Bahkan saya mempunya pengalaman di dalam gereja saya sendiri, ada seorang pendeta yang mengaku sebagai penginjil International, sudah keliling dunia untuk menginjil, ia bekerja sebagai staff badan dunia PBB yang berkecimpung dalam masalah penginjilan, dan mengaku memiliki surat bebas visa untuk masuk ke seluruh negara di dunia. Ternyata beberapa waktu lalu kebohongannya terbongkar, dan ia mengaku belum pernah menginjil di luar negeri dan akhirnya pendeta tersebut dikeluarkan dari gereja kami. Orang Kristen menipu karena mereka percaya, mereka iman, bahwa menipu adalah halal demi tegaknya agamaKristus di muka bumi. Jika Anda tidak percaya, simaklah dibawah ini.
Paulus berkata :
“Sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita. ” (Filipi 1:18 TB)
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7 TB)
Tahukah Anda?
Lagi-lagi Pendeta-pendeta Kristen Pagan Trinitarian mengedit Alkitab. Mereka telah merevisi kebobrokan Roma 3:7 dalam Alkitab update-an terbaru yang diberi nama Contemporary English Version (CEV). Pendeta Pagan Trinitarian telah merevisi “aku” (yaitu Paulus) menjadi “kamu” (yaitu orang lain). Perhatikan hasil revisi Roma 3:7 dibawah ini
“Since your lies bring great honor to God by showing how truthful he is, you may ask why God still says you are a sinner. ” (Rome 3:7 CEV Bible)
Kepada jemaat kota Korintian Yunani, Paulus berkata:
“But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile.” (2 Korintus 12:16 KJV)
“Saya tidak membebanimu: tetapi, dalam kelicikan, saya jerat kamu dengan tipu daya.” (2 Korintus 12:16 Terjemahan KJV)
Tahukah Anda?
Gereja telah mengedit 2 Korintus 12:16 dalam berbagai edisi Alkitab terbaru. Bible edisi CEV, BIS, dan ESV sudah merevisi ayat ini.
(ESV) But granting that I myself did not burden you, I was crafty, you say, and got the better of you by deceit.
(BIS) Nah, kalian setuju bahwa saya tidak pernah menyusahkan kalian. Namun ada yang berkata bahwa saya ini licik; bahwa saya mendapat keuntungan dari kalian karena tipu daya saya.
(CEV) You agree that I wasn’t a burden to you. Maybe that’s because I was trying to catch you off guard and trick you.
Paulus adalah orang merasa dirinya bebas, berdasarkan pernyataannya sendiri!
1 Korintus 9:19-21 KJV 19 For though I be free from all men, yet have I made myself servant unto all, that I might gain the more. 20 And unto the Jews I became as a Jew, that I might gain the Jews; to them that are under the law, as under the law, that I might gain them that are under the law; 21 To them that are without law, as without law, (being not without law to God, but under the law to Christ,) that I might gain them that are without law.
Terjemahan 1 Korintus 9:19-21 (Note: Saya melepaskan kalimat sisipan yang ditandai tanda kurung yang dilakukan oleh pendeta Kristen) 19 Karena Aku menjadi bebas dari semua orang, namun aku membuat diriku sendiri melayani semua, sehingga memungkinkan saya untuk mendapatkan lebih banyak lagi. 20. Dan kepada orang-orang Yahudi Aku menjadi seperti orang Yahudi, sehingga Aku memenangkan orang-orang Yahudi; kepada mereka yang mengikuti hukum, seperti yang mengikuti hukum, sehingga saya memenangkan mereka yang adalah mengikuti hukum; 21. Kepada mereka yang tanpa hukum, seperti tanpa hukum, sehingga saya memenangkan mereka yang tanpa hukum.
Tahukah Anda?
Perhatikan bahwa pendeta Kristen dalam KJV 1 Korintus 9:19-21 merasa perlu untuk memberi kalimat “being not without law to God, but under the law to Christ” dengan tanda kurung.
Dalam Bible revisi terbaru bahkan kalimat tsb dilepaskan tanda kurungnya!
(CEV) And when I am with people who are not ruled by the Law, I forget about the Law to win them. Of course, I never really forget about the law of God. In fact, I am ruled by the law of Christ.
(BIS) Terhadap orang bukan Yahudi, saya berlaku seperti seorang bukan Yahudi, yang hidup di luar hukum Musa. Saya lakukan itu supaya saya bisa menarik mereka menjadi pengikut Kristus. Tetapi itu tidak berarti bahwa saya tidak taat kepada perintah-perintah Allah; saya justru dikuasai oleh perintah-perintah Kristus.
Paulus mengakui diri sebagai orang bodoh dan ajaran-ajarannya merupakan ajaran bodoh!
“Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.” (2 Korintus 11:17 TB)
Berdasarkan pengakuannya sendiri, Paulus adalah seorang Farisi. Ia dilaporkan pernah berkata: “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi.” (Kisah Para Rasul 23:6 TB)
Yesus mengecam kaum Farisi: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik…” (Matius 23:13 TB)
Yohanes pun mengecam kaum Farisi : “…Hai kamu keturunan ular beludak…” (Matius 3:7 TB)
Jadi kesimpulannya adalah karena Paulus adalah orang Farisi, maka ia termasuk golongan hipokrit (munafik) dan ular beludak!
Bapak Gereja bernama Eusebius dari Caesarea dilaporkan pernah berkata:
“It is an act of virtue to deceive and lie, when by such means the interests of the church might be promoted” (source)
(Adalah satu perbuatan baik untuk berbohong dan berdusta, dengan begitu kepentingan- kepentingan gereja dipromosikan. )
Bapak Gereja bernama Jerome berkata:
“Great is the force of deceit! provided it is not excited by a treacherous intention” (source)
(Kebesaran adalah kekuatan penipuan! asal tidak ditimbulkan oleh satu maksud cedera).
Lloyd Graham mengatakan pandangannya mengenai bapak-bapak gereja :
“Adalah umum diketahui bahwasanya bapak-bapak gereja adalah penipu; Katholik mengakui hal itu. Berdasarkan Catholic Encyclopedia, “Pada semua bagian-bagian penipuan dan interpolasi ini sebagaimana kebodohan telah dibuat pada sebuah skala besar.” (Lloyd Graham, Deceptions and Myths of the Bible, hal.455–source)
So semuanya kembali kepada pembaca. Penulis sendiri berpendapat bahwa hal ini tidak baik untuk kelangsungan hidup Kristiani, karena suatu kebohongan akan ditutupi dengan kebohongan lain dan memberi dampak yang negatif untuk masa yang akan datang. Bukankah Tuhan kita pernah mengajar : Jika ya katakan Ya, jika tidak katakan Tidak.
Amin
“Sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita. ” (Filipi 1:18 TB)
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7 TB)
Tahukah Anda?
Lagi-lagi Pendeta-pendeta Kristen Pagan Trinitarian mengedit Alkitab. Mereka telah merevisi kebobrokan Roma 3:7 dalam Alkitab update-an terbaru yang diberi nama Contemporary English Version (CEV). Pendeta Pagan Trinitarian telah merevisi “aku” (yaitu Paulus) menjadi “kamu” (yaitu orang lain). Perhatikan hasil revisi Roma 3:7 dibawah ini
“Since your lies bring great honor to God by showing how truthful he is, you may ask why God still says you are a sinner. ” (Rome 3:7 CEV Bible)
Kepada jemaat kota Korintian Yunani, Paulus berkata:
“But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile.” (2 Korintus 12:16 KJV)
“Saya tidak membebanimu: tetapi, dalam kelicikan, saya jerat kamu dengan tipu daya.” (2 Korintus 12:16 Terjemahan KJV)
Tahukah Anda?
Gereja telah mengedit 2 Korintus 12:16 dalam berbagai edisi Alkitab terbaru. Bible edisi CEV, BIS, dan ESV sudah merevisi ayat ini.
(ESV) But granting that I myself did not burden you, I was crafty, you say, and got the better of you by deceit.
(BIS) Nah, kalian setuju bahwa saya tidak pernah menyusahkan kalian. Namun ada yang berkata bahwa saya ini licik; bahwa saya mendapat keuntungan dari kalian karena tipu daya saya.
(CEV) You agree that I wasn’t a burden to you. Maybe that’s because I was trying to catch you off guard and trick you.
Paulus adalah orang merasa dirinya bebas, berdasarkan pernyataannya sendiri!
1 Korintus 9:19-21 KJV 19 For though I be free from all men, yet have I made myself servant unto all, that I might gain the more. 20 And unto the Jews I became as a Jew, that I might gain the Jews; to them that are under the law, as under the law, that I might gain them that are under the law; 21 To them that are without law, as without law, (being not without law to God, but under the law to Christ,) that I might gain them that are without law.
Terjemahan 1 Korintus 9:19-21 (Note: Saya melepaskan kalimat sisipan yang ditandai tanda kurung yang dilakukan oleh pendeta Kristen) 19 Karena Aku menjadi bebas dari semua orang, namun aku membuat diriku sendiri melayani semua, sehingga memungkinkan saya untuk mendapatkan lebih banyak lagi. 20. Dan kepada orang-orang Yahudi Aku menjadi seperti orang Yahudi, sehingga Aku memenangkan orang-orang Yahudi; kepada mereka yang mengikuti hukum, seperti yang mengikuti hukum, sehingga saya memenangkan mereka yang adalah mengikuti hukum; 21. Kepada mereka yang tanpa hukum, seperti tanpa hukum, sehingga saya memenangkan mereka yang tanpa hukum.
Tahukah Anda?
Perhatikan bahwa pendeta Kristen dalam KJV 1 Korintus 9:19-21 merasa perlu untuk memberi kalimat “being not without law to God, but under the law to Christ” dengan tanda kurung.
Dalam Bible revisi terbaru bahkan kalimat tsb dilepaskan tanda kurungnya!
(CEV) And when I am with people who are not ruled by the Law, I forget about the Law to win them. Of course, I never really forget about the law of God. In fact, I am ruled by the law of Christ.
(BIS) Terhadap orang bukan Yahudi, saya berlaku seperti seorang bukan Yahudi, yang hidup di luar hukum Musa. Saya lakukan itu supaya saya bisa menarik mereka menjadi pengikut Kristus. Tetapi itu tidak berarti bahwa saya tidak taat kepada perintah-perintah Allah; saya justru dikuasai oleh perintah-perintah Kristus.
Paulus mengakui diri sebagai orang bodoh dan ajaran-ajarannya merupakan ajaran bodoh!
“Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.” (2 Korintus 11:17 TB)
Berdasarkan pengakuannya sendiri, Paulus adalah seorang Farisi. Ia dilaporkan pernah berkata: “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi.” (Kisah Para Rasul 23:6 TB)
Yesus mengecam kaum Farisi: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik…” (Matius 23:13 TB)
Yohanes pun mengecam kaum Farisi : “…Hai kamu keturunan ular beludak…” (Matius 3:7 TB)
Jadi kesimpulannya adalah karena Paulus adalah orang Farisi, maka ia termasuk golongan hipokrit (munafik) dan ular beludak!
Bapak Gereja bernama Eusebius dari Caesarea dilaporkan pernah berkata:
“It is an act of virtue to deceive and lie, when by such means the interests of the church might be promoted” (source)
(Adalah satu perbuatan baik untuk berbohong dan berdusta, dengan begitu kepentingan- kepentingan gereja dipromosikan. )
Bapak Gereja bernama Jerome berkata:
“Great is the force of deceit! provided it is not excited by a treacherous intention” (source)
(Kebesaran adalah kekuatan penipuan! asal tidak ditimbulkan oleh satu maksud cedera).
Lloyd Graham mengatakan pandangannya mengenai bapak-bapak gereja :
“Adalah umum diketahui bahwasanya bapak-bapak gereja adalah penipu; Katholik mengakui hal itu. Berdasarkan Catholic Encyclopedia, “Pada semua bagian-bagian penipuan dan interpolasi ini sebagaimana kebodohan telah dibuat pada sebuah skala besar.” (Lloyd Graham, Deceptions and Myths of the Bible, hal.455–source)
So semuanya kembali kepada pembaca. Penulis sendiri berpendapat bahwa hal ini tidak baik untuk kelangsungan hidup Kristiani, karena suatu kebohongan akan ditutupi dengan kebohongan lain dan memberi dampak yang negatif untuk masa yang akan datang. Bukankah Tuhan kita pernah mengajar : Jika ya katakan Ya, jika tidak katakan Tidak.
Amin