Senin, 18 Maret 2013

Perlombaan Iman Kristen




Perlombaan Iman Kristen
Oleh: Pdt. Burtono Bulin, S.Th., MM.

“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita , dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukasita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.” (Ibrani 12:1-4). Seorang pelatih akan menggunakan berbagai tehnik untuk membuat agar anak asuhnya berusaha sebaik-baiknya. Misalnya dia akan mengatakan: “Murid-murid yang lain dapat melakukannya, kamu juga pasti dapat”; “coba pikirkan manfaat yang akan diperoleh tubuhmu” ; “nah, perhatikanlah anak-anak yang lain- lihat bagaimana ia melakukannya!”

Sebagai orang Kristen kita hidup dalam perlombaan. Semuanya ikut. Untuk ikut dalam perlombaan itu, kita harus bersemangat. Untuk itu dalam nast kita kali ini, ada tiga macam pendekatan untuk memberi semangat kepada kita dalam perlombaan kristen tersebut. Semangat ini penting kita miliki agar kita mampu meraih kemenangan dalam perlombaan iman yang sedang kita ikuti.

Pertama, “Pandanglah kesekeliling anda, kepada Para pemenang” (Ibrani 12:1a). Dalam pasal 10 terakhir penulis Surat Ibrani memberi dorongan agar para pembaca surat ini hidup oleh iman. Pasal 11 merupakan contoh-contoh orang yang didup oleh iman. Dalam pasal 12 penulis memberi dorongan dan semangat dalam perlombaan tersebut. Dalam bagian ini penulis Ibrani memberikan semangat kepada para pembacanya dengan cara agar para pembaca melihat tokoh-tokoh iman yang sudah berhasil dalam perlombaan tersebut. Ada banyak tokoh-tokoh iman yang sudah berhasil. Tokoh-tokoh iman tersebut memberikan semangat kepada kita bahwa kita-pun pasti menang pula. Banyak kesaksian yang diberikan kepada kita bahwa Allah dapat menolong kita agar kita sampai ke tujuan.

Dalam Roma 15: 4, ditulis: “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari kitab suci.” Jika anda menghadapi masalah dengan: Keluarga anda. Bacalah tentang Yusuf. Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya. Sampai akhirnya ia dijual ke Mesir. Apa yang dialami oleh Yusuf sungguh pengalaman yang tidak menyenangkan, tetapi Yusuf tidak membalas perbuatan saudaranya dengan berbuatan yang sama. Ia mengampuni saudara-saudaranya. Persoalan yang dia alami dihadapi dengan positif. Ia berhasil dalam perjalanan imannya untuk hidup berkenan kepada Allah (Kejadian 37-45).
Pekerjaan anda terlaklu berat. Selidikilah kehidupan Musa. Dalam kesibukan yang sungguh luar biasa, Musa mau mendengar masukan dari orang lain yaitu Mertuanya. Musa mau mendengar nasihat Yitro, yang menasihati dia agar membagikan tanggungjawab kepada orang lain. Nasihat mertuanya diikuti dan hasilnya sungguh sangat membantunya (Keluaran 18).
Anda tergoda untuk membalas dendam. Lihatlah Daud dalam menangani persoalannya. Pengalaman yang dialami oleh Daud berkaitan dengan keinginan Saul untuk membunuhnya sangatlah tidak enak. Saul berusaha membunuhnya baik dengan cara tersembunyi maupun dengan cara terang-terangan. Ada kesempatan yang bisa dipergunakan oleh Daud untuk mengakhiri pelariannya dan mengakhiri masalahnya dengan membunuh Saul. Tetapi kesempatan untuk membunuh Saul tidak dilakukan, Daud tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan juga. Ia mengampuni Saul. ( 1 Samuel 24). Masih banyak lagi tokoh-tokoh iman yang dapat kita baca dalam Alkitab. Mereka-mereka yang sudah menang dalam perlombaan iman. Bisa kita lihat dalam Ibrani pasal 11.
Yang Kedua, “Pandanglah Kepada Diri Anda Sendiri” (12:1b) Mengoreksi diri sendiri. Mengenali diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Kita seringkali mudah menilai orang lain tetapi kalau menilai diri sendiri sering kali kita tidak sanggup. Namun dalam perlombaan iman ini, kita harus mampu mengenal diri sendiri. Kita harus sadar dan tahu siapa kita sebenarnya. Sebagai manusia yang tadinya dimurkai oleh Allah, tetapi sesudah kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita disebut sebagi anak-anak Allah. Artinya kita harus sadar bahwa kita adalah orang-orang yang sudah ditebus dan telah diselamatkan oleh Allah. Orang-orang yang memiliki warisan Allah. Bagi kita yang sudah ditebus dan menjadi anak-anak Allah, kita ditentukan sebagai pemenang. Roma 8:37 mengatakan “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” Allah sudah menentukan bahwa kita adalah orang-orang yang menang oleh karena Yesus Kristus yang telah mati dikayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga. Yesus telah menang, dan kita-pun juga akan menang. Selain itu kita juga harus mengetahui apakah ada “beban” yang harus kita tanggalkan, supaya kita dapat memenangkan pertandingan itu? Segala sesuatu yang menghambat kemajuan kita ? Hal-hal yang merintangi kita, yaitu beban dan dosa.
Menurut para ahli medis, benjolan yang terdapat pada tubuh manusia secara dini dapat diperiksa oleh dokter, akan lebih memudahkan pengobatannya. Jika ternyata benjolan tersebut menunjukkan penyakit kanker, dan kalau itu dibiarkan, akan berakibat fatal bagi sipenderita itu.
Dosa yang kecil, bila dibiarkan tumbuh tanpa adanya kesadaran untuk memohon keampunan Tuhan, lama-lama dapat merusak bahkan dapat mematikan tubuh rohaninya. Kalau tubuh rohaninya sudah tidak sehat apalagi mati, bagaimana mungkin ia bisa mengikuti perlombaan iman dengan baik. Itu sebabnya sekecil apapun dosa yang kita buat, seharusnya secepatnya dibereskan dihadapan Allah. Minta pengampunan kepada Allah. 1 Yohanes 1:9 mengatakan “jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikanj kita dari segala kejahatan.”
Adakah kesusahan, penderitaan, beban berat atau dosa yang merintangi saudara dalam perlombaan iman ini. Hendaklah saudara membawanya kepada Tuhan Yesus agar saudara dapat berlomba dengan tekun, setia, dan tanpa putus asa hingga mencapai kesempurnaan dalam Kristus.
Yang Ketiga, “Pandanglah Kepada Yesus Kristus” (12:2-4). Yesus Kristus yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita pada kesempurnaan. Yesus dengan tekun menanggung segala sesuatu lebih dari pada pahlawan iman yang manapun yang disebutkan dalam Ibrani pasal 11, karena itu ia adalah teladan yang sempurna yang patut kita ikuti. Apakah yang menyanggupkan Yesus menanggung salib? Tuhan Yesus tidak menggunakan kuasa IlahiNya untuk keperluanNya sendiri secara pribadi. Iblis memang mecobai Dia agar Ia melakukan hal itu (Mat 4:1-4) tetapi Yesus menolaknya.
Dalam perlombaan iman ini, metode jitu yang harus kita gunakan adalah “mata yang teryuju kepada Yesus Kristus” (ayat 2). Ini sama artinya dengan hidup yang berfokus atau terpusat kepada Kristus dan Firman-Nya. Yohanes 15: 5, mengatakan “Akulah pokok anggur dan kamu-lah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku , kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Ada teladan yang selalu harus diingat yaitu “Kristus yang menderita.” (ayat 2b-3a). Kristus telah memberikan teladan yang sempurna dalam penderitaan-Nya yang tekun dan berhasil dengan memikul salib hingga Ia naik ke surga dan duduk disebelah kanan Bapak. Dia telah menanggung bantahan yang hebat atas diri-Nya dari orang-orang berdosa. Ada peringatan yang perlu diperhatikan yaitu “jangan menjadi lemah dan berputus asa” (ayat 3b). Dengan mengingat penderitaan Yesus Kristus yang tekun, kita akan menjadi kuat dan setia bertahan seperti Kristus. Ada “pergumulan dan penderitaan yang terbatas” (ayat 4).
Perlombaan ini tidak mudah karena penuh tantangan, kesulitan, penderitaan, dan cobaan dari dunia dan dari sijahat. Namun semua ini tidak melampaui apa yang diderita oleh Kristus. Kristus bukan saja teladan, tetapi Ia juga dapat memberikan kesanggupan. Apabila kita melihat Dia didalam FirmanNya, dan menyerahkan diri kita kepadaNya, Ia akan menambahkan iman kita dan menyanggupkan kita untuk mengikuti pertandingan itu. Amin.