Rabu, 28 Desember 2011

Kisah Hidup Simon Petrus dalam Injil

Lukisan Francesco del Cossa
Simon Petrus adalah salah satu dari 12 rasul Yesus, Nama aslinya Simon.  Petrus atau Kefas  ("Kefas" [bahasa Aram] = 'batu' atau “batu karang”, bahasa Yunani maskulin: "Petros", feminim: "Petra") adalah nama yang diberikan Yesus  kepadanya (Mrk 3:16; Luk 6:14; Yoh 1:42). Ia adalah seorang nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Mat 16:18, Yoh 21:15-16) dan dipandang demikian pula oleh Rasul lainnya  (Yoh 21:3).

Latar Belakang
Menurut Injil Yohanes Petrus lahir di Betsaida, Galilea (Yoh 1:44). Ayahnya bernama Yohanes (Yoh 1:42)/Yunus (Mat 16:17). Petrus & Andreas bekerja sebagai penjala ikan (Mat 4:18). Dari kesaksian Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat 8:14-17; Mrk 1:29-34; Luk 4:38-41) diketahuilah bahwa Petrus sudah menikah.

 

Panggilan Yesus
Petrus dan saudaranya, Andreas, adalah rasul-rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus (Yoh 1:35-42). Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus menghampiri dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, & kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat 4:19). Versi Injil Yohanes menceritakan bahwa Andreas, yang sebelumnya adalah murid Yohanes, dialah yang pertama kali bertemu Yesus & membawa Simon, saudaranya, kepada Yesus (Yoh 1:35-42) .

Tiga Besar
Petrus & dua rasul bersaudara anak-anak Zebededus, yakni Yakobus & Yohanes, adalah tiga rasul yang  secara khusus seringkali disertakan atau diajak atau dibolehkan Yesus untuk mendampingi-Nya (mis. Mat 17:1; 26:37; Mrk 9:14; Luk 9:28). Dengan jelas Injil Markus & Lukas menuliskan bahwa Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta dengan-Nya saat Ia hendak membangkitkan anak Yairus, seorang kepala rumah ibadat,  kecuali ketiga rasul ini beserta ayah & ibu anak itu (Mrk 5:37; Luk 8:51).


Sesekali Petrus menahan dirinya dari bertanya atau berkomentar. Mungkin Petrus sendiri menyadari bahwa dari antara para rasul ia saja yang selalu banyak berkomentar atau bertanya. Namun Petrus tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin tahu. Ketika Yesus bicara tentang murid yang akan mengkhianati-Nya, kali itu Petrus memilih tidak bertanya langsung kepada Yesus melainkan meminta Yohanes untuk menanyakan pertanyaannya tentang siapa murid yang dimaksudkan oleh Yesus itu (Yoh 13:24). Di lain pihak, karena Petrus suka bertanya maka Yesus juga menantang Petrus untuk memberikan pendapatnya (Mat 17:25-26) atau mengajukan pertanyaan yang tidak diduga oleh Petrus (Yoh 21:15-17).


Penuh Semangat, Cepat Mengaku, Cepat Mengikari
Ketika Yesus menanyakan tentang siapakah Yesus dalam pandangan murid-murid-Nya, Petrus langsung menjawab bahwa Yesus adalah Mesias (Mat 16:16;Mrk 8:29;Luk 9:20). Saat Yesus mengatakan bahwa jalan salib yang akan ditempuh Yesus  akan menggoncangkan iman murid-murid-Nya, Petrus dengan penuh semangat mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi pada dirinya, imannya tidak akan pernah goncang (Mat 26:33; Mrk 14:29). Yesus memperingatkan Petrus akan pernyataannya yang menggebu-gebu ini, bahwa Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Petrus menyanggah hal itu dengan berkata bahwa ia tidak akan menyangkali Yesus meski nyawanya menjadi taruhannya (Mat 26:35;Mrk 14:31). Petrus menyatakan siap dipenjara & mati bersama-sama Yesus (Luk 22:33). Tetapi juga, saat Yesus masih sedang diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi & status Petrus sebagai salah seorang murid Yesus dipertanyakan, Petrus segera menyangkali hal itu bahkan ia mengutuk & bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus (Mat 26:69-75; Mrk 14:66-72; Luk 22:56-62; Yoh 18:15-18, 25-27).

Satu-satunya Rasul yang Pernah Menegor Yesus
Ketika Yesus sedang bicara perihal diri-Nya sebagai Anak Manusia yang akan menanggung penderitaan, Petrus menegor Yesus rupanya dengan maksud bahwa Yesus tidak boleh bicara seperti itu karena Petrus berharap penderitaan Yesus itu akan dijauhkan Allah Bapa dari-Nya. Maka marahlah Yesus kepada Petrus sebab penderitaan jalan salib yang harus ditanggung Yesus adalah kehendak Bapa bagi keselamatan dunia (Mat 16:21-23; Mrk 8:31-33).

Suka Berkomentar & Bertanya
Petrus paling tanggap terhadap apa yang disampaikan atau ditanyakan Yesus dan apa yang didengar & dilihatnya. Petrus langsung mengomentari pertanyaan Yesus tentang siapa yang menjamah Dia dari antara kerumunan orang banyak (Luk 5:8). Petrus berkomentar tentang pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Yesus (Mrk 11:21), tentang pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus (Yoh 13:6,8-9), meminta Yesus menjelaskan arti perumpamaan-Nya (Mat 15:15),  menanyakan hal pengampunan, & hal-hal lainnya (Mrk 13:3 Luk 12:41; Yoh 6:68; 13:36,37; Mat 17:4: Mrk 9:5; Luk 9:33). Petrus juga tanpa sungkan mengatakan kepada Yesus bahwa ia dan rasul lainnya sudah meninggalkan segala sesuatu guna mengikut Yesus & oleh karena itu Petrus menanyakan apa upah yang akan mereka peroleh dari pengorbanan mereka itu (Mat  19:27; Mrk 10:28; Luk 18:28).

Mendapat Kepercayaan Yesus
Petrus & Yohanes tampaknya mendapat kepercayaan Yesus untuk mengerjakan hal-hal yang penting bagi-Nya. Petrus & Yohanes diberi tanggung jawab oleh Yesus untuk mempersiapkan Perjamuan Malam terakhir Yesus & murid-murid-Nya (Luk 22:8). Nama Petrus juga disebutkan secara khusus oleh Malaikat Tuhan sebagai seorang di antara murid-murid Yesus yang harus segera diberitahukan perihal kebangkitan Yesus (Mrk 16:7). Petrus juga mendapat kepercayaan Yesus sesuai dengan arti namanya “batu” atau “batu karang” bahwa dengan kerja kerasulan Petrus Yesus akan mendirikan gereja-Nya setegar batu karang (Luk 16:18). Tugas pengembalaan ini ditegaskan kembali oleh Yesus di masa perjumpaan-Nya dengan murid-murid-Nya sesudah kebangkitan-Nya (Yoh21:15-17).

Tindakan Heroik
Rupanya bila Petrus berada jauh dari Yesus, Petrus bisa saja menyangkal Yesus, tetapi bila Petrus berada tidak jauh dari Yesus, Petrus tampil sebagai pribadi pemberani yang mau melakukan apapun bagi Yesus, sekalipun tindakannya itu justru ditentang oleh Yesus. Tindakannya menebas telinga Malkhus, hamba Imam Besar, yang datang hendak menangkap Yesus di taman Getsemani mendapat kecaman dari Yesus (Mat 26:51-54; Mrk 14:47; Luk 22:5-51; Yoh 18:10-11).

Menyadari Kesalahan
Selain memiliki karakter emosional yang keras, Petrus juga memiliki   emosional keinsafan yang tinggi. Ketika Yesus berkata kepadanya untuk menebarkan jalanya di tempat yang lebih dalam agar mendapatkan ikan, Petrus dengan jujur mengatakan kepada Yesus bahwa ia mengikuti arahan Yesus itu hanya karena Yesus yang menyuruhnya, tetapi Petrus meragukan hasilnya  sebab ia & nelayan lainnya telah sepanjang malam mengusahakan hal itu namun mereka tidak mendapatkan seekor ikan pun. Tetapi kenyataan membuktikan kebenaran perkataan Yesus. Mereka mendapatkan ikan dalam jumlah yang besar. Jala mereka terkoyak, perahu-perahu mereka nyaris tenggelam karena sarat dengan ikan. Menyadari bahwa ia sempat meragukan perkataan Yesus, maka Petrus tersungkur di hadapan Yesus  & mengakui kesalahannya (Luk 5:4-8). Rasa yang sama pun menyelimuti hati Petrus tatkala kebenaran perkataan Yesus akan penyangkalannya terbukti. Saat ayam berkokok, dari dalam ruangan sidang Yesus berpaling memandang Petrus. Luruh hati Petrus menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Petrus meninggalkan tempatnya, keluar & menangis dengan sedihnya(Mat 26:75; Mrk 14:72; Luk 22:61).

Berjalan di atas Air
Satu-satunya rasul Yesus yang sulit ditebak, itulah Petrus. Bicaranya spontan, tindakannya pun tidak kalah mengejutkan. Turun dari perahu yang mengapung di tengah danau,  Petrus meniru Yesus berjalan di atas air. Walau akhirnya ia mulai tenggelam, Petrus telah membagikan pelajaran iman yang berharga bagi banyak orang yang percaya (Mat 14:28-31).

Petrus  yang Dibaharui
Tanpa disadari oleh Petrus sendiri, dalam pemanggilan Petrus menjadi rasul-Nya & dalam kebersamaan Petrus dengan Yesus, Yesus membentuk Petrus menjadi pribadi yang diubahkan oleh-Nya. Dari orang yang cepat, mengaku, cepat menyangkal,  cepat bertindak, & lain sebagainya yang dapat saja mengesankan adanya kelemahan selain kekuatan pada dirinya, Petrus menjadi pribadi yang kokoh dalam imannya kepada Yesus.  Petrus menjadi rasul besar yang gigih berjuang menyebarkan & mempertahankan kemurnian Injil Kristus, dipenjara bahkan mati dengan cara yang sama dengan Yesus, yakni disalibkan. Menurut tradisi, penyaliban Petrus dilakukan dengan salib terbalik di Roma saat pemerintahan Nero (kr 64 M). Petrus menolak disalibkan dengan kepala di atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus.  Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan. Gereja Roma Katolik mencatat Rasul Petrus atau Santo Petrus sebagai Paus pertama mulai kurang lebih tahun 30 sM s/d akhir hidupnya