lalu!

Kitab Maleakhi ditulis antara tahun 450-400 SM, sesudah umat Yehuda ‘dipulangkan’ kembali dari pembuangan Babel!Jadi dapat kita bayangkan kondisi bangsa itu. Mereka adalah orang-orang yang mengalami pembuangan, dijajah, teraniayadan terluka dipembuangan selama 70 tahun di Babel. Lalu tiba-tiba Tuhan berfirman melalui Maleakhi bahwa Dia amat mengasihi mereka! Tidak mengherankan bahwa mereka segera bertanya: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami, kami terbuang, kami dianiaya dan terluka, lalu Engkau berkata mengasihi kami?” Bukankah di antara Saudara juga ada yang berpikir demikian? Melihat masa lalu kita; kegagalan, pergumulan hebat, ketertolakan dan luka-luka hati yang pernah kita alami dan kita akan segera bertanya: “Dimanakah Engkau saat itu, Tuhan? Mana kasihMu?”. Baiklah, Saya ingin kita kembali pada umat Yehuda yang tersisa (kaum remnant). Ada dua hal yang perlu kitarenungkan di sini. Pertama, umat Yehuda harusnya sadar pembuangan terjadi karena dosa mereka. Cobalah jujur selidiki apakah kesulitan yang kita hadapi akibat dosa kita pada Tuhan atau karena Tuhan tidak mengasihi kita? Kedua, dibalik penderitaan selalu ada kasih Tuhan yang berlimpah-limpah. Perhatikan Alkitab, bagaimana Tuhan tidak pernah meninggalkan umat Yehuda di pembuangan. Dia mengutus nabi-nabi untuk mereka. Dia memberikan ‘orang-orang penting’ untuk meringakan kondisi umatNya, misalnya Ratu Ester dan Daniel. Masih banyak lagi penyataan kasih Tuhan bagi mereka. Jangan salah melihat masa lalu. Perhatikan dan hitung kasih Tuhan di masa lalu, Saudara akan terperangah dan berkata: “Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih!”

2. Terlalu Melihat Pergumulan “Hari ini”!

Ingat, kondisi umat Yehuda adalah baru saja kembali dari pembuangan. Mereka dalam pergumulan yang sangat berat; kemiskinan, usaha membangun negara yang hancur, kondisi politik dan keamanan yang pasti ‘berat’. Belum mereka lihat pemulihan yang Tuhan janjikan! Itu sebabnya mereka mempertanyakan kasih Tuhan kepada mereka. Bagaimana dengan Saudara? Mempertanyakan kasih Tuhan karena pergumulan berat yang Saudara tanggung hari ini? Doa dan harapan Saudara belum dijawab Tuhan? 

3. Melihat Keadaan Sekeliling


Tuhan segera membuktikan pernyataan kasihNya dengan menekankan pilihanNya atas Yakub (mewakili bangsa Israel) bukan Esau! (ayat 2-5). Mengapa ini disampaikan Tuhan? Karena umat Yehuda melihat kondisi Esau yang jahat, lebih baik dibandingkan mereka saat itu. Padahal Edom (Keturunan Esau) adalah bangsa yang tidak mengenal Tuhan dan jahat, tetapi kondisi mereka jauh lebih baik. Demikian juga kita, ketika melihat ke sekeliling, seringkali kita jadi mempertanyakan kasih Tuhan. Terlebih, jika kita melihat orang yang jahat dan fasik begitu kaya, berhasil dan bahagia! (Band. Mazmur 37 dan 73). Kita terjebak dengan iri hati dan lebih celaka lagi, kita seringkali iri kepada mereka yang berhasil dan sukses karena ketidakjujuran dan kejahatan.


Melihat Bukti Kasih TUHAN


Nah, bagaimana memiliki hati yang terus dapat merasakan kasih Tuhan yang amat besar itu? Jangan melihat masa lalu dengan cara yang salah, jangan hanya melihat pergumulan hari ini, juga jangan hanya melihat dan membandingkan diri kita dengan kondisi orang lain yang “lebih”, namun lihatlah bukti kasih Tuhan kita, Yesus! Paulus menyadari bahwa bukti kasih Tuhan adalah Dia telah menyerahkan diriNya baginya (Galatia 2:10). Bukan saja bagi Paulus tapi bagi kita. Tuhan Yesus berkata: “AKU mengasihi kamu” lalu mati bagi kita. Masih mempertanyakan kasih Tuhan?