Senin, 22 April 2013

Berkurang satu Tahun

Berkurang Satu Tahun
Oleh:DedeGodjali,STh
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap”(Mzr.90:10).
Usia dari waktu ke waktu (terus) bertambah dan sebaliknya “saldo” hidup kita di bumi ini (menjadi) berkurang. Selisih masa menuju 70 atau 80 tahun semakin kecil, makin mendekat.Kitab Yesaya memberi petunjuk hal-hal yang dapat (bahkan harus) dilakukan selagi kita hidup. Perhatikan beberapa catatan berikut ini.
Yesaya mencatat:”Kamu melihat bahwa memang sudah banyak sekali retak-retak tembok kota Daud dan kamu mengumpulkan air kolam bawah”(Yes.22:9). Hubungan yang semula mulus berubah menjadi miris; relasi yang kompak ini rusak kena kampak. Tembok yang kokoh kuat belakangan memunculkan keretakan. Koalisi mulai goyah terkena iritasi kepentingan sendiri-sendiri. Keretakan itu sepatutnya segera dibenahi, diperbaiki; bukan disyukuri.
Rumah tangga yang nyaris pecah membutuhkan perekat yang kuat. Paulus menyatakan:”Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kol.3:14). Kasih ilahi (agape) senantiasa mampu, sanggup mengikat dan mempersatukan hubungan yang Allah telah persatukan.Hubungan di dalam rumah ibadah juga dapat dipertahankan dengan tali kasih yang sama. Tuhan melimpahkan kasih-Nya kedalam setiap rumah; entah itu rumah tangga maupun rumah ibadah.
Yesaya mengingatkan:”Dan Tuhan telah berfirman:”Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh daripada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan”(Yes.29:13). Tidak sedikit umat Allah lebih menyukai hafalan dibandingkan dengan melakukan firman Tuhan (murid Sekolah Minggu diberi tugas untuk menghafal ayat firman Tuhan, dan sayangnya itu berlanjut sampai usia dewasa/tua). Nilai hafalannya sih seratus, namun perbuatannya tidak lulus.
Doa bapa kami yang diajarkan oleh Yesus dihafalkan begitu rupa; kepercayaan iman dinyatakan dari muda sampai tua (dan memang benar-benar hafal). Menjadi tantangan bagi banyak umat untuk (secepatnya) menjadi pelaku dari yang dihafalkan itu (jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga: lepaskan, kesampingkan kehendak pribadi, lakukan kehendak ilahi). Hafal firman Tuhanhanya akan beroleh pujian dari sesama; menjadi pelaku firman beroleh pujian dari Allah. Kita pilih yang mana?
Yesaya menyinggung sesuatu yang manis dan harum:”tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan”(Yes.35:7). Paulus dapat digambarkan seperti”serigala”, seperti catatan Lukas:”Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus (kelak juga disebut Paulus) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut jalan Tuhan sampai mereka mati; laki laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara”(Kis.9:1;22:4). Paulus kelak menjadi “serigala” yang bertobat.
Pertobatan Paulus memunculkan rasa manis bak tebu, juga memancarkan keharuman seperti pandan. Ia telah bekerja sangat keras (I Kor.15:10); ingin pergi ke Spanyol karena lahan yang dapat digarap telah “habis” (Rm.15:23-24). Di dalam penjara, dalam usia tua masih memberitakan Kabar Baik bagi Onesimus( Flmn.1:9-10). Hidup yang dulu pahit berubah menjadi manis; yang dulu berbau busuk berganti dengan keharuman. Kita juga bisa (kalau mau).
Yesaya menyinggung tentang tanah liat:”Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah bua tantangan-Mu” (Yes.64:8). Yesus pernah berbicara tentang Petrus: ”Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan kemana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ketempat yang tidak kau kehendaki”(Yoh.21:18).
Orang-orang muda (yang masih “mentah”) melangkah menurut keinginan sendiri; bertindak sekehendak hati.Orang yang tua (yang sudah “matang”) bersedia diarahkan oleh Allah; dibentuk oleh Penguasa Semesta. Tanah liat yang matang siap untuk dibentuk, dan umur kita sekarang kan sudah bertambah satu tahun. Apa masih kurang matang.(Penulis adalah pendeta pensiun Gereja Yesus Sejati dan alumnus STK Pontianak).