Kerusuhan kembali terjadi di Mesir Minggu malam ini (9/10) yang terjadi saat berlangsung protes damai yang dilakukan warga Kristen Mesir. Mereka memprotes serangan terhadap warga Kristen Mesir yang menunjukkan peningkatan setelah Mubarak lengser dari kursi presiden.
Sekitar 1.000 pasukan pemerintah dikerahkan untuk menjaga aksi protes yang berpusat di dekat Sungai Nil. Tidak lama kemudian terjadi kerusuhan dari pihak penentang pengunjuk rasa yang tidak jelas asalnya. Beranjak dari Sungai Nil, kerusuhan ini pun merebak ke wilayah Tahrir Square.
Pihak pengunjuk rasa dengan kelompok lain saling melempar batu serta benda-benda lain yang bisa dijadikan amunisi bagi mereka. Pada sisi lain, kendaraan militer bergerak menuju arah pengunjuk rasa dan melepaskan tembakan peringatan ke udara.
Para pengunjuk rasa pun melakukan perlawanan dengan menyulut api ke arah kendaraan militer, bus dan mobil-mobil pribadi yang berada tidak jauh dari lokasi protes.
Selepas tengah malam, kelompok massa yang tidak dikenal asalnya, menyerang semua mobil yang diduga berisi warga Kristen Mesir. Di beberapa wilayah tidak terlihat polisi atau prajurit yang bermaksud menghentikan langkah kelompok massa itu.
Warga Kristen Mesir yang populasinya hanya mencapai 10 persen dari 80 juta warga Mesir, menyalahkan pihak penguasa militer yang membiarkan aksi penyerangan terhadap warga Kristen. Memang warga Kristen Koptik Mesir saat ini merasa khawatir dengan pamer kekuasaan dari kelompok Islam Ultrakonservatif yang ada di Mesir.
Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf pun meminta warganya untuk menghentikan aksi kerusuhan ini. "Kejadian ini membawa Mesir bergerak mundur, bukannya melangkah maju demi pembentukan negara yang modern yang dipenuhi dengan stabilitas," ungkap Sharaf seperti dikutip Associated Press, Senin (10/10/2011).
"Saya meminta warga Mesir, baik Muslim ataupun Kristen. Perempuan dan anak kecil, pemuda dan para tetua untuk tetap bersatu," tegas Sharaf.
Para pengunjuk rasa mengatakan aksinya berlangsung dengan damai, dengan maksud melakukan aksi duduk di gedung televisi nasional. Tetapi, saat mereka melakukan aksinya, tiba-tiba saat sekumpulan orang melempari meretka dengan batu.
"Protes itu sebenarnya berlangsung damai. Kami ingin melakukan aksi duduk, seperti biasanya. Tetapi tiba-tiba saja ada orang yang menyerang kami dan kendaraan militer bergerak ke arah kami dan melindas sekira 10 orang dari kami," tutur pengunjuk rasa Essam Khalili.
Keterangan ini dibenarkan oleh warga Muslim yang berada tidak jauh dari lokasi protes. "Saya melihat kepala orang hancur dilindas kendaraan militer. Saat warga Muslim melihat darah dari pengunjuk rasa, mereka bergabung dengan warga Kristen untuk melawan militer," jelas Ahmed Yahia.
Menurut keterangan pejabat Kementerian Kesehatan Mesir Hisham Sheiha, sekira 24 orang dikabarkan tewas dalam kejadian ini. Saat ini, kabinet sementara Mesir langsung melakukan rapat darurat untuk membicarakan situasi yang tengah berlangsung. (Inilah)