Senin, 08 April 2013

Persaudaraan yang Rukun



 Persaudaraan yang Rukun
Oleh: Pdt. Nico P. Gading, M.Th

DALAM Kamus Bahasa Indonesia Kata Rukun mempunyai pengertian baik dan damai; tidak bertengkar; pertalian persahabatan; bersatu hati dan bersepakat. Misalnya: Pendududk kampung tersebut rukun sekali atau Rumah Tangga si A itu rukun sekali. Bagaimana dengan kehidupan rumah tangga saudara saat ini apakah dalam suasana rukun atau dalam suasana yang tidak rukun atau selalu bertengkar dan selalu cekcok tidak ada suasana yang cocok. Bagaimana hubungan saudara dengan teman di kantor apakah ada kerukunan? Bagaimana hubungan saudara dengan tetangga apakah rukun? Tentunya setiap orang ingin adanya kerukunan dalam menjalanii kehidupan keseharian kita.

Dalam Mazmur 133:1-3 Firman Tuhan: “Nyayian ziarah Daud. Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”
Melalui Firman Tuhan ini ada beberapa hal yang menjadi perenungan kita dengan hubungannya supaya kita tetap memiliki hidup yang rukun:

Pertama:Hidup rukun mengakibatkan kebahagiaan. Kerukunan akan terjadi bila ada hidup saling mengampuni, ada kesetiaan, ada kerendahan hati dan ada kasih. Dalam terjemahan Alkitab Firman Allah Yang Hidup (Alkitab dalam bahasa sehari-hari) dikatakan bahwa “Betapa mengagumkan dan betapa menyenangkan apabila kaum keluarga hidup dalam kerukunan” dan Dalam bahasa Inggris terjemahan New International Version: “How good and pleasant it is when brothers live together in unity” itu berarti bahwa hidup rukun itu sangat baik, jika di dalam keluarga ada kehidupan yang rukun, berarti terpancar kebahagiaan, kedamaian dan sukacita. Jika dalam unit yang kecil atau dalam keluarga ada kehidupan yang rukun pasti dilingkungannya juga ada kerukunan baik di Rukun Tetangga atau Rukun Warga, di Kampungnya, di desanya, di kelurahannya, di Kecamatannya, di Kabupatennya bahwakan di NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kita cintai ini. Rukun antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya, rukun antara suku yang satu dengan suku lainnya, rukun antara ras yang satu dengan ras lainnya, rukun antara agama yang satu dengan agama lainnya, rukun antara bahasa yang satu dengan bahasa lainnya. Pasti itu baik dan indah.
Kedua: Hidup rukun digambarkan dengan motafora seperti minyak, minyak adalah untuk pengurapan dalam Zaman Daud. Karena kerukunan sama berharganya seperti minyak pengurapan yang harum semerbak, yang dicurahkan ke atas kepala Harun, lalu mengalir ke janggutnya dan pinggiran jubahnya. Minyak selalu memberikan keharuman, setiap kita pasti senang dengan minyak khususnya minyak wangi tentunya menghasilkan keharuman, itu berarti apabila kehidupan kita diliputi dengan kerukunan akan berdampak positif yaitu memberikan keharuman di sekitar kita, bau nya wangi dan harum semerbak.
Dalam II Korintus 2:14 Rasul Paulus berkata: “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami dijalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan dia di mana-mana”. Ketiga: Metafora Embun, dimana ada embun pasti ada kesejukan.**