Jumat, 01 Juni 2012

Mengenal tempat di Alkitab " GILGAL "

Gilgal (Ibrani, גלגל - GILGAL, menggulung). Kata ini bisa berarti lingkaran' (batu-batu) atau gulungan.

Dalam arti 'menggulung' kata Gilgal dipakai oleh Allah melalui Yosua untuk nengingatkan Israel tentang kelepasan mereka dari Mesir (etika mereka disunat di sana, 'Hari ini telah Ku-hapuskan, (Ibrani, גַּלֹּותִי - 'GALOTI') cela Mesir itu daripadamu' (Yosua 5:9).

1. Gilgal di sebelah timur Yerikho, letaknya antara Yerikho dan Yordan. Letak pertapakan Gilgal yang sebenarnya belum diketahuisecarapasti. J Muilenberg (Buletin of American Schools of Oriental Research, 140, 1955,hlm 11-27) untuk sementara mengusulkan sebidang tanah di sebelah utara Khirbet el-Mefjir, ± 2 km di sebelah timur Yerikho kuno (Tell-es-Sultan).

Menunjang usul itu Muilenberg mengemukakan gabungan kesaksian PL dan penulis-penulis yang kemudian (Yosefus, Eusebius, dll), dan hasil penggalian yang mengungkapkan peninggalan-peninggalan dari Zaman Batu Purba di sana.

J Simons (Geographical and Topographical Text of the Old Testament, 1959, hlm 269-270, 464) menolak pandangan Muilenberg, dengan alasan Khirbet el-Mefjir terletak lebih ke utara ketimbang ke timur Yerikho; tapi keberatan ini tidak cukup kuat, karena Khirbet el-Mifjir terletak pada jarak yg sama baik diukur dari timur maupun dari utara.

Gilgal menjadi basis operasi Israel sesudah penyeberangan Yordan (Yosua 4:19), dan menjadi pusat rentetan peristiwa penaklukan Kanaan: 12 batu peringatan didirikan pada waktu Israel berkemah di sana (Yosua 4:20); generasi baru yang dibesarkan di padang gurun disunat di sana; Perjamuan Paskah pertama di Kanaan diadakan di sana (Yosua 5:9, 10) dan di sana jugalah pemberian manna berakhir (Yosua 5:11, 12). Dari Gilgal, Yosua memimpin Israel menyerang Yerikho (Yosua 6:11,14 dst), dan memimpin serangan merebut bagian selatan Kanaan (Yosua 10) sesudah ia menerima utusan orang Gibeon yang licik (Yosua 9:6), dan di Gilgal ia mulai membagi Kanaan menjadi wilayah-wilayah suku (Yosua 14:6).

Jadi Gilgal sekaligus menjadi peringatan akan penyelamatan oleh Allah dari belenggu Mesir pada masa lampau, dan menjadi tanda kemenangan yang dicapai pada saat ini di bawah pimpinan-Nya, dan memperlihatkan janji warisan yg masih harus dicapai. Tentang perkemahan di Gilgal dalam strategi Yosua, bandingkan Y Kaufmann, The Biblical Account of the Conquest of Palestine, 1953, hlm 91-97, terutama hlm 92, 95-96. Kaufmann juga menolak pandangan Ait dan Noth yang salah tentang Gilgal sebagai tempat suci kuno sesuai tradisi Benyamin (hlm 67-69).

Di kemudian hari malaikat Allah pergi dari Gilgal ke Bokhim untuk mengadili Israel karena melupakan janji-janji Allah (Hakim 2:1); Ehud kembali ke Gilgal dalam upaya membunuh raja Moab untuk melepaskan Israel (Hakim 3:19). Samuel dalam perjalanan kelilingnya mengunjungi Gilgal (1 Samuel 7:16); di Gilgal kerajaan Saul ditetapkan setelah mereka memukul kalah orang Amon, seraya mempersembahkan korban di hadapan Tuhan dan bersukaria (1 Samuel 11:14,15; bnd 10:8). Tapi sesudah itu, Saul tergesa-gesa mempersembahkan korban bakaran (1 Samuel 13:8-14); di Gilgallah Samuel dan Saul berpisah untuk selamanya setelah Saul tidak taat kepada Allah dalam perang melawan orang Amalek (1 Samurl 15:12-35).

Setelah pemberontakan Absalom gagal, orang Yehuda menyambut Daud di Gilgal (2 Sam 19:15,40). Pada zaman Ahab dan Yoram, Elia dan Elisa berjalan melalui Gilgal menjelang saatnya Elia dinaikkan ke sorga (2 Raja 2: 1; ada yang menganggap tempat ini berbeda dari Gilgal yang bersejarah itu), dan di sanalah Elisa membuat sayuran beracun yg disajikan kepada serombongan nabi menjadi tawar racun (2 Raja 4:38).

Tapi pada abad 8 sM, setidak-tidaknya pada pemerintahan raja Uzia dan Hizkia, Gilgal menjadi pusat peribadatan baik formal dan non-spiritual, sama seperti Betel yang mendapat penghukuman dari Amos (4:4; 5:5) dan Hosea (4:15; 9:15; 12:11). Ikatan antara Betel dan Gilgal (digambarkan juga dalam 2 Raja 2:1,2) diperkuat oleh jalan penting yang menghubungkan keduanya (Muilenberg, hlm-13). Akhirnya, Mikha (6:5) mengingatkan umatnya tentang peranan utama Gilgal dalam ziarah rohani mereka, dengan menyaksikan tentang perbuatan keadilan dan kuasa penyelamatan Allah, 'dari Sitim sampai ke Gilgal' , yaitu dari Yordan sampai ke tanah perjanjian.


2. Menurut Yosua 15:7, batas utara Yudea sekurang-kurangnya sampai ke Gilgal yang terletak' di seberang pendakian Adumim'; dalam ihwal perbatasan ini, maka batas selatan Benyamin (Yos 18:17) mencakup juga Gilgal dan disebut Gelilot. Tapi apakah Gilgal yang Gelilot ini adalah sama dengan Gilgal yang terkenal yang di sebelah timur Yerikho itu, belum dapat dipastikan sekalipun kemungkinan itu adalah besar. Jika tidak, maka Gilgal yang Gelilot ini adalah 'lingkaran' yang lebih jauh ke barat. Usul mengenai perbatasan ini dapat ditemukan dalam tulisan Simons (Geographical and Topographical Text of the Old Testament, 1959, hlm 139-140, 314, 173, 326), tapi ia terlalu bebas menggunakan perbaikan dan perubahan naskah Alkitab.


3. Dalam Ulangan 11:30, ungkapan' ditentangan Gilgal' mungkin lebih menunjuk kepada permukiman orang Kanaan di Araba (di celah lembah Yordan), ketimbang ke G Ebal dan Gerizim. Jika memang demikian, maka yang dimaksudkan adalah Gilgal yang bersejarah itu, lihat 1 di atas.


4. Di antara musuh yang dikalahkan Yosua disebut raja negeri Goyim di Gilgal (Yosua 12:23), yang disebut antara raja negeri Dor dan Tirza. Gilgal yang ini mungkin adalah ibukota dari satu kerajaan yg penduduknya bermacam-macam, terletak di ujung dataran pantai Sharon - bila benar pendapat yg kadang-kadang dianjurkan - itulah Jiljuliyeh, ± 5 km di sebelah utara timurlaut Afek atau sekitar 22 km sebelah timurlaut pesisir pantai Yope.


5. Bet-Gilgal, tempat asal para penyanyi yang datang pada peresmian tembok-tembok Yerusalem oleh Nehemia dan Ezra. Apakah itu Gilgal yang terkenal itu, ataukah tempat lain belum dapat dipastikan (Nehemia 12:29)


Sumber :
- J Muilenberg, Buletin of American Schools of Oriental Research, 140, 1955,hlm 11-27
- J Simons, Geographical and Topographical Text of the Old Testament, 1959, hlm 269-270, 464.
- Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994, hlm. 342-343.