Hanas (arti: Anugerah YHVH) seorang imam besar Yahudi yang pertamakali mengadili Kristus (Lukas 3:2, Yohanes 18:13,24; Kisah 4:6)
* Lukas 3:1-2
3:1 LAI TB, Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene,
3:2 LAI TB, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.
KJV, Annas and Caiaphas being the high priests, the word of God came unto John the son of Zacharias in the wilderness.
TR, επ αρχιερεων αννα και καιαφα εγενετο ρημα θεου επι ιωαννην τον του ζαχαριου υιον εν τη ερημω
Translit, ep arkhiereôn hanna kai kaiapha egeneto rêma theou epi iôannên ton tou zachariou huion en tê erêmô
* Kisah Para Rasul 4:6
LAI TB, dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.
KJV, And Annas the high priest, and Caiaphas, and John, and Alexander, and as many as were of the kindred of the high priest, were gathered together at Jerusalem.
TR, και ανναν τον αρχιερεα και καιαφαν και ιωαννην και αλεξανδρον και οσοι ησαν εκ γενους αρχιερατικου
Translit, kai hannan ton arkhierea kai kaiaphan kai iôannên kai alexandron kai hosoi êsan ek genous arkhieratikou
Hanas atau Ananos, putra Set, diangkat menjadi Imam Besar pada thn 6 M dan dipecat pada thn 15 M. Namun Hannas masih disebut Imam Besar sesudah tahun 15 M.
Lima putranya dan Kayafas menantunya menjadi Imam Besar.
* Yohanes 18:13
LAI TB, Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar;
KJV, Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.
TR, και απηγαγον αυτον προς ανναν πρωτον ην γαρ πενθερος του καιαφα ος ην αρχιερευς του ενιαυτου εκεινου
Translit, kai apêgagon auton pros hannan prôton ên gar pentheros tou kaiapha hos ên arkhiereus tou eniautou ekeinou
Pada sidang pengadilan yg mengadili Yesus, Hanas me-lakukan penyelidikan pendahuluan sebelum pengadilan resmi yg dikepalai oleh Kayafas (Yohanes 18:13-14).
Lukas 3:2 berkata, 'Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar', yang sangat mungkin berarti bahwa walaupun pemerintah Romawi mengakui Kayafas adalah Imam Besar resmi, namun Hanas karena pengaruh pribadinya mengambil bagian sesuai kekuasaannya secara praktis, dan yang menurut pengertian murni Yahudi juga adalah haknya (bnd Kisah 4:6).
2. KAYAFAS
* Matius 26:57
LAI TB, Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
KJV, And they that had laid hold on Jesus led him away to Caiaphas the high priest, where the scribes and the elders were assembled.
TR, οι δε κρατησαντες τον ιησουν απηγαγον προς καιαφαν τον αρχιερεα οπου οι γραμματεις και οι πρεσβυτεροι συνηχθησαν
Translit, hoi de kratêsantes ton iêsoun apêgagon pros kaiaphan ton arkhierea hopou hoi grammateis kai hoi presbuteroi sunêkhthêsan
* Yohanes 11:49
LAI TB, Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa,
KJV, And one of them, named Caiaphas, being the high priest that same year, said unto them, Ye know nothing at all,
TR, εις δε τις εξ αυτων καιαφας αρχιερευς ων του ενιαυτου εκεινου ειπεν αυτοις υμεις ουκ οιδατε ουδεν
Translit, eis de tis ex autôn kaiaphas arkhiereus ôn tou eniautou ekeinou eipen autois humeis ouk oidate ouden
Yusuf, yang disebut Kayafas, menjadi imam besar antara ± tahun 18-36 M. Ia dipecat oleh Vitelius, gubernur Siria. Dia menantu Hanas (Yohanes 18:13), dan agaknya keduanya erat bekerja sama. Ia imam besar ketika Yesus diadili dan selama waktu penghambatan seperti diuraikan dalam pasal-pasal pertama dalam Kitab Kisah Para Rasul.
Adanya 2 nama Imam Besar dalam Alkitab Perjanjian Baru agaknya menimbulkan kesulitan. Sebab Allah hanya menentukan bahwa ada satu Imam Besar di suatu masa saja. Namun sebelum membahas itu kita tinjau segi sejarahnya.
Lukas 3:1-2 memberikan catatan sejarah yang lebih lengkap, tentang waktu dimulainya baptisan Yohanes yaitu saat ketika dia muncul yang menyinggung 2 nama Imam Besar, Hanas dan Kayafas:
(1) Waktunya ditandai dengan masa pemerintahan kekaisaran Romawi. Saat itu adalah tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, kaisar ketiga dari dua belas kaisar, seorang yang sangat jahat, sangat serakah, pemabuk, dan kejam, Manusia seperti ini yang disebutkan pertama di sini (reff Dr. Lightfoot, theolog Inggris abad ketujuh belas).
Bangsa Yahudi, setelah perjuangan yang panjang, akhirnya menjadi salah satu provinsi dari kekaisaran dan berada di bawah kekuasaan Tiberius ini. Suatu negeri yang di masa lampau dipandang begitu agung, dan banyak negara-negara lain mengirimkan upeti kepadanya, yaitu waktu zaman pemerintahan Daud dan Salomo, sekarang menjadi bagian dari kekaisaran Romawi.
(2) Ditandai dengan penempatan sejumlah wali negeri yang memerintah atas nama kaisar Roma di beberapa bagian Tanah Suci. Tata pemerintahan seperti ini memberikan gambaran lain tentang keadaan bangsa Yahudi sebagai bangsa terjajah, Telah terjadi perubahan yang menyedihkan atas bangsa yang sebelumnya selalu diperintah oleh orang-orang dan antara mereka sendiri (Yeremia 30:21), yang menjadi kemuliaan mereka. Sekarang mereka harus tunduk kepada pemenntahan wali negeri yang semuanya adalah orang-orang asing. Pilatus di sini disebut sebagai wali negeri, kepala pemerintahan, dan prokurator (wakil Kaisar yang mengurus masalah keuangan dan administrasi) di Yudea. Beberapa penulis lain menganggapnya sebagai orang yang jahat dan tidak peduli dengan kebohongan. Ia memerintah dengan kejam dan akhimya digantikan oleh Vitellius, penguasa Sirla. Pilatus kemudian dikirim ke Roma untuk mempertanggungjawabkan pemerintahannya yang bobrok.
(3) Tiga orang lainnya disebut raja wilayah (tetrarkh). Dilihat dari negeri yang mereka perintah, masing-masing memerintah atas seperempat wilayah yang berada di bawah pemerintahan Raja Herodes Agung. Beberapa penulis lain berpendapat bahwa mereka diberi gelar raja Wilayah sebagai sebutan jabatan kehormatan dalam pemerintahan yang menduduki urutan keempat atau pemerintah tingkat keempat.
Kaisar berada di urutan pertama, wali negeri yang memerintah daerah setingkat provinsi di urutan kedua, seorang raja berada di urutan ketiga, dan raja wilayah berada di urutan keempat. Demikianlah pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Lightfoot.
Saat itu Hanas dan Kayafas ditulis sebagai imam-imam besar. Allah telah menentukan bahwa harus ada satu Imam Besar di suatu masa saja, tetapi di sini ada dua. Ada beberapa kemungkinan mengapa demikian:
Pertama, meskipun penguasa Romawi memecat beberapa Imam Besar dan mengangkat yang baru, orang Yahudi menganggap jabatan Imam Besar adalah seumur hidup.
Kedua, memang gelar 'Imam Besar' dalam Kisah dan Yosefus diberikan kepada anggota keluarga imam yang sangat sedikit jumlahnya, yakni asal dari kebanyakan imam besar. Tapi gelar Imam Besar diberikan bukan hanya kepada mereka yang melaksanakan tugas imam besar itu.
Ketiga, Adanya dua imam besar, yang satu untuk melayani jika salah satu sakit, atau satu melayani satu tahun dan yang lain tahun berikutnya, demikian pendapat sebagian orang. Yang satu adalah Imam Besar dan yang lainnya sagan, seperti julukan yang diberikan oleh bangsa Yahudi, untuk menggantikan sementara ketika Imam Besar berhalangan.
Keempat, yang satu adalah Imam Besar dan mewakili Harun, dalam hal ini Kayafas: sedangkan yang satunya lagi, yakni Hanas, adalah nasi atau kepala Mahkamah Agama yang mewakili Musa.
Kelima, Hanas secara pribadi mempunyai pengaruh besar atas para Imam Besar yang menggantikannya.
Setelah kepemimpinan Musa dan Harun, terdapat beberapa perubahan-perubahan sistem keimamatan. Yang paling jelas adalah setelah pembuangan di Babel, bahkan setelah itu ada dualisme "Imam Zadok" vs "Imam Hasmonean"
Imam Zadok adalah dari garis keimaman murni (bnd Yehezkiel 44:15 dab; 48:11).
Sedangkan Imam Hasmonean (keturunan Matatias) yang biasa dikenal sebagai orang Makabe. Adalah jenis keimaman yang sudah tercampur kepentingan politis.
Jadi, lambat laun dalam kehidupannya, keimaman bangsa Israel yang seharusnya dipegang keturunan Lewi, sudah tidak murni lagi.
Sumber:
- Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, hlm 363, 529
- Tafsiran Matthew Henry, Injil Lukas 1-12, Momentum, 2009, hlm 123-125.