Senin, 06 Mei 2013

Persembahan Yang Sejati



Persembahan Yang Sejati

LUKAS 19:8-10; 2:6-7


Zakheus berdiri dan berjanji akan memberikan setengah hartanya bagi orang miskin dan mengembalikan uang orang yang diperasnya empat kali lipat! (ayat 8). Wow, luar biasa bukan! Ini pasti mengejutkan kita saat membaca nats ini. Persembahan yang luar biasa bukan? Sebelum kita lanjutkan perenungan ini, ijinkan Saya mengajak Saudara merenungkan bersama mengenai apa yang sering dilakukan banyak orang Kristen kalau memberikan persembahannya. Pertama, banyak yang jadi sok atau sombong karena merasa memberi yang ‘paling...’. Lihat Zakheus, meski mempersembahkan setengah hartanya, tapi nggak sombong itu. Berikutnya, ada yang minder karena hanya mampu memberi sedikit bahkan ujung-ujungnya tidak jadi mempersembahkan apa-apa bagi Tuhan. Kanga, Tuhan tidak menuntut apa yang tidak kita punyai, tetapi persembahan yang tulus dengan hati yang sukarela dan sukacita! Terakhir, bagi yang kikir (pelit) dan tidak tergerak mempersembahkan sesuatu pada Tuhan seharusnya belajar pada Zakheus!

Sekali lagi kita perhatikan ayat 8 “Tetapi Zakheus, berdiri dan berkata kepada Tuhan: ‘ Tuhan, setengah dari milikku akan ku berikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang ku peras, akan ku kembalikan empat kali lipat.” Sekali lagi kita akan terkejut atas apa yang dilakukan Zakheus! Saya yakin kalau Saudara akan seperti Saya pada saat pertama membaca ayat ini akan menyimpulkan bahwa persembahan Zakheus pastilah persembahan yang sejati! Namun tahukah Saudara, sebenarnya apa yang Zakheus buat adalah apa yang dilihatnya pada Tuhan Yesus! Bagi Zakheus, TUHAN YESUS LEBIH DAHULU MEMBERI PERSEMBAHAN bagi dirinya! Apa yang dikerjakan, persembahkan Tuhan Yesus bagi Zakheus dan kita dijelaskan pada ayat 10. “Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang”! Bukan kita yang memberikan persembahan sejati, tetapi Tuhan Yesus-lah yang lebih dahulu memberikan persembahan bagi kita, persembahan sejati! Inilah persembahanNya, persembahan yang sejati!


1. Tuhan Yesus datang (ayat 10).
Sejak awal Tuhan Yesus tidak perlu mampir ke Yerikho, tetapi Dia tetap melewati dan singgah di Yerikho (Lukas 19:1). Untuk siapa? Jawabnya pasti saudara sudah tahu, untuk Zakheus! Ya, Tuhan Yesus datang ke Yerikho. Tahukah Saudara bahwa Tuhan Yesus bukan saja datang ke Yerikho tetapi beberapa tahun lalu, dari tempatNya Yang Mahatinggi, Dia datang ke dunia ini? Lukas 2:6-7 menceritakan pada kita bahwa Tuhan Yesus yang adalah Allah Yang Mahatinggi datang menjadi manusia dan lahir di sebuah kandang! Rasul Paulus secara tepat menggambarkan kedatangan Yesus sebagai Allah yang mengosongkan diriNya dan mengambil rupa manusia, menempatkan dirinya sebagai hamba! (Filipi 2:5-8). Inilah persembahan yang sejati!

2. Dia mencari yang tidak pantas dicari!
Persembahan selanjutnya adalah MENCARI yang terhilang, mencari yang tidak pantas di cari! Yesus bukan hanya datang sebagai manusia dan terhina, namun keseluruhan hidup dan pelayananNya adalah mencari yang tidak pantas di cari! (baca ayat 6-7 bandingkan Lukas 15) Untuk apa ke Yerikho? Mencari Zakheus! Diambilnya rupa sebagai manusia, lahir di kandang dan meninggalkan segala kemuliaanNya bukankah itu pengurbanan, persembahan yang luar biasa? Namun Dia masih mencari yang terhilang. Bila Saudara membeli barang, tentu Saudara akan mencari yang baik bukan? Tetapi yang Tuhan Yesus cari justru yang tidak pantas dicari. Siapa Zakheus, dia hanya seorang pemeras, dibenci masyarakat! Tetapi Tuhan mencarinya. Tahukah Saudara, hari ini Tuhan terus mencari kita, mencari yang tidak pantas dicari untuk dibersihkan dan dipakaiNya untuk kemuliaanNya. Di hari Natal ini Tuhan Yesus mencari Saudara!

3. Dia menyelamatkan!
Tuhan Yesus bukan hanya datang dan mencari, tetapi Dia menyelamatkan! Apa maksudnya? Ketika kita merenungkan kata “menyelamatkan” maka ini bukan seperti tim SAR (tim penyelamat bencana) menolong orang naik ke kapal penyelamatan! Tetapi apa yang Tuhan Yesus kerjakan lebih dari itu, Dia memberikan nyawaNya untuk menggantikan posisi orang berdosa. Dia tanggung hukuman kita dan kita diselamatkan. Dia bayar hutang kita atas dosa dengan mati di kayu salib! Saat Tuhan Yesus berkata pada Zakheus, hari ini kamu diselamatkan, bukan berarti tidak dibayar dosa Zakheus! (ayat 9). Dosa itu harus dibayar dengan diriNya, dengan kematianNya di atas kayu salib! Bukankah ini persembahan sejati?

Sesungguhnya bukan kita yang memberikan persembahan sejati, tetapi Tuhan Yesus-lah yang lebih dahulu memberikan persembahan yang sejati bagi kita. Nah, jika demikian apakah ada persembahan yang terlalu besar bagi Tuhan kita, Yesus Kristus? Mari berikan yang terbaik dari hidup, waktu dan harta kita bagi Tuhan Yesus yang sudah memberikan persembahan yang sejati bagi kita.
Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.