Kolose 1:20 dan oleh Dialah Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib
Kristus.
Pelayanan Kristus adalah pelayanan pendamaian.
Pendamaian yang dimaksud bukanlah pendamaian antar-sesama manusia. Sumber segala
perseteruan antar-manusia adalah perseteruan antara Allah dan manusia. Karena
itu, Kristus datang untuk membawa damai terutamanya antara Allah dan manusia
(Roma 5:1, 10-11). Sudahkah saudara berdamai dengan Allah? ? Inilah pertanyaan
yang paling penting yang perlu dijawab masing-masing orang, karena gaya hidup
kita di bumi ini dan nasib kita di akhirat ditentukan oleh pertanyaan ini.
Banyak orang Kristen pikir mereka sudah berdamai
dengan Allah, namun pada kenyataannya mereka hanya mengadakan "truce",
"ceasefire" atau "genjatan senjata" dengan Allah. Mereka menjalani hidup
dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan Allah dengan harapan Allah
juga tidak menganggu mereka. Namun Allah tetap berada di seberang sana. Mereka
menjaga jarak dengan Allah. Keduanya belum pernah saling merangkul dalam sebuah
penyatuan.
Apakah tanda-tandanya bahwa "pendamaian" yang
kita miliki hanyalah sebuah ceasefire? Dalam keadaan ceasefire,
Allah tetap berada diseberang sana, maka hal yang terjadi adalah:
- Kurangnya (atau tidak ada sama sekali) kegiatan atau aktivitas Allah dalam kehidupan kita.
- Kedua, kurangnya (atau tidak ada sama sekali) pengaruh atau dampak dari kehidupan kita terhadap orang lain.
- Ketiga, kesulitan yang nyata dalam berdoa karena kedua pihak yang dalam keadaan ceasefire masih belum berdamai sesungguhnya sehingga tidak dapat duduk berbicara empat mata.
- Dan yang terakhir, konflik dengan sesama yang tidak kunjung usai. Hati yang tidak damai tidak bakal menyebar damai. Karena dari hati timbul segala (Mat. 15:19) yang tidak membawa damai.
2 Korintus 5:18 Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian
itu kepada kami.
Pelayanan pendamaian itu sudah dipercayakan
kepada kita dan kita tidak mungkin dapat menjalankannya kalau kita sendiri tidak
terlebih dahulu berdamai dengan Allah dan dengan sesama. Sekiranya kita tidak
dipakai oleh Tuhan, tidak punya pengaruh ke atas orang lain, dan jika kita juga
tidak mengalami kegiatan Tuhan di dalam kehidupan kita, maka kita seharusnya
bertanya apakah kita sesungguhnya sudah berdamai dengan Allah atau kita masih
dalam posisi "truce" atau "gencatan senjata" dalam hubungan kita dengan Allah?
Apakah setiap dari kita sudah diperdamaikan
dengan Bapa di surga? Kiranya Bapa Yahweh melakukan sebuah pekerjaan yang
dahsyat di antara kita! Begitu besarnya jangkauan pekerjaan salib (segala yang
di bumi dan disurga) sehingga tidak ada permusuhan, perselisihan dan perseteruan
yang tidak dapat diperdamaikan-Nya lewat salib Kristus. Karena itu, sebagai
jemaat Tuhan, jika setiap dari kita sudah diperdamaikan, maka kita seharusnya
bebas dari segala bentuk kepahitan, kebencian, dendam dan segala sesuatu yang
tidak berkenan kepada-Nya!