Kamis, 26 Juli 2012

Mengenal Tokoh Alkitab " Elia dan Elisa "

ELIA

Elia, Nabi Israel pada abad 9 sM. Namanya (Ibrani', אֵלִיָּה - 'ELIYAH atau אֵלִיָּהוּ - 'ELIYAHU, berarti 'Allahku adalah YHVH'.

Catatan mengenai Elia :

Disebut pertama : 1 Raja-raja 17:1
Kitab yang menyebut : 10 buku : 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 2 Tawarikh, Maleakhi, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Roma, Yakobus.
Pekerjaan : Nabi - 1 Raja-raja 19:14
Tempat kelahiran : Di sebelah timur sungai Yordan
Tempat kematian : Tidak mati - 2 Raja-raja 2:11-12
Terakhir disebut : Yakobus 5:17
Fakta penting : Ia mengalahkan musuh-musuhnya di Gunung Karmel dan kemudian dia diangkat ke Surga (1 Raja-raja 18:16-45, 2 Raja-raja 2:1-18).

Di luar acuan dalam I Raja 17:1 yang mengatakan bahwa Elia seorang Tisbe dari Tisbe-Gilead, latar belakang nabi ini tidak diketahui. Acuan ini pun tidak jelas. Masorah Text memberi isyarat bahwa walaupun Elia tinggal di Gilead, namun ia lahir di tempat lain, barangkali Tisbe yg di Naftali. LXX membaca "ek theshon tes galaad", yg menyinggung adanya desa Tisbe di Gilead. Agaknya Yosefus menerima pendapat ini (Alit 8.319). Secara tradisi desa ini disamakan dengan suatu tempat ± 13 km di sebelah utara Sungai Yabok.

Cerita-cerita mengenai pelayanan Elia disajikan dalam 1 Raja 17-19; 21; 2 Raja 1-2. ditulis dalam bahasa Ibrani kuno yang tulen. 'suatujenis bh Ibrani yg hampir tak mungkin lebih kemudian dari abad ke-8 sebelum Masehi (WF Albright, From the Stone Age to Christianity, hlm 307), dan yang pasti tidak berada lama dalam bentuk lisan saja. Pelayanan kenabiannya mengambil tempat di kerajaan Utara selama pemerintahan dinasti Omri. Elia sebaya dengan raja Ahab dan Ahazia, dan dari kedudukan cerita kenaikannya ke sorga (2 Raja 2) dan jawab kepada pertanyaan Yosafat dalam 2 Raja 3:11, dapat disimpulkan bahwa kenaikannya mungkin terjadi ± pada waktu Yoram naik takhta Israel. Ada kesukaran yg dihadapkan kepada kesimpulan ini oleh 2 Tawarikh 21: 12-15. Ini mungkin dapat diselesaikan, atau dengan cara menafsirkan 2 Raja 8: 16 sebagai berarti bahwa Yosafat dan Yoram, kedua raja Yehuda, sama-sama memerintah, atau dengan cara menganggap surat yang disebut dalam ayat itu sebagai nubuat yg ditulis sebelum kenaikannya.


Seri cerita tentang Elia mengutarakan enam peristiwa dalam hidupnya: pemberitaan masa kekeringan dan pelariannya yg kemudian, adu kuasa di Gunung Karmel, pelariannya ke Horeb, peristiwa Nabot, nubuat mengenai Ahazia, dan kenaikannya ke sorga.

Kecuali yang terakhir, semua peristiwa ini pada dasarnya berkaitan dengan pelanggaran ibadah YHVH dengan ibadah Baal Melkar, dewa pelindung Tirus yang resmi. Ahab mengembangkan agama alam Kanaan yg bercorak Fenisia ini sesudah ia kawin dengan Izebel. anak perempuan raja Tirus (I Raja 16:30-33), tapi Izebel-lah yang terutama bertanggung jawab mengenai pemusnahan ibadah kepada YHVH secara sistematis dan mengenai penyebaran ibadah kepada Baal di Israel (I Raja 18:4, 13, 19; 19: 10, 14).

Dalam peristiwa pertama (I Raja pasal 17) Elia tampil tanpa pendahuluan, dan sesudah mengucapkan kepada Ahab bahwa akan datang kekeringan 3 tahun lamanya, ia mengundurkan diri ke daerah yg di luar kekuasaan Ahab: mula-mula ke S Kerit di sebelah timur Yordan, lalu ke Sarfat (Sarafend modern di sebelah selatan Sidon masih memakai nama yg sama, dan dari situ dapat dilihat sisa-sisa dari bandar kuno). Di kedua tempat itu hidup Elia dipelihara secara mujizat, dan di Sarfat dilakukannya suatu mujizat penyembuhan (1 Raja 17: 17-24).

Peristiwa kedua 3 tahun kemudian (1 Raj 18; bnd Lukas 4:21; Yakobus 5:17 yang mengikuti tradisi Yahudi) menceritakan berhentinya kekeringan sesudah kemenangan atas ibadah Baal yg teratur di Gunung Karmel. Kekeringan yang didatangkan dan dihentikan berdasarkan firman YHVH, merupakan tantangan bagi kekuasaan Baal atas alam. Menurut I Raja 17 Elia tinggal dalam daerah pusat penyembahan Baal Melkar tapi dilindungi oleh YHVH, sedang negeri berada dalam keadaan merana (ayat 12; bnd Josephus, Antiquities 8.13.2). Dalam 1 Raja 18 tantangan terhadap Baal menjadi terbuka, dan keunggulan YHVH dibuktikan secara menakjubkan. Bahwa ibadah kepada Baal tidak dimusnahkan sama sekali di Gunung Karmel, terbukti dari singgungan di kemudian hari (misal 2 Raja 10: 18¬21). Keil menyarankan bahwa mezbah Tuhan yang sisa-sisanya didapati Elia di Karmel, telah dibangun oleh para penyembah Tuhan di Israel sesudah kerajaan itu terbagi dua. Beberapa orang membuang I Raja 18:30b, sedang yang lain membuang ayat 31 dan 32a, tapi tidak ada alasan untuk ini.

Peristiwa ketiga (pasal 19) yg menerangkan Elia lari ke Horeb untuk menyingkir dari amarah Izebel adalah penting. Horeb ialah gunung yg kudus, di mana Allah Musa, Allah perjanjian, telah menyatakan diriNya, dan kembalinya Elia ke situ menggambarkan kembalinya seorang nabi yg taat, tapi yg sudah putus asa ke sumber asli dari iman yg telah dipertahankannya. Tugas yang diberikan kepadanya dalam I Raja 19: 15-18 agaknya hanya sebagian dilaksanakan oleh Elia sendiri. Bahwa Hazael dan Yehu menaiki takhta Siria dan Israel, secara berurut tercatat dalam seri cerita tentang Elisa.

Peristiwa Nabot dalam 1 Raja 21 melukiskan dan mempertahankan prinsip yg tertanam dalam kesadaran keagamaan Israel, bahwa tanah yg dimiliki oleh suatu keluarga atau suku adalah pemberian YHVH, dan ji ka seseorang tidak mengakui dan menghargai hak perseorangan dan hak keluarga dalam lingkungan persekutuan perjanjian Allah, maka orang itu akan dihukum. Elia tampil sebagai pejuang demi tuntutan susila yg kuat dalam agama yg diajarkan Musa, yg begitu jelas alpa dalam ibadah kepada Baal.

Peristiwa kelima dalam 2 Raja 1 melanjutkan gambaran tentang pertentangan YHVH dengan Baal. Hal Ahazia minta petunjuk kepada dewa kehidupan Siria, yaitu Baal Zebub (dlm naskah Ras Syamra nama ilah itu ialah Beel Zebul, bnd Matius 10:25; nama Baal Zebub, artinya Tuan lalat, merupakan cemoohan saja) memancing hukuman Allah (ayat 6,16). Hukuman api juga menimpa orang-orang yang bersikeras menolak firman YHVH dengan jalan mencoba men¬datangkan celaka akan nabi-Nya (ayat 9-15). Kenaikan Elia ke sorga dalam angin badai (2 Raja 2:11) mengakhiri jalan hidup kenabiannya yg menakjubkan secara menggugah hati. Seruan Elisa (2 Raja 2:12) diulangi dalam 2 Raja 13: 14 mengenai Elisa sendiri.

Mengenai pentingnya Elia dapat dikatakan dua hal:

Pertama, ia berdiri di tengah-tengah barisan nabi PL yg bersifat kesurupan, yang mulai pada zaman Samuel, dan ia juga seorang perintis dari barisan nabi yg menulis pada abad 8. Hubungannya dengan tradisi terdahulu dapat dilihat dalam hal ia seorang yg segera bertindak, dan gerakannya yg dikemudikan Roh Allah tak dapat diduga orang lebih dahulu. Pada zamannya golongan nabi yg mulai pada zaman Samuel masih dilanjutkan (1 Raja 18:4, 13; 2 Raj 2:3, 5, 7). Hubungannya dengan nabi-nabi yg kemudian terletak dalam usahanya yg terus-menerus untuk mengingatkan umatnya kembali kepada agama yg diajarkan Musa, baik supaya menyembah hanya YHVH saja, maupun dalam mengumumkan ukuran-ukuran keadilbenaran yg diajarkan Musa dalam kehidupan masyarakat. Dalam kedua hal ini ia mendahului ucapan nubuat yg lebih lengkap yg dikembangkan oleh Amos dan Hosea.

Pembelaan Elia akan agama yg diajarkan Musa, ditopang oleh beberapa rincian yg membuat kesejajaran Elia dan Musa. Kembalinya Elia ke Horeb cukup terang, tapi ada juga kenyataan bahwa Elia ditemani dan diganti oleh Elisa, seperti Musa oleh Yosua. Kesejajaran ini mencakup beberapa hal. Kematian Musa mengandung suasana rahasia (Ulangan 34:6), penggantinya memperoleh ketaatan Israel, karena ia mendapat roh yg sama seperti Musa dan membuktikan kesanggupannya untuk jabatan itu dengan menyeberangi sungai secara mujizat (Ulangan 34:9; Yosua 4: 13-14).

Cerita kenaikan Elia ke sorga memantulkan kembali pola ini secara tetap. Kenyataan bahwa Allah menjawab Elia dengan api dalam dua peristiwa (1 Raja 18:38; 2 Raja 1: 10-12) agaknya menoleh ke belakang ke peristiwa penyataan kehadiran dan penghukuman Allah dalam api pada saat Keluaran (mis Keluaran 13:21; 19: 18; 24: 17; Bilangan 11.1, 16:35). Tak usah heran jika dalam pikiran Hagada Yahudi, Elia dipandang sebagai teman imbangan Musa.

Kedua, dikatakan bahwa pelayanan kenabiannya akan tampak kembali 'menjelang datangnya hari YHVH yg besar dan dahsyat itu' (Maleakhi 4:5-6). Pokok ini sangat terkenal dalam Misyna Yahudi dan menjadi pokok pembicaraan umum pada waktu Yesus (Markus 8:28). Yesus menjelaskan bahwa nubuat Maleakhi itu menunjuk kepada pelayanan Yohanes Pembaptis (Matius 11:14; 17: 12 dab). Elia tampil kembali di gunung Pemuliaan (Markus 9:4) dan disinggung juga di tempat lain dalam PB (Lukas 4:25-26; Roma 11 :2-4; Yakobus 5: 17-18).


PL menyebut tiga orang lagi yang bernama Elia:

1. Seorang imam suku Benyamin (l Tawarikh 8:27).

2-3. Seorang imam dan seorang awam, yang kawin dengan perempuan-perempuan asing (Ezra 10:21,26).


Kepustakaan:
E Fohrer, Elia2, 1957; RH Rowley, Men of God, 1963, ps 2;
J Lindblom, Prophecy in Ancient Israel, 1963, ps 2; ICC 1951, tafsiran 1 Raj dan 2 Raj; dalam ICC dan Old Testament Library;
F James, Personalities of the Old Testament, 1939, ps 9;
R.S Wallace, Elijah and Elisha, 1957.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2004, hlm 275-277.





I. Nabi Elisa

Elisa adalah nabi Israel pada abad 9 sM yg dalam PL ditulis אֱלִישָׁע - ELISYA artinya 'Allah ialah keselamatan' atau 'Allah itu Juruselamat'.

Ayah : Safat - 1 Raja-raja 19:16
Disebut pertama : 1 Raja-raja 19:16
Namanya disebut : 58 kali
Kitab yang menyebut : 3 buku : 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, Lukas
Pekerjaan : Nabi - 1 Raja-raja 19:16
Terakhir disebut : Lukas 4:27
Fakta penting : Ia adalah pengganti Elia yang berpisah di Yordan dan menyembuhkan Naaman dari penyakit kusta-nya (2 Raja-raja 2:9-14, 5).

Segala sesuatu yg dapat diketahui mengenai latar belakang Elisa disajikan dalam I Raja 19: 16, 19-21. Tidak diceritakan mengenai umurnya atau tempat lahirnya, tapi kita dapat menduga bahwa ia berasal dari Abel- Mehola (Tell Abu Sifri) di lembah Yordan, dan bahwa ia masih muda tatkala Elia memilih dia. Bahwa dia anak dari suatu keluarga mampu agaknya benar. Jika kita memberi penanggalan pada masa pelayanannya dari saat pemanggilannya. maka pelayanan itu meliputi pemerintahan Ahab. Ahazia, Yoram, Yehu, Yoahas dan Yoas, suatu masa lebih 50 thn. Cerita-cerita tcntang pelayanannya disajikan dalam I Raja 19; 2 Raja 2-9, 13; dan meliputi 18 deret peristiwa. Tak dapat dipastikan urutan waktu seluruhnya, karena jelas ada yg kosong dalam urutan kejadian-kejadian (misalnya bandingkan dengan 2 Raja 6:23 dgn 6:24; 5:27 dgn 8:4-5; 13: 13 dgn 13: 14 dab). Suasana peristiwa-peristiwa ini tidak setegang seperti suasana pertempuran antara ibadah YHVH dan ibadah Baal, yg terdapat pada zaman Elia. Elisa melayani sebagai pimpinan suatu golongan nabi, dan pelayanannya terdiri dari pertunjukan tanda dan mujizat, baik dalam rangka perseorangan maupun dalam rangka nasional. El isa dapat kelihatan sebagai semacam pelihat dalam tradisi Samuel, yg didatangi para petani dan raja untuk minta bantuan.

Menelaah peristiwa-peristiwa ini dalam urutannya menurut Alkitab, terlihat hal-hal berikut:

1. Pemanggilan Elisa (I Raja 19: 19-21) bukanlah suatu pengurapan tapi penah bisan dengan mem beri tanda jabatan yg dilambangkan jubah kenabian Elia. Sampai Elia naik ke sorga Elisa tetap menjadi pelayannya (1 Raja 19:21; 2 Raj 3: 11).

2. Dalam 2 Raja 2: 1-18 diceritakan bagaimana Elisa memangku jabatan Elia, Disebutnya dua bagian dari roh Elia (2 Raja 2:9) mengingatkan kata-kata dan pikiran Ulangan 2l:l7, sedang seluruh peristiwa ini mengarahkan pembaca mengenang peristiwa penggantian Musa oleh Yosua sebagai pemimpin Israel.

3. Disehatkannya air yg tidak baik dalam 2 Raja 2: 19-22 adalah sejajar dengan peristiwa di Mara (Keluaran 15:22-25).

4. Kejadian dalam 2 Raja 2:23-25 harus dipahami sebagai hukuman atas orang yg dengan sadar mengejek pimpinan baru dari golongan nabi Yahweh. Ada ahli yg condong kepada pandangan bahwa kebotakan Elisa itu merupakan cukuran kepala tanda kenabian.

5. Cerita turutnya Elisa dalam peperangan ketiga raja melawan Moab (2 Raja 3: 1-27), mencatat permintaan Elisa akan pemain kecapi tatkala ia ingin menerima wahyu dari YHVH. Inilah tanda nubuat yang bersifat kesurupan, seperti dalam I Samuel 10:5-13 (bnd I Tawarikh 25: 1).

6. 2 Raj 4: 1-7 ialah sejajar dengan mujizat Elia dalam 1 Raja 17:8-16 dan memperkenalkan No 7.

7. Inilah cerita yg lebih panjang mengenai peran Elisa terhadap perempuan Sunem (2 Raja 4:8-37), yg dalam banyak hal sama dengan cerita dalam I Raja 17:8-24.

8 & 9. 2 Raja 4:38-41 dan 4:42-44 terjadi pada rapat-rapat persaudaraan para nabi di Gilgal, barangkali selama masa kelaparan yg disinggung dalam 2 Raja 8:1. Mujizat kedua ini mendahului mujizat Yesus yg tertulis dalam Markus 6:35-44.

10. Cerita Naaman (2 Raja 5: 1-27) yg tak dapat ditentukan tanggalnya dengan tepat, pasti terjadi waktu salah satu dari saat-saat tenang dalam permusuhan Israel dengan Siria. Ulasan penulis dalam ayat 1 yg mempertanggungkan kemenangan Siria kepada YHVH perlu dibandingkan dengan Amos 9:7. Pandangan bahwa YHVH menguasai seluruh alam semesta ini diakui oleh Naaman, dan permintaannya akan sedikit tanah Israel tidak perlu harus diartikan sebagai kepercayaan bahwa pengaruh YHVH terbatas pada daerah Israel saja. Mengenai berkat Elisa, H.H Ellison berkata, 'Jika golongan terbesar umat Israel hanyut dalam suatu ibadah kepada YHVH, yg di dalamnya mereka berikan tempat bagi dewa-dewa asing. maka seorang Siria tak dapat dipersalahkan jika dalam sekejap tidak mencapai puncak agama monoteisme' .

11. 2 Raj 6: 1-7 menceritakan suatu perbuatan mujizat Elisa dan serentak menyoroti luasnya dan jenis tempat tinggal dari persaudaraan nabi (bnd 2 Raja 4:38-44).

12 & 13. 2 Raja 6:8-23 dan 6:24-7:20 menggambarkan Elisa sebagai penasihat para raja dan penyelamat bangsa dari malapetaka nasional (bnd 3: 1-27).

14. 2 Raja 8: 1-6 jelas termasuk bagian sebelum 5: 1-27. Ini merupakan sambungan cerita perempuan Sunem (2 Raja 4:8-37).

15-17. 2 Raja 8:7-15; 9:1-13; 13:14-19 semuanya melukiskan keterlibatan Elisa dalam masalah negara. Peristiwa pertama di sini ialah naiknya HazaeJ ke takhta kerajaan Siria (bnd 1 Raja 19: 15). Jawab Elisa (ayat 10) dapat berarti bahwa raja itu akan sembuh dari penyakitnya, tapi akan mati karena sebab-sebab lain, atau merupakan jawab nabi yg spontan, yg harus dibetulkan oleh suatu penglihatan dari YHVH (bnd 2 Samuel 7:1-17; 2 Raja 4:26-36). Pengurapan Yehu adalah pelaksanaan tugas terakhir yg dibebankan kepada Elia (I Raja 19: 15-16) dan mempercepat kehancuran dinasti Omri yg sudah dinubuatkan (I Raja 21 :21-24). Pemberontakan yg digerakkan oleh nabi ini berlawanan dengan padanannya, yaitu pemberontakan yg digerakkan para imam di kerajaan Selatan yg menyingkirkan Atalya dari takhta kerajaan Yehuda (2 Raja 11).

18. Berdasarkan 2 Raja 13: 14-19 dan 13:20-21, usia Elisa ditaksir 85-90 tahun. Ia tampil sebagai kesayangan raja, yg menyadari nilai Elisa dalam hidup politik (ayat 14). Sudah biasa dalam PL jika nubuat disertai gerakan-gerakan tiruan yang menunjukkan arti simbolis.

Walaupun Elisa termasuk nabi abad 9 dan mendahului para nabi yg menulis pada abad 8 sM, namun ia mempunyai lebih banyak persamaan dengan para nabi yg berwahyu dari abad 11. Dia sangat menyerupai Samuel, dengan karunia pengetahuan dan pralihat dan kesanggupan untuk mengerjakan mujizat. Ia memimpin golongan para nabi pada zamannya dan bantuannya sering diminta karena karunia khas yg diterimanya. Walaupun ia mempunyai rumah di Samaria (2 Raja 6:32), namun seperti Samuel ia hilir-mudik di negeri Israel. dan dapat masuk baik ke dalam kalangan istana raja dan ke dalam tempat-tempat tinggal petani. Hubungannya dengan Elia pasti mengisyaratkan hubungan Yosua dengan Musa, tapi yg lebih penting lagi ialah kenyataan bahwa pelayanan Elia diulangi dalam pelayanan Yohanes Pembaptis. dan pelayanan Elisa langsung mendahului segi karya mujizat dari pelayanan Yesus. Elisa hanya satu kali disinggung dalam PB (Lukas 4:27).


II. Elisa yang lain:

Anak sulung Yawan (Kejadian 10:4; 1 Tawarikh 1:7). Di kemudian hari namanya dipakai oleh keturunannya yg mendiami suatu daerah di tepi laut, yg memperdagangkan cat ungu muda ke Tirus (Yehezkiel 27:7). Mungkin sekali bahwa nama Elisya ini dapat disamakan dengan Alasya, suatu nama yg terdapat di luar Alkitab dalam tulisan ukir Mesir dan tulisan paku dari Boghaz-Koi, Alalah, dan Ugarit. Delapan surat Amarna berasal dan tempat itu: dalam surat-surat itu namanya ditulis a-la-syi-ia. Tulisan-tulisan ini menunjukkan bahwa Alasya mengekspor tembaga dan mungkin sekali (walaupun belum diterima semua ahli) bahwa tempatnya ialah Enkomi di pantai timur Kitim (Siprus). Penggalian yg dipimpin C.F.A Schaeffer di situ telah mengungkapkan suatu pusat perdagangan yg penting pada Zaman Perunggu Akhir. Nama Alasya dikenakan juga kepada daerah yg dikuasai kota itu, dan kadang-kadang bisa juga menggenggam permukiman-permukiman di pantai Fenisia.


Kepustakaan:
R.S Wallace, Elijah and Elisha, 1957;
J Lindholm. Prophecy in Ancient Israel. 1963, ps 2;
F James, Personalities or the Old Testament, 1939, ps 10.
R DussauddalamC.F.ASchaeffer, Enkomi-Alasia. 1952, hlm 1 10; AS 6,1956, hlm 63-65.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2004, hlm 278-279.