Senin, 22 April 2013

Segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita telah ditebus

Pendeta Eric Chang
 
Dimerdekakan dari perbudakan dosa
Penebusan berarti dibebaskan dari perbudakan. Penebusan selalu berarti pembayaran suatu harga tertentu untuk membebaskan seorang tawanan. Untuk zaman sekarang ini, bisa diumpamakan seperti orang yang sedang disandera, dan pembayaran untuk membebaskannya disebut tebusan. Itulah arti dari kata 'penebusan (atau penyelamatan)'.
Kita berada di dalam belenggu dosa; di dalam belenggu maut. Dan Allah membayar harga yang tinggi dengan mengutus anakNya, Yesus untuk memungkinkan penebusan ini terjadi. Harga yang dibayar adalah nyawa Tuhan Yesus. Darahnya membebaskan kita dari belenggu dosa. Ditebus bukan sekadar dibebaskan. Ada harga yang harus dibayar untuk membebaskan Anda. Alkitab memberitahu kita di Efesus 1:7 bahwa harga penebusan adalah darah Kristus. Darah melambangkan nyawa. Kita ditebus dengan darah Yesus; ini berarti Yesus harus kehilangan nyawanya untuk membebaskan kita.
Allah menebus segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita
Karena kita telah ditebus dengan harga setinggi itu, maka tanggapan kita tentunya adalah kasih sebesar kasih yang telah dia tunjukkan pada kita. Seorang Kristen yang sejati adalah yang mengasihi Allah dan Tuhan Yesus juruselamat kita dengan segenap keberadaannya. Tanggapan kita kepada Tuhan bersifat total. Banyak orang Kristen yang memberikan tanggapan yang tidak utuh kepada Allah. Di dalam terang Kitab Suci, orang semacam ini bisa saja kita sebut sebagai orang yang sedang dalam perjalanannya untuk menjadi seorang Kristen akan tetapi dia masih belum menjadi Kristen. Orang Kristen yang sejati, sebagaimana yang kita pahami berdasarkan pengajaran Tuhan Yesus, adalah orang Kristen yang mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatannya.
Karya keselamatan Allah menjamah seluruhnya - hati, jiwa, pikiran dan kekuatan. Mula-mula Allah menjamah hati kita, dan kemudian dampaknya mencapai jiwa. Jiwa menurut Alkitab bukanlah sekadar satu bagian saja dari hidup kita, melainkan segenap hidup kita, segenap kepribadian dan watak kita. Setelah hati kita dijamah, dampaknya kemudian menjalar ke watak kita.
Karya Allah akan berlanjut dengan menjangkau pikiran atau akal budi. Tanpa akal budi kita dijamah, kita tidak memahami hal yang sedang dikerjakan oleh Allah buat kita. Kita tidak akan melakukan apa yang tidak kita pahami. Itulah sebabnya mengapa memiliki pengalaman yang menyentuh perasaan itu memang penting, akan tetapi masih belum cukup karena Anda bisa dengan mudah kehilangan hal tersebut. Perasaan itu mudah datang dan pergi; ia berlalu dengan sangat cepat. Akan tetapi jika Anda mengkonsolidasikannya dengan cara mendapatkan pemahaman akan hal yang sedang berlangsung dengan akal budi Anda, maka Anda tidak akan kehilangan hal tersebut, Anda telah menjadikan hal tersebut benar-benar milik Anda. Selanjutnya, Anda dapat dengan berkeyakinan menerapkan apa yang Anda ketahui dengan segenap kekuatan Anda.

Sangatlah penting untuk mengasihi dan melayani Allah dengan akal budi yang spiritual
Rasul Paulus adalah seorang yang mengasihi Allah bukan hanya dengan hatinya, melainkan juga dengan akal budinya. Itulah sebabnya mengapa dia bisa menguraikan dengan sangat jelas hal-hal yang berkenaan dengan kebenaran Allah. Dia tahu persis apa yang sedang dia kerjakan.
Sebagai contoh, dia menguraikan makna dari keselamatan di kitab Roma. Segenap isi kitab Roma itu menguraikan tentang keselamatan. Pemahamannya tentang makna keselamatan sangatlah jelas. Paulus mampu menjelaskan hal tersebut dengan cara yang jauh lebih jelas dari kebanyakan uraian orang Kristen. Sangatlah penting untuk memahami apa yang kita yakini dan mengapa kita meyakini hal-hal tersebut. Dapatkah kita mempertanggungjawabkan iman kita saat ditanya?
Sangatlah penting bagi orang Kristen untuk memahami apa yang telah dikerjakan oleh Allah. Jika Anda berkata, "Aku telah diselamatkan," lalu ada orang yang bertanya, "Apa artinya diselamatkan?" maka kita bisa menjelaskannya dengan sangat jernih. Kita menjelaskan dan orang itu bisa memahaminya, "Ah! Jadi itulah arti menjadi seorang Kristen!" "Mengapa kamu percaya kepada Allah?" Anda bisa menjelaskan, "Aku percaya kepada Allah karena ini dan itu." Penjelasan yang dapat membawa orang untuk turut memahaminya.
Ada perbedaan antara pemahaman rohani dengan pemahaman intelektual
"Kasihilah Allah dengan segenap pikiran Anda" - yang dimaksudkan bukanlah sekadar pemahaman intelektual. Ada perbedaan antara pemahaman yang rohani dengan pemahaman intelektual. Ada banyak buku yang berjudul 'Teologi Sistematis', yakni pembahasan sistematis tentang teologi. Teologi sistematis merupakan pengaturan dan pegurutan bahan-bahan pembahasan yang tertulis di dalam Alkitab. Anda akan mendapati bahwa di bagian yang membahas tentang Allah akan berisi fakta-fakta yang menjelaskan tentang Allah, bahwa Dia maha tahu, maha kuasa, maha hadir dan sebagainya. Uraian semacam itu tentunya tidak banyak memberikan pemahaman bagi kita. Yang perlu kita pahami adalah apa arti dari maha tahu, maha kuasa dan maha hadir itu.
Semua hal itu bisa kita pahami dalam dua macam tingkatan yang berbeda. Anda bisa saja memahaminya di tingkatan yang murni intelektual, yang dengan mudah dicapai cukup dengan membuka kamus dan sebagainya. Namun, Anda juga bisa memahaminya di tingkat rohani.
Memahami kehadiran Allah secara intelektual dan rohani
Apa perbedaan antara pemahaman rohani dengan pemahaman intelektual?
Sebagai contoh, pemahaman intelektual tentang hadirat Allah bisa dijelaskan sebagai: oleh karena kasih karuniaNya, Allah memilih untuk hadir di tengah umatNya. Ini sudah merupakan definisi intelektual yang cukup baik. Allah hadir di tengah umatNya. Apakah definisi itu memberi pemahaman bagi Anda? Bisa ya dan bisa juga tidak, bergantung pada apakah Anda memiliki pemahaman rohaninya.
Apakah pemahaman rohani itu? Pemahaman rohani bukan sekadar uraian dari sesuatu fakta. Pemahaman rohani adalah pengertian yang mendalam dari fakta tersebut. Saya bisa saja memahami sesuatu hal di tingkat intelektual saya. Saya tahu arti dari penebusan, akan tetapi saya sendiri belum tentu sudah ditebus. Ada banyak pakar teologi yang tahu di tingkat intelektual mengenai makna dari penebusan. Mereka tahu definisi penebusan itu, mereka tahu bahwa penebusan berarti Anda telah dibebaskan melalui pembayaran tebusan, mereka paham akan hal ini akan tetapi mereka belum tentu memiliki pengertian yang mendalam melalui pengalaman pribadi akan penebusan itu. Pemahaman rohani itu harus dilandasi oleh suatu pengalaman yang nyata dari Allah. Tanpa memperoleh pengalaman dari Allah, Anda tidak mungkin dapat memiliki pemahaman rohani sekalipun Anda telah memiliki pemahaman intelektualnya.
Allah hadir di sini dan saya merasakan dorongan semangat yang luar biasa. Itulah yang disebut sebagai pengalaman. Namun jika saya dengan tenang mencerna apa yang telah terjadi, berusaha memahami bukan sekadar dengan hati saya melainkan dengan akal budi saya, berarti saya telah mulai mengkonsolidasikan pokok tersebut melampaui tingkatan pengalaman perasaan. Jika Anda telah memiliki pengalaman rohani semacam ini, dan Anda telah merenungkannya dan mulai memahaminya, maka Anda akan tahu apa itu pemahaman rohani, hal yang berbeda dari pemahaman intelektual
Seorang non-Kristen bisa saja mendapatkan pemahaman intelektual tentang isi Injil, karena hal yang perlu dia kerjakan hanyalah membuka kitab-kitab tersebut dan membacanya. Jika Anda membaca sebuah buku - jika buku itu ditulis dengan cukup jelas - maka Anda bisa saja mengerti apa arti kekristenan itu. Anda mendapatkan pemahaman intelektualnya akan tetapi Anda tidak akan memiliki pemahaman rohaninya sebelum injil itu menjadi realitas di dalam hidup Anda.
Pemahaman rohani hanya Anda peroleh setelah Anda mengalami Allah masuk ke dalam hidup Anda dan Anda mengizinkan Allah untuk masuk dan mengubah hidup Anda. Setelah mengalami transformasi itu, berarti Anda telah mendapatkan pengalaman rohaninya. Akan tetapi belum tentu Anda memahami apa yang telah terjadi pada diri Anda. Hanya setelah Anda merenungkan, "Apa yang telah Allah kerjakan di dalam diriku? Apa yang telah terjadi dengan hidupku?" Dan ketika Anda renungkan apa yang telah terjadi dengan hidup Anda, lalu Anda mulai memahami apa yang sedang dikerjakan oleh Allah di dalam hidup Anda, berarti Anda telah memperoleh apa yang disebut sebagai pemahaman rohani. Ini berarti, pengalaman rohani harus disertai oleh pemahaman rohani, jika tidak hal itu hanya akan tinggal di tingkat pengalaman dan bukan tingkat pemahaman.
Bisakah Anda jelaskan kepada orang lain tentang hal yang telah dikerjakan oleh Allah di dalam hidup Anda?
Seseorang bisa saja mengalami perubahan, dia bisa saja menjadi seorang Kristen yang sejati tanpa mendapatkan pemahaman rohani sampai saat dia mulai merenungkan secara mendalam tentang hal-hal yang telah terjadi. Pernahkah Anda merenungkan apa yang telah Allah perbuat di dalam hidup Anda? Anda renungkan sedemikian rupa sehingga Anda mampu menjelaskannya kepada orang lain. Ini berarti Anda telah memiliki pemahaman yang rohani.
Jika Anda berbicara dengan seorang Kristen yang telah mengalami perubahan, orang Kristen yang masih baru, dia tahu bahwa Allah telah melakukan sesuatu dalam hidupnya. Dia telah diubah, namun jika Anda tanyai dia apa yang telah terjadi, dia menjawab, "Aku tidak tahu persis. Sesuatu telah terjadi pada diriku. Segala hal sekarang terlihat berbeda bagiku, namun aku tidak tahu apa yang telah terjadi." Dia masih belum mencapai pemahaman rohani itu. Dia telah mendapatkan pengalaman rohani akan tetapi dia belum mencapai pemahaman rohani itu. Dia tidak bisa menjelaskannya. Itulah maksud uraian saya. Bisa menjelaskannya berarti sudah bisa memahaminya. Anda tidak akan bisa menjelaskan hal-hal yang tidak Anda pahami. Seiring dengan kedewasaan Anda di dalam kehidupan Kristen, Anda akan semakin mampu menjelaskan hal-hal yang telah terjadi.
Paulus menghabiskan waktu 3 tahun di padang gurun untuk merenungkan, "Tuhan, apa yang telah Engkau kerjakan di dalam diriku?"
Inilah hal yang disampaikan oleh Paulus di dalam kitab Roma. Paulus telah mengalami Allah di jalan menuju Damsyik. Hidupnya diubah. Kehidupannya direvolusi. Maksudnya, kehidupannya dijungkir-balikkan. Akan tetapi, pada mulanya, dia tidak bisa menjelaskan hal tersebut. Paulus menghabiskan waktu selama tiga tahun di padang gurun. Apa yang dia kerjakan selama tiga tahun di padang gurun?
Saya yakin bahwa sebagian besar dari waktunya itu dia habiskan untuk merenung di hadapan Allah, "Tuhan, apakah hal yang telah Engkau kerjakan di dalam diriku? Apa yang telah terjadi dengan hidupku?" Dan setelah dia merenungkan hal tersebut, segala sesuatunya kemudian menjadi lebih jelas. Dia memerlukan waktu untuk memikirkan semua itu. Dan setelah dia merenungkan semua itu di dalam terang ajaran Tuhan Yesus - dia teliti pengajaran Tuhan Yesus, dia amati kehidupannya, dia bandingkan semua itu, dia renungkan, lalu berdoa, dan perlahan-lahan -segala sesuatunya menjadi semakin jelas. Dari hasil perenungan itulah lahirlah kitab Roma. Di surat itu, dia menguraikan hal-hal yang akan terjadi saat Allah masuk ke dalam hidup Anda.
Surat Roma dapat dipahami dengan membandingkannya dengan apa yang telah terjadi dengan hidup Anda
Ada banyak orang Kristen yang mendapati bahwa surat Roma itu sangat sukar untuk dipahami. Namun jika Anda sudah benar-benar mengalami hal-hal seperti yang ada di dalam kita Roma maka akan sangat mudah memahaminya. Anda hanya perlu membuka kitab tersebut dan membandingkannya dengan hidup Anda. Anda akan mendapati bahwa surat itu sama sekali tidak sukar untuk dipahami.
Namun jika Anda ingin memahami kitab tersebut murni mengandalkan akal pikiran Anda saja, Anda bisa masuk ke dalam berbagai masalah karena Anda tidak bisa mengartikan secara pasti hal apa yang sedang dia sampaikan itu. Anda masih belum memiliki pengalaman rohani yang nyata di dalam hidup Anda untuk bisa dibandingkan atau diidentifikasikan dengan hal-hal yang disampaikan oleh Paulus di dalam kitab Roma. Bacalah buku Roma dan lihatlah apakah Anda dapat memahaminya. Sudahkah Anda mengalami hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan yang telah diuraikan oleh Paulus?