Senin, 17 Juni 2013

Bersabarlah


Yakobus 5:7-11
 
“Sabar” bukanlah perkara yang mudah, apalagi jika harus bersabar dalam penderitaan. Tetapi inilah yang difirmankan Tuhan melalui penulis surat Yakobus bagi kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar berarti tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah atau tidak lekas putus asa (KBBI, hal. 973). Arti pertama dan kedua inilah yang tepat untuk nats yang kita baca. Dalam bahasa Yunani istilah sabar adalah makrothymeo yang artinya dapat menahan penderitaan. Yakobus memang sedang menasehati orang-orang Kristen yang mengalami kemiskinan (5:6 band. 2:5-6). Bukan saja miskin namun mereka menderita dan mengalami ketidakadilan (5:4, 6). Untuk orang-orang inilah Tuhan melalui Yakobus, memberi nasehat supaya bersabar. Bagaimana dengan Saudara? Ada dalam penderitaan, mengalami ketidakadilan atau keuangan dan pekerjaan sedang bermasalah? Tuhan berfirman: “Bersabar;lah”!

BERSABAR, BAGAIMANA ITU ?
Bersabar yang bagiamana? Pertama, sabar berarti dapat tahan penderitaan dengan tetap teguh dan tekun mengikuti Tuhan Yesus dan ajaranNya (ayat 8). Kita dapat dikatakan tidak sabar jika kita segera meninggalkan Kristus karena penderitaan atau tidak lagi taat melakukan firmanNya dan berpaling pada dosa dan Iblis! Kita disebut sabar jika kita tetap percaya dan ikut Tuhan Yesus meski mengalami penderitaan. Sabar berarti tetap melakukan firmanNya meski ada pergumulan dan penderitaan. Inilah bersabar.
Kedua, tahan menanggung penderitaan tanpa bersungut-sungut (ayat 9). Kita bisa saja ‘terpaksa’ sabar karena tidak ada jalan lain. Ini bukan bersabar namanya. Sabar berarti menahan penderitaan dengan rasa ucapan syukur. Ketiga, bersabar adalah menahan penderitaan tanpa saling menyalahkan atau mencari ‘kambing hitam’ (ayat 9). Kalau sabar, ya tidak perlu mencari kambing hitam untuk dipersalahkan. Introspeksi diri sendiri kemudian mengadakan perbaikan akan jauh lebih baik daripada mencari-cari kesalahan orang lain. Bersabarlah!
 
BERSABAR, SAMPAI KAPAN?
“Sampai kapan harus bersabar?” Sebenarnya ini pertanyaan orang yang mulai kurang sabar. Ya kan? Yakobus mengajarkan kita supaya kita bersabar sampai kedatangan Tuhan Yesus (ayat 7). Kedatangan Tuhan Yesus kembali di sini adalah kedatanganNya yang kedua kelak sebab dari bahasa aslinya digunakan istilah parousia yang khas bersifat eskhatologi.Yakobus sebenarnya ingin menekankan bahwa kita harus bersabar sampai akhir hidup kita, kalau diijinkan Tuhan sampai Tuhan datang kembali. Seperti halnya kesetiaan, kesabaran dalam penderitaan adalah karakter yang baru akan teruji pada akhirnya.

MENGAPA KITA HARUS BERSABAR?
sederhana sebenarnya jawabnya, karena ini adalah Firman Tuhan, perintah Tuhan bagi kita. Namun Yakobus memberikan beberapa alasan mengapa kita harus bersabar.
Pertama, karena kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat! (ayat 8). Tuhan Yesus segera datang kembali. Ini pasti! Saat Tuhan datang Dia akan mengaruniakan upah bagi yang bersabar sampai kesudahannya, tetapi sekaligus akan menghakimi yang tidak bersabar! Nah, jika begitu, mari kita bersabar hingga Dia datang kembali. Sudah dekat kok. Paling tidak ribuan tahun lebih dekat dengan kita ketimbang saat surat Yakobus ditulis. Di sisi lain Saya ingatkan bukankah hidup ini singkat. Orang Jawa bilang hidup ini cuma ’mampir ngombe’ (mampir minum). Jika bukan Tuhan yang datang kedua, Dia datang menjemput ajal kita bukan? Jika hidup ini singkat mengapa tidak sabar hingga kita beroleh mahkota ketekunan dari Tuhan kita Yesus Kristus.
 
Kedua, kita harus bersabar sebab kita memiliki teladan-teladan kesabaran (ayat 10-11). Para nabi Tuhan dengan sabar menanggung penderitaan. Mereka tetap melayani meski harus menderita (ayat 10). Mari kita teladani mereka. Satu lagi teladan, yaitu Ayub. Ayub bersabar dalam penderitaannya yang hebat. Kehilangan harta kekayaan, anak-anaknya, kesehatan bahkan ditinggalkan isteri dan orang-orang dekatnya. Namun kesabaranya membuahkan hasil yang indah. Mau meneladani Ayub?
Ketiga, alasan terakhir mengapa kita harus bersabar adalah karena ada upah yang disediakan Allah bagi mereka yang bersabar dalam penderitaan. Dalam ayat 7 dan 11 sangat jelas menegaskan hal ini. Seorang petani akan mendapatkan hasil dari kesabarannya bekerja dan menanti hujan (ayat 7). Dan Ayub menerima apa yang disediakan Allah baginya setelah kesabarannya teruji. Bayangkan jika petani tidak sabar lagi. Atau Ayub tidak bisa bersabar dengan apa yang dialaminya. Pasti kisahnya berbeda! Bagaimanapun kondisi Saudara dan apapun yang Saudara alami sekarang ini, mari kita bersabar. Tentu dengan kekuatan yang berlimpah dari Tuhan kita Yesus Kristus kita dapat bersabar dalam penderitaan sampai tiba saatnya Dia menjemput kita. Sudah dekat saat kedatanganNya, bersabarlah!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.