Pendeta Eric
Chang
Dimerdekakan dari perbudakan
dosa
Penebusan berarti dibebaskan dari perbudakan.
Penebusan selalu berarti pembayaran suatu harga tertentu untuk membebaskan
seorang tawanan. Untuk zaman sekarang ini, bisa diumpamakan seperti orang yang
sedang disandera, dan pembayaran untuk membebaskannya disebut tebusan. Itulah
arti dari kata 'penebusan (atau penyelamatan)'.
Kita berada di dalam belenggu dosa; di dalam
belenggu maut. Dan Allah membayar harga yang tinggi dengan mengutus anakNya,
Yesus untuk memungkinkan penebusan ini terjadi. Harga yang dibayar adalah nyawa
Tuhan Yesus. Darahnya membebaskan kita dari belenggu dosa. Ditebus bukan sekadar
dibebaskan. Ada harga yang harus dibayar untuk membebaskan Anda. Alkitab
memberitahu kita di Efesus 1:7 bahwa harga penebusan adalah darah Kristus. Darah
melambangkan nyawa. Kita ditebus dengan darah Yesus; ini berarti Yesus harus
kehilangan nyawanya untuk membebaskan kita.
Allah menebus segenap hati, jiwa, pikiran
dan kekuatan kita
Karena kita telah ditebus dengan harga setinggi
itu, maka tanggapan kita tentunya adalah kasih sebesar kasih yang telah dia
tunjukkan pada kita. Seorang Kristen yang sejati adalah yang mengasihi Allah dan
Tuhan Yesus juruselamat kita dengan segenap keberadaannya. Tanggapan kita kepada
Tuhan bersifat total. Banyak orang Kristen yang memberikan tanggapan yang tidak
utuh kepada Allah. Di dalam terang Kitab Suci, orang semacam ini bisa saja kita
sebut sebagai orang yang sedang dalam perjalanannya untuk menjadi seorang
Kristen akan tetapi dia masih belum menjadi Kristen. Orang Kristen yang sejati,
sebagaimana yang kita pahami berdasarkan pengajaran Tuhan Yesus, adalah orang
Kristen yang mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatannya.
Karya keselamatan Allah menjamah seluruhnya -
hati, jiwa, pikiran dan kekuatan. Mula-mula Allah menjamah hati kita, dan
kemudian dampaknya mencapai jiwa. Jiwa menurut Alkitab bukanlah sekadar satu
bagian saja dari hidup kita, melainkan segenap hidup kita, segenap kepribadian
dan watak kita. Setelah hati kita dijamah, dampaknya kemudian menjalar ke watak
kita.
Karya Allah akan berlanjut dengan menjangkau
pikiran atau akal budi. Tanpa akal budi kita dijamah, kita tidak memahami hal
yang sedang dikerjakan oleh Allah buat kita. Kita tidak akan melakukan apa yang
tidak kita pahami. Itulah sebabnya mengapa memiliki pengalaman yang menyentuh
perasaan itu memang penting, akan tetapi masih belum cukup karena Anda bisa
dengan mudah kehilangan hal tersebut. Perasaan itu mudah datang dan pergi; ia
berlalu dengan sangat cepat. Akan tetapi jika Anda mengkonsolidasikannya dengan
cara mendapatkan pemahaman akan hal yang sedang berlangsung dengan akal budi
Anda, maka Anda tidak akan kehilangan hal tersebut, Anda telah menjadikan hal
tersebut benar-benar milik Anda. Selanjutnya, Anda dapat dengan berkeyakinan
menerapkan apa yang Anda ketahui dengan segenap kekuatan Anda.
Sangatlah penting untuk mengasihi dan
melayani Allah dengan akal budi yang spiritual
Rasul Paulus adalah seorang yang mengasihi Allah
bukan hanya dengan hatinya, melainkan juga dengan akal budinya. Itulah sebabnya
mengapa dia bisa menguraikan dengan sangat jelas hal-hal yang berkenaan dengan
kebenaran Allah. Dia tahu persis apa yang sedang dia kerjakan.
Sebagai contoh, dia menguraikan makna dari
keselamatan di kitab Roma. Segenap isi kitab Roma itu menguraikan tentang
keselamatan. Pemahamannya tentang makna keselamatan sangatlah jelas. Paulus
mampu menjelaskan hal tersebut dengan cara yang jauh lebih jelas dari kebanyakan
uraian orang Kristen. Sangatlah penting untuk memahami apa yang kita yakini dan
mengapa kita meyakini hal-hal tersebut. Dapatkah kita mempertanggungjawabkan
iman kita saat ditanya?
Sangatlah penting bagi orang Kristen untuk
memahami apa yang telah dikerjakan oleh Allah. Jika Anda berkata, "Aku telah
diselamatkan," lalu ada orang yang bertanya, "Apa artinya diselamatkan?" maka
kita bisa menjelaskannya dengan sangat jernih. Kita menjelaskan dan orang itu
bisa memahaminya, "Ah! Jadi itulah arti menjadi seorang Kristen!" "Mengapa kamu
percaya kepada Allah?" Anda bisa menjelaskan, "Aku percaya kepada Allah karena
ini dan itu." Penjelasan yang dapat membawa orang untuk turut
memahaminya.
Ada perbedaan antara pemahaman rohani
dengan pemahaman intelektual
"Kasihilah Allah dengan segenap pikiran Anda" -
yang dimaksudkan bukanlah sekadar pemahaman intelektual. Ada perbedaan antara
pemahaman yang rohani dengan pemahaman intelektual. Ada banyak buku yang
berjudul 'Teologi Sistematis', yakni pembahasan sistematis tentang teologi.
Teologi sistematis merupakan pengaturan dan pegurutan bahan-bahan pembahasan
yang tertulis di dalam Alkitab. Anda akan mendapati bahwa di bagian yang
membahas tentang Allah akan berisi fakta-fakta yang menjelaskan tentang Allah,
bahwa Dia maha tahu, maha kuasa, maha hadir dan sebagainya. Uraian semacam itu
tentunya tidak banyak memberikan pemahaman bagi kita. Yang perlu kita pahami
adalah apa arti dari maha tahu, maha kuasa dan maha hadir itu.
Semua hal itu bisa kita pahami dalam dua macam
tingkatan yang berbeda. Anda bisa saja memahaminya di tingkatan yang murni
intelektual, yang dengan mudah dicapai cukup dengan membuka kamus dan
sebagainya. Namun, Anda juga bisa memahaminya di tingkat rohani.
Memahami kehadiran Allah secara
intelektual dan rohani
Apa perbedaan antara pemahaman rohani dengan
pemahaman intelektual?
Sebagai contoh, pemahaman intelektual tentang
hadirat Allah bisa dijelaskan sebagai: oleh karena kasih karuniaNya, Allah
memilih untuk hadir di tengah umatNya. Ini sudah merupakan definisi intelektual
yang cukup baik. Allah hadir di tengah umatNya. Apakah definisi itu memberi
pemahaman bagi Anda? Bisa ya dan bisa juga tidak, bergantung pada apakah Anda
memiliki pemahaman rohaninya.
Apakah pemahaman rohani itu? Pemahaman rohani
bukan sekadar uraian dari sesuatu fakta. Pemahaman rohani adalah pengertian
yang mendalam dari fakta tersebut. Saya bisa saja memahami sesuatu hal di
tingkat intelektual saya. Saya tahu arti dari penebusan, akan tetapi saya
sendiri belum tentu sudah ditebus. Ada banyak pakar teologi yang tahu di tingkat
intelektual mengenai makna dari penebusan. Mereka tahu definisi penebusan itu,
mereka tahu bahwa penebusan berarti Anda telah dibebaskan melalui pembayaran
tebusan, mereka paham akan hal ini akan tetapi mereka belum tentu memiliki
pengertian yang mendalam melalui pengalaman pribadi akan penebusan itu.
Pemahaman rohani itu harus dilandasi oleh suatu pengalaman yang nyata dari
Allah. Tanpa memperoleh pengalaman dari Allah, Anda tidak mungkin dapat
memiliki pemahaman rohani sekalipun Anda telah memiliki pemahaman
intelektualnya.
Allah hadir di sini dan saya merasakan dorongan
semangat yang luar biasa. Itulah yang disebut sebagai pengalaman. Namun jika
saya dengan tenang mencerna apa yang telah terjadi, berusaha memahami bukan
sekadar dengan hati saya melainkan dengan akal budi saya, berarti saya telah
mulai mengkonsolidasikan pokok tersebut melampaui tingkatan pengalaman perasaan.
Jika Anda telah memiliki pengalaman rohani semacam ini, dan Anda telah
merenungkannya dan mulai memahaminya, maka Anda akan tahu apa itu pemahaman
rohani, hal yang berbeda dari pemahaman intelektual
Seorang non-Kristen bisa saja mendapatkan
pemahaman intelektual tentang isi Injil, karena hal yang perlu dia kerjakan
hanyalah membuka kitab-kitab tersebut dan membacanya. Jika Anda membaca sebuah
buku - jika buku itu ditulis dengan cukup jelas - maka Anda bisa saja mengerti
apa arti kekristenan itu. Anda mendapatkan pemahaman intelektualnya akan tetapi
Anda tidak akan memiliki pemahaman rohaninya sebelum injil itu menjadi realitas
di dalam hidup Anda.
Pemahaman rohani hanya Anda peroleh setelah Anda
mengalami Allah masuk ke dalam hidup Anda dan Anda mengizinkan Allah untuk masuk
dan mengubah hidup Anda. Setelah mengalami transformasi itu, berarti Anda telah
mendapatkan pengalaman rohaninya. Akan tetapi belum tentu Anda memahami apa
yang telah terjadi pada diri Anda. Hanya setelah Anda merenungkan, "Apa yang
telah Allah kerjakan di dalam diriku? Apa yang telah terjadi dengan hidupku?"
Dan ketika Anda renungkan apa yang telah terjadi dengan hidup Anda, lalu Anda
mulai memahami apa yang sedang dikerjakan oleh Allah di dalam hidup Anda,
berarti Anda telah memperoleh apa yang disebut sebagai pemahaman rohani.
Ini berarti, pengalaman rohani harus disertai oleh pemahaman rohani, jika tidak
hal itu hanya akan tinggal di tingkat pengalaman dan bukan tingkat
pemahaman.
Bisakah Anda jelaskan kepada orang lain
tentang hal yang telah dikerjakan oleh Allah di dalam hidup
Anda?
Seseorang bisa saja mengalami perubahan, dia
bisa saja menjadi seorang Kristen yang sejati tanpa mendapatkan pemahaman rohani
sampai saat dia mulai merenungkan secara mendalam tentang hal-hal yang telah
terjadi. Pernahkah Anda merenungkan apa yang telah Allah perbuat di dalam hidup
Anda? Anda renungkan sedemikian rupa sehingga Anda mampu menjelaskannya kepada
orang lain. Ini berarti Anda telah memiliki pemahaman yang rohani.
Jika Anda berbicara dengan seorang Kristen yang
telah mengalami perubahan, orang Kristen yang masih baru, dia tahu bahwa Allah
telah melakukan sesuatu dalam hidupnya. Dia telah diubah, namun jika Anda tanyai
dia apa yang telah terjadi, dia menjawab, "Aku tidak tahu persis. Sesuatu telah
terjadi pada diriku. Segala hal sekarang terlihat berbeda bagiku, namun aku
tidak tahu apa yang telah terjadi." Dia masih belum mencapai pemahaman rohani
itu. Dia telah mendapatkan pengalaman rohani akan tetapi dia belum mencapai
pemahaman rohani itu. Dia tidak bisa menjelaskannya. Itulah maksud uraian saya.
Bisa menjelaskannya berarti sudah bisa memahaminya. Anda tidak akan bisa
menjelaskan hal-hal yang tidak Anda pahami. Seiring dengan kedewasaan Anda di
dalam kehidupan Kristen, Anda akan semakin mampu menjelaskan hal-hal yang telah
terjadi.
Paulus menghabiskan waktu 3 tahun di
padang gurun untuk merenungkan, "Tuhan, apa yang telah Engkau kerjakan di dalam
diriku?"
Inilah hal yang disampaikan oleh Paulus di dalam
kitab Roma. Paulus telah mengalami Allah di jalan menuju Damsyik. Hidupnya
diubah. Kehidupannya direvolusi. Maksudnya, kehidupannya dijungkir-balikkan.
Akan tetapi, pada mulanya, dia tidak bisa menjelaskan hal tersebut. Paulus
menghabiskan waktu selama tiga tahun di padang gurun. Apa yang dia kerjakan
selama tiga tahun di padang gurun?
Saya yakin bahwa sebagian besar dari waktunya
itu dia habiskan untuk merenung di hadapan Allah, "Tuhan, apakah hal yang telah
Engkau kerjakan di dalam diriku? Apa yang telah terjadi dengan hidupku?" Dan
setelah dia merenungkan hal tersebut, segala sesuatunya kemudian menjadi lebih
jelas. Dia memerlukan waktu untuk memikirkan semua itu. Dan setelah dia
merenungkan semua itu di dalam terang ajaran Tuhan Yesus - dia teliti pengajaran
Tuhan Yesus, dia amati kehidupannya, dia bandingkan semua itu, dia renungkan,
lalu berdoa, dan perlahan-lahan -segala sesuatunya menjadi semakin jelas. Dari
hasil perenungan itulah lahirlah kitab Roma. Di surat itu, dia menguraikan
hal-hal yang akan terjadi saat Allah masuk ke dalam hidup Anda.
Surat Roma dapat dipahami dengan
membandingkannya dengan apa yang telah terjadi dengan hidup
Anda
Ada banyak orang Kristen yang mendapati bahwa
surat Roma itu sangat sukar untuk dipahami. Namun jika Anda sudah benar-benar
mengalami hal-hal seperti yang ada di dalam kita Roma maka akan sangat mudah
memahaminya. Anda hanya perlu membuka kitab tersebut dan membandingkannya dengan
hidup Anda. Anda akan mendapati bahwa surat itu sama sekali tidak sukar untuk
dipahami.
Namun jika Anda ingin memahami kitab tersebut
murni mengandalkan akal pikiran Anda saja, Anda bisa masuk ke dalam berbagai
masalah karena Anda tidak bisa mengartikan secara pasti hal apa yang sedang dia
sampaikan itu. Anda masih belum memiliki pengalaman rohani yang nyata di dalam
hidup Anda untuk bisa dibandingkan atau diidentifikasikan dengan hal-hal yang
disampaikan oleh Paulus di dalam kitab Roma. Bacalah buku Roma dan lihatlah
apakah Anda dapat memahaminya. Sudahkah Anda mengalami hal-hal yang berhubungan
dengan keselamatan yang telah diuraikan oleh Paulus?