Blog ini dipersembahkan Untuk Tuhan Yesus. untuk menyebarkan kabar sukacita,dan menunjukan bukti nyata betapa baiknya Tuhan Yesus. Artikel-artikel yang diposting bertujuan membawa berkat dan pemahaman yang benar tentang kehidupan rohani pengikut Kristus. Akhir kata, bahwa penulis hanyalah Hamba dan Pelayan Tuhan. Jadi segala hormat, pujian dan kemuliaan hanya untuk Tuhan Kita Yesus Kristus sampai selama-lamanya. "Tuhan Yesus Memberkati"
Jumat, 08 Juli 2011
PEMAHAMAN HARI SABAT
INTRODUKSI
Dalam menghadapi berbagai angin pengajaran sesat, yg salah satunya muncul dengan 'isu Sabbat' maka perlu sedini mungkin kita segara mendeteksi dangan mengantisipasi agar tdk terjebak dalam pemahaman sempit dan subyektif sehingga menyebabkan umat Tuhan menjadi binggung serta mempengaruhi dan mengganggu iman / kerohanian. Adalah isu ttg sabat yg telah di munculkan oleh sekelompok org dengan dasar2 pemikiran Yudaisme, rasional dan menggunakan latar belakang sejarah yang menekankan kebaktian atau ibadah yg benar harus di lakukan pada hari sabtu, bukan pada hari minggu, Isu ini Logis tapi tdk Theologis! merka mendasri pemahaman sabat secara harfiah berdasarkan hukum sabat yg "telah dikeraskan" artinya sehingga KEHILANGAN MAKNA DAN INTI dari sabat itu sendiri. Kebiasaan / tradisi menghormati hari sabat telah jauh melampauimakna sabat, sehingga bermakna 'kultus metarialis' dan 'kultus kulturalis'
(Pendewaan meteri dan budaya) dan menyangkal esensi sabat yg telah di tetapkanoleh Tuhan, Yakni perhentian batinia, penygaran rohani, dan rest dalam makna kekekalan.
Tulisan ini bertujuhan memberikan kontribusi kepada kita para umat Tuhan agar dapat mencermati situasi dan kondisi akhir zaman dengan berbagai dampak negatif bagi umat Allah (gereja Tuhan). Para hamba Tuhan maupun org Kristen harus siap sedia memberikan pertanggungan jawab tentang pengharapan yg kita yakini ( 1Petrus 3:15 ) dan setia menjaga 'domba2 Tuhan' yg di percayakan Tuhan dari ancaman "serigala" ( Kisah 20:28_29 ).
I. PROBLEM TENTANG SABAT MASA KINI
Beberapa tahun terakhir ini masalah ttg 'hari sabat' munjuk kepermukaan dan menjadi pengajaran ekstrim yg meresakan umat Kristiani, krn menakankan bahwa ibadah atau kebaktian harus diadakan pada hari sabtu (hari ke-7), yakni hari sabat. Alasan mereka adalah hari sabat adalah ketetapan turun temurun yg tdk boleh di ubah pelaksanaannya, krn itu adalah fiman Allah sejak semula tertera pada Alkitab (Perjanjian Lama).
Berbagai masalah dan argumentasinya mengatakan sabat itu hari sabtu maka KEBAKTIAN / IBADAHHARUS DIADAKAN pada hari itu dan dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Orang2 Kristen moderan telah mengabaikan, mengubah hari berbakti pada hari sabtu menjadi hari minggu sehingga bertentangan dengan spuluh hukum Allah - Ul 4 :22-23
2. Yesus selalu menhormati hari sabat dan masuk ek rumah ibadah pada hari sabat. Itu berarti Ia turut dalam peribadatan selama 1700 kali selama 33 thn hidup di bumi.
3. Ada banyak bukti alkitabiah prihal "sabat", mulai dari kitab Kejadian ttg Allah berhenti pada hari ketujuh sehingga manusia pun harus berhenti bekerja pada hari itu sampai dalam Perjanjian Baru sekali pun perintah sabat tdk berubah.
4. Jika Alkitab (Allah dan Yesus) tdk pernah mengakui hari minggu sebagai hari berbakti / beribadat, siapakan yg telah merubah ketentuan Allah itu?
5. Biang keladi perubahan kebaktian dari hari sabtu ke hari minggu adalah Gereja Roma katolik pada abad ke - 4. Tepatnya pada tgl 7 maret tahun 321 Masehi, Undang-undang dari konstantin ditetapkan. Pertobatan Konstantin membawa arus kompromi kekafiran ke dlm gereja. Patung-patung penyembahan kepada "bunda Allah". Penyembahan kepada Allah yg mirip kaisar di legalkan. Orang Roma, menurut kaum sabatisme memang membeci kaum Yahudi. Dengan adanya ancaman hukum mati jika ada yg melanggar undang2 gereja Roma pada abad ke-7, maka ibadah di pindah pada hari minggu.
6. Gereja Katolik mengakui pengukuhan hari minggu sebagai 'hari Kudus' semata-mata adalah perbuatan mereka. Ke'paus'an sdh lama atas persetujuhan 'bapak-bapak suci', yakni Paus dan para Bishop manulis kembali "Sepuluh Hukam" dengan "Memperbaiki" hukum ke-4 yakni: Hari sabtu di ganti hari minggu (Band Dan 7:25; Mat 5:18). Tujuhannya agar 'kekeristenan' lebih menarik bagi org-org kafir. Padahal dalam PL terdapat 126 kali referensi ttg Sabat diabaikan.
7. Firman yg tersurat secara tegas memerintahkan pemeliharaan hari ke tujuh itu sabagai hari sabat. Sedabgkan kamu Protestanisme yg dikatakan memprotes kamu Katolik, karena alasan tdk alkitabiah ikut bersalah dan tdk konsisten memegang firman yg tertulis dan membiarkan Katolikisme mengubah ibadah hari sabtu (Sabat) ke hari Minggu.
8. Dengan dasar Mat 15:6,9 kaum "Sabatisme" menyatakan Yesus "pro" kepada tradisi Sabat. Catatan: Mereka tdk mencatat bahwa Yesus "menabrak " hukum Sabat mereka.
9. Mingguan "Catholic Miror" 23 sep 1983 menertbitkan pernyataan resmi dari kardinal Gibbons dan kepausan di Amerika bahwa pameran dagang dunia harus di hentikan pada hari minggu. Walaupun hal itu di protes oleh gereja Advent sedunia dengan mengatakan tidaklah tepat jika pemerintah Amerika Serikat mengatur prilaku masyarakat dikaitkan dengan masalah keagamaan. Akibatnya "Catholic Mirror" menurunkan artikel memperjelas bahwa "hari sabtu adalah hari Sabat Alkitab".
10. Bangsa Israel telah memelihara hari Sabat selama 3383 tahun (sejak 2514 SM - 1893M) merupakan suatu "Perjanjian kekal" dan Anak Manusia sebagai Tuhan atas hari Sabat tidak sekali pun menyiratkan utk mengubah hari sabtu itu.
11. Protestanisme telah tdk konsekwen antara teori dan praktek mereka, yakin mengubah hari ibadah/kebaktian dari sabtu ke hari minggu, padahal mereka memprotes sikap kaum Katolik dengan alasan tdk alkitabiah.
12. Dalam Yesaya 58:12-14 adalah nubuat ttg Sabat akan di pulihkan pada akhir zaman! Walaupun umat Katolik yg menguasai kekeristenan dan mengubahnya, namun Sabat telah di tetapkan sejak taman firdaus dan kembali dipulihkan. Sabat adalah "kebenaran terakhir" dari Alkitab yg akan di pulihkan dan di berlakukan kembali.
13. Kolose 2:14-16 mengatakan 'surat hutang' yg oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita itu telahg dihapuskan dan dipakukan di atas kayu salib. Yang di pakukan itu 'hukum upacara' bukan peringatan hari Sabat dan hukum moralnya. Sabat di ciptakan sebelum dosa terjadi di Eden. Jadi, Sabat tdk pernah sebagai 'bayangan' melainkan realitas yg tdk boleh di ubahkan.
14. Orang2 Yahudi tdk mentolelir pengubahan hari Sabat ke hari Minggu, jadi semua ayat dlm PB tentang Sabat harus sesuai dengan aturan PL.
15. Tuhan tdk pernah memilih dan menyuruh hari lain 'dikuduskan' kecuali Hari Saba, sehingga "manna" tdk membusuk walaupun disimpan dua hari.
16. Perhatikan perjalanan sejarah tentang keyakinan gereja: Orang Yahudi menolak Yesus dengan mengatakan biarlah dosa itu di tanggung atas kami dan anak-anak kami; sehingga timbullah kebutuhan akan Gereja Baru di antara org2 non-Yahudi. setelah gereja Roma manjadi kejam dan murtad terhadap kebenaran Tuhan maka muncullah Martin Luther dengan Gereja Lutheran. Kemudian Tuhan memberikan lebih banyak terang kepada 'Konrad Grebel' tentang 'Baptisan' sehingga lahirlah 'Gereja Baptis'. Ketika kebenaran Tuhan bertambah melalui Jhon Wesley, banyak anggota Gereja Calvin tdk menerimanya, maka lahirlah 'Gereja Methodis'. Begitulah terus menerus bermunculan berbagai macam aliran/denominasi karena merka tdk menyiapkan 'tempat utk terang yg baru'. Maka Tuhan menyediakan hari yg sesuai dengan Alkitab utk beribadah, yakni hari Sabat di mana gereja harus kembali beribadah di hari itu.
17. Banyak Pendeta Protestan melupakan apa yg seharusnya merka protes dan harus pula berdiri teguh melawan semua doktrin palsu Roma, dan menyatakan kembali kekeristenan sejati nenurut Alkitab. Justru mereka tdk melakukan hal tersebut diatas. Ingat Mat 7:21-23 akan menjadi nyata dlm hidup mereka, karena "kehendak Tuhan" tertulis dalam Sepuluh Hukum Allah - Maz 40:8-9 "...Taurat-Mu ada dlm didadaku".
18. Pada abad I dan II setan menyerang Gereja secara langsung dgn mengakibatkan kaisar Roma dengan bengis membunuh org2 Kristen di arena2 umum dan koseum, namun pada abad IV setan menganti strateginya dengan menyusup kedalam gereja dan membelokkan doktrin2 gereja, yakni menghapus hukum sabat. Hari minggu yg tadinya menjadi hari 'penyembahan berhala' telah dimasukkan oleh maha karya setan melalui org kristen kafir ke dlm acara gereja. Sedangkan semua org Kudus dalam Alkitab taatdan menguduskan hari sabat.
19. Kesimpulan mereka adalah seluruh alam semesta telah melihat bahwa Lucifer adalah pembohong dan seluruh dunia telah menyalibkan Anak Allah yg merupakan puncak pengorbananNya bagi umat manusia. Namun juga dunia menyaksikan bagaimana siksaan kepausan, pemaksaan dengan angkuhnya menyatakan bahwa mempunyai "hak" utk merubah hukum Allah yg suci dan kekal.
II. Historisitas Sabat
Historisitas (Kesejarahan) kata Sabat berasal dari bahasa Ibrani : Syabbat, berati: berhenti, tidak berkerja, melepaskan, atau 'syibe'I (ketujuh, hari ketujuh).
Dalam Keluaran 20:11 menyatakan Allah 'beristirahat' (Ibrani : wayyanakh) pada hari ketujuh, dan Keluaran 31:17 mengemukakan bahwa Ia berhenti dari pekerjaan-Nya dan 'disegarkan' wayyinnafasy. Bahasanya sengaja bentuk dengan nada keras agar manusia mengerti kepentingan memandang Sabat sebagai hari dimana manusia harus beristirahat dari pekerjaan sehari-hari utk menyembah Tuhan. Jadi, Penekanannya seharusnya pada 'Ibadah'
bukan kepentingan tata tertib, bekerja 6 (enam) hari dan beristirahat 1 (satu) hari - Kel 20:8-11. Hari 'Sabat' adalah bahasa manusiawi dan berhubungan erat dengan manusia, karena Tuhan Allah bukanlah Pekerja yang bisa lelah dan memerlukan istirahat utk penyegaran diri. Pola itu di peruntukan bagi manusia seperti kata Tuhan Yesus "Hari Sabat diadakan utk manusia dan bukan manusia utk hari Sabat"- Mark 2:27.
Ada pendapat kontradiktif yg menyatakan bahwa 'Sabat' berasal dari Babel (kata 'sabbatum') yg berkaitan dengan bahasa Ibrani yg serupa, namun arti keduanya itu berbeda.
Pertama, bagi org Babel, satu minggu adalah 5 hari. kedua, Penelitihan atas lempengan2 batu mengungkapkan bahwa hari2 yg dinyatakan sebagai sabbatum bukanlah hari-hari berhenti berkerja. Data dari perjanjian Mari (Tell el-Harari) meninjukan bahwa pekerjaan dilaksanakan kadang2 beberapa hari tanpa berhenti, termasuk pada hari ketujuh. Jadi, jika penekanannya pada kata 'hari atau waktu', maka akan sengat berbeda dengan informasi Alkitab tentang sabat yg penekanannya tentang anugerah Allah pada umat-Nya.
Dalam Kel.26:21-30, Historitas Sabat dikaitkan juga dengan pemberian 'manna', yakni utk menegaskan ttg 'anugerah Allah' dalam pemeliharaan umat-Nya (ay.29) yang di berikan utk kepentingan umat Tuhan agar dapat beristirahat (ay.30). Tujuhan pemberian jatah ganda pemberian 'manna' itu adalah agar umat Israel tdk usah bekerja serta khusus hari itu merupakan hari beribadah kepada Tuhan Allah. Dengan demikian umat Israel wajib mengindahkan peraturan Sabat dengan dasar anugerah Allah, dan demi kemanusian.
Selain itu perlu diingat dalam perjalanan historis, Israel pernah menjadi 'budak/jongos' dan 'perkerja rodi' di Mesir dan kemudian di bebaskan dengan cara ajaib oleh tangan Allah yg maha Kuat, sehingga sepuluh dalam salah point Hukum Taurat (The Ten commandment) menekankan menguduskan 'hari sabat' utk mengucap syukur atas pertolongan Tuhan itu. Namun harus di sadari pula bahwa penekanan sabat dalam konteks Yahudi telah melampaui makna sebenarnya dari hari sabat ketika di nyatakan Allah, karena unsur ekstrimitas dan unsur kaltural lebih di tekankan sehingga melahirkan sabat dalam makna yg bersifat nasionalis-Yahudi ketimbang makna Alkitabiah itu sendiri- dalam arti yg komprehensif - Artinya dlm Perjanjian Baru harus dilibatkan dalam memahami sabat, bukan hanya historisnya dalam Perjanjian Lama.
Perlu diperhatikan bahwa acuan mengenai sabat dalam kitab Kejadian adalah pada hal "istirahat' bukan hanya dlm arti fisik, namun juga dlm arti rohani. Sedangkan dlm kitab Pentateukh lainnya (kitab Keluaaran - Ulangan) di tekankan unsur penetapan ketentuan secara lahiriah dalam kaitan dengan ibadah Israel secara naional. Peraturan ini dapat dikatakan merupakan bagian itergral dan esensial bagi dasar hukum Israel secara menyeluruh - Kel.31:13-16; 34:21; 35:2; Im.19:3, 30; 23:3. Allah menghadapakan diri sebagai "Akulah Tuhan Allahmu" kepada umat Israel secara khusus dengan perintah: "pada hari ketujuhharuslah 'ada sabat'," - Kel.16:26. Sehungga secara realitas hingga kini, orang Israel di seluruh dunia berhenti bekerja dan tidak melalukan pekerjaan pada hari sabtu (sabat). Namun perlu di tekankan bahwa hukum secara lahiriah ini hanya berlaku utk org Yahudi bukan secara menyeluruh bagi umat Allah di dunia, karena orang Yahudi itu belum menerima Yesus Kristus sebagai yg diurapi-Mesias, dan Tuhan, dan hanya menganggap Dia sebagai Nabi dan Rabbi saja.
III. Sabat dalam Perjanjian Lama.
Sabat dlm Perjanjian Lama dapat dilihat dari 4 (empat) aspek, Yakni, Pertama, Sabat dlm penciptaan; kedua, Sabat dlm Pentateukh; dan ketiga, Sabat dlm sejarah Israel. keempat, Sabat dalam kitab para nabi.
Pertama > Sabat dalam Penciptaan.
Sabat dalam penciptaan yg di maksud adalah sabat yg tertera dalam kitab Kejadian,dimana Allah berhenti berkerja dalam menciptaan langit dan bumiserta segala isinya (Kej.1). Sabat di sini tdk dibuat sebagai hukum yang mendasari kehidupan manusia apalagi secara ekstrim diterapkan dalam kehidupan praktis manusia di seluruh jagat ini. Informasi lebih diarahkan kepada sikap Allah yang berhenti berkerja pada hari ketujuh utk memberi contoh kepada manusia dan utk memberkati serta menguduskan manusia itu. Sebab memeng Sabat diadakan utk manusia dan bukan manusia utk Sabat.
Jika berbicara mengenaihari ketujuh maka dalam kitab Kejadian, ada beberapa fakta yang menunjukan aktifitas Nuh berkaitan dengan hukuman Allah dalam bentuk air Bah, yang datang sesudah hari ketujuh - Kej.7:4. Nuh menunggu 7 hari setelah air bah dan melepaskan burung merpati dari bahteranya, tetapi burung itu kembali kepadanya karena tdk mendapat tempat utk bertengger. Kemudian ia menunggu tujuh hari lagi dan melepaskan burung itu, tetapi merpati itu tdk kembali lagi kepadanya. Lalu Nuh mulai membuka penutup bahtera itu utk melihat, dan ternyata bumi sdh kering. Kej.8:10-13.
Demikian juga yg terjadi dengan Yakub, cucu Abraham, hari ketujuh itu juga menjadi salah satu aturan dalam perkawinannya utk mendapatkan Rahel sebagai istrinya - Kej.29:27. Jika dibandingkan dengan kisah Ayub (yang hidup sezaman Abraham) nampak pula Ayub menceritakan 7 putranya yang mengadakan pesta masing2 dirumah saudara2 mereka pada harinya sendiri2. Hal ini diiringi dengan doa dan korban2 Ayub demi anak2nya itu - Ay.1:4-5. Kegiatan ini bukan hanya satu kali dan tdk pernah terulang lagi, melainkan kegiatan yang dilakukan secara teratur. Tampaknya hal ini merupakan petunjuk ibadah pada hari pertama dalam peraturan suatu kurun hari. Minimal terdapat prinsip bahwa 1 dari 7 hari dalam sepekan dikuduskan bagi tuhan telah diakui zaman itu.
Maka yang di peroleh dari Kej.2:2 yang berbunyi: "Ketika Allah yang hari ketujuh telah menyelesaikan dari pekerjaan yang di buat-Nya itu, behentilah Ia pada hari krtujuh dari segala pekerjaan penciptaan yabg telah di buat-Nya itu", memberikan arahan mengenai pengudusan dan pemberkatan Allah, bukan uniknya 'hari' ketujuh itu.
Kitab Kejadian tdk pernah menyebut sabat terpisah dari penciptaan, namun indikasi bahwa pada hari ketujuh diadakan kegiatan oleh tokoh2 PL itu menunjukan penghormatan dan penghargaan kepada Allah yang berhenti berkerja pada hari sabat utk memberkati dan menguduskan hari itu. Sesudah pemberkatan dan pengudusan lebis di fokuskan kepada manusianya (yang saat ini baru dua orang - Adam dan Hawa), bukan pada hari ketujuh itu sendiri.
Jika disimak lebih jauh, mengenai pemberkatan dan pengudusan Allah jelas ditunjukan pada manusia, walaupun kemudian manusia jatuh dalam dosa karena melanggar perintah Allah, namum penebusan Allah dengan cara memberikan 'Sabat' dalam makna perhentian dan melepaskan dari ikatan dosa lebih tersirat dalam sabat itu dari pada pengudusan 'hari' sabat itu sendiri. Istilah 'hari' harus dipahami sebagai makna konotatif dan theologis, bukan hanya arti harafiah 24 jam yaitu hari sabat. Misalnya, janji Allah dengan segala macam berkat yang meliputi dimensi internasional (seluruh bumi) kepada Abraham, sama sekali tdk terkait dengan hari sabat, melainkan terletak pada 'iman' - Gal.3:7-9. Ketika Allah melindungi kesucian perkawinan Abraham dan Sarah dari raja Abimelekh (Tuhan berbicara langsung kepada Abimelekh Kej.20:5-12) di mesir, tidaklan terkait dengan hari Sabat.
Jadi, Sabat dalam makna hari ketujuh hanya berkaitan dengan Penciptaan dengan berfokus pemberkatan dan pengudusan manusia dan hal yg berkaitan dengan kepentingannya.
kedua > Sabat dalam Pentateukh.
Dalam Pentateukh, Yakni 5 kitab yang ditulis oleh nabi Musa (Kejadian-Ulangan) dinyatakan sebagai dasar sabat, karena pada kita Keluaran khususnya, dijelaskan sabat menjadi suatu hukum ibadah turun-temurun utk orang Israel. Dasar hukum Israel ini lebih di konkritkan dalam Sepuluh Hukum - Kel.20:1-17. Perlu diingat bahwa tdk ada satu org Yahudi yang dapat melakukan Hukum ini secara murni, konsekwen, dan sempurna, Satu-satunya org yang dapat melakukan Hukum ini dengan sempurna adalah Yesus Kristus _ Mat.5:17 band Yak.2:10 yang mengatakan: "Sebab barangsiapa menurut Hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya".
Demikian pula pernyataan utk diam dengan umat-Nya dan menyucikan mereka, tdk berkaitan langsung dengan hari sabat - Kel.25:8. Juga tdk terbersit nuansa ekstrimitas atau "ganasnya" Hukum itu dalam kerinduan Allah bersekutu dengan Umat-Nya. Hukuman mati yang terjadi karena pelanggaran hukum itu tampaknya di buat sebagai antisipasi atas kekerasan hati orang Israel sendiri. berikut ini adalah daftar dan pemahaman atas sabat dalam kitab Pentateukh.
-Kel.16:22 > Sabat adalah hari pemberhentian penuh dan kudus bagi Tuhan.
-Kel.16:25 > Sabat utk Tuhan
-Kel.16:29 > Sabat di berikan utk manusia dan utk menyatakan pemeliharaan Tuhan
-Kel.20:8,10 > Perintah utk menguduskanj hari Sabat agat umat di berkati dan di kuduskan
-Kel.31:15-16 > Hari sabat kudus bagi Tuhan dan orang Israel harus memeliharanya
-Kel.35:2-3 >Hari sabat adalah hari perhentian penuh bagi Tuhan
-Im.16:31 > Pada hari sabat haruslah ada puasa dan merendahkan diri-ketetapan selama2nya bagi Israel
-Im.19:3,30 > memelihara sabat utk menhormati Tuhan
-Im.23:3,11 > Sabat bagi Tuhan dan jangan melakukan sesuatu pekerjaan
-Im.23:15,38 > sabat di hubungkan dengan segala jenis korban yang baru bagi Tuhan
-Im.23:28 > sabat dikaitkan dengan perdamaian bagi umat di hadapan Tuhan
-Im.24:8 > sabat di hubungkan dengan selalu mengatur persembahan di hadapan Tuhan
-Im.25:2 > sabat di hubungkan dengan tanah yang mendapat perhentian (tahun Yobel)
-Im.25:4 > sabat di hubungkan dengan ladang yang tidak boleh ditaburi (alami perhentian)
-Im.25:6 > sabat dihubungkan dengan pembebasan budak laki2/perempuan dan org asing
-Im.26:34 > sabat dikaitakan dengan tanah yang dipulihkan dari ketandusan
-Bil.15:32 > sabat di kaitakan dengan hukuman bagi yang tdk beribadah kepada Tuhan Allah
-Bil.28:9-10 > sabat di hubungkan dengan berbagai persembahan bagi Tuhan
-UL.15:12 > sabat di hubungkan dengan perintah pengudusan dan tdk melakukan pekerjaan
-Ul.15:2-18 > sabat di hubungkan dengan hasil bumiyang di sisakan bagi orang miskin dan ternak. Misalnya tdk menagih sesuatu hutang pada tahun ketujuh bagi yang berkekurangan / miskin Neh.10:31
Dengan menyimak berbagai catatan penting diatas dalam Pentateukh mengenai sabat, maka dapatlah kesimpulan sebagai berikut:
-Sabat diperintahkan utk pengertian bagi Tuhan
-Sabat diadakan krn utk kepentingan Tuhan dan manusia
-Sabat diadakah utk mengatur sistem ibadah Israel secara lahiriah
-Sabat diadakan utk sesuatu ketertiban dan keberlangsungan sistem persembahan dan penghormatan kepada Tuhan Allah, sang Pencipta
-Sabat dlm arti 'hati' harus dipahami sebagai makna konotatif dan theologis bukan dlm arti harafiahnya saja
-Sabat utk kebebasan dan perhentian bagi manusia yang tertekan / tertawan oleh dosa dan berbagai masalah kerana akibat dosa
-Sabat di berikan utk keperluan manusiawi - bebas dari perbudakan, menolong si miskin atau yang berkekurangan.
Ketiga > Sabat dlm sejarah Israel.
Dalam sejarah Israel sesudah zaman Musa, tdk nampak jelas suatu perintah yang di sertai sangksi hukuman mati seperti pada zaman Taurat Musa. Dalam sejarah perkembangan bangsa Israel tdk terliat sikap ekstrim berkaitan dengan hari sabat seperti pada zaman Musa. Berikut ini adalah beberapa daftar mengenai sabat dengan implikasinya dalam zaman sesudah era nabi Musa.
-II Raj.4:23 > sabat di hubungkan dengan bulan baru dan tdk berpergian pada hari itu
-II Raj.11:5, 7 > sabat dikaitkan dengan pengawalan atau penjagaan di Bait Allah.
-II Raj.11:9 > sabat dikaitkan dengan pengaturan keuangan Bait Suci oleh para kepala pasukan seratus yang diperintahkan Imam Yoyada.
-I Taw.23:31 > sabat di hubungkan dengan persembahan kepada Tuhan sesuai aturan yang di tetapkan dalam sistem pemeliharaan Rumah Tuhan.
-II Taw.2:2, 13 > sabat dikaitkan dengan bulan baru dan kewajiban org Israel utk selama-lamanya.
-II Taw.23:4-21 > sabat dikaitkan dengan tugas-tugas org Lewi dan para Imam yang menjadi penunggu pintu, demi menegakkan kesucian Rumah Tuhan.
-Neh.9:14 > sabat dikaitkan dengan pemberian perintah dan ketetapan menurut Musa - Esensi sabat di lanjutkan keberadaan dan keberlangsungan setelah lebih dari 10 abad.
-Neh.10:31, 33 > sabat dikaitkan dengan pembebasan jual-beli gandum, hasil tanah pada hari ketujuh dan dengan korban penghapus dosa serta perdamaian Israel.
-Neh.13:15, 18 > sabat dikaitkan dengan berpergian ke Yerusalem sebagai tempat utk membawa persembahan agar tdk melanggar kekudusan sabat seperti nenek moyang mereka yang mendatangkan malapetaka, karena pelanggaran itu.
-Maz.92:1-16 > sabat di hubungkan dengan nyayian syukur kepada Allah "El.Olam" (Maha Tinggi) karena kasih, kebenaran, keadilan, dan kuasa-Nya.
Dengan demikian maka sabat maka sabat dlm sejarah Israel memberikan makna sebagai berikut:
- Sabat di peringati dengan memahami esensi ibadah kepada Tuhan
- Sabat dihubungkan dengan detail pengaturan Rumah Allah di Yerusalem, misalnya, tentang disiplin, keuangan, keamanan dan kesucian Rumah Allah.
- Tidak ada indikator bahwa 'hari' Sabat menjadi hari keramat dan harus di kultuskan.
-Sabat harus secara kontinyu di hargai kekudusannya demi Tuhan Allah dan kelestarian ibadah dalam rumah ibadah.
Empat > Sabat dalam Kitab Para Nabi.
Pada umumnya para nabi membecarakan Sabat dalam era para nabi, Sabat lebih di tekankan pada pemberian berkat-berkat yang menyertai perlakuan yang benar terhadap sabat. Beberapa daftar ini perlu disimak makna dan implikasinya berkaitan dengan hai sabat.
-Yes.1:13 > Sabat dihubungkan dengan koreksi moralitas dan kejahatan orang israel serta menolak Tuhan atas perayaan mereka.
-Yes.56:2, 4-5 > Memelihara sabat dihubungkan dengan kebahagiaan yang akan di berikan Tuhan, sekali pun ada kekurangan.
-Yer.17:21-22 > Sabat dihubungkan dengan tdk membawa sesuatu melalui pintu gerbang Yerusalem dan perintah pengudusan
-Yehez.20:12 > Sabat dihubungkan dengan peringatan akan Tuhan dan supaya ada pemahaman ttg Tuhan, serta intensitas komunikasi dengan Tuhan sendiri.
-Yehez.20:13 > Sabat dihubungkian dengan ultimatum agar melakukan perintah Tuhan, jika terjadi pelanggaran atas kekudusan hari sabat akan di hukum mati.
-Yeh.22:8 > Sabat dikaitkan dengan pemahaman atas kekudusan Sabat dan tidak memandang ringan hari Sabat.
-Yeh.22:26 > Sabat dikaitan dengan koreksi atas perbuatan para imam.
-Yeh.44:24 > Sabat dikaitkan dengan kejujuran / itergritas dan penegakkan hukum dan ketetapan Tuhan.
-Amos.8:5 > Sabat dihubungkan dengan kondisi moral umat Tuhan, korupsi dan perdagangan yang tdk adil atau penipuan.
Dengan demikian maka Sabat dalam kitab para nabi menyatakan makna sbagai berikut:
*Koreksi terhadap moralitas dan kejahatan bangsa Israel dan para imam.
*Sabat dikaitkan dengan kebahagiaan umat jika taat kepada Tuhan Allah.
*Pemahaman ttg pribadi Tuhan dan komunikasi yang intensif dengan Tuhan.
*Penekanan Sabat adalah mengenai kesucian, kejujuran, dan intergritas umat Allah.
*Untuk umat non-Yahudi, inti Sabat adalah komunikasi dengan Tuhan yang perlu di timgkatkan serta sikap di koreksi demi penegakan kesucian hidup.
IV. Sabat Dalam Perjanjian Baru.
Pada hakekatnya makna sabat dalam Perjanjian Baru tdk berbeda mekna Sabat dalam Perjanjian Lama. Selama zaman Persia, mengindahkan hari Sabat di beri pengertian khusus Larangan kegiatan dangan pada hari Sabat yang telah di ketahui, ditetapkan lagi oleh Nehemia. Tetapi secara perlahan-lahan terjadi perubahan pengertian mengenai maksud sabat. Di sinagoge-sinagoge hukum Taurat dipelajari pada hari sabat dengan menekankan bahwa hal-hal kecil dalam peringatan sabat itu.
Ada dua traktat dari Misyna, Sabbath dan Erubim, menyajikan ajaran-ajaran tentang tata cara dan tradisi sabat harus di peringati secara rinci. Akhirnya sistem itu menjadi beban atas perintah2 Allah. Hal ini yang di kecam berkali-kali oleh Tuhan Yesus dengan tegas dan keras. Yang dikecam oleh Yesus bukanlah lembaga dan makna dalam Sabat dalam PL, melainkan tradisi lisan yang di tekankan oleh orang farisi dan para ahli Taurat yang justru membebani Firaman itu sendiri. Dasar Taurat di berikan pertama kali adalah dengan dasar kasih sayang Allah (kel.19:4-5 - kata Ibrani 'segullah' artinya menunjukan pada umat Tuhan sebagai harta yang paling berraga milik Tuhan, karena itu harus di sayangi).
1. Sabat menurut Tuhan Yesus
Secara tegas Tuhan Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. Hal ini menunjukan bahwa Tuhan Yesus adalah sentral, esensi, dan pemilik Sabat itu sendiri - Mark.2:27
Dalam ketida setujuhan-Nyaterhadap org parisi dan ahli Taurat - Mark.12:1-14 ; Mark.2:23-28; Luk.6:1-11 - adalah menunjukan pada masyarakat Yahudi 'kesalahpahaman' mereka mengenai perintah-perintah Allah dlm PL. Mereka telah membuat pengudusan Sabat 'lebih keras' dari pada yang di perintahkan Allah sendiri. Misalnya, tidak salah makan hari sabat sekali pun harus dapat dengan cara memetik gandum di ladang juga tdk melanggar aturan Tuhan berbuat baik dan berbelas kasihan dengan cara menyembuhkan org pada hari Sabat - Mat.12:1-8; Yoh.5:1-18; Luk.13:10-18.
Maka sabat menurut Tuhan Yesus dapat di simpulkan sebagai berikut:
* Sabat adalah penghargaan kepada Allah dan menyembah obyek utama, yakni Anak Manusia, Tuhan atas hari Sabat - Mat.2:27; Mat12:8.
* Sabat adalah perhentian bagi jiwa manusia -Mat.11:28-30
* Sabat adalah kesempatan mengajar dlm Rumah Allah - Mat.11:28-30
* Sabat adalah koreksi atas kesalahan kerena tradisi lisan Yahudi - Mat.12:5; 15:1-14; Yoh.7:22-23
* Sabat adalah pemulihan dan penyembuhan dari penyakit dan kelemahan _ Mat.12:10-13; Luk.6:5-9; Yoh.5:1-8
* Sabat dihubungkan dengan peristiwa akhir zaman yang dasyat agar selalu berjaga dan waspada - Mat.24:20-28
* Sabat dikaitkan dengan penguburan Yesus sebagai peringatan atas komitmen total pada kehendak Allah - Mark.15:42 band 16:1-2; Luk.23:54,56 yakni kegiatan perempuan-perempuan ke kubur Yesus membawa rempah-rempah.
* Sabat di hubungkan dengan kinerja Allah Bapa dan Anak-Nya menolong umat manusia - Yoh.5:16-18
* Sabat dihubungkan dengan kesembuhan org buta dan polemik ttg kesembuhan itu - Yoh.9:1-41
2. Sabat pada Zaman Para Rasul.
Dalam zaman Para Rasul tdk banyak di sebut ttg Sabat, kecuali penyebutan yang berkaitan dengan kegiatan Para Rasul khususnya mengenai 'hari'nya dan bukan inti sabat itu. Yang peling penting rupanya pernyataan Paulus ttg Sabat secara implisit dengan 'fokusing point' atau npenekanan pada hal rohani. Dalam Kol.2:16 - "Karena itu janganlah kamu biarkan org menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan abru atau pun hari sabat; semua hanyalah 'bayangan' dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya adalah Kristus". Dengan esensi sabat terletak pada pribadi Kristus serta pada makna rohani di dlm diri org beriman atau umat Tuhan.
Berikut ini daftar beberapa ayat yang berkaitan dengan sabat, langsung atau tdk langsung dan aktifitas para Rasul.
* Kisah.1:12 - Sabat dikaitkan dengan kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga
* Kisah.13:14-48 - Sabat dikaitan dengan perjalanan Paulus ke Anthiokia dan mengajar disana sehingga bergembiralah org yang tdk mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan.
* Kisah.13:27 - Sabat dikaitkan dengan pembacaan kitab nabi-nabi dalam bait Allah
* Kisah.15:21 - Sabat dikaitkan dengan pembacaan hukum Musa ditiap-tiap rumah ibadat
* Kisah.16:13 - Sabat dikaitkan dengan rasul Paulus mengajar dirumah-rumah sembayang
8 Kisah.17:2 - Aktifitas paulus mengajar secara detail (membicarakan bagian-bagian kitab Suci tiga kali berturut-turut dalam rumah ibadat
* Kisah.18:4 - Sabat dikaitan dengan aktifitas Rasul Paulus dan meyakinkan org Yahudi dan org Yunani.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sabat dalam zaman para Rasul adalah sebagai berikut:
- Sabat hanya disebutkan sebagai kesempatan memberitakan Injil Kristus serta menerangkan Firman Tuhan.
- Sabat merupakan hari dimana org beriman berkumpul mendengar pengajaran para rasul dlm rumah ibadat / sembayang
- Sabat dikaitan dengan aktifitas para rasul dengan penekanan pada inti sabat yakni perhentian batin, pemahaman firman Allah.
- Sabat dimaknai dalam konteks rohani dimana esensinya adalah Kristus - Tuhan atas hari sabat.
V. Pemahaman ttg Sabat pada masa kini.
Dengan melihat uraian dan permasalahan diatas maka bagaimana menyingkapi pemahaman Sabat di masa kini dan saat ini. Artinya sikap orang beriman menetuhkan doktrin yang benar dari Alkitab ttg Sabat. Pada umumnya kaum Sabatisme (istilah saya, utk penafsir harafiah mengenai Sabat) juga memakai ayat-ayat Alkitab utk mendukung penafsiran mereka. Sebelum makna Sabat masa kini di jelaskan perlu disimak cara mereka menafsir Alkitab ttg Sabat.
Berikut ini adalah beberapa catatan mengenai penafsiran dan pemahaman kaum Sabatisme atas hari Sabat :
1. Cara menafsir kaum Sabatisme cenderung memaksakan kehendak dan konsep dan serta merta melupakan makna esensial Alkitab sesuai konteksnya.
2. Makna harafia lebih di kedepankan dari pada makna rohaninya dengan cara mengutip latar belakang lahirnya istilah Sabat dalam kitab Kejadian itu.
3. Penafsir hanya menegakkan budaya dan tradisi Yahudi tanpa membandingkan secara aksegesa dan konteks Perjanjian Baru, Khususnya ajaran Tuhan Yesus ttg Sabat itu sendiri bahwa : Anak manusia dalah Tuhan atas hari Sabat.
4. Para penafsir menyalahkan gereja Roma Katolik yang mengubah ibadat / kebaktian dari hari sabtu ke hari minggu, senagai suatu tindakan dengan dasar kebencian kepada org Yahudi.
5. Landasan penafsir hanya berdasarkan sejarah bangsa Yahudi yang memang tertukis dlm PL, namun mengabaikan informasi PB ttg Sabat.
6. Penafsir sengaja mengabaikan dasar theologis antara Yudaisme dengan Kekeristenan yang berbeda dlm 'stressing point' mengenai personitas Kristus dan hanya mengkultuskan 'hari sabat' bukan esensi sabat yang amat signifikan dijelaskan secara theologia Kristen, yang obyektif dan alkitabiah.
7. Penafsif menegaskan lamanya bangsa Yahudi memegang hukum sabat selama 3383 tahun (sejak tahun 2514 SM - 1893 M) atau lebih dari 4000 tahun hingga saat ini sebagai "perjanjian kekal"
8. Penafsir mungkin sengaja melupakan bahwa ada perbedaan siknifikan antara sabat yang di jelaskan di PL dengan "bumbu" Sabat Yahudi yang lebih "pedis" dan keras dibanding dengan Sabat yang Alkitabiah. (lihat keterangan mengenai traktat Sabbath dan Erubim).
9. Karena penekanan lebih diarahkan pada makna harafia dan budaya lisan Yahudi maka energi lebih terkuras habis, sehingga menjadi lemah terhadap pemahaman dari aspek rohaninya yang merupakan inti Sabat dalam Injil Yesus Kristus.
10. Metode yang di pakai adalah metode dedukatif bercampur dengan metode eisegesis, sehingga terjadi penafsiran intiutif dan subyektif serta lebih bersifat Yudaisme dari pada eksegesis Alkitab.
Pemahaman Sabat masa kini harus bertitik tolak dari PL dan PB serta menitik beratkan makna rohani dari pada makna harafiah. Jawaban Tuhan Yesus terhadap Diri-Nya adalah Tuhan atas hari Sabat perlu mendapatkan perhatian ekstra, ketika Ia memakai istilah "ho huios tou anthropou" (Anak Manusia). Kemudian makna eksegesa "Hari Sabat diadakan utk manusia dan bukan manusia utk hari Sabat perlu dikaji lebih dalam, karena kalimat ini tdk di singgung oleh para penafsir sabatisme"
1. Anak Manusia adalah Tuhan atas Hari Sabat.
Ketika Tuhan Yesus mengunakan istilah "Anak Manusia" Mark.2:28 atau hoste kurios astin ho huios tou anthropou tou sabbatou (Yunani) - sebenaran Ia ingin menyamakan diri-Nya dengan diri manusia walaupun tetap ada perbedaan antara diri-Nya dengan diri manusia pada umumnya. Dalam kondisi memakai 'jubah' manusia itulah dengan segala aspek kemanusiaan-Nya, Ia harus menjadi 'sentral atau pusat' dari segala macam peraturan Sabat yang ada dlm PL.
Pertama, Hari Sabat tdk boleh diagungkan melebihi Pribadi Sabat yang telah ada saat itu, sebagai Allah yang menjadi manusia (Yoh.1:14). Pribadi Sabat itu adalah Tuhan Yesus sendiri, bukan peraturannya, bukan juga hukumannya (yang telah di ekstrimkan) orang Yahudi. Karena Ia adalah Tuhan atas hari Sabat maka tdklah etis dan tdk layak utk mengagungkan hari Sabat melebihi Tuhannya Sabat, yakni Tuhan Yesus Kristus.
Kedua, Kecenderungan yang terjadi adalah "memberhalakan" hari Sabat - yang posisi sebenarnya sebagai 'point sekunder' dibanding dengan Tuhan atas Sabat itu yang menepati posisi primer.
ketiga, Ironisnya hingga kini org Yahudi, pengagum sabat itu masih belum menerima Tuhan Yeus Kristus sebagai Mesias, Juru selamat dan Tuhan dalam hidup mereka. Apakah misi keselamatan dari Allah bisa sampai kepada mereka tanpa Tuhan Yesus...???? adalah suatu pertanyaan logis yang sukar di jawab oleh kamu sabatisme. Sementara mereka menekankan dan mengagumkan hari Sabat, mereka menolak Tuhannya sabat itu, dan menepatkan sebagai "obyek pelengkap" penafsiran / pemahaman, adalah merupakan hal yang amat naif dan penyangkalan terbuka terhadap logika dan theologia Kristen.
2. Sabat diadakan utk manusia dan bukan manusia utk Sabat.
Kaum Sabatisme, yang mengagumkan hari sabat yakni hari sabtu utk berbakti pada Tuhan. Dibawa ini perlu dikaji makna sabat selanjutnya dimasa kini dan dimasa yang akan datang (futuristis)
Pertama, Sabat seharusnya "memanusiakan manusia" bukan sebaliknya 'mengeksploitasi manusia' menjadi budak tradisi dan kultur. Tuhan Yesus mengecam org Farisi dan para ahli Taurat sebagai org munafik dan bagaikan "kubur yg berlabur putih" penuh tulang belulang dan pelbagai jenis theologis, tetapi tdk pernah menghayati dalam kehidupan praktis sehari-hari - Mat.23:26-29.
Kedua, Makna Sabat adalah perhentian, ketenagan atau rest datu pause bagi jiwa yang bertanggungan berat dan batin yang tertekan oleh penderitaan. Jawaban bagi masalah-masalah itu adalah datang kepada Tuhan Yesus memenuhi undangan-Nya - Mat.11:28-30.
Ketiga, Perlu mengetahui bahwa manusia bukanlah 'obyek' hari sabat. Paham Komunis menganggap manusia adalah sebagai 'benda' yang harus di produksi dan diperas begitu rupa agar dapat menghasilkan sesuatu yang produktif. Sabat sangat berbeda dengan paham komunisme. Manusia adalah ciptaan Allah yang harus di hargai. Justru setelah menciptakan manusia maka Allah berhenti bekerja pada hari ketujuh utk memberkati dan menguduskan manusia di hari Sabat itu. Yang di berkati manusia-nya bukan hari-nya.
Keempat, Sadar atau tidak sadar, peraturan sabat Yahudi yang ketet itu telah menjadikan manusia budak/jongos bagi hari sabat, padahal manusia diciptakan termulia dari Tuhan. Perhatian Tuhan sangat istimewa bagi manusia sehinggai Ia menganggap sangat berharga - Yes.43:4; I kor. 3:16-17; 6:19-20. Setelah menciptakan manusia pada hari keanam maka Yuhan mengatakan sungguh amat baik adanya - Kej.1:31.
Kelima, Sabat yang masih dinanti, yakni sabat atau perhentian kekal yang akan datang - Ibr.4:1-11 mengenai hari perhentian yang akan datang. Allah berkerja dan Anak juga berkerja - Yoh.5:17. Tuhan Yesus menyediakan tempat ketika Ia naik ke Surga, supaya di tempat Dia berada di situ umat-Nya juga berada - Yoh.14:2-3.
VI. Penutup : K.E.S.I.M.P.U.L.A.N
Pertama, Sabat adalah hari yang di berkati Tuhan, namun yang dimaksud bukanlah 'harinya' yang berdurasi 24 jam, melainkan inti Sabat itu sendiri, yakni perhentian, ketenangan bagi manusia yang kepadanya sabat itu di peruntuhkan. Manusia harus menerima berkat sabat dari Allah dan bukan manusia di perbudak dan di tawan oleh Sabat.
Kedua, Pemahaman dan penafsiran atas hari Sabat telah melahirkan "isme" baru yang dapat menjadi "berhala modern" yang menyesatkan umat, sehingga fokus ibadah bukan lagi Tuhan Yesus Kristus, melainkan "perayaan hari"-nya yang berada pada lewel jauh di bawah pemilik dan Tuhan atas Sabat.
Ketiga, Beribadalah pada segala hari yang di jadikan Tuhan karena yang terutama adalah anugerah Allah karena iman bukan perbuatan atau jasa manusia - Efesus.2:8-9.
GBU
Nb : Artikel ini di buat bukan utk di perdebatkan tetapi artikel ini di buat utk kita sama2 belajar memahami arti Sabat itu sendiri...