Apa sesungguhnya yang menjadi akar penyebab konflik Israel-Palestina ini? Dunia Internasional telah percaya bahwa akar konflik ini adalah masalah pendudukan tanah Palestina oleh Israel – sebagaimana para politikus Palestina dan politikus Muslim bicara kepada dunia internasional. Barat karenanya giat membuat program-program perdamaian ”Tanah untuk Damai” (Land for peace), atau “Peta Jalan” (Road Map) dengan pemikiran: “dengan kembalinya Tanah Jalur Gaza kepada orang Palestina maka akan tercipta Damai di tanah Kanaan ini.”
Sejak pemerintah Israel (Agustus 2005) mengembalikan Jalur Gaza kepada orang Palestina, Pemerintah Israel mencatat ada 3484 roket telah diluncurkan oleh organisasi Islam Hamas dari Jalur Gaza ke pemukiman Israel. Tahun 2008 saja ada 1571 roket. Ini yang membuat Negara Israel kehilangan kesabarannya pada tgl 27 Desember 2008.
Dimana buah hubungan baik diplomatik pemerintah Israel dengan pemimpin Palestina (yang diakui PBB) Mahmud Abas selama tiga tahun sejak tahun 2005 tersebut, pernahkah presiden Abas ini melarang organisasi Hamas untuk berhenti meroketi permukiman penduduk Israel? Pemecahan “Tanah untuk Damai” dan jalur politik tidak memberi efek positif yang pasti. Apa sebabnya? Sebabnya ialah akar konflik Israel-Palestina adalah masalah AGAMA, ya agama Islam, tanah dan politik hanyalah masalah permukaan (jika tidak ingin dikatakan “alasan semata”).
Pernahkah kita bertanya kepada orang Palestina pertanyaan ini: “Apakah orang-orang Palestina sungguh-sungguh ingin hidup damai dan harmony dengan orang-orang Yahudi sebagai tetangga?
Mark A. Gabriel, dalam bukunya “The Unfinished Battle ISLAM and the Jews,” menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: “Ingat bahwa mayoritas orang Palestina adalah Muslim Arab, yang berarti mereka dikuasai oleh apa yang Alkuran dan Islam ajar mereka. Mereka adalah:
percaya bahwa tanah (Palestina) milik Islampercaya bahwa mesjid suci di Yerusalem harus dijaga murni
Kamu akan lihat hasil yang pasti dari kepercayaan-kepercayaan ini:
Tidak ada negosiasi damai yang (bisa) diterima
Israel sebagai sebuah negara harus dihancurkan
Beliau merefer perkataan ini kepada situs pemerintah Israel (www.israel.mfa.gov.il) yang memuat pernyataan sikap resmi Hamas terhadap Israel.
Pernyataan keras pemimpin negara Muslim atas Israel:
Gamal Abdel Nasser, presiden Mesir, ”Kita akan memerangi Israel dan satunya yang berdiri di belakang Israel (merefer kepada USA)” dan ”Kita akan lempar Israel kedalam laut.
Mahmoud Ahmadinejad, presiden Iran, ”Israel haruslah di hapus dari peta.” Iran adalah negara Islam yang besar yang dikenal sebagai pendukung moral dan keuangan Hizbollah (di Libanon) dan Hamas (di Jalur Gaza).
Berikut ini peristiwa perlawanan terhadap eksistensi negara Israel:
1917 orang-orang Israel mulai balik ketanah mereka dan menyatakan merdeka tahun 1948
Beberapa negara-negara Muslim bergabung untuk menggagalkan lahirnya Israel namun mereka gagal; tahun 1948, 56, 67 dan 73
1978 Presiden Mesir membuat damai dengan Israel, negara-negara Muslim menolak
Sejak negara Israel lahir kembali 1948, lahir kelompok-kelompok perlawanan yang berasaskan Islam untuk memerangi Israel
Prof. M. A. Gabriel ini juga menambahkan bahwa setiap usaha damai yang dilakukan oleh para pemimpin Muslim (liberal) kepada pemerintah Israel, di mata orang Muslim semua itu merupakah penghinaan atas ajaran Islam. Presiden Anwar Sadat dibunuh oleh kelompok radikal Islam di negaranya sendiri
Mengapa para fundamental Muslim tidak mau berdamai dengai Israel? Profesor sejarah Islam ini mengatakan bahwa mereka meneruskan harta warisan Muhammad, nabi mereka: membenci orang Yahudi.
Ketika Muhammad melarikan diri ke Medinah dari rencana pembunuhan terhadap dirinya dari orang-orang di Mecca ia dan pengikutnya (yang saat itu masih kecil jumlahnya) disambut baik oleh orang-orang Yahudi di Medinah. Beliaupun menyambut persahabatan mereka – lihat Surah 2:47, 62; 5:20,44, 66. Muhammad mengakui bahwa orang Yahudi dan Kristen menerima kitab-kitab mereka dari Elohim. Ketika masa bulan madu selesai, orang bilang “madunya habis yang tinggal hanyalah bulan di langit”, karena mereka menolok kenabian Muhammad sebagai nabi YAHWEH. Dari sinilah awal kebencian Muhammad kepada orang Yahudi. Ia menarik perkataan-perkataannya yang manis terhadap mereka – lihat Surah 2:65, 75, 91; 5:60, 70-71, 78.
Kedua peristiwa ini sering dikenal sebagai dua tahapan pewahyuan Muhammad – pewahyuan di Mecca (sebelum pindah ke Medinah) termasuk pewahyuan pertama. Sebagian Muslim percaya bahwa pewahyuan pertama dianggap tidak berlaku lagi sejak keluarnya pewahyuan yang kedua. Hal ini yang membuat perselisihan diantara Muslim fundamental dengan Muslim moderat, dan membuat dunia internasional tidak mengerti pergumulan dan kesusahan batin orang Muslim.
”Inti masalahnya adalah bukan sebuah masalah tanah bagaimanapun. Itu adalah subuah masalah menghapus keluar negara Israel …. jika kita melihat dari 1980 ke 2003, … 224 bom bunuh diri dari 300 peristiwa di negara-negara Islam tidak ada hubungannya dengan penguasaan tanah bagaimanapun,” kata Walid Shoebat bekas aktifis PLO.
Jadi terlihat bahwa akar dari konflik Israel-Palestina bukanlah sebidang tanah atau politik. Anda sekarang mengerti bahwa seberapapun banyaknya Israel memberikan tanahnya kepada pemimpin Muslim Palestina, para pengikut nabi Muhammad tidak akan pernah puas.
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yahshua, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yahshua kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah YAHWEH, Elohimmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yahshua kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yahshua: “Dan siapakah sesamaku manusia?” (Luk 10:25-29)
Andaikan setiap orang mengerti perumpamaan Yahshua pada Injil Lukas 10:30-36 dan melakukannya, o …betapa indahnya dunia ini!
Catatan:
Mark Gabriel adalah bekas profesor sejarah Islam pada Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir dan beliau juga seorang profesor Kekristenan pada Universitas Kristen Florida di Orlando, USA
Walid Shoebat ialah seorang bekas anggota PLO yang telah menjadi Kristen. Ia pendiri Walid Shoebat Foundation suatu organisasi yang menyerukan keadilan untuk Israel dan orang-orang Yahudi.
Referensi:
Dr. Mark A. Gabriel, “The Unfinished Battle ISLAM and the Jews