Jumat, 01 Maret 2013

Tidak ada kata "Menyerah" di dalam Kristus


2 KORINTUS 1:8-11
 Di Amerika ada seorang gadis bernama Jesika yang dilahir-kan tanpa dua tangan. Namun yang luar biasa, gadis ini “tidak menyerah”, dia berjuang bersama Kristus meraih masa depannya. Jesika, sekalipun tidak memiliki dua tangan, ia mampu mandiri; bisa menulis, memainkan piano dan yang mengejutkan ia dapat menerbangkan pesawat! Semua dilakukan dengan kedua kakinya! Nah, di dalam nats yang kita baca, kita juga menemukan orang yang tidak menyerah sekalipun menghadapi pergumulan yang sangat berat. Dia adalah Rasul Paulus! Dia menuliskan bagaimana berat pergumulan yang dihadapinya. Paulus menggambarkan pergumulan yang dihadapinya dengan 3 kata (ayat 8). Pertama, “sangat besar” (huperbolen). Kata ini menunjukkan betapa besar pergumulan yang dihadapi Paulus. Kata kedua,“begitu berat” (LAI). Dalam bahasa asli menggunakan kata “melampaui kekuatan” (huper dunamin). Jadi apa yang dihadapi Paulus sangat berat sehingga melampaui kekuatannya (band. KJV). Dan yang terakhir, Paulus menyatakan bahwa karena pergumulan itu, dia menjadi putus asa dengan hidupnya! Bayangkan, ini bukan pergumulan ‘ringan’! Namun apa yang dilakukan Rasul Paulus? Menyerah? TIDAK! Paulus memilih untuk tidak akan pernah menyerah. bagaimana dengan Saudara? Tepat sekali Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop ini ( 2 Korintus 1:3-11): Ucapan Syukur, karena isinya adalah ucapan syukur Paulus yang tidak menyerah dalam pergumulannya. Di sisi lain, perikop ini juga memberikan RAHASIA BAGAIMANA MEMILIKI HIDUP YANG TIDAK AKAN PERNAH MENYERAH kepada kita! mari kita mempelajari rahasianya dan jangan pernah menyerah!

1. Mempercayai Bahwa Allah Memilki Rencana dan Tujuan Yang Baik dan Indah Bagi Kita (ayat 8-9).
Rasul Paulus mempercayai bahwa Allah memiliki rencana yang indah bahkan di balik pergumulan yang dihadapinya. Perhatikan kata “supaya” dalam ayat 9 menunjukkan bahwa Paulus ‘menangkap’ tujuan Allah dibalik pergumulan yang dihadapinya yaitu supaya dia mengandalkan Allah saja. Paulus memahami tujuan Allah yang indah dibalik pergumulan yang dihadapinya. Tuhan memiliki rencana yang indah dalam hidup kita (Roma 8:28), meski terkadang kita tidak diijinkan untuk mengetahuinya sekarang. Yang terpenting kenyataan bahwa Tuhan Yesus adalah baik menjamin seluruh karya dan campur tanganNya dalam hidup kita bertujuan baik adanya. Kita tidak perlu tahu apa yang ‘ada di depan’ kita, hanya satu yang harus kita tahu dan percaya bahwa Allah kita dalam Kristus adalah baik dan rencanaNya bagi kita juga rencana yang indah! Jangan pernah menyerah!

2. Mempercayai Bahwa Allah Adalah Allah Yang dapat Diandalkan (ayat 9-10).
Paulus mempercayai bahwa Allah di dalam Tuhan Yesus, adalah Allah yang dapat diandalkan. Mari kita renungkan apa yang dikatakan Paulus tentang siapa Allah-nya, Tuhan Yesus, yang juga Allah kita! Pengenalannya inilah yang menggarisbawahi bahwa Allah dalam Kristus adalah Allah yang dapat diandalkan. Pertama, Allah adalah Allah yang penuh segala belas kasihan (ayat 3-4). Kata “penuh” dalam bahasa aslinya bukan berarti seperti sebuah gelas yang penuh dengan air, namun lebih tepat menunjukkan sebuah sumber yang tidak pernah berhenti. Belas kasihan Allah terus-menerus dinyatakan bagi kita, itu sebabnya Dia dapat diandalkan! Kedua, Allah dalam Kristus adalah Allah sumber segala penghiburan (ayat 3-4). Penghiburan Tuhan tidak pernah habis bagi kita (band. Ratapan 3:22-24) dan penghiburanNya untuk segala penderitaan yang kita alami. Ketiga, Allah dalam Kristus dapat diandalkan karena Dia adalah Allah yang Mahakuasa! (ayat 9-10). Dikatakan Paulus Dia adalah Allah “yang membangkitkan orang mati”. Apakah Paulus teringat pelayanannya dimana Euthikus yang mati pernah dibangkitkan? Atau Paulus diingatkan tentang Tuhan Yesus yang membangkitkan pemuda dari Nain, anak Yairus atau mungkin Lazarus yang sudah 4 hari dikuburkan? Yang jelas Paulus percaya bahwa Allah di dalam Kristus adalah Allah yang penuh kuasa dan sanggup menolong dirinya! Bukankah Allah kita, Tuhan Yesus Kristus dapat diandalkan? Jika demikian, mengapa harus menyerah? Mari kita terus maju bersama Tuhan Yesus. Dia adalah Allah yang dapat diandalkan!

3. Menyadari Pentingnya Persekutuan Orang Percaya (ayat 11).
Lihatlah bahwa Paulus menyadari pentingnya doa jemaat di Korintus. Oleh doa mereka dan banyak jemaat lain maka Paulus menjadi kuat dan menerima pertolongan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Jangan mudah menyerah. Coba perhatikan sekeliling kita, Tuhan Yesus telah menempatkan banyak sahabat dalam Kristus yang menguatkan dan mendukung kita. Bagi kita, penting untuk diingat bahwa Tuhan menempatkan kita di gereja ini, dalam persekutuan orang percaya ini, untuk saling mendoakan, mendukung dan menguatkan! Di sisi lain mari kita semakin tekun dan setia beribadah dan bersekutu (Ibrani 10:25). Jangan pernah menyerah karena Tuhan menempatkan keluarga, jemaat dan para hamba Tuhan untuk saling mendoakan dan menopang. Dan nantikan betapa banyak ucapan syukur yang dinaikkan karena mujizat yang kita terima dari Tuhan Yesus.
Akhirnya, jangan pernah menyerah. Tetaplah maju bersama Kristus, Tuhan kita.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.