Yang penting tentang Natal bukanlah tanggalnya karena Kristus tidak
lahir di tanggal 25 Desember. Tidak ada orang yang tahu kapan Kristus
dilahirkan. Anehnya, Kitab Suci tidak memberitahu kita hal yang menurut kita
sangat penting ini.
Gereja mula-mula tidak pernah merayakan ulang
tahun Kristus. Catatan pertama tentang perayaan untuk mengenang kelahiran Yesus
adalah pada satu abad setelah kematiannya dan itu pun tidak mencantumkan
tanggalnya. Gereja Ortodoks Timur percaya Kristus dilahirkan pada 6 Januari dan
Gereja Armenia merayakan pada tanggal 19 Januari.
Seorang sarjana Alkitab, Frank R. Klassen,
menyakini bahwa Kristus dilahirkan pada tanggal 1 April. Teorinya adalah ini
menjelaskan asal usul April Mop (April Fools) karena barangsiapa yang
memperingati tanggal kelahiran Yesus disebut sebagai orang-orang bodoh
(fools).
Sejarah memberitahu kita bahwa Kaisar
Konstatinlah menetapkan tanggal 25 Desember sebagai ulang tahun Kristus di tahun
336 M. Dan hal ini pun dilakukannya karena tekanan politik. Tanggal itu
merupakan perayaan Saturn, ulang tahun bagi dewa Matahari. Perayaan tahunan
orang kafir ini selalunya berlangsung selama dua minggu yang melibatkan pesta,
persembahan musik, juga saling menukar kado dan libur panjang dari pekerjaan.
Kaisar Konstatin yang merupakan Kaisar Kristen yang pertama memilih tanggal 25
Desember dan menggantinya sebagai hari di mana orang banyak bisa menghormati
Kristus, Terang dunia dan bukannya ilah-ilah orang kafir yaitu Saturn dan
Matahari.
Jadi jelaslah bahwa yang penting tentang Natal
bukanlah tanggalnya. Kalau demikian, apa yang membuat Natal spesial dan tetap
dirayakan oleh orang Kristen di seluruh dunia sekalipun mereka tahu bahwa
tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus?
Bagi kebanyakan orang, Natal itu lebih dari
hanya tradisi, materialisme atau alasan untuk berpesta pora. Natal adalah
tentang suatu pribadi, yaitu Yesus Kristus. Dan Natal adalah waktu untuk
meninggikan dia dan memperingati apa yang telah Yesus Kristus dan Allah Bapa
lakukan buat umat manusia.
Natal seharusnya suatu kesempatan bagi kita
untuk memperingati semangat dari kehidupan Yesus. Biarlah kita perpegang pada
semangat yang ada pada Paulus, "Siapa yang berpegang pada suatu hari tertentu,
ia melakukannya untuk Tuhan." (Roma 14.6)
Jadi jika kita merayakan Natal, kita harusnya
merayakannya di dalam cara yang memuliakan Tuhan. Tempatkan Allah dan
Kristus-Nya di tempat yang utama, ditinggikan, dimuliakan dan dibesarkan di
dalam kehidupan, bukan saja pada hari Natal tapi pada setiap hari.
Kado Natal yang paling besar adalah Kristus, "Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan dia Yesus, karena
dialah yang akan menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka."(Mat 1.21).
Kristus adalah karunia yang tak terkatakan seperti yang dikatakan Paulus di 2
Kor. 9.15, "Syukur kepada Allah karena karuniaNya yang terkatakan itu!" Kristus
adalah karunia dari Allah yang tak terkatakan buat umat manusia.
Pada hari Natal kita memperingati bahwa Allah
mengutus anak-Nya untuk menjadi Juruselamat dunia (1 Yoh. 4.14).
Di hari kelahiran Yesus kita memperingati bahwa,
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan (Lord), di kota
Daud. Kristus adalah satu-satunya Penyelamat! Tidak ada keselamatan di dalam
siapa pun juga selain di dalam Kristus, sebab di bawah kolong langit ini tidak
ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan." Pada hari Natal, kita memperingati bahwa kita diselamatkan di
dalam nama Yesus.
Upah dosa adalah maut, tapi karunia Allah adalah
hidup kekal lewat Yesus Kristus, Tuhan kita (Roma 6.23). Pengampunan bagi
dosa-dosa kita dan hidup baru yang berkelimpahan, itulah tujuan kelahiran, hidup
dan kematian Yesus dan itulah yang menjadikan Natal penting.