Jumat, 25 April 2014

Identitas Sejati Terungkap hanya di dalam Kristus ( Kesaksian Colton Dixon American Idol musim ke 11 )

 
Dalam hal membangun jati diri, setiap orang tampaknya memiliki saran yang sama, "Jadilah Dirimu Sendiri." Namun bagaimana jika Anda tidak tahu siapa diri Anda? Sangatlah berat membangun jati diri jika Anda tidak tahu harus menjadi apa Anda seharusnya.
Itu sebabnya mengapa peserta American Idol (Colton Dixon) memberikan kesegaran di musim kompetisi American Idol yang ke-11. Dalam dunia penyanyi yang hanya mengejar ketenaran gaya Hollywood, dia masuk menjadi peserta dalam acara terkenal dari stasiun TV Fox dengan pandangan yang tegas mengenai jati dirinya, dan dia jadi menonjol mengatasi peserta lainnya karena fokusnya yang terungkap secara nyata mengenai pemilik suara terpenting dalam voting: yakni suara Allah.
"Saya hanya ingin agar Dia yang bersinar," demikian jawab Colton ketika Ryan Seacrest menanyakan hal apa yang membuatnya bisa tetap tenang setelah menyanyikan lagu yang membuat salah satu juri American Idol, Jennifer Lopes, termangu. Juri yang lainnya, Steven Tyler, nyaris tak bisa berkata-kata setelah menyaksikan Dixon menyanyikan lagu 'Piano Man' karya Billy Joel. "Sungguh suatu kejeniusan dalam bermusik," hanya itu yang bisa diucapkan oleh Steven Tyler.
"Saya berdoa sebelum tampil," ucap Colton, hal yang tentunya tidak mengejutkan bagi para penggemar acara Idol yang mengikuti periode musim ini. Sekalipun para kontestan sudah diarahkan untuk 'menutupi' urusan keimanan mereka, namun Colton Dixon menggantungkan jati dirinya di dalam Kristus.
Entah Anda menyaksikan acara Idol atau tidak, paling sedikit ada tiga pelajaran yang bisa kita tarik dari kesaksian iman Kristen Colton Dixon di hadapan jutaan pemirsa setiap minggu.
(1) "Jangan biarkan dunia di sekitar Anda memaksa Anda untuk masuk ke dalam cetakan mereka." Kalimat ini berasal dari terjemahan J.B. Phillips atas Perjanjian Baru, tepatnya di Roma 12:2. Di luar diri kita, ada tekanan kuat agar kita hanyut mengikuti arus, namun arus cara hidup dunia sebenarnya mencuri jati diri kita. Di kitab Mazmur, Raja Daud memahami bahwa Allah sendirilah yang merancang tubuh, jiwa dan roh kita. "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14). Daud tidak sekadar berbicara tentang tangan dan kaki kita - dia mengingatkan kita bahwa Allah bahkan telah melihat kepribadian kita saat Dia menciptakan setiap orang dari kita.
(2) Identitas kita di dalam Kristus adalah kunci dari jati diri kita. Yesus juga mengingatkan kita bahwa Bapa di Sorga menghitung setiap helai dari rambut di kepala kita. Allah telah menyiapkan peranan yang unik bagi kita masing-masing untuk kita jalankan di dunia ini. Jika kita tidak dapat menemukan takdir Allah bagi kita dalam hidup ini, maka kita akan kehilangan yang terbaik yang telah Allah persiapkan buat kita - dan tempat yang gagal kita isi itu tak bisa digantikan oleh siapapun karena Allah menyediakannya buat kita. Tanpa memahami siapa diri kita di dalam Yesus - kita tidak akan mampu menjadi diri kita sendiri! Saat Yesus berkata, "Aku datang supaya mereka memiliki hidup, dan memiliki hidup itu sepenuhnya." Sebenarnya dia sedang menyampaikan bahwa keutuhan hidup kita bergantung pada pengenalan kita akan dia.
(3) Dunia menantikan saat kita menjadi diri kita sendiri - di dalam Kristus. Dalam episode kompetisi American Idol yang saya nonton itu, semua juri - dan para pelatih di balik panggung - memuji gaya Colton yang unik. Dengan memuji Colton berarti mereka mengakui kemurnian dan kuasa yang timbul saat orang Kristen menggapai panggilan Allah dalam hidup mereka. "Aku bisa merasakan emosi (dari lagu ini)," demikian bisik Ryan Seacrest kepada Colton setelah menyampaikan komentar resmi penjurian. Doa Dixon agar kemuliaan Allah yang terlihat dalam acara tersebut terjawab setidaknya melalui satu orang - dan terlihat langsung lewat siaran stasiun TV. Saat orang lain tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata apa yang mereka rasakan, hal ini membuka pintu untuk orang merasakan anugerah dan kebaikan Allah.
Tentunya ini tidak berarti bahwa Colton pasti akan memenangi kompetisi Idol musim ini, namun peristiwa ini menunjukkan keindahan dan kuasa dari kehidupan yang dipusatkan untuk melayani Allah - entah lewat paduan suara di gereja, atau melalui acara TV yang paling banyak ditonton di Amerika.
(Colton Dixon menempati urutan ketujuh di American Idol musim ke-11)