Minggu, 25 November 2012

Cara Terbaik Menyebarkan Injil di daerah Pedalaman

Tahun 1980, N (nama samaran) adalah seorang gadis muda yang baru lulus dari sekolah Alkitab. Saat ia sedang memikirkan ke arah mana Tuhan hendak memanggilnya secara khusus, ia mendengar kabar tentang banyaknya orang di Indonesia yang tidak bisa mempelajari Firman Tuhan karena mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Untuk memastikan fakta ini, bersama seorang rekan perempuannya, N pergi ke daerah W di salah satu pedalaman di Indonesia untuk melihat situasi.
Ternyata benar. Sebagian besar dari masyarakat setempat tidak bisa berbahasa Indonesia. Kebetulan ada seorang ibu yang bisa berbahasa Indonesia karena suaminya adalah guru yang pernah di tempatkan di Kota M (salah satu kota di daerah W). Ibu ini lalu diutus oleh masyarakat W untuk bicara kepada N dan rekannya.
"Orang-orang minta saya untuk bertanya pada Nona berdua karena biasanya yang datang kemari adalah laki-laki dan mereka umumnya pegawai pemerintah. Karena itu kami heran sekali, mengapa kalian datang ke sini?" kata ibu itu.
"Kami ke sini karena kami ingin belajar bahasa W!" jawab N terus terang.
"Oh, mengapa bahasa W? mengapa tidak bahasa Inggris atau bahasa Belanda saja yang lebih berguna?" tanya ibu ini keheranan.
"Sebab kami ingin menerjemahkan Firman Tuhan ke dalam bahasa W," jawab N.
Pada waktu itu, air muka sang ibu yang tadinya penuh dengan tanda tanya langsung berubah. Air matanya mengalir dan ia pun berkata "Kami sudah lama berdoa untuk hal ini. Di sini memang ada gereja yang memakai bahasa Indonesia, tapi setelah keluar dari gereja, kami tidak bisa membaca Alkitab. Bukan karena tidak mau, tapi karena tidak mengerti. Kebetulan suami saya guru, jadi dia bisa membaca Alkitab bahasa Indonesia, tapi dia harus selalu menerjemahkannya ke dalam bahasa W. Jadi, kami berdoa agar pada suatu hari kami bisa punya Firman Tuhan dalam bahasa kami," ujar ibu itu dengan bersemangat.
Setelah peristiwa itu, N diyakinkan bahwa Tuhan memanggilnya untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia. "Sejak itu saya mulai bertemu dengan para penerjemah lain dan saya mendengarkan cerita serupa."
"Di daerah suku A di Provinsi P, misalnya, ada seorang ibu yang terkaget-kaget waktu membaca 1 Yohanes 1:9 dalam bahasa sukunya. Ayat itu menyatakan: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jumat, 23 November 2012

Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan, Mungkinkah?


Di Roma 12:21 Paulus menghimbau Jemaat di Roma untuk "kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan." Begitu banyak kejahatan yang terjadi baik di masa kini ataupun pada masa kekaisaran Roma. Tanpa ada satu hari pun yang berlalu tanpa kejahatan terjadi di dunia. Melihat kejahatan begitu merajarela, kita seakan-akan harus menyimpulkan bahwa kejahatanlah yang sebenarnya sedang mengalahkan kebaikan di dunia ini. Apakah mungkin mengalahkan kejahatan dengan kebaikan?
"Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" merupakan suatu bahasa peperangan. Kita tahu kejahatan dan kebaikan bukanlah hanya menyangkut persoalan moral tetapi merupakan perwujudan dari dua kekuatan yang nyata. Ada agama dan filsafat yang mengajarkan bahwa kuasa dari yang baik dan yang jahat itu berada pada kekuatan yang seimbang. Dasar pikiran inilah yang berada di balik agama yang menyembah keduanya, mereka menyembah personifikasi dari ilah-ilah yang baik dan juga yang jahat. Keduanya harus disembah agar yang baik dan yang jahat berada di dalam keadaan yang seimbang. Sesajian diberikan dengan harapan ilah-ilah dari kedua pihak dapat ditenangkan dan tidak menganggu kita. Menurut filsafat agama ini, kebaikan dan kejahatan berada dalam satu hubungan yang mutlak.
Tetapi dari Alkitab kita memperoleh bukti yang nyata bahwa kuasa kebaikan itu jauh lebih besar dari kuasa kejahatan. Yang baik secara relatif lebih kuat dari yang jahat. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam kasus pengusiran roh-roh jahat yang dapat kita baca di dalam Injil. Dalam kasus pengusiran roh-roh jahat, kita memperoleh bukti nyata yang menunjukkan bahwa kuasa jahat tunduk secara mutlak di bawah kuasa yang baik. Hal ini terjadi karena sumber dari segala yang baik hanyalah berasal dari Allah. Dia-lah yang merupakan perwujudan dari kuasa yang baik (Luk. 18:19) Ini merupakan satu kebenaran mutlak di dalam Alkitab.

Selasa, 20 November 2012

Aku divonis tidak akan punya anak!

 
Pernikahan Junry dan Yeni Allow sangatlah harmonis dan bahagia. Keduanya saling mengasihi dan melengkapi satu sama lain. Namun keduanya merasa bahwa kebahagiaan mereka belum lengkap tanpa adanya sang buah hati. Bahkan keluarga, teman hingga relasi mereka, berharap bahwa Junry dan Yeni segera mendapatkan anak.
Namun setiap harapan dan keinginan dari keluarga dan teman yang dilontarkan kepada mereka berdua, dianggap sebagai sebuah penghakiman. Bahkan Yeni mengakui dirinya merasa tertuduh seperti dianggap sebagai seorang wanita yang tidak sempurna. Setiap usaha mereka untuk mendapatkan anak dengan mengunjungi dokter, selalu diakhiri dengan kekecewaan. Hingga hal itu membuat mereka frustrasi dan putus asa.
"Istri saya sendiri yang kemudian terus mengalami beban yang seperti menindih dia, yang betul-betul menekan dia. Sampai keadaanya seperti aneh, paranoid. Ketika lihat orang lain hamil, jadi jengkel, jadi marah," ungkap sang suami. "Memang situasi yang terjadi sudah tidak bisa saya tanggulangi lagi," tambah sang istri.
Akhirnya jalan terakhir mereka tempuh, yaitu dengan tes kesuburan. Hasilnya adalah terjadi masalah dalam sistem reproduksi sang istri, yang mengakibatkan sel telur tidak mengalami pembuahan. Hal ini begitu memukul Yeni. "Pada waktu itu saya betul-betul merasa menjadi wanita yang tidak sempurna. Saya menghadapi situasi dilema, masihkah saya harus percaya kepada Tuhan?" ungkap Yeni.
Meskipun begitu sang suami tetap menerima keadaan ini meskipun tantangan yang dirasa begitu berat. Namun sang suami tetap mengkhawatirkan psikis sang istri yang kini dirasa begitu menyendiri dan murung. "Dia mengalami tekanan yang berat, sehingga makin lama makin terpuruk, padahal saya sudah terus berdoa kepada Tuhan. Tapi koq hasilnya malah seperti ini. Saya kemudian jadi berpikir, loh saya ini kan dosen, saya mengajarkan karakter, saya mengajarkan tentang iman kepada orang lain," ungkapnya.

Mujizat 5 tahun menunggu keturunan

 
Dalam Alkitab kita melihat mukjizat Tuhan dialami oleh beberapa orang Ibu. Semula mereka mandul, tidak bisa melahirkan anak. Tetapi setelah mereka bergumul dan membawa masalah itu dalam doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, maka Tuhan pun membuka rahim mereka. Ribkah, setelah didoakan oleh Ishak, suaminya, akhirnya melahirkan 2 (dua) orang anak sekaligus: Esau dan Yakub (Kejadian 25:21-28).. Hana, setelah sekian lama disakiti hatinya oleh Penina, madunya, bergumul dalam doa. Akhirnya ia bukan hanya memperoleh satu anak yaitu Samuel, melainkan ia diindahkan Tuhan sehingga bisa melahirkan 5 orang anak lagi! (1 Samuel 1:20; 2:21)
 
Mukjizat itu bukan hanya terjadi di masa lalu sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab. Sampai masa kini pun mukjizat seperti itu bisa terjadi. Berikut ini adalah kisah nyata yang sungguh menggetarkan hati.
Ibu Susana namanya. Pada tanggal 24 September 1989, dalam usianya yang ke-26, ia memperoleh anugerah dari Tuhan, seorang suami yang mengasihi Tuhan, Stevanus Sugianto namanya. Namun saat itu ia terikat dengan perjanjian kerja di sebuah bank bahwa dalam setahun setelah pernikahannya ia tidak boleh mempunyai anak terlebih dahulu, agar tidak mengganggu pekerjaan di kantor. Maka bersama suaminya ia sepakat untuk tidak mempunyai anak terlebih dahulu. Namun pimpinan bank itu kemudian memberikan kelonggaran. Setahun belum berlalu, tetapi ia telah diperbolehkan mempunyai anak. Tanpa beban apa pun ia mensyukuri hal itu dan bersama suaminya siap untuk memperoleh keturunan.
 
Namun setelah ditunggu selama kurang lebih 3 tahun, ia tidak kunjung hamil. Mulailah mereka was-was mengingat usia suami juga sudah di atas 30! Mereka pun mulai berusaha menghubungi seorang dokter ahli kandungan untuk berkonsultasi. Usaha itu menjadi menggebu-gebu karena rekan-rekan sekantornya selalu menanyakan kapan ia akan punya anak, bahkan kadang-kadang ucapan mereka – sekalipun maksudnya bercanda – cukup menyakitkan hatinya.

Minggu, 18 November 2012

Tuhan Mengadakan pemulihan bagi kita

Nats Khotbah : Yohanes 21:15-19 Pembacaan : Titus 3:3-7
Perikope ini menggambarkan bagaimana Petrus dipulihkan Yesus sebagai pemimpin dari para murid. Petrus mengalami sesuatu yang menyakitkan dalam hidupnya dalam rangka mengikuti Yesus dan memimpin para murid. Dia mengalami kekecewaan dan kembali kepada pekerjaan sebelum Yesus memanggilnya. Dari perikope ini kita melihat dua hal dalam pemulihan Yesus, yakni :
Yang Pertama : Yesus memulihkan Petrus dengan pengampunan dan pengutusan. Dengan cara bertanya apakah Petrus mengasihinya lebih dari yang lain sebanyak tiga kali, Yesus memulihkan Petrus. Di dalam pertanyaan ini, tersirat pengampunan yang diberikan Yesus terhadap apa yang telah dilakukan Petrus di masa lalu, yaitu penyangkalannya dan rasa kecewanya setelah Yesus disalibkan. Yesus mengembalikan rasa kepecayaan dirinya, bahwa dia berharga di depan Allah. Dan Yesus mengutusNya sebagai gembala bagi domba-dombaNya. Tentu ini sangat luar biasa bagi seorang yang melakukan kegagalan dan kekecewaan di masa silam. Dipulihkan kembali sebagai pemimpin para murid.
Yang Kedua : Pemulihan Yesus menuntut penyerahan total. Yesus setelah memulihkan Petrus menggambarkan apa yang akan terjadi dalam hidup Petrus. Sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi di masa depan. Dari tradisi gereja disaksikan bahwa Petrus mati disalibkan secara terbalik. Ini menggambarkan bahwa setelah dipulihkan dia menyerahkan diri secara total kepada Tuhannya, dan inilah kasih itu. Pemulihan mengantar orang kepada kesetiaan sampai mati. Itu sebabnya dalam akhir percakapan Yesus mengatakan : “Ikutlah Aku!”. Perkataan Yesus ini dalam bentuk present yang berkelanjutan, Artinya perkataan Yesus mengatakan : Tetaplah ikut Aku! Apa pun yang terjadi dalam hidup ini, tetaplah fokus pada Yesus dan anugerah Allah. Dan kita tahu kemana akhir hidup kita, maka kita akan kuat dan mengalahkan penderitaan.
Minggu Quasimodogeniti (jadilah seperti bayi yang memerlukan susu) mengajak kita untuk dipulihkan. Biarlah Yesus memulihkan kita!

Minggu, 11 November 2012

SEKOLAH TEOLOGI DAN GERAKAN PENGINJILAN

 


ALBERT KONANIAH
Gerakan penginjilan sebenarnya sudah dimulai sejak Tuhan memilih dan memanggil Abraham (Kej. 12).[1] Tuhan berfirman kepada Abraham bahwa melalui Abraham segala bangsa di atas bumi akan mendapatkan berkat. Boleh dikatakan sejak pemilihan Abraham dan keturunannya, yakni bangsa Israel Tuhan menyatakan keselamatan melalui karya-Nya dalam sejarah bangsa ini, agar semua bangsa memiliki kesempatan untuk mengenal Tuhan alam semesta (Ul. 4:5-8, 35).[2] Hal ini berarti pemilihan mempunyai dimensi misi. Pemilihan bukan hanya merupakan tanggung jawab.[3] Pada zaman Perjanjian Baru, kehendak Tuhan mengenai penginjilan ini makin jelas. Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia memberikan amanat penginjilan kepada gereja-Nya.[4]
Pada tahun 1989, di Singapura diadakan suatu konsultasi yang disebut "Global Consultation on World Evangelization by A. D. 2000 and Beyond".[5] Tujuan konsultasi ini adalah membangkitkan semangat orang Kristen di seluruh penjuru dunia untuk mengadakan gerakan penginjilan supaya sebelum tahun 2000 berlalu, terang injil Kristus sudah disampaikan ke seluruh pelosok dunia.
Gerakan yang bermakna penting ini bukanlah gerakan yang pertama kalinya, sebab selama dua milenium ini telah diadakan gerakan serupa. Dari perjalanan sejarah gereja, kita dapat melihat ada banyak gerakan, konsultasi dan lain sebagainya, telah diselenggarakan. Diantaranya tahun 1988, di Yerusalem diadakan gerakan yang disebut "The Lighting Ceremony of the Great Commission",[6] untuk mengingatkan kembali Amanat Agung yang hampir dilupakan oleh gereja. Jauh sebelumnya pada tahun 1966, di Berlin juga diadakan konferensi penginjilan Lausanne dengan tujuan untuk memberikan pengertian yang benar mengenai penginjilan dan tanggung jawab gereja. Kemudian diikuti dengan konferensi Lausanne lainnya dengan tema berbeda, tetapi tujuannya tetap sama.[7] Pada tahun 1886 berlangsung sebuah gerakan yang menggemparkan dunia yang disebut "Student Volunteer for Foreign Mission", dengan slogan: The Evangelization of the World in this Generation. Tetapi sayang, gerakan yang sempat menggemparkan dunia ini akhirnya lenyap dan apa yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan.[8]

Rabu, 07 November 2012

RIP RHEZA CHRISTIAN - Kisah dr seorang pejuang tangguh yg melawan Kanker

222169_10150183330624001_663964000_6953044_6415187_n
Halo.. nama saya Rheza, cowo kasep 28 tahun, pada tahun 2010 bulan Mei silam, saya resmi didiagnosa sebagai pasien Alveolar Soft Part Sarcoma (ASPS).
Semejak itu saya sudah operasi kecil angiography, operasi embolisasi 7 jam, dan operasi kepala pengangkatan tumor 2 kali..

Apa itu ASPS?
ASPS adalah kanker sarcoma yg sangat2 langka, sangat2 langka sampai rs kanker nasional Dharmais pun claim belum tau cara pasti untuk menghandle jenis kanker saya. ASPS adalah kanker yang resistant chemo dan radiasi, jadi sejauh ini secara medis belum bisa disembuhkan (secara medis loh... dalam Tuhan tidak ada yg mustahil). Kondisi kanker saya singkat cerita sudah stadium 4 lanjut dengan penyebaran di 4 lokasi.

Kenapa kamu tulis note ini?
Saya mau berbagi dan bersaksi, mudah2an menjadi berkat dan kekuatan buat orang yg baca.

Loh? bersaksi? bukannya kamu belum sembuh? malah denger2 akan diamputasi kaki kanannya kan?
Nah! Waktu itu saya dibawa sama temen saya Kevin dan didoakan oleh Pendeta Riza, waktu itu dia bilang kalau saya BISA bersaksi walau belum sembuh.. Itu yg saya coba lakukan sekarang.

Oooo gitu toh.. wah jadi penasaran.. Cerita donk kl gt..
Hahaha.. ok.. kali ini saya mau menunjukan apa LAGI yg kanker sudah ajarkan saya, saya pernah tulis note serupa yg ternyata menjadi berkat buat banyak orang tanpa saya sadari ~amin~.
ceritanya saya potong supaya ga bosen ya..

Pada bulan November 2010 silam saya mendapat berkat / sponsorship dari tante saya (saya manggilnya anti pon [Auntie Voni] untuk check-up ke Singapore, atas saran dokter onkologi saya yg sangat sabar dan sangat mendengarkan Dr. Els Anggraeny. Disana banyak info2 baru yg saya dapat yg sangat membantu. Disana juga saya mengalami saat saat yg sangat sangat depresif dan sangat2 menjatuhkan semangat hidup saya. Saya sempet menumpahkan emosi saya di Facebook yg menunjukan kalau saya menyerah dan memilih untuk 'diangkat'.

Kok bisa sebegitunya? apa yg terjadi? Setau saya kamu orangnya sangat2 positive minded dan sangat2 ahli menangani stress??
Pada hari itu, saya check-up ke dokter dimana saya mendapat info2 yg sangat membantu, SEKALIGUS juga kenyataan yg sangat pahit. saya mendapatkan fakta kl penyakit saya secara medis sampai saat ini tidak bisa disembuhkan, karena penyakitnya sangat2 langka, dan belum ada obat yg bisa membunuh sel ASPSnya (yg saya minum sekarang adalah obat kanker ginjal karena tidak ada obat kanker ASPS di dunia ini). Diikuti lg kabar kalau lutut kanan saya sudah hancur. Untuk bisa jalan lg solusi terbaik adalah amputasi diikuti pemasangan prosthesis leg (kaki palsu), atau penggantian tulang dengan platinum yg merupakan pilihan saaaaangat mahal, rumit, sakit, tidak kuat, dan tidak sebersih amputasi.

Malamnya, sewaktu saya berjuang untuk tidur, tumor humerus kiri mendadak sakit.. diikuti sakit kepala yg sangat2 sakit.. disitulah di saat saya kesakitan yg amat sangat, diikuti dengan pikiran2 tidak bisa sembuh dan amputasi.... saya menyerah... saya berseru berulang2 dalam hati 'Tuhann kalau Kau sayang saya TOLONG dan saya MOHON angkat saya untuk mengakhiri penderitaan ini'... Malam itu merupakan hari yg sangat2 panjang dan tidak terlupakan deritanya.

Besoknya, lagi2 kepala sakit... kali ini lebih parah! saya sampai epilepsi, kejang2, sambil teriak2 kaya yg kesurupan dan diikuti dengan lupa ingatan. Tidak percaya? Tante Sumi yg merupakan apartement room mate saya menjadi saksi (akan saya tag untuk mengkonfirmasi). Ambulans datang dan saya dirawat di Rumah sakit dan didiagnosa penyebaran tumor di otak. Saya shock.. Waduh, 4 aja blum beres tambah 1 lagi? Tambahnya jg dilokasi yg mengancam nyawa? Yah.. berusaha tegar aja deh.. Saya uda siap diangkat kok..

Minggu, 04 November 2012

SIAPA MEMBERI MAKAN YESUS DAN PARA MURID-NYA?

Umumnya, tidak banyak orang yang menulis dan membicarakan keperluan sehari-hari Yesus dan rombongan-Nya. Padahal kita mengetahui bahwa Yesus tidak mengadakan mujizat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Kita cenderung membahas bagaimana Yesus memberi makan ribuan orang dengan makanan yang terdiri dari lima ketul roti dengan dua ekor ikan. Pada kesempatan lain, orang banyak datang berbondong- bondong begitu mereka mendengar Yesus berada di sebuah kota atau di sebuah tempat. Kita tidak pernah bertanya-tanya, dari mana gerangan Yesus memperoleh makanan pagi, siang, dan petang. Narasi dalam Kitab Suci menyebutkan bahwa Yesus makan di rumah orang berdosa (Zakheus sang pemungut cukai) atau mampir di rumah Lazarus, sahabat-Nya itu dan diberi makan oleh Maria dan Marta.
YESUS BERJALAN KAKI SEHINGGA TIDAK PERLU BIAYA?
Barangkali, cara yang paling efektif untuk mengabarkan Injil pada zaman itu ialah dengan berjalan kaki agar tidak ada yang terlewatkan. Yesus jarang mengumpulkan orang supaya datang kepada- Nya. Orang berbondong-bondong menjumpai-Nya karena mereka ingin mendengarkan pengajaran yang disampaikan-Nya, sebuah pengajaran yang lain daripada yang selama ini mereka dengarkan dari pejabat di Bait Allah. Yesus berbicara dan berkhotbah, bahkan ketika membacakan ayat Kitab Suci pun Ia amat berbeda daripada ahli Taurat dan orang Farisi. Ia amat berkuasa. Pembacaan ayat yang Ia lakukan amat menarik dan menyentuh hati mereka. Suara-Nya yang lembut menyejukkan hati yang resah.
Salah satu teologi penggembalaan yang dilakukan oleh Yesus ialah teologi penggembalaan individual. Ia bercakap-cakap dengan individu, muka dengan muka. Ia tidak menggunakan bahasa yang sulit, bahkan memberikan perumpamaan yang sangat sederhana untuk mengajarkan ihwal pengajaran yang sulit. Melalui perumpamaan, pelajaran yang sulit disederhanakan. Kalangan rakyat jelata sampai kalangan elit dapat memahami pelajaran yang disampaikan-Nya.
ORANG-ORANG TERBUANG MENJADI PENUNJANG ROMBONGAN YESUS
Sebuah kelompok yang terorganisasi harus ditunjang oleh biaya yang cukup. Yesus membuat kelompok dua belas orang, lalu ada lagi kelompok tujuh puluh, dan mungkin ada yang lebih besar lagi. Bagaimana mereka mengatur diri tanpa biaya yang jelas? Salah satu sumber informasi yang dapat kita peroleh ialah catatan yang dibuat oleh Lukas dalam Lukas 8:1-3. Coba kita perhatikan dengan saksama.

Kamis, 01 November 2012

PENGHALANG-PENGHALANG UNTUK BERMISI

Jika menghitung masalah dan penghalang, akan banyak sekali yang bisa kita lihat. Saya mencoba tidak terlalu "negative thinking" dalam melihat beberapa hal yang umumnya terjadi yang menghambat kita untuk menjalankan tugas misi secara luas. Ada banyak faktor di dalamnya. Kita juga bisa melihat sejarah gereja dalam konteks kita masing- masing. Saya tidak ingin membahas mengenai hal itu di sini. Saya juga tidak bermaksud mencari siapa yang salah, siapa yang benar. Saya hanya mencoba melihat beberapa hal yang mungkin sekali kita alami.
SINDROM MINORITAS: BELAJAR DARI YUSUF
Sindrom minoritas mungkin sekali dirasakan oleh orang-orang percaya yang tinggal di tengah-tengah mayoritas orang yang belum mengenal Tuhan. Hal ini adalah gejala yang wajar secara manusiawi, tetapi dalam pandangan Alkitab itu bukan suatu alasan bagi kita untuk tidak menjadi saksi Tuhan. Perasaan sebagai minoritas mungkin menghinggapi banyak orang percaya di negara-negara berkembang, seperti juga di Indonesia. Hidup dalam kemampuan ekonomi yang terbatas di tengah- tengah komunitas masyarakat yang rentan terhadap gejolak sosial dapat menjadi alasan orang percaya untuk mengesampingkan perhatiannya dari tugas misi Gereja.
Sudah menjadi hal yang lumrah bila kita tidak punya nyali untuk menyuarakan kebenaran firman Allah. Tantangan di sekitar kita begitu besar dan kompleks. Akan tetapi, ingatlah bahwa lilin itu kecil, tapi menerangi kegelapan yang besar. Garam itu sedikit, tapi memberi rasa pada masakan yang banyak.
Yusuf merupakan tokoh yang menarik dalam kitab Kejadian. Ia mendapatkan visi yang jelas dari Allah melalui mimpinya. Untuk itu, dia harus menunggu belasan tahun sampai visi itu digenapi dalam hidupnya melalui berbagai proses pembentukan Tuhan. Ia dianiaya saudara-saudaranya, bahkan dijual menjadi budak di Mesir. Ketika di Mesir, Yusuf hidup di rumah Potifar, seorang pejabat tinggi yang tidak mengenal Tuhan. Yusuf bukan hanya minoritas, tapi juga seorang asing yang hidup di tengah lingkungan yang berkebudayaan lain dengan dirinya. Sebagai orang percaya dia hanya sendirian. Sungguh pun begitu, Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya (Kejadian 39:2).
Yusuf menjadi kesaksian yang luar biasa. Sebagai anak Tuhan yang berintegritas, Yusuf menjadi berkat. Tuhan menyertainya karena dia hidup berkenan kepada Tuhan. Penyertaan Tuhan berarti kehadiran Tuhan. Kehadiran Tuhan berarti berkat-Nya ada. Meskipun Yusuf digoda oleh isteri Potifar, ia bertahan untuk hidup kudus di hadapan Tuhan. Dia menolak rayuan isteri Potifar semata-mata bukan karena takut kepada Potifar, tapi dengan tegas dia menyatakan sikapnya.
"Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kej. 39:9).
Yusuf tidak mau berbuat dosa bukan karena takut ketahuan manusia, tapi karena takut akan Tuhan. Integritas itu dibayar mahal dengan fitnahan. Nama baiknya rusak, bukan karena kesalahannya, tapi karena dia menjaga kekudusan di hadapan Tuhan.