Pak Ahok, saat ini menjadi anggota DPR RI di Komisi II. Ahok adalah Bupati Indonesia Tionghoa pertama yang membuat sejarah saat terpilih sebagai Kepala Daerah Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2005-2010 lewat pilkada langsung pertama Indonesia tahun 2005. Ia yang berasal dari kaum minoritas (Kristen-Tionghoa) bisa terpilih terpilih di daerah mayoritas Muslim yang mencapai 93%. Suatu prestasi yang amat langka apalagi jarang sekali orang Tionghoa yang berpolitik di negeri ini.
Kesan yang saya lihat dalam diri Pak Ahok adalah dia tidak hanya berpegang pada moto pribadinya : Bersih, Jujur dan Transparan tetapi saya dia benar-benar menjalani prinsip itu dalam dunia politik di Indonesia. Nampaknya mustahil karena dunia politik di Indonesia udah korup tetapi beliau mampu berpegang pada prinsip kejujuran. Coba Anda melongok ke websitenya : Ahok.org, beliau memberikan laporan keuangan secara transparan. Misalnya, ketika melakukan kunjungan kerja (KunKer) ke luar negeri. Itu adalah suatu wujud pertanggungjawaban dan sekaligus juga menunjukkan beliau memegang prinsip yang transparan.
Hanya segelintir anggota DPR kita yang berqni buka-bukaan mengenai kinerjanya sendiri atau berani melakukan evaluasi sendiri. Ahok termasuk salah satunya. Bulan Maret yang lalu Ahok membuat berita pertanggungjawaban kinerjanya sebagai anggota DPR yang diliput di Kompas dengan judul "Pertanggungjawaban ala Ahok". Ahok membuat satu bendel buku berjudul Catatan dan Refleksi Ahok Satu Tahun Ber-DPR.Melalui websitenya juga dia menampilkan kinerjanya serta berbagai buah pemikirannya yang terus diupdate dan bisa dipantau oleh pengunjung webnya.
Salah satu faktor yang mendorong beliau terjun ke dunia politik adalah ayahnya. Dia sempat frustrasi dalam bisnisnya saat menghadapi oknum pejabat dan sempat berniat mau ke luar negeri. Namun ayahnya berkata,"Kamu tidak boleh pergi ke luar negeri, rakyat miskin membutuhkan kamu". Ahok sempat menunjukkan rasa pesimisnya," Mana mungkin muka babi minyak babi sepeti kita bisa menjadi pejabat?"Bapakna menjawab,"Percayalah, suatu kali kelak rakyat akan memilihmu untuk memperjuangkan nasib mereka." Kata-kata ayahnya akhirnya terbukti di tahun 2005 dia menjadi Bupati Belitung Timur.
Bagi Ahok, resep untuk melawan pejabat korup di dunia politik adalah : jadilah pejabat. Dia selalu ingat kata-kata ayahnya,"Orang miskin tidak bisa melawan orang kaya, orang kaya saja tidak bisa menantang pejabat. Jadi kalau mau lawan pejabat yang korup jadilah pejabat. ", demikian kata-kata Bapaknya mengutip kalimat Tiongkok Kuno. Tapi perjalanan untuk terjun di dunia politik tidaklah mudah. Dia sempat mengalami pergolaka batin untuk memilih antara politik atau menjadi Ketua Majelis Gereja. Saat dia memutuskan untuk terjun ke dunia politik, tantangan muncul seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa hal itu adalah "Tabu". Teman-teman pelayanannya juga mengatakan itu adalah langkah ambisi untuk kekuasaan. Lebih menggelikan lagi karena saat dia berjuang di daerahnya di Bangka Belitung ada isu rasialis yang disebarkan supaya di tidak dipilih.
Ahok tetap kukuh tak memberikan materi apapun ke calon pemilih. Ia memberikan janji dan janji tersebut ia tunaikan kepada pemilih saat ia menjadi anggota DPRD atau saat ia menjadi Bupati. Ahok ikut Pemilu tahun 2004 dan mengalami kekalahan. Tapi dia terus berjuang. Pada pemilihan selanjutnya, dia mengikuti pemilihan bupati dan hanya menghabiskan uang Rp 500 juta. Tanpa kegiatan kampanye keluar dan tanpa kaos. Ahok menjadi Bupati selama 16 bulan, dan kemudian kursi Bupati ditinggalkannya untuk ikut dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung. Dengan slogan ‘hanya karena cinta’ Ahok membuktikan bahwa ia tidak semata-mata mengejar jabatan dan status. Perhatian dan kepeduliannya terhadap rakyat miskin diwujudkannya dengan mengusahakan jaminan kesehatan bagi rakyatnya. Ahok mengakui bahwa pengalaman yang ikut membantunya dalam pelayanan publik adalah pelayanan di Gereja. bahkan Ahok mengatakan bahwa pelayanan di Gereja adalah suatu bentuk penempaan terbaik bagi seorang politikus.
-
Memang Ahok tidak memenangkan pilgub Babel yang menurutnya berjalan kurang adil. Tapi Ahok memperoleh dukungan 33,45 suara pemilih sah, dan hanya selisih 1,4% dari calon ‘incumbent’ yang kemudian jadi pemenang. Fakta ini menunjukkan bahwa Ahok didukung oleh banyak pemilih dari semua golongan dan agama. Belakangan Ahok sempat membawa masalah kecurangan ini ke tingkat yang lebih tinggi. Ahok kemudian ditawarkan kursi gubernur tapi harus menyetor sejumlah 8 milyar tetapi dia menolaknya.
-
Ahok adalah orang yang optimis tetapi sekaligus juga vokal. Di Komisi atau di Partainya dia berani mengungkap berbagai penyimpangan-penyimpangan sampai menurutnya dia sempat dikerjain oleh orang Partainya. Tetapi pada akhirnya Partai Golkar saat ini menempatkan link websitenya di website Golkar untuk menunjukkan bahwa di kalangan anggota Golkar ada sosok yang bersih jujur dan transparan.
Bagaimana dia sebagai seorang Kristen tetap bisa berkiprah di dunia politik? Resepnya adalah jadilah domba walaupun di tengah-tengah serigala. Bagaimana bisa survive bukan berarti harus menyamar jadi serigala. Kuncinya adalah penyertaan Tuhan. Mazmur 23 itu memberikan kekuatan karena Tuhan itu menjadi Gembala yang Baik walaupun kita harus menghadap musuh-musuh kita tetapi kita tidak sendiri. Ahok juga mengatakan bahwa Ayat Firman Tuhan itu selalu menjadi pegangan dan kekuatan baginya setiap hari. Inilah kunci dan resep keberhasilan Ahok berjuang di tengah dua perpolitikan Indonesia. Kita nantikan kiprahnya berikutnya.