Senin, 09 Desember 2013

MURID YANG PEMBERANI

Menurut Saudara siapakah murid Tuhan Yesus yang paling pemberani? Wah, mungkin Saya akan mendapatkan banyak nama murid Tuhan Yesus yang Saudara anggap paling pemberani dan saya tahu Petrus tidak termasuk kategori ini, jika ingat penyangkalannya. Tetapi Saya akan segera saja memberitahukan murid Tuhan yang pemberani, paling tidak menurut saya! Dia adalah Yusuf dari Arimatea. Dia seorang murid Tuhan. Dia salah seorang dari majelis besar keagamaan Yahudi saat itu dan Yusuf adalah orang kaya (Matius 27:57 band. Markus 15:43). Mengapa demikian? Bayangkan di tengah situasi yang mencekam karena penangkapan dan penyaliban Tuhan Yesus, dimana semua murid ketakutan dan bersembunyi, justru Yusuf dari Arimatea ini meminta mayat Yesus dan menguburkannya dengan penghormatan yang layak untuk orang Yahudi. Sangat beresiko bukan? Nah, mari kita renungkan sejenak apakah kita murid Tuhan Yesus yang pemberani atau penakut? Mungkin Saudara protes dan mengatakan: “Saya pemberani kok!” Maksud Saya bukan sembarang “pemberani”, tetapi pemberani seperti yang diteladankan Yusuf dari Arimatea, mari kita perhatikan...

1. Berani Menyatakan Diri Sebagai Pengikut Tuhan Yesus Kristus
(ayat 57-59).

Pada mulanya Yusuf Arimatea adalah seorang penakut. Dia menjadi murid Tuhan Yesus yang sembunyi-sembunyi seperti halnya Nikodemus ( nampaknya demikian - lihat Yohanes 19:38). Tetapi justru pada saat yang penuh resiko, Yusuf menyatakan dirinya sebagai murid Tuhan Yesus! Bisa saja ia dituduh komplotan dari Tuhan dan ikut-ikutan di tangkap, di-PHK dari tugasnya bahkan bisa saja ikut dihukum mati (Markus 15:43). Namun Yusuf menyatakan dirinya secara jelas dengan meminta mayat Tuhan Yesus dan menguburkan sesuai dengan cara penguburan orang Yahudi yang terhormat. Bagaimana dengan Saudara? Saya ingin mengajak Saudara merenungkan dua hal. Pertama, sudah seharusnya kita berani mengakui bahwa kita pengikut Tuhan Yesus. Bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Tuhan mengingatkan bahwa Dia akan mengakui siapa yang mengakui diriNya di depan manusia, tetapi yang menangkal akan disangkalNya di depan BapaNya (Matius 10:32-33). Ini hal yang serius, jangan malu menjadi murid Tuhan Yesus! Kedua, Jangan malu bersaksi tentang Kristus, Tuhan kita (Matius 28:19-20 band. 2 Timotius 1:7-8). Tuhan memberikan Roh yang memberikan kasih, kekuatan dan ketertiban. Jangan malu memberitakan InjilNya!

2. Berani Hidup Benar Sebagai Murid Tuhan

Yesus! (ayat 58-60).

Apa yang dilakukan Yusuf adalah benar! Seperti saat ia menolak keputusan majelis agama saat itu untuk menyalibkan Tuhan Yesus! (Lukas 23:51). Yusuf dari arimatea berani hidup benar sebagai murid Kristus. Bukan hanya itu, dia memang terkenal sebagai “orang yang baik dan benar” (Lukas 23:50-51). Tidak banyak anak-anak Tuhan yang benar-benar berani hidup benar dan kudus sebagai murid Tuhan Yesus. Memang sukar mati bagi Kristus, namun jauh lebih sukar hidup bagi Kristus! Hidup dalam kebenaran, kekudusan dan ketaatan kepada firman Guru, Tuhan dan Allah kita, Yesus Kristus adalah tidak mudah di tengah dunia yang penuh godaan seperti ini. Beranikah kita hidup dengan berbeda dengan dunia ini? Berani tidak korupsi, berani tidak menipu, berani tidak berjudi, berani tidak mabuk-mabukan, tidak selingkuh dan dosa-dosa lainnya?


 3. Berani Berkorban Untuk Tuhan Yesus

(ayat 59-60).

Yusuf Arimetea seorang murid yang berani berkorban. Lihat saja, ia bukan saja mengafani mayat tuhan Yesus dengan kain lenan, namun itu kain lenan baru! Markus menjelaskan bahwa Yusuf kain lenan itu dibeli oleh Yusuf Arimatea (Markus 15:46). Dan kuburan yang digunakannya untuk menguburkan Tuhan Yesus adalah kuburan miliknya yang baru saja digali (Matius 27:60). Yusuf tidak ragu-ragu untuk mempersembahkan hartanya bagi Kristus. Masih harus saya tambahkan lagi dengan hati yang penuh, yaitu Yusuf berani kedudukannya, penghasilannya, ‘masa depannya’ bahkan seluruh hidupnya! Ingat, apa yang dilakukannya sangat beresiko mengingat dakwaan yang menyebabkan Tuhan Yesus dihukum mati bahkan posisinya yang sebagai anggota majelis besar yang jelas-jelas memusuhi dan menyalibkan Tuhan Yesus. Bagaimana? Apakah kita adalah murid yang berani berkorban? Apakah kita berani memberikan waktu dan diri kita untuk melayani Tuhan Yesus? malas dan enggan melayani atau karena masalah seringkali menjadi penyabab kita tidak mau berkorban bagi Kristus. Apakah kita berani mempersembahkan harta kita bagi Kristus? Jangankan korban, persepuluhan yang adalah milik Allah saja sering kita tidak kembalikan. Mari kita menjadi murid yang berani berkorban.


Baiklah Saya akan menutup dengan sebuah kenyataan yang sangat penting. Saat Yusuf menjadi seorang murid yang pemberani, sangat mungkin Yusuf tidak tahu bahwa kematian Tuhan Yesus adalah kematian yang menyelamatkan jiwanya! Karena baru sesudah Tuhan bangkit dan naik ke sorga, oleh Kristus dan Roh Kudus ‘rahasia’ keselamatan itu dibukakan dan dianugerahkan! Namun berbeda dengan saya dan Saudara. Kita tahu persis bahwa Kristus tersalib dan mati bagi kita. Oleh kematianNya kita, yang percaya,beroleh hidup kekal! Itu sebabnya sudah seharusnya kita menjadi murid yang pemberani karena kita tahu dan merasakan kasihNya. Karena kita tahu Tuhan Yesus lebih dahulu berani berkorban bagi kita. Jadilah murid-murid Tuhan Yesus yang pemberani!