Senin, 07 Mei 2012

ASAS PENGAJARAN TENTANG KESELAMATAN


Kita akan membahas asas pengajaran tentang keselamatan. Bagian-bagian yang akan diselidiki adalah mengenai: Kasih Karunia, pilihan dan takdir Allah, pertobatan, iman, kelahiran kembali, dibenarkan, diangkat sebagai anak, kesaksian Roh Kudus dan kesadaran akan keselamatan, dikuduskan, ayat-ayat peringatan, dan nasihat-nasihat bagi orang yang percaya, kesembuhan tubuh, ibadat orang Kristen, doa, pengucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah, persepuluhan dan persembahan, dan kasih orang yang percaya.
I. KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH
Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang menolak Kristus.
Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:4-7). Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir zaman" (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus memanggil manusia.
Panggilan itu adalah sebagai berikut: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).
" 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).
"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Petrus 3:9).
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).
"Marilah, baiklah kita berperkara! - Firman Tuhan - sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18).
"Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31).
Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua manusia dengan cuma-cuma.
Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti panggilan itu. "Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).
"Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita" (2Tesalonika 2:13,14).
"Allah dari mulanya telah memilih kamu". Saya mempunyai hak untuk menunjukkan dan mengenakan perkataan "Kamu" kepada siapa saja yang saya kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu dari kita. Apakah sebabnya? Sebab "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Tuhan Allah telah memberikan Anak-Nya kepada "setiap orang" yang mau menerima Dia.
Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib dihukum. "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu, lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak angkat Allah oleh karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.
Kasih karunia Allah tidak perlu dibagi-bagi. Manusia tidak perlu memberi nama untuk bagian-bagian kasih karunia Allah. Bagian-bagian dan nama-nama itu hanya akan membuat orang bingung terhadap pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia.
Kita tidak perlu bingung mengenai takdir Allah, pilihan dan kasih karunia Allah. Takdir Allah dan pilihan Allah hanyalah penyataan kasih karunia Allah sejak permulaan dunia. "Karena Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Hak untuk menerima atau menolak kasih karunia Allah itu ditanggungkan kepada manusia. Baiklah saudara jangan menolak.
Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah. Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan.
Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan (memberitakan), "Marilah!, baiklah kita berperkara!", "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu"; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma"; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yesaya 1:18; Matius 11:28; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14).
II. PERTOBATAN
A. Pentingnya pertobatan
Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat (Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan (Markus 6:12; Lukas 24:47).
Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus (Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Menyesal sekali sebab ada banyak pengabar Injil yang tidak pernah memberitakan tentang pertobatan. Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus, apalagi pada zaman yang penuh dosa ini. Tuntutan Tuhan untuk masuk ke dalam kerajaan sorga tidak pernah dikurangi atau diubah.
B. Apakah pertobatan itu?
Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Allah.
C. Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang:
1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang.
"Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga," Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Lukas 15:11-31, dan juga dalam pasal Lukas 18:1-43. Melalui cara ini kita insaf bahwa diri kita berdosa, lihat Mazmur 32:5; Mazmur 51:1-19; Roma 1:32; 3:19,20.
2. Pertobatan menyangkut perasaan hati.
Rasul Paulus berkata, "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat" (2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13 dan Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa, menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar.
3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang.
Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti "berbalik". Anak yang hilang itu telah berkata, "Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku". Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4. Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh termasuk pengakuan dosa kepada Allah serta permintaan ampun, Mazmur 38:19; Lukas 18:13; Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24; Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal, membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat kita.
D. Bagaimanakah seseorang bertobat?
Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. "Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan gerakan Roh Kudus di dalam hatinya.
Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11).
E. Bukti Pertobatan
Pertobatan bukan hanya untuk orang-orang yang baru mau percaya kepada Tuhan Yesus. Orang-orang yang sudah percaya pun perlu bertobat (Wahyu 2:5; 3:2,3,19). Bilamana Roh Kudus menempelak hati seorang Kristen mengenai suatu dosa, maka ia wajib segera bertobat serta mengakuinya supaya dosa itu ditutupi oleh darah Yesus Kristus. Bukti-bukti pertobatan ialah: orang itu sungguh-sungguh menyesal oleh sebab dosa-dosanya, merendahkan dirinya serta mengakui bahwa dirinya bersalah (Lukas 10:13; Yoel 2:12,13; Ayub 42:5,6). Orang itu mengakui dosanya serta berdoa kepada Allah meminta pengampunan (Hosea 14:1-3; Lukas 18:13,14). Orang itu berpaling dari segala kejahatannya, berhalanya, kekejiannya, dan pikirannya yang jahat (Matius 12:41; Yesaya 55:7). Inilah bukti-bukti yang penting dari suatu pertobatan, dan inilah yang paling dipentingkan dalam Alkitab. Perhatikanlah bahwa perkataan "berbalik" sering dipakai di dalam Alkitab, lihat Kisah 3:19. Orang yang bertobat berbalik kepada Allah serta bersandar kepada-Nya dan melayani Dia (Kisah 26:20; 1Samuel 7:3; Matius 3:8). Dalam pertobatan seseorang harus meninggalkan dosanya serta berbalik kepada Allah (1Tesalonika 1:9). Pertobatan itu selain berhenti berbuat jahat, juga harus berbuat baik, lihat Lukas 3:10-14. Membetulkan kesalahan adalah bukti pertobatan. Misalkan seorang telah mencuri, lalu ia bertobat; tentu ia akan mengembalikan barang curian itu kalau pertobatannya sungguh-sungguh. Pertobatan itu dibuktikan oleh perbuatan, yaitu tindakan untuk menyelesaikan dosa-dosa dan kesalahannya - menyelesaikan dihadapan Allah dan dihadapan manusia. Dengan menyelesaikan dosa dan kesalahan kita tidak dapat memperoleh keselamatan, sebab keselamatan diberikan oleh sebab iman; akan tetapi menyelesaikan dosa-dosa ialah suatu bukti pertobatan. Lihat Matius 5:23-25; 3:8. Pertobatan terdiri dari dua bagian: satu dari pihak Tuhan dan satu dari pihak manusia. Pertobatan bukan hanya suatu tindakan dari pihak manusia saja yang dilakukan hanya oleh kuasa manusia tanpa pertolongan dari Tuhan. Sebaliknya, pertobatan juga bukan suatu tindakan dari pihak Tuhan saja tanpa reaksi manusia. Pikiran yang salah mengenai hal ini akan menyebabkan putus asa atau kurang perhatian terhadap pertobatan. Kemurahan Allah menarik kita kepada pertobatan, Roma 2:4; Kisah 11:18. Tuhan memberikan pertobatan dengan membantu dan memberikan dorongan kepada kita agar kita mau bertobat.
Pertobatan meliputi penyesalan dan dukacita karena dosa. Dalam hal ini orang berdosa berpihak kepada sikap Tuhan terhadap dosa. Mempunyai pikiran yang sama seperti Tuhan mengenai dosa; membenci dosa sama seperti Tuhan membenci dosa.
F. Hasil Pertobatan
Bilamana seseorang bertobat maka ada sukacita besar pada malaikat-malaikat Allah (Lukas 15:7-10). Pertobatan juga membawa sukacita kepada Allah sendiri, tetapi siapakah yang bersukacita dihadapan malaikat Allah (Lukas 15:10, TKB)? Apakah saudara-saudaranya yang sudah ada di seberang sana juga mengetahui bahwa ada seorang yang bertobat?
Pertobatan dan iman mendatangkan pengampunan dosa (Yesaya 55:7; Kisah 3:19). Di luar pertobatan tidak ada jalan untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pertobatan itu sendiri tidak mendatangkan pengampunan tetapi Allah Bapa memberikan pengampunan oleh sebab seseorang bertobat dari dosanya. Seseorang tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh bertobat kecuali bila ia menginsafi betapa buruknya dosanya pada pandangan Allah.
Dan Roh Kudus hanya dicurahkan atas orang-orang yang bertobat. Kalau seorang Kristen keras kepala serta tidak mau bertobat maka orang itu tidak mungkin mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam kehidupannya. Pertobatan, iman dan pengampunan dosa adalah tiga langkah dalam keselamatan. Masing-masing merupakan satu langkah yang pasti tetapi ketiganya tidak dapat diceraikan dalam keselamatan kita.
III. IMAN
A. Pentingnya iman
Iman sangat penting bagi orang Kristen (Ibrani 11:6). Tuhan Yesus mengutamakan dan menuntut iman dalam hati orang-orang yang percaya akan Dia; dan iman selalu dihargai-Nya.
B. Apakah iman itu ?
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar dan keyakinan ini ialah Firman Allah (Ibrani 11:1). Lihat juga ayat-ayat yang berikut: Ibrani 11:7,11,17-19,22,30. Perkataan Ibrani yang diterjemahkan "iman" sebenarnya berarti "menyokong" atau "meneguhkan". Perkataan Yunani yang diterjemahkan "iman" atau "percaya" sebenarnya berarti "berharap kepadanya" atau "bersandar padanya". Jadi kita disokong oleh Allah, dan yakin bahwa kita bersandar kepada-Nya. Itulah iman. Iman mengandung unsur ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia. Dasar iman adalah Firman Allah, Roma 4:20,21. Tujuan iman adalah Pribadi Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan ialah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
C. Iman secara umum meliputi tiga hal:
1. Keyakinan yang timbul berdasarkan pengetahuan (Mazmur 9:11; Roma 10:17). Iman bukan percaya akan sesuatu yang tidak ada buktinya, melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling baik dan teguh, yaitu Firman Allah. Bukti yang lain di luar Firman Allah (yang tidak dapat berdusta) tidak perlu. "Bagaimanakah seseorang dapat percaya kepada apa yang belum didengarnya?" Haruskah orang itu harus mendengar lebih dahulu barulah ia dapat percaya. Iman bukan suatu tindakan yang membabi buta, bukan seolah-olah berjalan dalam kegelapan. Kita harus percaya dengan hati tetapi juga dengan pengetahuan. Dalam Alkitab percaya dengan segenap hati berarti dengan segenap pikiran, hati, dan kehendak.
2. Keyakinan sehingga mengakui kebenarannya (Markus 12:32). Begitulah tuntutan Tuhan Yesus kepada orang yang meminta kesembuhan dari pada-Nya. "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan orang itu menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya." Kita harus tahu bahwa Yesus Kristus ialah Juruselamat dunia ini, tetapi kita harus mengakui kebenarannya dalam hati kita. Lihat Yohanes 1:12.
3. Keyakinan sehingga bertindak untuk menerapkannya bagi diri sendiri, Yohanes 1:12; 2:24. Iman adalah bagaikan seorang yang menerima cek dari bank, tetapi ia harus pergi ke bank itu untuk menandatanganinya, baru ia menerima uang itu. Haruskah kita mengalami dan menerapkan kepada diri kita sendiri hal-hal tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang kita ketahui dan yang kita akui kebenarannya. Kalau hanya mengetahui saja, maka itu bukan iman. Boleh jadi seseorang tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan tetapi ia tetap menolak Dia sebagai Juruselamatnya. Pengetahuan tentang Allah tidak cukup sebab pengetahuan itu tidak menentukan apakah ia menerima atau menolak hal-hal itu. Begitu juga hanya mengakui kebenarannya bukanlah iman. Mungkin juga seseorang mengakui bahwa hal ini benar tetapi ia tidak menyerahkan hatinya kepada Kristus. Oleh sebab itu kita perlu menerapkan semua itu bagi diri kita sendiri, dan hal itu sama dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Kristus. Jadi jelaslah bahwa tiga hal ini perlu untuk menyatakan iman yang sungguh. Iman adalah suatu tindakan dalam kehendak manusia. Kehendak seseorang mempengaruhi pikirannya tentang kebenaran. Bandingkan Wahyu 2:21 dan Wahyu 22:17.
D. Iman kepada Allah
Iman atau percaya kepada Allah berarti yakin bahwa kesaksian Firman Allah itu benar walaupun tidak ada bukti di luar kesaksian itu, dan yakin bahwa janji Allah akan digenapkan walaupun ada banyak rintangan terhadap janji itu (1Yohanes 5:10; Yohanes 5:24; Kisah 27:22-25 Roma 4:3; 4:19-21).Percaya kepada Allah berarti bersandar kepada Dia dan Firman-Nya serta berharap akan janji-Nya dan berharap akan Dia sendiri.
E. Iman kepada Yesus Kristus
Iman kepada Yesus Kristus berarti bersandar kepada Dia, dan mendapat sokongan daripada-Nya. Itu berarti kita yakin bahwa Ia akan melakukan semua hal itu (2Timotius 1:12, TKB; FAYH). Kalau kita bersandar pada Dia kita tidak akan jatuh atau kecewa (Yohanes 14:1; Matius 9:21,22,29; Lukas 7:48-50; Yohanes 14:12 Matius 15:25,28; 8:8-10). Kita mempunyai hak untuk beriman dan bersandar pada Yesus Kristus atas semua hal yang sudah Ia janjikan kepada kita. Untuk pertolongan, penyembuhan, kuasa, atau kemenangan, semua itu juga akan kita peroleh (Matius 9:29).
F. Iman di dalam doa
Iman di dalam doa ialah pengharapan yang teguh atau keyakinan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta, tanpa keragu-raguan (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Doa yang disertai iman menimbulkan keyakinan bahwa apa yang kita minta itu sudah kita peroleh, sebab Allah telah mendengar doa itu serta memberikannya kepada kita. Lihat 1Yohanes 5:14,15.
G. Iman yang menyelamatkan
Perkataan "iman yang menyelamatkan" yang dimaksud bukanlah iman yang lain daripada biasa, melainkan iman yang membawa keselamatan kepada kita. Iman yang menyelamatkan yaitu iman kepada Pribadi Juruselamat. Iman yang menyelamatkan ialah penyerahan jiwa yang najis dan berdosa kepada Tuhan serta menyambut Yesus Kristus sebagai sumber pengampunan, kesucian, dan kehidupan (Matius 11:28,29; Kisah 16:31; Yohanes 1:12; 20:31; Efesus 3:17; Wahyu 3:20).
Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, Roma 10:9,10. Iman yang hanya ada dalam alam pikiran sebagai pengetahuan tidak cukup untuk memberikan keselamatan. Dalam Alkitab "hati" berarti pikiran, perasaan, dan kehendak. Selidikilah Ibrani 11:7,8,17,19,20,22,24-26,28, Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai penanggung dosa kita, dan iman yang menyelamatkan menerima Dia seperti demikian serta berharap hanya kepada darah-Nya untuk menebus kita dari dosa. Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai pelepas kita dari kuasa dosa (Yohanes 8:34,36). Kita wajib menerima Dia seperti demikian. Dan Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan dan Guru kita. Wajiblah kita menerima Dia seperti demikian serta menyerahkan pikiran kita semata-mata kepada pengajaran-Nya dan nyawa kita kepada perintah-Nya (Yohanes 13:13).
Iman yang menyelamatkan ialah iman yang menginsafkan diri kita bahwa kita akan binasa, yang sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan, yang meninggalkan segala pengharapan selain daripada Tuhan Yesus, yang berseru kepada-Nya untuk meminta pengampunan, yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan (Roma 10:9,13,14).
Ada beberapa tuntutan di dalam iman yang menyelamatkan :
  1. Harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Yohanes 20:31.
  2. Harus percaya kepada Injil, Roma 1:16; 1Korintus 15:1-4. Dengan perkataan lain itu berarti kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dan dibangkitkan oleh Allah, supaya kita dibenarkan, dan percaya bahwa Ia mau dan dapat menyelamatkan kita (Roma 10:9; 1:4; 4:25; Ibrani 7:25; Lukas 7:48-50).
H. Hasil iman kepada Yesus Kristus
Kita diselamatkan dan dosa-dosa kita diampuni oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Efesus 2:8; Kisah 10:43). Kita dibenarkan oleh sebab iman kepada Kristus (Roma 3:28; 5:1; Filipi 3:9). Kita mendapat hidup yang kekal oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Yohanes 20:31). Pada saat kita diselamatkan maka Kristus tinggal di dalam hati kita (Efesus 3:17). Bukan hanya iman secara sembarangan yang menyelamatkan kita, melainkan iman kepada Yesus Kristus; Ialah tujuan iman kita (Kisah 10:43; 16:31; 1Yohanes 3:23). Tubuh kita disembuhkan oleh iman kepada Kristus (Yakobus 5:14,15; Matius 9:22,29). Doa kita dikabulkan Allah oleh sebab iman (Matius 21:22; Markus 11:24; Yakobus 1:5-7). Ada banyak hal dan berkat yang diberikan kepada kita oleh sebab iman kepada Kristus. Apabila saudara ingin mengetahui beberapa diantaranya, saudara dapat menyelidiki ayat-ayat yang berikut: Seluruh pasal sebelas dari Surat Ibrani (Ibrani 11:1-40); dan Yohanes 1:12; 2Petrus 1:4,5; Kisah 15:9; 1Yohanes 5:4,5; Efesus 6:16; 1Petrus 1:8; Yohanes 7:38,39; Matius 21:21; Yohanes 14:12. Iman kita seharusnya bertambah-tambah sebab iman itu hidup (2Korintus 10:5; 1Tesalonika 1:10; 1Tesalonika 1:3).
I. Asalnya iman
Sebagaimana pertobatan adalah karunia Allah demikian pula iman (Ibrani 12:2), dan segala karunia Allah adalah untuk semua orang. Tuhan tidak memandang rupa orang. Firman Allah dipakai oleh Allah sebagai dasar iman, dan Firman itu tersedia bagi tiap-tiap orang (Roma 12:3; 1Korintus 2:4,5; 12:4,8,9; Roma 10:17). Sebagai orang Kristen kita memandang kepada Yesus Kristus, bukan kepada suasana di sekitar kita; dan janji Kristus dalam Firman-Nya menjadi dasar iman kita. Kalau kita rindu untuk mendapatkan iman yang lebih kuat, wajiblah kita memakai iman yang ada pada kita, maka iman kita akan bertambah-tambah (Matius 25:29). Berdoa dan membaca Firman Tuhan adalah cara untuk menambah iman kita (Lukas 22:32; 17:5). Iman bertambah-tambah di dalam diri kita oleh karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita dan oleh sebab ketaatan kita kepada perintah Kristus serta di dalam hal kita memandang akan Dia (Galatia 5:22; Matius 14:30,31).
J. Hubungan pertobatan dengan iman
Alkitab menghubungkan pertobatan dengan iman (Kisah 20:21). Pertobatan adalah suatu sikap terhadap Allah sendiri, sebab Allahlah yang murka oleh sebab dosa-dosa kita. Iman adalah suatu sikap terhadap Yesus Kristus, sebab Ialah yang telah menanggung dosa-dosa kita. "Jarang sekali seorang dapat berdukacita karena dosa-dosanya dengan tidak berharap kepada rahmat Allah. Kita tidak patut berdukacita karena dosa dengan dasar akibatnya yang dahsyat bagi kita, melainkan kita harus berdukacita karena dosa oleh sebab hal itu merupakan kebencian bagi Allah dan bertentangan dengan kesucian dan kasih Allah. Kematian Kristus di kayu salib itulah yang mula-mula membangunkan pertobatan di dalam kita (Yohanes 12:23-33). Oleh sebab itu segala khotbah mengenai pertobatan harus dilengkapi dengan khotbah tentang iman (Matius 3:2-12; Kisah 19:4). Bertobat (berpaling) kepada Allah harus berkaitan dengan iman (percaya) kepada Tuhan kita Yesus Kristus (Kisah 20:21; Lukas 15:10,24; 19:8,9; juga Galatia 3:7)." - A.H. Strong.
Jelas di dalam Kisah 2:38 bahwa pertobatan dan iman kepada Kristus tidak dapat diceraikan, sebab baptisan dalam nama Yesus Kristus memang menuntut iman kepada Dia. Dalam pertobatan, hal yang terpenting yaitu sikap menolak Kristus berubah menjadi sikap menerima dan percaya akan Dia.
K. Hubungan iman dengan pekerjaan
Keselamatan kita tidak bergantung pada perbuatan baik (amal) kita. Keselamatan kita semata-mata bergantung pada iman kepada Kristus. Akan tetapi, sesudah kita diselamatkan tak dapat tidak kita akan melakukan perbuatan (amal) yang baik sebab hal itulah yang berkenan kepada Bapa kita dalam sorga, dan sebab kita rindu untuk menjadi sama seperti Kristus. Iman ialah suatu sikap terhadap Yesus Kristus tetapi perbuatan baik adalah hasil dari iman.
Rasul Paulus dan Rasul Yakobus tidak berselisih paham dalam hal ini (Yakobus 2:14-26; Roma 4:1-12). Rasul Paulus berkata, "Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat." Rasul Yakobus menyatakan tentang hasil iman yang kelihatan kepada manusia, yaitu perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyertai iman yang mendahuluinya. Iman membawa kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik. Iman yang tidak membawa kita kepada ketaatan akan perintah Yesus Kristus adalah iman yang mati (Yakobus 2:14-26).
L. Nasihat yang berfaedah
Pada zaman kasih karunia ini patutkah kita hanya berkhotbah dari hal iman, atau patutkah disertai pertobatan? Apakah yang dikhotbahkan oleh Petrus (Kisah 2:38), dan Paulus (Kisah 17:30; 20:21; 26:20)? Apakah hal itu termasuk di dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada kita? (Lukas 24:45-49).
Ada beberapa ukuran iman: iman yang kecil atau kurang percaya (Matius 6:30); iman yang besar (Matius 8:10); iman yang teguh (Ibrani 10:22); dan diperkuat dalam imannya (Roma 4:20).
IV. KELAHIRAN KEMBALI
A. Pentingnya kelahiran kembali
Kelahiran kembali adalah asas pengajaran yang sangat penting dan patut diketahui dengan benar. Hanya melalui kelahiran kembali kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tak ada jalan lain untuk menjadi seorang Kristen. Kelahiran kembali adalah pintu masuk Kerajaan Allah dan cara untuk menjadi murid Yesus Kristus; dan orang yang tidak masuk dari pintu itu tidak akan dapat masuk, ia akan tetap tinggal di luar.
B. Perlunya kelahiran kembali
Di mana ada manusia, di situ ada dosa; dan di mana ada dosa, di situ manusia perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus telah berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3). Tidak ada kecualinya, dari semua bangsa dan apapun pangkatnya. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti terhilang dan akan binasa. Yang dilahirkan oleh daging berarti harus dilahirkan kembali oleh Roh Allah (Yohanes 3:3-7). Manusia harus dilahirkan kembali oleh sebab Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, demikian pula keturunannya. Jadi, kalau manusia mau diangkat dari keadaan itu kepada suatu tingkat yang lebih tinggi, hanya satu jalan yaitu dilahirkan kembali (Roma 8:7; 1Korintus 2:14; Galatia 5:19-21).
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan perintahnya agar manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:7). Dalam hal ini bukanlah manusia boleh kalau ia mau, melainkan ini adalah suatu keharusan. Lagipula tidak ada hal lain yang dapat menggantikan kelahiran kembali. Amal, agama, pengetahuan, baptisan, usaha memperbaiki diri, menjadi anggota gereja, semuanya tidak cukup dan tidak dapat menyelamatkan seseorang (Galatia 6:15).
"Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging." Yang berasal daripada daging adalah daging, oleh sebab itu haruslah seseorang dilahirkan kembali supaya genap perkataan "Apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh" (Yohanes 3:5-6). Tabiat tubuh atau kedagingan tidak akan berkenan kepada Allah (Galatia 5:20,21; Yeremia 13:23). Oleh sebab itu, manusia tidak perlu memperbaiki tabiatnya yang lama, melainkan ia harus mendapat tabiat yang baru.
Semua manusia sudah mati di dalam dosa dan kejahatannya (Efesus 2:1). Dalam keadaan demikian manusia tidak dapat bergaul atau bersekutu dengan Allah. Dosa telah menceraikan dia dari Allah, dan hanya apabila ia dilahirkan kembali barulah ia dapat bersekutu lagi dengan Allah. Di samping itu kesucian Allah menuntut supaya manusia dilahirkan kembali (Ibrani 12:14).
Manusia perlu mendapat hidup yang baru dan perubahan yang terjadi melalui kehidupan yang baru itu. Tabiat manusia bukanlah seperti sebuah mangga yang mentah yang perlu menjadi sempurna hanya dengan menjadi lebih matang; tetapi manusia adalah seperti sebuah mangga yang bibitnya busuk oleh sebab ulat dosa, yang kalau dibiarkan saja, pasti akan binasa. Usaha memperbaiki diri sendiri sama halnya dengan memetik buah yang busuk dari pohon, lalu mengikatkan buah mangga yang baik pada pohon itu dengan tali. Jadi, kelahiran kembali itu penting sekali.
C. Apakah kelahiran Kembali itu?
Di dalam Alkitab ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan tentang kelahiran kembali:
dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13; 1Yohanes 3:9; 4:7; 5:1,4,18)
dilahirkan dari Roh (Yohanes 3:5,6)
dihidupkan (Efesus 2:1,5; Kolose 2:13)
pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1Yohanes 3:14)
ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15)
mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Petrus 1:4)
hati yang baru dan Roh yang baru (Yehezkiel 36:26)
pembaharuan (Matius 19:28; Titus 3:5)
(Dua ayat yang terakhir akan diterangkan dengan jelas)
Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru di dalam Kristus oleh pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah, kepada jiwa yang mati dalam dosa dan kejahatan. DR. A.J. Gordon menjelaskan tentang kelahiran kembali demikian: "Dilahirkan kembali berarti menerima kodrat ilahi oleh pekerjaan Roh Kudus dengan perantara Firman Allah. DR. R.A. Torrey menerangkan hal itu demikian: "Dalam kelahiran kembali Allah memberikan perangai-Nya yang suci dan berbudi, yaitu perangai yang berpikir seperti Allah (Kolose 3:10), berperasaan akan seperti Allah, dan berkehendak seperti Allah (1Yohanes 3:14; 4:7,8)."
Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15). Orang yang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut ke dalam hidup yang baru (1Yohanes 3:14; Efesus 2:1,4,5). Itulah pekerjaan Roh Kudus, dan oleh sebab itu kita boleh berkata bahwa orang itu telah dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13).
Jelas dari ayat-ayat di atas bahwa kelahiran kembali bukan baptisan; dan baptisan tidak dapat membuat seseorang dilahirkan kembali. Ada orang yang sudah dibaptiskan tetapi belum dilahirkan kembali; dan ada orang yang sudah dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan. Ayat-ayat di atas tidak menyatakan tentang pembaptisan. Dalam Galatia 6:15 dikemukakan bahwa kelahiran kembali berbeda dengan sunat dan syarat-syarat lain yang lahiriah. Begitu juga hal itu dinyatakan dalam 1Korintus 4:15. Dalam ayat itu Paulus memberitahukan bahwa orang-orang saleh di Korintus dilahirkan kembali dalam Injil Yesus Kristus. Tetapi Paulus juga berkata dalam 1Korintus 1:14,17 bahwa ia tidak membaptiskan orang-orang di sana. Tidak mungkin Paulus berkata demikian mengenai pembaptisan, kalau mereka itu dilahirkan kembali melalui pembaptisan. Dari semua itu nyata bahwa baptisan bukan kelahiran kembali.
Dalam Kisah 8:13,20-23 dikemukakan bahwa baptisan bukan kelahiran kembali. Dalam ayat itu diberitahukan bahwa Simon telah dibaptiskan, tetapi hatinya seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Rupanya Simon itu belum dilahirkan kembali, walaupun ia sudah dibaptiskan. Pada pihak lain, nyata sekali bahwa si penjahat di atas kayu salib itu telah diselamatkan, sebab Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) tetapi ia tidak dibaptiskan. Di samping itu kita membaca tentang Roh Kudus yang dicurahkan ke atas orang-orang di dalam rumah Kornelius, dan mereka menerima karunia lidah seperti yang terjadi pada Hari Pentakosta, dan semua itu terjadi sebelum mereka itu dibaptiskan (Kisah 10:44-48). Tentu tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa mereka itu belum dilahirkan kembali. Nyata di sini bahwa mereka itu dilahirkan kembali dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Sebenarnya, hanya darah Yesus Kristus yang dapat menyucikan kita dari dosa (1Yohanes 1:7), bukan air baptisan. Jikalau kelahiran kembali terjadi melalui pembaptisan, mengapa semua Rasul telah berkhotbah, "Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!"? Bila demikian, mereka hanya perlu menyuruh orang-orang agar dibaptiskan saja.
Baptisan hanyalah suatu tanda yang kelihatan, yang membuktikan suatu pekerjaan yang sudah dilakukan di dalam hati nurani. Hati nurani tidak dapat disucikan oleh pembasuhan air. Rasul-rasul Tuhan selalu menyuruh orang-orang percaya lebih dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Pekerjaan itu terjadi oleh sebab iman, lalu orang itu dibaptiskan untuk menyatakan imannya kepada orang-orang lain.
Ada tiga ayat yang patut kita selidiki baik-baik yang menyatakan bahwa Firman Allah dipakai oleh Roh Kudus untuk melahirkan kembali orang-orang yang percaya. Dalam 1Petrus 1:23 dikatakan bahwa kelahiran kembali terjadi karena Firman Allah. Dalam Yakobus 1:18 dikatakan bahwa itu terjadi karena Firman Allah yang benar. Dalam Korintus 4:15 dikatakan bahwa itu terjadi karena Injil (yaitu Firman Allah). Tuhan Yesus juga berkata, "Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan" (Yohanes 15:3). Dan "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Dan Rasul Paulus berkata, "Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman" (Efesus 5:26). Dengan memakai ayat-ayat itu kita akan dapat memahami perkataan Tuhan Yesus kepada Nikodemus, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Mengapa Tuhan berkata tentang air dan Roh? Dr. R.A. Torrey berpendapat bahwa "air" dalam perkataan itu melukiskan kesucian atau pembasuhan-Ku yang terjadi oleh Firman Allah; Roh Kudus melahirkan kembali seseorang dengan perantaraan Firman Allah. Boleh jadi air itu melukiskan Firman Allah. Kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja dengan memakai Firman Allah, sebab Firman Allah adalah Pedang Roh Kudus (Efesus 6:17).
Di sini kami memberikan sedikit keterangan mengenai Titus 3:5; Efesus 5:26, dan Matius 19:28. Ada satu perkataan dalam bahasa Yunani yang berarti dilahirkan kembali, atau "dijadikan ciptaan baru". Perkataan itu hanya dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Matius 19:28 dan Titus 3:5. Dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan oleh Dr. Bode, perkataan dalam Matius 19:28 itu diterjemahkan "Pada masa kejadian alam yang baharu", sedangkan dalam terjemahan Dr. Shellabear dikatakan, "Dalam kejadian yang baharu". Perkataan itu sesungguhnya berarti "dilahirkan kembali" dan "diciptakan baru", tetapi karena di sini hal itu berkenaan dengan dunia atau alam ini, jadi lebih tepat diterjemahkan "kejadian yang baharu". Dalam kedua terjemahan itu, dalam Titus 3:5 perkataan tersebut diterjemahkan, "kejadian yang baharu". Akan tetapi arti perkataan itu tidak lain adalah "diciptakan baru" atau "dilahirkan kembali", sebab jelas di situ bahwa kelahiran kembali yang dibicarakan oleh Rasul Paulus. Oleh sebab itu dalam Titus 3:5 perkataan "kejadian yang baharu" (TKB) pantas diganti dengan perkataan "Kelahiran kembali" (LAI).
Selanjutnya, dalam Titus 3:5 dan Efesus 5:26 terdapat satu perkataan Yunani "loutron", yang hanya berarti "pembasuhan". Akan tetapi dalam terjemahan yang baru (LAI) dipakai "Permandian" untuk kata "loutron". Terjemahan itu sebenarnya salah. Dalam bahasa Yunani hanya kata "baptiso" yang berarti "baptisan", dan dalam dua ayat tersebut "baptiso" tidak dipakai. Oleh sebab itu terjemahan Dr. Shellabear-lah yang tepat dengan bahasa Yunaninya. Terjemahannya demikian: "melainkan menurut seperti rahmat-Nya juga, dalam pembasuhan kejadian baharu, dan dalam hal kita dibaharui oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Dan, "Setelah sudah disucikan dengan pembasuhan air itu oleh perkataan Allah" (Efesus 5:26). Rasul Paulus memakai kata "baptiso" 19 kali dengan maksud "baptisan" atau "dibaptiskan". Seandainya Rasul Paulus bermaksud memakai kata "baptisan" dalam ayat-ayat ini, mengapa ia tidak memakai kata "baptiso"? Jelas bahwa Paulus tidak bermaksud memakai perkataan "baptiso". Dr. Thayer dalam kamusnya Yunani-Inggris menerangkan "Loutron" demikian: "tempat mandi, mandi, hal memandikan dan membasuhkan". Kata "louo" dalam Alkitab dipakai 6 kali, semuanya berarti "basuh". Oleh sebab perkataan "baptisan" (dalam terjemahan Dr. Bode) digunakan salah dalam kedua ayat itu, maka ada orang yang salah mengerti, yaitu bahwa baptisan itu sama dengan kelahiran kembali; padahal banyak ayat dalam Alkitab menyatakan bahwa baptisan tidak sama dengan kelahiran kembali, dan tidak mendatangkan kelahiran kembali kepada kita. Kelahiran kembali ialah pekerjaan Roh Kudus dalam hati nurani seseorang yang percaya kepada Kristus.
Kelahiran kembali mendatangkan perubahan besar di dalam kehidupan kita, sebab ingatan kita dibaharui, yaitu segenap pikiran, perasaan dan kehendak hati kita. Dan bukan itu saja, kita dibaharui dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Petrus 1:4). Orang yang tidak dilahirkan kembali, yang masih tetap dalam tabiat duniawi, tidak akan mengerti hal ini dan tidak dapat mengerti tentang perkara-perkara Roh (1Korintus 2:14); pikiran najis (Galatia 5:19-21), dan kehendaknya bertentangan dengan Allah (Roma 8:7). Meskipun dia adalah seorang terpelajar, sopan, ataupun yang halus kelakuannya, ia tetap tidak berkenan kepada Allah kalau ia belum dilahirkan kembali. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali, maka segala hal yang sudah lama berlalu, dan semuanya menjadi baru (2Korintus 5:17). "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku daripada pikiranmu" (Yesaya 55:9). Betapa indahnya kelahiran kembali itu! kita didapati dalam keadaan terjerumus di dalam dosa cemar tetapi diangkat Allah, dilahirkan kembali, dan mendapat bagian dalam kodrat ilahi.
D. Tanda-tanda dan hasil kelahiran kembali
Orang yang dilahirkan kembali mengalami beberapa hal yang ajaib:
  1. Ia mengalami perubahan dalam perasaannya. Dahulu ia adalah seteru Allah (Roma 8:7), tetapi sekarang ia mengasihi Allah (Roma 5:5; 1Yohanes 4:19). Dahulu ia membenci sesama manusia (Titus 3:3), tetapi sekarang ia mengasihi mereka (Roma 5:5; 1Yohanes 3:14).
  2. Ia mengalami perubahan dalam kehidupannya dan kelakuannya. Kehidupan yang lama, yaitu hidup di dalam dosa, telah berlalu (1Yohanes 3:9; 5:18). Dan sebagai gantinya, ia hidup di dalam kebenaran (1Yohanes 2:29).
  3. Ia menerima kuasa untuk mengalahkan dunia ini dan mengalahkan dosa-dosanya (1Yohanes 5:4). Tetapi rahasia kemenangannya yaitu kuasa Roh Kudus yang patut disambut (Galatia 5:16) dan di dalam hal tetap tinggal di dalam Yesus Kristus (1Yohanes 3:6).
Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi dalam taman Eden. Orang itu memperoleh kehidupan rohani dan benarlah perkataan Rasul Paulus tentang dia: "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu ... dihidupkan" (Efesus 2:1,5).
E. Hubungan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman
Kita sudah mengetahui bahwa pertobatan dan iman berhubungan erat sekali. Jadi, jelas juga bahwa pertobatan dan iman juga berhubungan erat dengan kelahiran kembali. Sebenarnya ketiga hal itu tidak dapat diceraikan. Pertobatan dan iman adalah bagian atau pekerjaan manusia, dan kelahiran kembali adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati manusia. Bilamana ketiga hal itu telah terjadi dalam diri seseorang, maka ia diselamatkan, ia mendapat hidup yang kekal. Bilamana ia menerima Tuhan Yesus Kristus, maka Tuhan melakukan ini di dalam hatinya. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yohanes 1:12,13). Inilah jawaban kepada pertanyaan Nikodemus: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" (Yohanes 3:9).
Di dalam terjemahan Klinkert Bode, Yohanes 1:13 itu dimulai dengan kata "yang kejadiannya", tetapi sebenarnya "yang diperanakkan" lebih tepat dengan bahasa aslinya. Dalam naskah aslinya yang dimaksud dalam perkataan itu berarti lebih dari satu orang. Hanya satu naskah dalam bahasa Latin yang kemudian diterjemahkannya dengan arti hanya satu orang. Karena itu, ayat ini tidak mungkin berkenaan dengan Kristus, melainkan orang-orang yang menerima Kristus yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. Ireneus (abad kedua) dan Tertullian (abad ketiga) menafsirkan ayat Yohanes 1:13 adalah berkenaan dengan Kristus untuk memperkuat asas bahwa Yesus Kristus diperanakkan oleh seorang anak dara. Tetapi tidaklah demikian menurut naskah-naskah lama. Mereka tidak berhak mengubah Alkitab, mereka bukan rasul-rasul. Jadi, sesuai dengan naskah dalam bahasa Yunani yang lama, haruslah diterjemahkan dengan: "Yang diperanakkan", dan yang dimaksudkan ialah orang-orang yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12.
F. Kesaksian Roh Kudus
Bilamana seseorang telah dilahirkan kembali maka Roh Kudus bersaksi dalam hati orang itu bahwa orang itu telah menjadi anakmu Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Lihatlah Roma 8:15; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6,10.
V. MENGENAI HAL DIBENARKAN
A. Apakah maksudnya dibenarkan itu?
Dibenarkan berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dikuduskan berkenaan dengan perubahan keadaan, yaitu keadaan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang oleh karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan ke atas orang itu, dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain, dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan menerima mereka sebagai orang benar dihadapan-Nya, oleh sebab mereka telah percaya dan menerima Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab perkataan dibenarkan berarti dianggap benar. Bilamana seseorang berdosa menerima Kristus sebagai korban karena dosa-dosanya, dan percaya akan Dia, maka Allah dapat dan akan menganggap orang itu benar dihadapan-Nya. Kalau kita menyelidiki perkataan "dibenarkan" dalam Alkitab, kita akan mengetahui bahwa itu berarti "dianggap benar", "disebut benar", "memperhitungkan sebagai kebenaran". Lihat Ulangan 25:1; Keluaran 23:7; Yesaya 5:23; Lukas 16:15; Roma 2:13; 3:23,24; 4:2-8; Lukas 8:14.
Bilamana Allah membenarkan orang berdosa, keadilan Allah tidak dilanggar sebab orang berdosa itu telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban karena dosanya, dan sebab Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa orang itu di kayu salib.
B. Ada dua hal bagi orang yang dibenarkan
  1. Dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan. Jikalau seseorang dibenarkan, maka tak dapat tidak dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan, sebab bagaimanakah seseorang dapat dibenarkan kalau hukuman dosanya masih akan ditanggungkan kepadanya? Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa pengampunan dosa termasuk di dalam hal dibenarkan. Lihatlah Roma 3:24,25; Efesus 1:7; Kisah 13:38,39; Mazmur 32:2; 130:4; Mikha 7:18; Yohanes 3:16. Bagi orang yang ada di dalam Kristus hukuman dosanya dibatalkan sebab Tuhan Yesus telah menanggung hukuman dosa orang itu sebagai penggantinya.
  2. Orang yang dibenarkan dikembalikan ke dalam keadaan berkenan kepada Allah. Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:22-24). Lihat juga Roma 5:1,2. Keadaan berkenan kepada Allah yaitu keadaan seseorang dapat bersahabat kembali dengan Allah (2Korintus 5:18), keadaan itu disebut juga didamaikan dengan Allah. Menjadi anak Allah, yaitu keadaan menjadi anak angkat Allah (Yohanes 1:12; Roma 8:15).
C. Bagaimana seseorang dibenarkan
Manusia dibenarkan sama sekali bukan karena melakukan Hukum Taurat, Roma 3:20-23; Galatia 2:16. Hukum Taurat menyatakan dosa dalam hati seseorang tetapi tidak dapat membenarkan, sebab semua orang telah berdosa. Maksud Taurat yaitu menyatakan dosa serta memimpin manusia kepada Kristus. Walaupun seseorang hanya melanggar satu Hukum Taurat, tetapi laknat Taurat itu ditanggungkan ke atasnya (Galatia 3:10), jadi mustahil ia dibenarkan oleh Taurat itu.
Manusia dibenarkan oleh karunia Allah karena kasih karunia-Nya, Roma 3:24. Amal dan segala perbuatan baik manusia tidak dapat melayakkan dia untuk dapat dibenarkan. Manusia dibenarkan hanya karena kasih karunia Allah. Hanya Allah pokok kebenaran, Mazmur 71:16; Yesaya 45:24; Yeremia 23:6. Hanya sebab Salib Yesus Kristus Allah dapat membenarkan manusia, yaitu melalui tebusan yang ada di dalam Yesus Kristus. Darah Kristus yang tertumpah (kematian-Nya) menjadi dasar kebenaran kita (2Korintus 5:21; Roma 5:9), dan kebangkitan-Nya menjadi keteguhan kebenaran kita (Roma 4:25). Itu adalah dari pihak Allah, dan dari pihak manusia, manusia harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban penggantinya (1Petrus 2:24; Roma 3:26; 4:3-5; 5:1; Galatia 2:16; 3:22). Bukan amal (perbuatan baik) kita yang membenarkan kita, melainkan iman kepada pekerjaan Kristus di atas kayu salib. Sayang sekali sebab ada orang yang berpikir bahwa ia harus membantu pekerjaan Kristus dengan beramal dan berbuat baik, tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita harus membuang segala usaha diri kita sendiri dan merasakan kekecewaan atas segala perbuatan kita lalu menyerahkan diri kepada Yesus Kristus serta percaya bahwa Ia membenarkan orang berdosa yang bertobat dan percaya. Semua orang harus dibenarkan dengan cara demikian. Dan barangsiapa yang bertobat dan percaya pasti ia dibenarkan (Kisah 13:39).
Perbuatan seseorang mengikuti imannya, dan orang yang dibenarkan akan menyatakan imannya melalui perbuatannya (Yakobus 2:14,18-24). Kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman atau percaya tetapi perbuatannya tidak ada yang sesuai dengan imannya itu, maka orang itu tidak dapat dibenarkan. Iman yang dibenarkan yaitu iman yang sungguh-sungguh, yang menggerakkan hati seseorang supaya bertindak sesuai dengan iman dan kebenaran itu. Memang kita dibenarkan oleh iman, bukan karena perbuatan kita, tetapi iman sejati pasti diikuti dengan perbuatan. Iman yang berkenan pada Tuhan, dan olehnya kita dibenarkan, selalu memimpin kita kepada perbuatan-perbuatan yang nyata kepada manusia. Bukti iman nyata dengan jelas dalam Galatia 2:16-21, dan terutama ayat dua puluh (Galatia 2:20) menyatakan bahwa orang yang dibenarkan tidak lagi hidup seperti dahulu, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Bilamana Kristus mendiami kita, maka perbuatan yang baik, yang berkenan kepada-Nya pasti akan menyertai kita.
Tuhan Yesus telah bertukar tempat dengan orang-orang yang percaya dan yang dibenarkan. Yesus Kristus telah menggantikan kita, yaitu menjadi kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia telah dijadikan dosa karena kita (2Korintus 5:21). Tuhan Allah telah berbuat kepada Kristus sama seperti kepada seorang berdosa (Yesaya 53:6; Matius 27:46). Dan bilamana kita dibenarkan maka kita mengambil bagian dalam kodrat Kristus, kita diterima oleh Bapa. Kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus.
Dibenarkan lebih daripada diampuni. Pengampunan berarti dosa-dosa dihilangkan, tetapi hal dibenarkan merupakan satu hal yang positif, yaitu orang mendapat suatu kebenaran yang sempurna. Yesus Kristus dipersatukan dengan orang yang percaya sedemikian rupa sehingga Allah menanggungkan dosa-dosa mereka kepada Kristus. Dan orang yang percaya itu dipersatukan dengan Kristus sedemikian rupa sehingga kebenaran Kristus diberikan kepadanya. Allah melihat kita di dalam Yesus Kristus serta menganggap kita sama benar dengan Dia.
Pada saat seorang percaya kepada Kristus, maka pada saat itu juga ia dipersatukan dengan Kristus dan dibenarkan (Kisah 13:39).
D. Hasil pembenaran
Bagi orang yang sudah dibenarkan kesalahannya tidak diperhitungkan (Mazmur 32:2). Seorang pun tidak dapat menuduh orang yang dibenarkan (Roma 8:33,34), dan tidak ada hukuman lagi atas mereka (Roma 8:1). Orang yang dibenarkan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Roma 5:1). Orang yang dibenarkan diselamatkan dari murka Allah (Roma 5:9; Yohanes 5:24) yang akan dijatuhkan ke atas dunia ini bagi yang menolak Yesus Kristus. Bagi orang yang percaya maka hukuman atas dosa sudah berlalu. Dosa-dosa kita telah dipikul oleh Yesus Kristus dikayu salib (1Petrus 2:24; Galatia 3:13). Akan tetapi tiap-tiap orang yang percaya harus menghadap takhta pengadilan Yesus Kristus. Lihat 2Korintus 5:10; 1Korintus 3:11-15; Roma 14:10. Pada waktu itu kelak pelayanan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan. Semua pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan sesudah kita diselamatkan akan diperhitungkan oleh Kristus. Kemudian kita akan mendapat balasan atas tiap-tiap perbuatan kita (sesudah kita percaya), perbuatan yang baik maupun yang jahat.
E. Hubungan antara kelahiran kembali dan pembenaran
Kelahiran kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan Allah. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang diperbuat di dalam kita; pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang diperbuat karena kita dihadapan takhta Allah. Pekerjaan itu dialaskan pada korban perdamaian Kristus dan iman kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan perubahan keadaan kita; pembenaran berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah. Pada waktu Allah melahirkan kita kembali, pada saat itu Ia membenarkan kita.
F. Nasihat yang berfaedah
Iblis paling suka menuduh dan menyiksa orang-orang saleh agar mereka putus asa. Tetapi kita harus lari ke Golgota sebab tidak ada hukuman lagi ke atas orang yang ada di dalam Yesus Kristus (Roma 8:1). Tetapi tegoran terhadap dosa yang datang dari Roh Kudus memimpin kita kepada pengakuan dosa itu dan perdamaian. Bawalah tegoran terhadap dosa saudara ke Golgota dengan mengakui dosa itu serta meninggalkannya.
VI. MENJADI ANAK ANGKAT
Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan dilahirkan kembali. Orang yang percaya diangkat menjadi anak Allah ketika ia dilahirkan kembali (Yohanes 1:12). Dalam hal menjadi anak angkat, orang yang dilahirkan kembali diakui atau diberi hak sebagai anak-anak Allah. Dalam satu segi dijadikan anak angkat menyatakan dan mengesahkan bahwa kita telah dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak Allah, dianggap sebagai anak yang dewasa dengan memiliki segala haknya; seolah-olah yang muda menjadi dewasa (Galatia 4:1-7).
A. Arti menjadi anak angkat
Menjadi anak angkat berarti diangkat menjadi anak; dijadikan anak sendiri dengan mendapat segala hak seperti anak sendiri. Perkataan itu hanya dikenakan kepada orang-orang yang percaya seperti yang disebut dalam Roma 8:15,23; 9:4; Efesus 1:5; Galatia 4:5. Perkataan itu dipakai untuk menyatakan anak-anak Allah. Dalam kelahiran kembali kita menerima kedudukan dan hak sebagai anak-anak Allah.
B. Dasar untuk menjadi anak angkat
Dasar untuk menjadi anak angkat adalah kasih karunia Allah, dan pekerjaan Yesus Kristus bagi kita (Efesus 1:3-6).
C. Siapa yang menjadi anak angkat
Hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diangkat Tuhan Allah menjadi anak-anak-Nya, Galatia 4:4-7; Yohanes 1:12.
D. Saat menjadi anak angkat Allah
Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dijadikan anak angkat pada waktu ia dilahirkan kembali, Yohanes 1:12; 1Yohanes 3:1,2; Galatia 3:26.
Penggenapan penyataan hak kita sebagai anak angkat, yaitu penyataan kepada segenap dunia bahwa kita anak-anak Allah, masih belum terjadi, belum kita alami, tetapi hal itu akan terjadi pada waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali. Lihat Kolose 3:4.
E. Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah
Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah yaitu kesaksian Roh Allah di dalam hati kita yang menyatakan bahwa kita sudah menjadi anak-anak Allah, sehingga kita dapat berkata, "Ya Abba, ya Bapa." Galatia 4:6; Roma 8:15,16.
F. Hasil menjadi anak angkat
Hasil menjadi anak angkat Allah adalah:
Kita dapat menyebut Allah itu Bapa kita, Galatia 4:6.
Kita dilepaskan dari ketakutan, Roma 8:15.
Kita dapat melayani Tuhan dengan kebebasan sebagai anak-anak, Galatia 4:6,7.
Kita menjadi sewaris dengan Yesus Kristus, Roma 8:17; 1Korintus 3:21,23.
Kita menerima tegoran yang berasal dari Bapa, Allah, Ibrani 12:5-11.
Kita akan mendapat warisan yang kekal, 1Petrus 1:4.
Kita dipimpin oleh Roh Kudus, Roma 8:4; Galatia 5:18.
Kita menaruh harap kepada Allah, Galatia 4:5,6.
Kita memperoleh hak untuk menghadap takhta anugerah Allah, Efesus 3:12; Ibrani 4:16.
Kita mengasihi saudara-saudara, 1Yohanes 2:9-11; 5:1.
Kita mentaati perintah Tuhan, 1Yohanes 5:1-3.
VII. KESAKSIAN ROH KUDUS DAN KEINSAFAN AKAN KESELAMATAN KITA
A. Kesaksian Roh Kudus
Perkataan "Kesaksian Roh Kudus" berarti bukti di dalam hati nurani kita dan kesaksian Roh Kudus yang menyaksikan bahwa kita telah menjadi anak-anak Allah serta telah diselamatkan. Roh Kudus menyatakan hal itu dalam hati nurani orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebaiknya tiap-tiap orang Kristen patut mengetahui dengan pasti bilamana, di mana, dan bagaimana ia diselamatkan. Tuhan juga menginginkan kita mengetahui hal itu dan telah memberikan beberapa ayat di dalam Alkitab yang menyatakan hal itu kepada kita. Ada kesaksian tentang hal itu di dalam Perjanjian Lama dari Habel, Henokh, dan Ayub (Ibrani 11:4,5; Ayub 19:25). Demikian pula dari Daud dan Yesaya (Mazmur 32:5; 103:1,3,12; Yesaya 6:7). Dalam Perjanjian Baru terdapat banyak ayat yang membuktikan hal itu. Dalam Kisah 2:46 dan Kisah 16:34 dikatakan tentang kesukaan yang datang oleh sebab kesaksian itu. Lihat pula Kisah 8:39; Roma 8:14-16; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6-12. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Roh Kudus menyaksikan dalam hati orang yang percaya tentang kenyataan sebagai anak Allah dan tentang keselamatannya.
Bilamana seseorang dilahirkan kembali maka Roh Kudus menyaksikan dalam hatinya bahwa ia adalah anak Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan Roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Roh kita menyaksikan bahwa kita ini anak-anak Allah dalam hal kita berseru "Ya Abba, ya Bapa". Tetapi Roh Kudus juga menyaksikan dalam hati kita, bahwa kita dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak-anak Allah. Kesaksian Roh Kudus itu penting sekali, sebab hal itu berhubungan dengan keselamatan kita. Tuhan Allah telah memberikan kesaksian ini sebab Ia tidak mau kita kuatir atau ragu-ragu, Ia tidak mau kita digodai Iblis sehingga hati kita menjadi syak. Tiap-tiap orang Kristen harus dapat memandang akan Allah serta menyeru "Ya Abba, ya Bapa" dengan kesadaran di dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Dan tiap-tiap orang Kristen harus mendapat kesaksian Roh Kudus dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Bila kita tahu dengan pasti bahwa kita adalah anak Allah, barulah kita dapat berharap dan percaya akan Dia dalam kesusahan apa pun juga.
B. Keinsafan akan keselamatan kita
Tuhan Allah menghendaki agar tiap-tiap orang Kristen benar-benar menginsafi bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal dan diselamatkan; Tuhan telah mengutus Rasul Yohanes untuk menulis suratnya yang pertama supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada nama Anak Allah, menginsafi dan tahu dengan pasti bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal (1Yohanes 5:13). Itulah hak tiap-tiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus boleh mengetahui dan yakin bahwa ia telah menjadi anak Allah, karena Firman Allah berkata demikian (Yohanes 1:12).
Kita dapat mengetahui bahwa kita memperoleh hidup yang kekal oleh sebab apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu oleh karena kesaksian Allah sendiri, terutama kesaksian-Nya dalam surat Yohanes yang pertama (1Yohanes 5:13). Kesaksian Alkitab adalah kesaksian Allah. Kita tahu bahwa itu benar, dan tiap-tiap orang yang percaya boleh menginsafi hal itu. Apa yang disaksikan dalam Alkitab tentang keselamatan dan hidup yang kekal diterangkan dalam ayat-ayat berikut: Yohanes 3:36; 5:24; 6:47; 1:12; Kisah 10:43. Ayat-ayat itu menyatakan kepada kita apakah kita percaya atau tidak, menyatakan apakah kita sudah menerima Kristus di dalam hati kita atau belum. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka kita memiliki kesaksian Allah bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, kita telah mendapat hidup yang kekal dan telah menjadi anak Allah. Kata "tahu" ada 33 kali dalam Surat Yohanes yang pertama.
Kita tahu bahwa kita telah lepas dari kematian dan memperoleh hidup oleh sebab kesaksian kehidupan itu yang ada pada kita. Seseorang yang hidup menyadari bahwa kehidupan itu ada di dalam dirinya. Begitu pula orang yang mempunyai hidup rohani, ia insaf bahwa dirinya hidup. Sebab ia mengasihi saudara-saudaranya maka ia tahu bahwa ia mempunyai hidup (1Yohanes 3:14). Tetapi kasih yang bagaimanakah yang menentukan bahwa kita hidup? Kasih itu diterangkan dalam 1Yohanes 3:16-18. Kalau kita menyerahkan diri kita untuk saudara-saudara kita, maka hal itu membuktikan bahwa ada kasih di dalam kita. Boleh jadi kita dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, untuk membuktikan kasih kita. Akan tetapi meskipun kita tidak dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, tentu kita semua dipanggil untuk menyerahkan nyawa kita dalam hal melayani mereka. Kita dipanggil untuk memberikan milik kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan. Relakah kita melakukan hal itu? Kalau ada saudara kita yang di dalam kekurangan, dan kita mampu menolong dia tetapi kita tidak mau melakukannya, berarti tidak ada kasih di dalam kita, dan kita tidak mempunyai hidup.
VIII. MENGENAL HAL DIKUDUSKAN
A. Pentingnya pengudusan
Tuhan Allah memerintahkan kepada semua orang yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Petrus 1:16). Dan Tuhan juga menyuruh kita menjadi sempurna seperti Ia adalah sempurna (Matius 5:48). Manusia tidak dapat menuruti perintah ini dengan kuasanya sendiri. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan jalan supaya kita, oleh kuasa Allah, dapat mentaati perintah itu. Kalau tidak, tentu Tuhan akan mengolok-olok kita. Puji syukur kepada Allah, Ia telah menyediakan jalan di dalam Yesus Kristus, "Yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan dan menguduskan, dan menebus kita" (1Korintus 1:30). "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu" (1Tesalonika 4:3). Alangkah baiknya bila pelajaran Alkitab tentang pengudusan diketahui dan dialami oleh semua anak-anak Allah sehingga terjadi suatu gerakan kesucian dalam jemaat Kristus.
Perkataan "pengudusan", "suci", atau "disucikan" dan perkataan-perkataan lain yang sama artinya ada 1400 kali dalam Firman Allah. Mengenai hal pengudusan penting sekali sebab hal itu berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah, dan hal itu perlu sekali untuk mempersiapkan kita dalam melayani Tuhan. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan" (Ibrani 12:14).
B. Hubungan pengudusan dengan hal dibaptiskan dengan Roh Kudus
Sebenarnya tidak ada pengudusan atau kesucian di luar baptisan dengan Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus itulah yang menguduskan kita. Menyerahkan diri, mempersembahkan segenap diri kepada Tuhan serta menerima Roh Kudus adalah suatu hal yang pasti dan nyata, suatu titik tolak di dalam kehidupan Kristen. Itulah permulaan pengudusan di dalam hati orang yang percaya. Tetapi kelanjutan pengudusan itu ialah menghasilkan buah-buah Roh Kudus sebagai pernyataan bahwa Roh Kudus ada di dalam kita. Bagian kita yaitu menyerahkan dan mempersembahkan diri kepada Tuhan lalu menyambut Roh Kudus ke dalam hati kita dengan iman. Bagian Allah yaitu menyucikan dan menguduskan serta memenuhi hati kita dengan Roh Kudus.
Evan Roberts, pendeta yang telah membawa kebangunan rohani yang besar di dalam sebuah jemaat di Inggris (bagian Wales), mengatakan: "Kalau seseorang sudah diselamatkan, maka itu merupakan satu hal, tetapi dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang lain lagi." Roberts berkata bahwa ia telah menerima dari Tuhan empat perintah kepada orang-orang berdosa, yaitu: 1) mengaku kepada Allah setiap dosa yang sudah dilakukan; 2) kalau ada kekuatiran atau tempelakan terhadap sesuatu di dalam kehidupannya haruslah ia menjauhkan diri dari hal itu; 3) menyerahkan diri semata-mata kepada Roh Kudus; 4) mengakui Kristus dihadapan orang lain. Dan perintah-Nya kepada orang Kristen hanya satu, yaitu "membuka hati kepada Roh Kudus, meminta Tuhan Allah memenuhi hatinya dengan Roh Kudus, dan percaya bahwa Allah sungguh-sungguh melakukan hal itu. Kemudian ia hanya memerlukan satu hal, yaitu taat serta menuruti perintah Tuhan kepadanya". Pelajaran itu dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebangunan rohani yang besar di dalam jemaat.
C. Perlunya seseorang dikuduskan
Biasanya seseorang belum sungguh mendapat penyataan atau mengerti tentang kekejian hatinya sebelum ia dilahirkan kembali. Sesudah itu Roh Kudus melalui Firman Allah mulai menyatakan hal itu kepadanya (Roma 7:1-24). Seringkali terjadi bahwa seorang Kristen pada suatu saat berada di puncak kemenangan atas dosa dan pada saat yang lain berada di lembah kekalahan. Orang Kristen itu mengetahui bahwa ia tidak dapat mengalahkan dosa di dalam dirinya. Ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang berlawanan dengan Allah, yang mengalahkan dirinya. Lalu ia mulai melawan musuh yang ada di dalam jiwanya itu. Ia berjanji kepada Allah bahwa ia tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi janjinya tidak dapat digenapi, dan kehendaknya tidak mampu untuk menang. Kasih kepada dosa memang telah hilang tetapi kuasa dosa di dalam dirinya belum dihancurkan. Begitulah pengalaman orang-orang Kristen, dan keadaan itu bisa digambarkan dengan perjalanan orang-orang Israel di padang belantara. Hal itu diterangkan oleh Rasul Paulus dalam pasal Roma 7:1-24.
Jadi apakah artinya hal itu bagi orang Kristen? Sebetulnya orang itu sudah mengenal Yesus Kristus sebagai kebenaran tetapi belum mengenal Dia sebagai kekudusan. Bila seorang dilahirkan kembali maka kasih akan dosa ditiadakan tetapi kuasa dosa tidak dihancurkan. Kemenangan atas kuasa dosa hanya diperoleh bilamana orang itu menerima Roh Kudus dan bila Kristus yang bangkit itu mendiami hatinya. Di dalam pasal Roma 7:1-24 dikatakan bahwa Roh Kudus menyertai orang yang percaya dan menyatakan kepadanya keadaan hatinya. Dalam pasal Roma 8:1-39 dikemukakan bahwa Roh Kudus ada di dalam hati orang yang percaya serta memberi kemenangan atas kuasa dosa.
Seperti dikatakan di atas, kepada orang Kristen yang hidup dalam tabiat duniawi Tuhan Allah memberikan suatu penyataan tentang dirinya yang lama dan tentang kejahatan tabiatnya yang telah jatuh di dalam dosa. Jadi, wajiblah diri yang lama itu diserahkan kepada Allah untuk disalibkan dan agar kita dilepaskan dari kuasanya. Kita harus tetap membiarkan diri yang lama itu di dalam tangan Tuhan dan tidak berkuasa lagi atas kita.
D. Apakah pengudusan itu?
Pengudusan merupakan kasih karunia Allah; melalui kasih karunia itu orang yang percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa. Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala yang jahat dan najis (2Tawarikh 29:5,15-18; Imamat 11:14; 20:7; 1Tawarikh 15:12,44; Keluaran 19:20-22; 1Tesalonika 4:3,7; 5:22,23; Ibrani 9:13). Oleh sebab tidak ada kesucian di dalam manusia dan sumber kesucian hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat menguduskan dirinya sendiri. Pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh Allah. Tetapi ada juga arti lain untuk perkataan "dikuduskan", yaitu diserahkan dan dipersembahkan kepada Allah. Ini adalah bagian manusia dan memang manusia harus dengan kehendak-Nya sendiri mempersembahkan dirinya kepada Allah. Setelah itu barulah Tuhan menguduskan apa yang kita persembahkan kepada-Nya. Tanpa dipenuhi dengan Roh Kudus tidak ada kekudusan di dalam kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan kita. Kita menyebut Yesus Kristus Pengudus kita, tetapi Ia bekerja melalui Roh Kudus.
Ada tiga bagian pada pihak orang yang percaya dan dua bagian pada pihak Allah. Orang yang percaya harus menjauhkan diri dari dunia dan dosa; mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Allah. Lalu Tuhan akan menyucikan dan memenuhi dia dengan Roh Kudus. Hal ini berbeda dengan hal diselamatkan, dan hal ini terjadinya sesudah keselamatan itu.
1) Menjauhkan diri dari dunia dan dosa. Memang kita harus menjauhkan diri kita dari segala yang najis, dan dari kasih kepada dunia; lihat 2Korintus 6:17 dan 1Yohanes 2:15. Kita harus melepaskan pegangan kita pada dosa dan dunia ini. Dalam suatu jemaat ada seorang saleh yang dipenuhi dengan Roh Kudus; ia bersaksi dalam jemaat itu tentang kehidupan kemenangan dalam Kristus. Lalu ada seorang lain berkata, "Saya bersedia memberikan segenap dunia, seandainya saya bisa bersaksi seperti itu, tetapi rasanya saya tidak dapat mengalami yang sedemikian". Orang yang telah bersaksi itu menjawab, "Begitulah juga harganya bagi saya - segenap dunia - saya sudah bercerai daripada dunia, dan tuan akan bisa bersaksi demikian dengan harga yang sama".
2) Di samping menjauhkan diri dari dunia dan dosa haruslah orang itu mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu mengalami kematian beserta dengan Kristus. Sebab hanya ada satu tempat di mana manusia mendapat kelepasan dari dirinya yang lama dan kehidupan bagi dirinya sendiri, yaitu pada kayu salib Kristus (Roma 6:6,8,11; Galatia 2:20). Kematian semacam itu membawa hidup yang baru, yaitu hidup kebangkitan; Kristus yang dibangkitkan mendiami hati orang itu. Seluruh pasal enam dari Kitab Roma (Roma 6:1-23) menjelaskan tentang kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Dan orang yang telah dipersatukan dengan Kristus tidak lagi dikuasai oleh dosa melainkan di bawah kasih karunia (Roma 6:14). Bukan hanya kita yang dipersatukan dengan Kristus tetapi Ia pun dipersatukan dengan kita dalam hal Ia mendiami hati kita (Galatia 2:20). Hal ini dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:
Dulu ada orang lain dalam 'ku,
Anak dunia, hamba Setan dia;
Telah dipaku ke salib Yesus,
Tak hubunganya lagi padaku.
S'karang Yesus hidup dalam aku,
Hidup-Nya menjadi hidupku;
Mati serta-Nya jadi hidupku,
Hidup-Hu t'lah bangkit dalam 'ku.
3) Sesudah kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, kita patut menyerahkan dan mempersembahkan diri kita kepada Allah; menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah sebagai korban yang hidup (Roma 12:1,2), dengan kesadaran bahwa kita sudah dibeli dengan harga tunai; dan sebab itu kita patut memuliakan Allah dengan tubuh kita (1Korintus 6:20).
Dari pihak Allah, Ia menyucikan dan memenuhi dengan Roh Kudus. Dan seperti yang dikatakan di atas, maka tentang hal dikuduskan tidak dapat dipisahkan dari hal dipenuhi dengan Roh Kudus. Bilamana kita mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Allah serta menyambut Roh Kudus di dalam hati kita, maka dengan demikian kita mengizinkan Tuhan menguduskan kita. Apa yang dipersembahkan di atas mezbah, akan dikuduskan oleh Tuhan (Matius 23:19). Jelas dikemukakan di dalam Matius 3:11,12 bahwa pekerjaan Roh Kudus ialah menyucikan kita. Bilamana seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka ia mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa serta mendapat kuasa dalam melayani Tuhan (Kisah 1:8). Orang-orang yang telah percaya di Efesus tidak memiliki kuasa itu (Kisah 19:2-6). Lalu Rasul Paulus berdoa untuk mereka dan mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Inilah kuasa yang menjadikan kita saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8).
Pekerjaan Roh Kudus ialah semata-mata meninggikan dan mengutamakan Yesus Kristus (Yohanes 15:26; 16:13-15). Oleh pekerjaan Roh Kudus Yesus Kristus sungguh-sungguh hidup di dalam diri orang yang percaya. Karena itu hal dikuduskan bukanlah suatu berkat, melainkan berkenaan dengan satu pribadi yang hidup dan diam di dalam kita, yaitu Kristus. Hal ini dikemukakan oleh Dr. A.B. Simpson dalam syairnya:
Dulu yang kucari yakni berkat-Hu, S'karang yang kurindu hanya Tuhanku;
Dulu hal merasa yang kuinginlah, S'karang yang kucinta Firman sajalah;
Dulu kuberharap t'rima 'nugrah-Nya, S'karang ku beroleh Dia yang memb'ri;
Dulu ku bernanti kesembuhan-Nya, S'karang ku mendapat Tabib Almasih.
Dapat Tuhan Yesus, dapat s'muanya;
S'mua dalam Yesus, dan Yesus s'muanya.
Pengudusan merupakan suatu hal yang terjadi secara jelas dan pasti. Hal itu terjadi pada suatu saat yang pasti secara mutlak, dan merupakan suatu pekerjaan yang dilangsungkan terus-menerus. Tentang hal itu diterangkan dalam bagian yang berikut.
E. Bilamanakah seseorang dikuduskan?
Dalam satu segi pengudusan itu mulai pada waktu seseorang dilahirkan kembali, sebab kelahiran kembali mempersiapkan seseorang untuk menerima Roh Kudus dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Demikian juga Roh Kudus tinggal di dalam orang yang baru dilahirkan kembali, tetapi Ia tidak tinggal dengan kepenuhan-Nya. Sebab tiap-tiap orang yang sudah dilahirkan kembali harus dengan tegas dan pasti menyerahkan dirinya kepada Allah untuk dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus (Lukas 24:29; Kisah 1:5,8; 19:2).
Pengudusan dalam menjauhkan diri dari dunia dan segala yang najis dan jahat adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Galatia 6:14). Kita harus menganggap diri kita mati terhadap dosa, dunia ini dan kesenangannya. Kita dapat melepaskan semua itu dengan satu tindakan yang pasti, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan demikian keinginan akan dunia dan kesenangannya akan lepas dari kita seperti daun yang layu dan gugur dari pohonnya. Pada waktu itu Yesus Kristus menjadi pusat pandangan kita dan daya tarik utama bagi hati kita.
Seringkali orang mencoba menghilangkan dosa dan keinginan duniawi dengan kuasanya sendiri. Usaha itu bagaikan mencoba mengeluarkan udara dari gelas dengan pompa, tetapi mustahil usaha itu berhasil sebab makin dipompa makin tipis udara itu dan selalu masih tinggal sedikit dalam gelas itu. Tetapi ada jalan yang mudah untuk mengeluarkan udara itu, yaitu mengisi gelas itu dengan air. Cara untuk menghilangkan dosa-dosa dan keinginan-keinginan duniawi ialah dipenuhi dengan Roh Kudus.
Pengudusan dalam kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Roma 12:1,2). Tindakan ini tidak perlu sering diulangi. Seorang isteri tidak perlu menyatakan setiap hari bahwa ia menyerahkan diri kepada suaminya, sebab hal itu sudah diperbuat sekali saja pada hari pernikahannya.
Pengudusan dengan disucikan oleh Allah dan dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Yohanes 1:5). Pada Hari Pentakosta Roh Kudus datang dengan sekonyong-konyong, begitu pula di Samaria (Kisah 8:14-17), dan di dalam rumah Kornelius (Kisah 10:44). Pada masa sekarang juga orang-orang yang percaya dapat dibaptiskan dengan Roh Kudus dengan jelas dan pasti, dengan keinsafan bahwa hal itu sudah terjadi. Kita patut mengejar dan mencapai kekudusan itu (Ibrani 12:14).
Pengudusan dalam menjauhkan diri dari segala yang najis dan jahat serta mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah dan dikuduskan oleh Tuhan serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Hal itu dapat terjadi pada suatu saat tertentu secara pasti. Mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, disucikan oleh Tuhan dengan baptisan Roh Kudus, dua hal itu sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu pada suatu saat tertentu secara pasti. Tiap-tiap pekerjaan yang baik harus ada permulaanya, begitu pula orang-orang Kristen patut mengetahui kapan saatnya ia mencari dan kapan ia dikuduskan.
Sesudah terjadi penyerahan yang pasti dan jelas, maka pekerjaan pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang yang percaya. Dengan demikian kita bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus (2Petrus 3:18). Hal itu merupakan satu kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita harus mencapai segala sasaran yang menjadi rencana Allah bagi kita, yang untuk rencana itu Kristus telah mencapai kita (Filipi 3:12-15). Kehidupan Kristen merupakan suatu peperangan melawan dosa, dunia, dan Iblis; dan kita harus selalu dalam keadaan siap melawan di dalam perlawanan itu. Sama seperti orang Israel, sesudah mereka itu masuk ke negeri Kanaan, masih ada banyak tanah yang wajib mereka rebut dari musuh. Pada waktu itu terjadi banyak peperangan. Demikian pulalah kehidupan orang yang dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus. Tetapi orang yang telah dikuduskan itu tidak berperang sendiri melawan dosa, diri yang lama, dunia, dan Iblis, melainkan ia menyerahkan semua musuhnya kepada Tuhan, dan Kristus yang hidup di dalam dirinya itulah yang mengalahkan segala musuh itu. Hal ini dilukiskan dalam Yosua 5:13,14, di mana Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Panglima bala tentara Tuhan; dan dalam 2Tawarikh 20:15, di mana Tuhan berfirman, "Sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah". Tuhan Yesus, Panglima bala tentara Tuhan, akan mengalahkan segala musuh itu.
Di samping itu, di dalam kelangsungan pengudusan itu Tuhan menghendaki kita "menjadi serupa dengan gambaran Kristus" (Roma 8:29; 2Korintus 3:18; Filipi 1:6; Kolose 3:10; Efesus 4:15). Dari sehari-hari kita patut makin menjadi serupa dengan gambaran Kristus.
Mengenai kelangsungan pengudusan, pelajarilah seluruh pasal tiga Kitab Kolose (Kolose 3:1-25). Perhatikan perkataan-perkataan yang berikut: "carilah" ayat Kolose 3:1; "pikirkanlah" ayat Kolose 3:2; "matikanlah" ayat Kolose 3:5; "kenakanlah" ayat Kolose 3:12; "kasih" dan "damai sejahtera" ayat Kolose 3:14,15; "perkataan Kristus" ayat Kolose 3:16. Nasihat yang berkenaan dengan perkataan-perkataan itu sangat berfaedah bagi orang yang ingin bertumbuh dalam hal kekudusan. Perhatikanlah juga ayat-ayat berikut yang berisi pelajaran yang sangat menolong dalam hal kesucian: Roma 12:9-21; 14:21; 15:1,2; 1Korintus 13:1-13; 2Korintus 6:17-7:1. Pelajaran lain yang sangat menolong juga dalam kehidupan kesucian terdapat dalam tiga perkataan "memandangnya", "berkuasa", dan "menyerahkan", dalam Roma 6:11-13.
F. Bagaimanakah seseorang dikuduskan?
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus mengambil bagian dalam menguduskan kita (1Tesalonika 5:23; Efesus 5:25,26; Ibrani 13:12; 2Tesalonika 2:13; Roma 8:2; 1Petrus 1:2). Orang yang percaya sepatutnya menjauhkan dirinya dari kejahatan serta mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, barulah Tuhan menguduskan serta membaptiskan dia dengan Roh Kudus. Tetapi baiklah kita memperhatikan apa yang menjadi alasan dari pengudusan itu.
Kita dikuduskan oleh Firman Tuhan (Yohanes 17:17; 15:3). Penting sekali perkataan Allah dalam pengudusan, sebab Firman itu menyatakan betapa perlunya kita disucikan. Firman Tuhan adalah seperti cermin yang menyatakan noda-noda yang Tuhan lihat di dalam kita.
Kita dikuduskan oleh darah Kristus (Yohanes 1:7). Firman Tuhan menyatakan dosa kita dan darah Kristus menyucikan kita dari segala dosa. Darah Kristus adalah pancaran di mana kita senantiasa pergi untuk mendapatkan kesucian.
Segala ganjaran dan pengajaran Tuhan kepada kita juga dipakai untuk pengudusan kita (Ibrani 12:10). Di samping itu, tiap-tiap carang di dalam Tuhan yang berbuah dibersihkan supaya makin lebat lagi ia berbuah (Yohanes 15:2). "Dibersihkan" dalam ayat itu berarti cabang yang tidak baik dipotong.
Kita dikuduskan oleh iman (Kisah 26:18; 15:19), dan patut kita tetap memandang diri kita mati bagi dosa (Roma 6:11). Penggenapan pengudusan, itu bergantung pada ketetapan dan keteguhan kita di dalam iman (Kolose 1:21-23).
G. Hasil pengudusan
Ada beberapa hasil pengudusan yang patut kita perhatikan. Kerinduan hati seseorang yang telah dikuduskan tidak lain hanyalah menyempurnakan pengudusannya dengan takut akan Allah (2Korintus 7:1; Kolose 3:8).
Orang yang dikuduskan akan mengganti pikiran duniawinya dengan pikiran Kristus. Ia dapat menang atas pencobaan untuk marah, iri hati, cemburu, dan dengki. Kristus akan menguasai pikirannya dan kehendaknya, bertakhta di dalam hatinya, dan keakuannya akan tetap disalibkan. Roh Kudus selalu meninggikan Yesus Kristus, jadi bila seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka Kristus diberi tempat tertinggi dan terutama di dalam hati dan kehidupannya. Kehidupan orang yang demikian dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:
Tak'ku, Ya Kristus dicinta-tinggikan;
Tak'ku, Ya Kristus dilihat-dengar;
Tak'ku, Ya Kristus dalam tiap kelakuan;
Tak'ku, Ya Hu, dalam pikir-kata.
Orang yang sudah dikuduskan tidak lagi menyukai kesenangan-kesenangan dunia ini sebab Kristuslah yang menjadi kesenangan dalam segenap kehidupannya. Persoalan-persoalan yang membimbangkan orang-orang yang setengah Kristen dan setengah duniawi, dijawab dan diselesaikan oleh Kristus. Segenap perbuatannya dilaksanakan dengan maksud untuk mempermuliakan Tuhan Yesus dengan kesadaran bahwa Ia akan segera datang. Orang itu tidak akan senang pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dapat membawa Kristus sertanya, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada-Nya.
Kehendak orang yang dikuduskan senantiasa diserahkan kepada Tuhan sehingga ia selalu berkata, "Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42).
Perkataan orang yang dikuduskan akan "senantiasa penuh kasih, dan tidak hambar" (Kolose 4:6). "Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna" (Yakobus 3:2). Perkataan orang itu akan meneguhkan dan membangunkan orang-orang.
Apabila seorang dipenuhi dengan Roh Kudus ia mendapat kekuatan untuk melawan dosa dan Iblis. Dengan kuasa kita sendiri kita bagaikan karung kosong yang tidak dapat berdiri tegak; tetapi jikalau karung itu diisi dengan beras tentu dapat berdiri tegak. Demikianlah kekuatan kita yang dipenuhi Roh Kudus.
Pelajaran ini sebaiknya dipelajari bersama-sama dengan pelajaran tentang Baptisan Roh Kudus.
IX. AYAT-AYAT PERINGATAN DALAM ALKITAB
Kita sudah mempelajari asas-asas pelajaran Alkitab tentang keteguhan dan keselamatan orang-orang yang percaya. Setelah kita membahas pelajaran tentang kekudusan, maka baiklah kita mempelajari tentang ketekunan orang-orang yang percaya dan berusaha sampai akhir.
Tuhan Allah berkuasa menyelamatkan dengan sempurna orang-orang yang datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Allah berkuasa memelihara kita supaya kita tidak jatuh. Tetapi Ia tidak akan memelihara kita kalau kita tidak menghendaki untuk dipelihara. Pada waktu kita berkehendak untuk dipelihara oleh Allah, maka segala kuasa-Nya dilimpahkan kepada kita untuk mengalahkan dosa dan Iblis. Segala sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan Allah akan terjadi, dan Allah berkuasa melakukan kehendak-Nya, tetapi Ia menghormati kehendak kita. Tuhan Allah tidak memaksa kita, tidak melawan kehendak diri kita. Dengan macam-macam daya upaya Allah mengajak kita tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menurut Yesus Kristus, Anak-Nya. Kita harus menyatakan kehendak kita sendiri untuk mengikuti Dia.
Ada beberapa orang yang memegang jabatan penting di dalam jemaat Kristus yang menjadi murtad. Mereka tidak lagi percaya akan asas Alkitab dan Firman Tuhan. Ada juga orang-orang yang dengan sengaja berbalik dari Yesus Kristus. Oleh sebab itu Tuhan memberikan beberapa ayat peringatan di dalam Alkitab, bukan supaya kita takut sehingga putus asa, tetapi untuk menjaga agar kita sampai kepada kehendak Allah, dan supaya kita tetap bertahan dan berusaha sampai kepada kesudahan. Kita patut menyelidiki diri kita apakah kita tetap tegak di dalam iman. Untuk setiap ayat peringatan ada lima ayat yang menyatakan jaminan keselamatan orang yang percaya.
Walaupun begitu ayat-ayat peringatan itu tertulis dalam Alkitab, dan Tuhan memberikan ayat-ayat itu dengan suatu maksud. Maksudnya ialah supaya kita tetap berjaga-jaga dan tekun sampai kesudahan. Oleh sebab itulah juga kami telah mengumpulkan ayat-ayat peringatan itu supaya para pembaca dapat mempelajarinya, dan berjaga-jaga, dan bertahan sampai kepada kesudahannya.
Ayat-ayat itu adalah: 1Korintus 9:27; 2Petrus 1:1-11; 1Yohanes 5:4; 1Korintus 11:19; 1Yohanes 2:19; Ibrani 10:25-29; 2Timotius 2:19; Ibrani 6:4-6,11,12; 2Petrus 2:20-22; 1Korintus 10:12; 2Petrus 3:14; 1Petrus 1:1-9; Ibrani 3:6,12-14; Ibrani 4:1; Efesus 5:15; Efesus 6:10; 1Timotius 6:12; Kolose 1:23; Wahyu 2:10,11,17,26; 1Korintus 6:9,10; 16:13; Wahyu 22:15; 2Korintus 7:1; Galatia 5:19-21; Efesus 5:5; Ibrani 12:14.
Apakah kita diselamatkan oleh sebab kita berjaga-jaga dan bertekun dan berusaha? Tidak! Tetapi hal-hal itu menyatakan hubungan kita dengan Kristus, menyatakan kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus. Sebaliknya, apakah kita diselamatkan oleh iman jikalau kita tetap dalam dosa-dosa kita? Tidak! Lihatlah 1Korintus 6:9,10; Wahyu 22:15 dan Galatia 5:19-21.
X. PENYEMBUHAN TUBUH
Dasar Penyembuhan dalam Alkitab
"Manusia mempunyai dua sifat, yaitu sifat jasmani (badani) dan sifat rohani. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sudah mempengaruhi dua tabiat itu. Penyakit telah mengena tubuhnya; dan dosa telah menajiskan jiwanya. Tetapi syukur, tebusan yang sempurna itu meliputi kedua sifat itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi roh. Penebus kita, Yesus Kristus, telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan orang yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh. Ia telah menyerahkan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat yang sempurna. Roh-Nya yang mendiami kita menjadi hidup bagi roh kita, dan tubuh kebangkitan-Nya menjadi hidup bagi tubuh kita". DR.A.B. Simpson.
Segala berkat Tuhan sampai kepada kita berdasarkan korban pendamaian (tebusan) Yesus Kristus, dan penyembuhan tubuh termasuk di dalam tebusan itu.
Kalau jemaat Kristus merindukan penyembuhan tubuh seperti yang terjadi dalam jemaat yang mula-mula, maka iman kita harus beralaskan pada Perjanjian Tuhan dalam Alkitab. Perjanjian pertama untuk penyembuhan tubuh dalam Alkitab terdapat dalam Keluaran 15:25,26. Dalam ayat itu ditulis sebutan bagi Tuhan, yaitu "Yehova-Rafa", yang artinya "Tuhanlah yang menyembuhkan engkau". Mazmur 105:37 menyatakan bagaimana perjanjian dalam Keluaran itu digenapi oleh Tuhan. Dalam Mazmur 103:2,3 penulis memuji-muji Allah yang mengampuni dosa dan dengan ayat yang sama ia juga memberitahukan bahwa Allah menyembuhkan segala penyakit kita. Di dalam ayat itu tidak disebutkan adanya seorang tabib, hanya dengan berharap dan percaya kepada Allah.
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya - dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:4,5). Di sini terdapat suatu gambaran Penebus yang datang dan Injil yang dinubuatkan. Jelas bahwa yang dibicarakan di sini ialah penebusan dari dosa dan dari penyakit. Perhatikan artinya perkataan "dipikulnya". Perkataan dalam Yesaya itu dikutip di dalam Mat 8:16,17. Ayat ini dikutip untuk memberitahukan apa sebabnya Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sakit. Bukannya Tuhan Yesus ingin menunjukkan ketuhanan-Nya, melainkan Ia mau menggenapkan pekerjaan-Nya sesuai dengan sifat-Nya yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya itu. Kalau Ia tidak menyembuhkan orang-orang sakit, tentu Ia tidak bekerja sesuai dengan sifat-Nya. Dan kalau sekarang Ia tidak menyembuhkan orang sakit tentu Ia bukan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit yang datang kepada-Nya. Dan "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Matius 14:36). Karena itu pada masa ini juga Tuhan dapat menyembuhkan kita.
Dr.A.J. Gordon menerangkan tentang Matius 8:17 dan Yesaya 53:4,5 demikian: "Di atas kayu salib Tuhan Yesus telah memikul dosa-dosa kita dan penyakit kita ditanggung-Nya, supaya genaplah, 'Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita' (yaitu oleh Allah); demikian pula Allah telah membuat Dia (yang tidak pernah sakit) menjadi sakit karena kita. Dia yang hati-Nya telah digerakkan oleh karena kesakitan kita (yang merupakan buah-buah dosa), Ia juga telah menanggung kesakitan kita (yang merupakan hukuman dosa): Ayat-ayat ini menyatakan bahwa Kristus telah merasai kesakitan kita menggantikan kita".
Yesus Kristus telah memikul dosa-dosa kita dan Ia telah menanggung kesakitan-kesakitan kita. Maka, seringkali di dalam pekerjaan-Nya Tuhan Yesus mengatakan, "Dosamu sudah diampuni" dan "sembuhlah engkau". Kedua perkataan ini sejajar dan tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. Jelas bahwa Penebus kita tidak dapat mengangkut dosa-dosa kita dengan tidak mencabut akar-akar kesakitan yang telah ditanamkan ke dalam tubuh kita oleh dosa itu.
Dalam Markus 16:15-18 Tuhan Yesus memberikan pesan yang utama dan yang terbesar. Pesan itu disertai dengan janji keselamatan dan janji penyembuhan. Tuhan telah berjanji bahwa tanda-tanda akan menyertai orang-orang percaya. Perhatikanlah bahwa janji ini tidak khusus ditujukan kepada rasul-rasul saja, melainkan kepada siapa saja yang percaya. Oleh sebab itu tak benar bila seseorang berkata bahwa janji ini hanya untuk rasul-rasul. Janji-janji ini untuk semua orang yang percaya. Orang-orang yang mengabarkan Injil harus memberitahukan tentang janji kesembuhan ini. Orang itu tidak perlu takut menumpangkan tangannya ke atas orang-orang yang sakit. Kita tidak berhak menuntut supaya orang-orang percaya kepada berita itu jikalau kita tidak menunjukkan tanda-tanda yang telah dikatakan itu. Janganlah kita berpendapat bahwa sebagian janji itu (yaitu tentang penyembuhan) hanya ditujukan kepada para rasul oleh sebab kita tidak tahu memakainya. Oleh sebab tanda-tanda semacam itulah jemaat di Yerusalem didirikan; demikian pula di Samaria dan tempat-tempat yang lain. Pada zaman para Rasul, mujizat itu dibuat oleh orang-orang yang bukan rasul, seperti Filipus dan Stefanus. Sebenarnya hanya ketidakpercayaan yang melemahkan janji itu, serta menghilangkan mujizat kesembuhan dari kita. Menyembuhkan orang sakit adalah bagian dari pesan Kristus, sama seperti mengabarkan Injil dan membaptiskan orang.
Di samping janji yang disebutkan di atas, kita patut memperhatikan juga janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:12,13. Dan baik kita ingat bahwa karunia menyembuhkan orang sakit merupakan suatu hal yang umum dalam jemaat yang mula-mula (1Korintus 12:9-30). Tetapi bagaimanakah karunia itu akan diteruskan sesudah rasul-rasul meninggal? Jawabannya terdapat dalam Yakobus 5:14,15. Roh Kudus telah memberikan pesan itu kepada kita melalui Yakobus; dan jangan lupa, Paulus menyebut Yakobus sebagai "sokoguru" jemaat (Galatia 2:9). Perhatikanlah bahwa kuasa ini tidak diberikan kepada rasul-rasul, yang pada waktu itu hampir semuanya sudah meninggal; tetapi kuasa ini diberikan kepada para penatua jemaat yang mudah dipanggil oleh anggota jemaatnya yang sakit. Sebaiknya selama ada jemaat dan para penatua penyembuhan orang sakit patut dilaksanakan. Pesan ini diberikan pada waktu zaman rasul-rasul hampir berakhir, dan itu juga membuktikan bahwa Tuhan ingin tetap melaksanakan hal ini dalam jemaat-Nya.
Kita patut menyelidiki bagaimana pesan ini dilaksanakan, yaitu dengan "Doa yang lahir dari iman" dan dengan "mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan". Mengolesi minyak di sini sama dengan yang terdapat dalam Markus 6:13, yaitu yang biasa dilakukan oleh rasul-rasul. Ini bukan mengolesi dengan obat. Dengan mengolesi di sini melukiskan kuasa Roh Kudus. Minyak selalu melambangkan Roh Kudus. Ini menandakan pekerjaan Roh Kudus yang memberikan hidup kebangkitan Tuhan Yesus kepada tubuh orang sakit itu. Orang yang sakit itulah yang wajib memanggil penatua-penatua jemaat. Hal itu merupakan pengakuan dan pernyataan imannya kepada Yesus Kristus. Tidak ada pengampunan dosa atau kesembuhan tubuh tanpa pengakuan akan Kristus. Ada banyak orang yang lebih suka mendapat kesembuhan ilahi secara diam-diam, tidak mau mengakui dihadapan umum bahwa ia telah datang kepada Tabib sorgawi itu. Hal itu tidak benar! Tuhan menghendaki supaya orang-orang yang disembuhkan dengan terus terang mengakui imannya kepada Tuhan Yesus". - Dr.A.J. Gordon.
Yakobus 5:14 adalah pesan Tuhan yang diwajibkan kepada kita. Itulah jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mendapatkan penyembuhan tubuh. Pesan dan janji ini mendatangkan iman kepada kita. Tetapi janganlah kita lupa bahwa ada hubungan antara dosa dan penyakit. Melalui penyakit mungkin Tuhan sedang menghajar kita. Oleh sebab itu, pada waktu kita menderita sakit kita patut mencari hadirat Tuhan serta menyelidiki hati kita, dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kemudian kita mengakui dosa dan kesalahan kita, sebab dalam janji itu Tuhan menjanjikan pengampunan dosa dan penyembuhan tubuh.
Sehubungan dengan pelajaran ini, sebaiknya kita menyelidiki ayat-ayat berikut: 3Yohanes 1:2; Efesus 5:30; Roma 8:11; 2Korintus 4:10,11; Ibrani 13:8.
Beberapa pertanyaan tentang penyembuhan:
  1. Bolehkah kita menggunakan obat? Biarlah Tuhan memimpin kita di dalam hal itu tiap kali pada waktu kita sakit.
  2. Jikalau seseorang menggunakan obat atau pergi ke dokter, apakah ia kurang beriman? Mungkin ya! Dan mungkin tidak! Biarlah Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan itu.
  3. Jikalau seseorang percaya kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan obat, apakah kita harus menyalahkan dia atau menyokong imannya? Tentunya kita harus menyokong imannya!
XI. IBADAT ORANG KRISTEN
Ibadat orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: berdoa, mengucap syukur, dan pemberian persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan. Mengucap syukur meliputi juga pujian, menyanyi dan makan minum Perjamuan Tuhan. Di dalam berdoa wajib disertai dengan pembacaan Alkitab.
(I). BERDOA
Berdoa adalah persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah; yaitu manusia yang diterima Allah oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruselamatnya dan Penebusnya. Dalam doa termasuk: meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah. Doa-doa Daud dan Salomo adalah contoh doa dalam Perjanjian Lama (1Raja 8:22-53; Mazmur 51:1-19). Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus dan rasul-rasul telah memberikan contoh-contoh doa kepada kita. Hal itu akan dilihat pada bagian yang berikut.
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang saleh" (Efesus 6:18). Ayat ini menyatakan betapa pentingnya berdoa. Perhatikan perkataan "setiap waktu", "yang tak putus-putusnya" dan "segala orang saleh". Kita patut "menaikkan permohonan yang tak putus-putusnya", bukan mengantuk, melainkan berjaga-jaga.
A. Pentingnya berdoa
Apakah sebabnya kita perlu berdoa dengan tekun pada setiap waktu?
  1. Sebab Iblis ada, dan ia setiap saat melawan kita dengan sekuat-kuatnya. Kita sedang bergumul dengan dia (Efesus 6:12), jadi kita harus menggunakan selengkap senjata Allah untuk menghadapi hal itu, lalu berdoa (ayat Efesus 6:18).
  2. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk memperoleh sesuatu dari Allah. Kekurangan kita dalam hal-hal rohani disebabkan kita kurang berdoa (Yakobus 4:2).
  3. Sebab rasul-rasul Kristus (yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi teladan kita) menganggap berdoa adalah pekerjaan mereka yang terpenting (Kisah 6:2-4).
  4. Salah satu sebab yang terutama yaitu karena berdoa sangat dipentingkan oleh Yesus Kristus (Markus 1:35; Lukas 6:12). Dan juga pada waktu ini berdoa adalah pekerjaan mereka yang utama bagi Tuhan kita yang ada di sebelah kanan Allah (Ibrani 7:25; Roma 8:34).
  5. Sebab berdoa ditentukan oleh Allah sebagai jalan bagi kita untuk mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pertama pada masa kita memerlukannya (Ibrani 4:16). Kita mendapat kasih karunia kalau kita rajin berdoa.
  6. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan oleh Tuhan bagi kita untuk mendapatkan sukacita yang penuh (Yohanes 16:24).
  7. Sebab berdoa dengan mengucap syukur adalah cara yang ditentukan oleh Allah bagi kita untuk menghilangkan kekuatiran serta mendapatkan damai sejahtera (Filipi 4:6,7).
  8. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk menerima Roh Kudus (Lukas 11:13).
  9. Sebab kalau kita tidak berdoa, kita berdosa (1Samuel 12:23).
B. Siapakah yang dapat berdoa supaya Allah mengabulkan doanya?
Orang yang membiarkan kejahatan di dalam hatinya niscaya doanya tidak didengar oleh Allah (Mazmur 66:18). Tuhan membenci dosa, dan sikap kita juga patut demikian. Boleh jadi itulah sebabnya doa kita tidak didengar.
Orang yang tidak mau mendengar dan mentaati hukum Allah, doanya juga menjadi suatu kebencian kepada Allah serta tidak didengar oleh-Nya (Amsal 28:9). Kalau kita memalingkan telinga kita terhadap Firman Allah, maka Ia akan memalingkan telinga-Nya terhadap doa kita (Zakharia 7:11-13).
Tuhan Allah tidak mendengar doa orang yang menyumbat telinganya terhadap tangisan orang miskin (Amsal 21:13). Pepatah orang-orang duniawi adalah: "Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri". Tetapi sebenarnya Tuhan menolong orang yang menolong orang-orang lain.
Orang berdosa yang menyesal dan mencela dirinya oleh sebab dosanya, yang mau mendapat pengampunan, maka doanya didengar oleh Allah (Lukas 18:13,14). Kita patut mengajak orang-orang berdosa supaya mereka berdoa dan berseru kepada Allah (Roma 10:13), sebab berdoa adalah pekerjaan iman. Berdoa adalah tindakan dari orang-orang yang mau diselamatkan.
Orang-orang yang percaya kepada nama Anak Allah itu doanya didengar oleh Allah (1Yohanes 5:13-15). Janji-janji di dalam Perjanjian Baru tidak dapat diterapkan kepada setiap orang. Janji-janji untuk orang-orang yang percaya hanya dapat diterapkan kepada orang yang sudah percaya. Begitu pula janji-janji untuk orang yang menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah, haruslah diterapkan hanya kepada orang yang sudah menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Bila ada janji yang memakai perkataan "kami" dan "kamu" patutlah kita menyelidiki siapakah yang dimaksudkan, dan apakah kita termasuk di antara orang-orang yang dimaksudkan itu.
Allah mendengar doa orang yang benar (Mazmur 34:16,18; Amsal 15:29; 15:8).
Allah mendengar doa orang yang suci atau orang yang saleh (Mazmur 32:6). Bahasa asli yang dipakai dalam ayat ini untuk menyebut orang suci atau orang saleh, di ayat yang lain diterjemahkan "berrahmat" atau "yang beragama", tetapi arti yang sebenarnya dari kata itu adalah "kemurahan". Tiap-tiap orang saleh patut menjadi orang yang berkemurahan. Doa orang itu didengar oleh Allah.
Orang-orang yang takut akan Allah serta memelihara hukum-hukum Allah doanya didengar Allah (Mazmur 145:19; 1Yohanes 3:22). Takut akan Allah berarti memberi hormat, berbakti dan taat kepada Allah (Ibrani 12:28,29; 1Petrus 2:17; Wahyu 14:7; 2Korintus 7:1; 2Samuel 23:3; Amsal 8:13; 16:6; Yesaya 11:2,3; Mazmur 2:11; 25:14; 33:18; 34:8,10; Wahyu 19:5; Mazmur 115:11; 118:4). Kalau kita taat kepada Firman Allah, Ia akan mendengar doa kita. Memelihara hukum-hukum Allah berarti lebih dari mentaati saja, itu berarti menghormati dan menjaganya sebagai barang yang indah dan patut dijagai. Kalau kita tidak sungguh-sungguh mengindahkan perkataan Allah, tentu Allah tidak akan mengindahkan doa kita.
Orang yang tinggal di dalam Kristus dan perkataan Kristus ada di dalam dia, ialah orang yang doanya didengar Allah dan dikabulkan (Yohanes 15:7). Inilah rahasia bagi orang yang ingin didengar doanya. Apakah artinya tinggal di dalam Kristus? Artinya tetap di dalam persatuan dengan Kristus. Tetap di dalam hubungan dengan Kristus sama seperti hubungan antara pohon anggur dan cabangnya yang sehat dan hidup, yang tetap mengeluarkan buah dari pohon anggur itu. Cabang itu tidak mempunyai kehidupan pada dirinya sendiri. Airnya dan kekuatannya diperoleh dari pohon anggur itu. Daunnya, bunganya, buahnya, semuanya berasal dari kehidupan pohon anggur itu. Begitu pula kita yang tinggal di dalam Tuhan Yesus tidak mempunyai kehidupan sendiri yang terpisah dari Kristus, tetapi kita menerima kehidupan dari Kristus. Kita wajib berusaha supaya kita tidak mempunyai pikiran, peraturan, perasaan, dan kehendak sendiri, juga bekerja dan mengeluarkan buah dengan usaha kita sendiri, melainkan kita harus membiarkan Kristus yang berpikir, berkehendak, bekerja dan mengeluarkan buah-buah-Nya melalui kita. Bilamana kita sungguh-sungguh melakukan hal itu, maka kita dapat meminta segala sesuatu, dan akan dikabulkan. Dan kalau kita tetap tinggal di dalam Kristus, tentu kita tidak meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Orang yang duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi, yang mengasihi Allah serta kenal akan nama-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 91:1,14,15). Apa artinya duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi? Tempat perlindungan berarti tempat di mana seseorang dapat menyembunyikan diri supaya terlindung dari bahaya. Hal itu berarti kita menempatkan diri kita dalam tempat persembunyian, tempat perlindungan yang Mahatinggi, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Allah terhadap segala bahaya. Kita menyerahkan diri kita dan segala keadaan kita ke dalam tangan Allah serta percaya dan harap kepada-Nya. Mengenal nama-Nya berarti mengetahui Dia sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan kita hanya dapat mengetahui Dia sedemikian bila kita menyelidiki Alkitab.
Orang yang bersukacita dalam Allah dan menyerahkan jalannya kepada Allah serta berharap kepada-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 37:4,5). Apakah saudara sudah menyerahkan segenap jalan saudara kepada Allah? Serahkan semuanya kepada-Nya, pimpinan dan segala sesuatu yang akan terjadi pada masa datang, maka jalan saudara akan menjadi sebegitu dekat kepada Tuhan supaya Ia dapat mendengar segala seruan saudara.
Orang yang rendah hati dan orang miskin doanya didengar Allah (Mazmur 9:13; 10:17; 69:34; 102:18). Orang miskin tidak dipandang oleh dunia ini tetapi mereka dihargai oleh Allah di sorga.
Doa anak-anak Allah yang menderita akan didengar oleh Allah (Yakobus 5:13). Kalau ada seseorang yang sedang bersusah hati, hendaklah ia lebih banyak berdoa. Tiap-tiap kesusahan mendorong kita untuk berdoa dan memastikan bahwa Tuhan akan mendengar: lihat Matius 11:28.
Ayat-ayat lain yang menerangkan tentang doa-doa siapakah yang didengar Allah adalah: Keluaran 22:22,23; Yakobus 1:5; Kisah 10:24,31,32; 11:14.
C. Kepada siapakah kita patut berdoa?
Kita dapat berdoa kepada Allah Bapa (Kisah 12:5). Seringkali orang-orang beriman berdoa bukan kepada Allah. Seringkali Allah tidak dipikirkan pada waktu ia berdoa, tetapi yang dipikirkan adalah orang lain, atau keperluannya, dan tidak menginsafi bahwa ia datang menghadap hadirat Allah, Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang kepada-Nya ia meminta pertolongan. Bila kita berdoa kita menghadap hadirat Allah, jadi kita harus membuang segala pikiran duniawi atau hal-hal yang tidak sesuai dengan doa kita, lalu meminta Roh Kudus membawa kita kepada hadirat Allah dan memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mendengar kita. Roh Kudus dapat menolong kita untuk menginsafkan bahwa Allah sungguh-sungguh menyertai kita pada waktu kita berdoa. Dalam Alkitab doa yang dinaikkan kepada Allah Bapa dimulai dengan beberapa perkataan sebagai berikut: Ya Bapa yang kudus, Bapa yang benar, Ya Bapa kami yang di sorga, Ya Tuhan dll. Periksalah ayat-ayat yang berikut: Yohanes 17:1; 17:11; 17:25; Matius 6:9; Kisah 4:24; Efesus 1:17; 3:14.
Kita dapat berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah (Kisah 7:59; 2Korintus 12:8,9; Kisah 9:9,10,13,17,20,21; 2Timotius 2:22; 1Korintus 1:2; Roma 10:12,13). Berdoa kepada Tuhan Yesus adalah kebiasaan orang Kristen yang mula-mula. Pada waktu itu orang Kristen dinamai "orang yang menyeru nama Yesus Kristus".
Di dalam Alkitab tidak ada doa kepada Roh Kudus. Kita dapat berdoa dalam Roh Kudus, yaitu Ia yang menolong kita berdoa. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah Bapa dan Allah Anak, dengan kuasa Roh Kudus, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus. Periksalah Roma 8:15,16,26,27; Efesus 6:18; Yudas 1:20; Zakharia 12:10.
D. Untuk siapakah kita patut berdoa?
Kita patut berdoa untuk diri sendiri. Ini bukan berarti menyayangi diri sendiri. Kita patut berdoa untuk diri sendiri supaya Allah dipermuliakan di dalam kita, lihat Mazmur 50:15. Kalau kita banyak berdoa untuk diri sendiri, tentu Tuhan dipermuliakan di dalam kita, dan di samping itu kita menjadi berkat yang lebih besar kepada orang lain. Seringkali Tuhan Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri. Kalau seseorang mendoakan orang-orang lain tetapi untuk diri sendiri tidak, maka itu adalah tanda yang kurang baik. Lihatlah 1Tawarikh 4:10; Mazmur 106:4,5; 2Korintus 12:7,8; Ibrani 5:7; Yohanes 17:1.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus patut berdoa untuk saudara-saudaranya yang seiman (Yakobus 5:16; Roma 1:9).
Kita patut berdoa untuk semua pengabar Injil (Efesus 6:19,20; Kolose 4:3; 2Tesalonika 3:1,2; Kisah 13:2,3; Matius 9:38). Semua orang percaya hendaklah dengan yakin dan tekun berdoa bagi tiap-tiap orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah untuk mengabarkan Injil. Seringkali terjadi bahwa seorang pengabar Injil kurang memiliki kuasa Roh sebab anggota-anggota jemaatnya kurang berdoa untuk dia.
Kita patut mendoakan orang-orang yang telah kita bawa kepada Tuhan Yesus, yaitu anak-anak iman kita (1Tesalonika 3:9-13). Tuhan Yesus telah berbuat demikian (Yohanes 17:9-26), dan juga para Rasul Paulus. Pada masa ini banyak para pengabar Injil yang kurang mendoakan anak-anak iman mereka.
Kita patut berdoa untuk saudara-saudara seiman kita yang menderita sakit (Yakobus 5:14-16)
Kita patut berdoa untuk saudara kita yang berbuat dosa (1Yoh 5:16), kalau dosa kita itu bukan dosa yang mendatangkan maut. Tidak ada faedahnya berdoa untuk orang yang berdosa kepada Roh Kudus; lihat Matius 12:32.
Kita patut berdoa untuk orang-orang saleh (Ef 6:18). Semua orang yang percaya dari segala zaman termasuk dalam doa Tuhan Yesus di dalam Yohanes 17:9-20. Sebab itu kita patut untuk mendoakan segenap jemaat Kristus. Mengherankan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang berdoa untuk orang-orang lain. Tiap-tiap anak Allah adalah saudara kita dan patut kita doakan.
Kita patut mendoakan anak-anak kita (1Tawarikh 29:19)
Kita patut mendoakan pemerintah negara kita (1Timotius 2:2,3). Pada masa sekarang banyak orang yang bersalah dalam hal ini. Banyak orang menyalahkan pemerintah negaranya, tetapi sesungguhnya hal itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan, lihat Yudas 1:8,9; 2Petrus 2:10,11; 1Petrus 2:17. Kalau orang-orang Kristen mendoakan pemerintah negaranya akan bertambah baik.
Kita patut berdoa untuk bangsa Israel (Roma 10:1; Yoel 2:17; Yesaya 62:6,7). Orang-orang yang berdoa untuk bangsa Israel akan mendapat berkat yang istimewa (Mazmur 122:6,7). Bangsa Israel adalah bangsa yang sangat dikasihi Allah (Zakharia 2:7,8,10-12).
Kita patut berdoa untuk orang yang menyiksa dan menganiaya kita (Lukas 6:28; Matius 5:44). Bacalah Lukas 23:34 dan Kisah 7:60. Kita diwajibkan untuk mendoakan orang-orang yang bersalah kepada kita (Roma 12:20,21).
E. Bilamana kita patut berdoa?
Orang-orang suci dalam Alkitab berdoa tiga kali sehari, yaitu pagi, tengah hari, dan petang (Daniel 6:11; Mazmur 55:18; Kisah 10:9,30). Lihat juga Mazmur 119:146,147; Markus 1:35.
Tuhan Yesus, yang menjadi teladan kita, berdoa semalam-malaman kepada Allah (Luk 6:12). Tuhan berdoa sepanjang malam sebab keesokan harinya Ia akan memilih kedua belas Rasul, dan itu adalah satu hal yang amat penting. Tuhan Yesus juga berdoa sepanjang malam pada saat lain ketika Ia di dalam suatu keadaan yang penting sekali, yaitu orang-orang hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, lihat Yoh 6:15 dan Mar 6:46-48. Ini merupakan satu teladan yang baik sekali dan patut kita ikuti. Mengherankan sebab ada juga orang Kristen yang tidak setuju dengan berdoa sepanjang malam. Mereka mengatakan bahwa iman yang benar akan menerima apa yang dimintanya pada waktu diminta. Bukankah Tuhan mempunyai iman? Ia sering berdoa sepanjang malam. Lihat Yesaya 40:31. Berdoa sepanjang malam kepada Allah tentu diikuti oleh kuasa sepanjang hari di hadapan manusia. John Livingston, dari Skotlandia, pada suatu malam berdoa sepanjang malam bersama dengan beberapa orang lain, lalu pada esoknya ia berkhotbah dengan kuasa Allah sehingga 500 orang diselamatkan atau mengalami berkat rohani pada hari itu.
Kita patut mengucap syukur setiap kali kita makan (Matius 14:19; Kisah 27:35; 1Timotius 4:4,5).
Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15; Mazmur81:8; 77:2,3; 86:7), pada masa peperangan (1Tawarikh 5:20), dan bila musuh-musuh menyerang kita (1Tawarikh 14:8,9,11).
Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kita merasakan tekanan dosa-dosa kita, yaitu bila kita merasa jauh dari Allah dan kita rindu kembali kepada-Nya. Ganjaran dari Allah merupakan suatu pendorong untuk berdoa.
Kita patut berdoa senantiasa, dengan tidak tawar hati, pada setiap waktu (Lukas 18:1; Efesus 6:18; 1Tesalonika 5:17). Hati kita patut berseru kepada Allah pada setiap waktu. Segenap hidup kita haruslah menjadi satu doa kepada Allah. Orang-orang Kristen patut senantiasa hidup dalam semangat berdoa. Kita yang beriman kepada Allah selalu mempunyai kesempatan untuk menyeru Dia. Pengharapan kepada Allah selalu diteguhkan dalam doa yang tekun.
F. Tempat berdoa
Kita boleh, dan patut berdoa kepada Allah di segala tempat. Tempat tidak penting, yang penting ialah berdoa dengan roh dan kebenaran (Yohanes 4:20-24). Akan tetapi dalam Alkitab kita disuruh masuk ke dalam kamar kita, di tempat yang tidak kelihatan oleh orang lain, dan di situlah kita berdoa (Matius 6:6). Dengan demikian kita diasingkan dari dunia untuk bersekutu dengan Allah. Hal ini untuk menjaga supaya kita tidak berdoa dengan pura-pura supaya didengar manusia, seperti orang-orang Farisi. Selain itu Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita ketika Ia pergi ke gunung untuk berdoa. Itulah tempat yang sunyi di mana Ia menjauhkan diri dari manusia, untuk menyendiri beserta dengan Allah (Matius 14:23). Rasul-rasul Tuhan berdoa dalam penjara (Kisah 16:25). Penjarapun mungkin jadi pintu surga. Kita patut berdoa kepada Allah bila ajal kita dekat; kita dapat berdoa bersama-sama dengan orang-orang yang percaya; di antara orang-orang yang tidak percaya; dan di mana-mana tempat (Yunus 2:2; Yohanes 17:1; Kisah 27:35; 1Timotius 2:8).
G. Untuk apakah kita berdoa?
  1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
  2. Berdoa untuk para pengabar Injil
  3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani
  4. Berdoa untuk berkat jasmani
1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
Kita patut berdoa supaya Allah dipermuliakan (Matius 6:9). Mengho mati dan mempermuliakan Allah patut menjadi kerinduan dan tujuan kita yang utama. Segala doa kita hendaknya bertujuan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, lihat Yohanes 17:1; 12:27,28. Apakah saudara sungguh-sungguh rindu dan ingin supaya Allah dipermuliakan dalam segala doa saudara? Apakah saudara sering berdoa demikian? Apakah tujuan itu memenuhi segala doa saudara?
Kita patut berdoa supaya Kerajaan Allah datang (Matius 6:10). Kerajaan Allah pasti akan datang, apakah kita mendoakan hal itu atau tidak, tetapi doa-doa kita akan mempercepat kedatangan Kerajaan itu. Kebanyakan orang Kristen tidak menyadari bahwa kedatangan Kerajaan Allah dapat dipercepat oleh sebab doa orang-orang saleh, atau kedatangan-Nya dirintangi sebab orang-orang saleh tidak berdoa. Orang yang sungguh-sungguh sudah dilahirkan kembali tentu akan sangat merindukan supaya Kerajaan Allah segera datang. Walaupun begitu doa ini sering diucapkan tanpa memikirkan apa maksudnya.
Kita patut berdoa supaya Raja yang ditentukan oleh Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus, segera datang (Wahyu 22:20). Kerajaan itu tidak akan datang sebelum Rajanya datang. Banyak orang berdoa supaya Kerajaan Allah datang, tetapi jarang orang berdoa supaya Rajanya datang. Inilah puncak kerinduan orang-orang Kristen, dan inilah doa yang terakhir dalam Alkitab. Segenap nubuat dari Alkitab diarahkan kepada hal ini. Apakah saudara berdoa untuk hal ini?
Kita patut berdoa supaya kehendak Allah jadi di atas bumi ini seperti di dalam surga (Mat 6:10). Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menjadi anak Allah, inilah yang paling dirindukan daripada segala sesuatu dalam dunia ini. Kita wajib dengan segenap hati berdoa. "Jadilah kehendak-Mu, ya Allah." Itulah yang patut menjadi doa yang terutama bagi orang Kristen.
Kita patut berdoa supaya pekerjaan Tuhan dihidupkan, yaitu supaya terjadi gerakan dan kebangunan rohani di dalam jemaat Tuhan.
Perhatikanlah bahwa pekerjaan Tuhan harus dihidupkan, dan umat Allah harus mendapat suatu gerakan dari Tuhan. Saleh-saleh Tuhan yang sudah menjadi lemah perlu dikuatkan. Tuhan Allah mau mengabulkan doa untuk kebangunan rohani di antara umat Allah. Dalam sejarah Israel dan dalam sejarah gereja juga Tuhan Allah telah memberikan kebangunan rohani itu. Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa orang saleh. Kebangunan rohani sering terjadi meskipun orang yang memimpinnya tidak pandai berkhotbah, akan tetapi tidak pernah terjadi kebangunan rohani kalau tidak ada orang yang berdoa. Bilamana jemaat Tuhan suci dan bersih kelakuannya, pada waktu itu Tuhan akan menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat. Tuhan tidak mau menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat yang tidak suci. Pada masa sekarang doa ini sangat perlu didoakan dengan tekun dalam jemaat Kristus.
2. Berdoa untuk para pengabar Injil
Kita patut berdoa kepada Tuhan yang mempunyai tuaian itu supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:37,38). Sepanjang waktu sejarah jemaat Tuhan, sekarang masanya doa ini sangat diperlukan. Kiranya kita mentaati pesan ini. Ladang Tuhan sudah kuning dan siap untuk dituai, tetapi, masih banyak diperlukan orang-orang untuk menuai. Ada banyak pekerja di dalam ladang Tuhan yang tidak dipanggil oleh Tuhan. Cara untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang baik bagi ladang Tuhan yaitu berdoa untuk mereka. Bacalah Kisah 1:24. Jikalau Paulus dan Barnabas terlebih dahulu berdoa kepada Allah tentang Markus harus dibawa atau tidak, dan mereka tidak mencoba memutuskannya sendiri, sudah tentu ayat Kisah 15:39 yang kurang menyenangkan itu tidak perlu ditulis. Banyak percekcokan yang terjadi di antara pengabar-pengabar Injil akan dapat dihindarkan kalau mereka mentaati Kisah 1:24.
Kita patut berdoa supaya Allah membukakan pintu bagi orang-orang yang memberitakan Firman Allah (Kol 4:3). Inilah jalan yang terbaik supaya pintu pengabaran Injil terbuka. Orang-orang yang merasa dirinya dipanggil oleh Allah tetapi tidak menemukan tempat untuk bekerja, patut berdoa demikian. Dan kalau ada tempat yang memerlukan pemberitaan Injil tetapi pintu tidak terbuka, maka inilah cara untuk membuka pintu itu. Tuhan sudah membukakan pintu bagi Rasul Paulus pada waktu ia di dalam penjara, dalam hal ia menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat Tuhan. Surat-surat Paulus itu masih ada pada kita sekarang dan melalui surat-surat itu Injil dikabarkan kepada banyak orang. Banyak pintu bagi orang kafir dibukakan melalui doa. Kalau orang-orang saleh berdoa kepada Allah, doa-doa mereka akan membuka lebih banyak pintu daripada permintaan kepada pemerintah-pemerintah dunia.
Kita patut berdoa supaya pengabar-pengabar Injil diberikan karunia dalam memberitakan rahasia Injil, sehingga mereka dapat memberitakannya dengan berani, sebagaimana yang sepatutnya (Efesus 6:19,20). Bukan hanya pintu-pintu yang perlu dibukakan, melainkan mulut-mulut juga. Masih diperlukan pengabar-pengabar Injil yang berkata-kata dengan keberanian hati, dan orang-orang saleh patut berdoa supaya hal itu terjadi. Kalau hal itu perlu bagi Rasul Paulus, sudah tentu perlu juga bagi kita sekarang ini.
Kita patut berdoa untuk pengabar-pengabar Injil supaya Firman Tuhan makin luas diberitakan dan dipermuliakan. Jangan menyalahkan pengabar-pengabar Injil, melainkan doakanlah mereka. Di samping itu patut kita berdoa supaya para pengabar Injil berpakaian kebenaran (Mazmur 132:9). Ingatlah, Iblis paling suka menyerang pengabar-pengabar Injil, oleh sebab itu kita wajib mendoakan mereka dengan tekun supaya kebenaran menjadi jubah mereka. Baiklah kita ingat bahwa oleh kejatuhan mereka Allah dihina dan oleh kebenaran mereka Allah dipermuliakan.
3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani
Kita patut berdoa untuk pengampunan dosa-dosa kita (Matius 6:12; Mazmur 25:11; 51:3; Lukas 18:13; Hosea 14:2; Keluaran 34:9; 32:31,32; 1Raja 8:47-50; Kisah 8:22). Allah Bapa kita telah menyediakan pengampunan dosa untuk kita orang-orang saleh, yaitu dengan darah Kristus; tetapi jelas dikemukakan dalam Alkitab bahwa Tuhan menghendaki kita, orang Kristen, mengakui dosa kita serta berdoa untuk pengampunan itu. Kalau kita berdoa kepada Allah dan meminta pengampunan dosa; dan karena kita tahu bahwa Tuhan sudah mengampuni maka tidak perlu kita meminta ampun sekali lagi untuk dosa itu.
Kita patut berdoa agar Tuhan menyelidiki kita dan menguji kita (Mazmur 139:23,24; 51:11; 19:13). Anak Tuhan yang sungguh-sungguh akan merindukan supaya tiap-tiap hal yang jahat di dalam dirinya diselidiki dan dinyatakan kepadanya. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan dengan benar oleh kita sendiri, melainkan Allah yang harus melaksanakannya; dan Ia akan melaksanakan hal itu, sebab di dalam doa kita meminta Ia melakukannya. Hal ini wajib sering dilakukan. Dosa, sifat mengasihi diri sendiri, tabiat duniawi, dan keinginan untuk menurut dunia selalu mengelilingi kita seperti udara, dan hal-hal itu sering masuk ke dalam hati kita walaupun kita tidak menginsafinya. Oleh sebab itu patutlah tiap-tiap hari kita menghadap Allah dan membuka hati kita kepada-Nya, serta meminta Dia menyelidiki hati dan kelakuan kita untuk menyatakan segala sesuatu di dalam kita yang tidak berkenan kepada-Nya. Tentunya hal itu kadang-kadang menyakiti kita, akan tetapi akan memperbaiki diri kita serta berfaedah bagi kita.
Kita patut berdoa supaya Allah menjadikan di dalam kita suatu hati yang bersih (Mazmur 51:12). Mustahil manusia dapat menyucikan hatinya sendiri. Hati yang bersih merupakan suatu pekerjaan Allah. Tuhan mau melakukan hal itu sesuai dengan doa kita. Tuhan berkenan menjadikan di dalam kita suatu hati yang suka akan kebenaran dan yang membenci dosa.
Kita patut berdoa supaya Allah menyokong dan membimbing kita, memegang kita dalam tangan-Nya (Mazmur 119:117). Jikalau Allah membimbing dan memegang kita dalam tangan-Nya tentu kita akan selamat. Memang mustahil kita berdiri sendiri. Jalannya terlalu licin dan kita akan mudah tergelincir. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Allah dapat, dan bersedia memegang kita supaya kita tidak jatuh, dan caranya ialah dengan banyak berdoa dengan kerendahan hati; lihat 1Korintus 10:13.
Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak menghindarkan kita dari dosa congkak (Mazm 19:14, TKB). Ini berarti dosa-dosa yang diperbuat dengan kecongkakan, dengan mempermainkan rahmat Allah. Kita patut berdoa supaya Allah menahan kita sehingga kita tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya (Mazmur 119:10). Domba itu mudah tersesat, begitu pula dengan tiap-tiap anak Adam. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu berseru dan berharap kepada Allah supaya Ia memelihara kita pada jalan yang betul.
Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak membawa kita masuk ke dalam pencobaan (Mat 6:13; Mar 14:38). Kalau kita benar-benar mengetahui kelemahan diri kita dan kalau kita rendah hati, tentu doa ini akan sering kita ucapkan. Orang yang demikian tidak akan bermain-main dengan pencobaan, melainkan ia akan lari dari pencobaan itu serta meminta Tuhan menjauhkan dia daripadanya. Banyak orang yang telah maju dalam hal rohani jatuh sebab mereka lupa dan tidak menaikkan doa ini.
Kita patut berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari si jahat (Matius 6:13). Tiap-tiap orang yang menyelidiki Perjanjian Baru dan yang sudah mulai menjalankan kehidupan Kristen itu tentu akan menginsafi bahwa ada suatu kuasa yang dahsyat, cerdik dan jahat, yaitu Iblis. Perlindungan dan kelepasan dari kuasa itu hanyalah di dalam Allah, dan kita dapat memperolehnya hanya dengan senantiasa berdoa.
Kita patut berdoa supaya Tuhan mengawasi mulut kita dan menjaga pintu bibir kita (Mazmur 141:3). "Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan" (Yak 3:8), akan tetapi Allah dapat menaklukkan lidah kita sebagaimana doa kita.
Kita patut berdoa supaya Allah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, agar kita hidup menurut kebenaran-Nya (Mazmur 86:11; 119:33; 25:4; 143:10).
Kita patut berdoa supaya Tuhan mengajar kita bagaimana kita harus berdoa, Lukas 11:1; Roma 8:26.
Kita patut berdoa supaya Tuhan membukakan mata kita untuk melihat hal-hal ajaib dalam Firman-Nya (Mazmur 119:18). Kita tidak akan dapat menyadari hal-hal ajaib dalam Firman Tuhan bila Tuhan sendiri tidak membukakan mata kita untuk melihatnya. Hal ini akan Tuhan lakukan kalau kita berdoa memintanya. Dengan berdoa kita dapat melihat hal-hal rohani yang indah, yang tak dapat dilihat oleh orang yang tidak berdoa. Meskipun seorang pandai sekali dalam bahasa asli Alkitab, tetapi keahlian orang itu tidak dapat membukakan matanya yang telah dibutakan oleh dosa. Jikalau seorang buta memakai kaca mata yang terbaik sekalipun ia tetap tidak dapat melihat permainya alam ini; begitu pula orang yang tidak berdoa tidak dapat melihat permainya kebenaran Firman Allah, walaupun ia memakai kaca mata pengetahuan bahasa Yunani dan Ibrani sekalipun. Orang yang celik matanya dapat melihat lebih banyak keindahan alam ini dari pada orang buta walaupun si buta itu memakai kaca mata yang terbaik. Begitu juga orang yang celik mata rohaninya dapat melihat lebih banyak keindahan Firman Allah, walaupun ia tidak terpelajar, daripada orang yang terpelajar yang tertutup mata rohaninya. Seorang yang duduk satu jam saja di bawah kaki Yesus, akan lebih banyak melihat keindahan Firman Tuhan, daripada orang yang duduk empat tahun pada kaki manusia yang menganggap dirinya berbudi, tetapi sebenarnya bodoh (Roma 1:22; Markus 10:51). Setiap orang Kristen harus belajar dalam "sekolah doa". Baik orang terpelajar maupun orang yang bodoh akan tahu bahwa keindahan Firman Tuhan hanya dapat dilihat dengan berdoa. Setiap kali kita membuka Alkitab untuk membacanya, baiklah kita berdoa, "Celikkan mataku, ya Tuhan, supaya aku dapat melihat hal-hal yang ajaib dari dalam Firman-Mu".
Kita patut berdoa supaya Tuhan memimpin kita (Mazmur 31:4; 27:11; 139:24). Siapakah yang mengetahui jalan yang patut diturutnya? Ada bahaya pada sebelah kanan dan kiri, tetapi puji Tuhan, sebab selalu ada tangan yang tidak dapat bersalah yang memimpin kita dengan selamat. Melalui doa tangan Tuhan itu dapat kita pegang (dan kita dipegang oleh-Nya). Tiap-tiap langkah kita harus dipimpin oleh Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memimpin kita pada jalan yang benar (Mazmur 27:11).
Kita patut berdoa supaya Tuhan memberikan roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar (Efesus 1:16-19). Kita dapat mengenal Kristus hanya oleh karena roh hikmat yang diberikan oleh Allah sesuai dengan doa kita. Apabila kita telah menerima roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar, maka mata hati kita menjadi terang, sehingga kita mengetahui pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus dan betapa hebatnya kuasa-Nya bagi kita yang percaya.
Kita patut berdoa supaya kita mengetahui kehendak Allah dengan sempurna, sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9,10).
Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah, dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan supaya Yesus Kristus mendiami hati kita oleh iman, dan kita berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:14-19). Ini adalah suatu doa yang mulia dan tidak ada hentinya.
Kita patut berdoa supaya kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang (1Tesalonika 3:12). Kalau saudara insaf bahwa saudara masih kurang dalam hal kasih, inilah jalan untuk mendapatkan kasih itu. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu."
Kita patut berdoa supaya Allah menguduskan segenap diri kita, yaitu roh, jiwa serta tubuh kita, agar terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23,24). Perhatikan bahwa Tuhan rindu menguduskan segenap diri kita dengan sempurna. Kurang dari itu tidak memuaskan hati Tuhan ataupun hati seorang yang bersungguh-sungguh menjadi anak Allah.
Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus, yaitu menerima karunia Roh Kudus (Kisah 2:38; Lukas 24:49; Efesus 5:18; Yohanes 20:22; Kisah 19:1,2; Lukas 11:13; Kisah 8:15).
Kita patut berdoa supaya kita tinggal tetap di dalam Allah, selalu bersekutu dengan Dia, serta selalu memandang kepada keindahan-Nya (Mazmur 27:4). Daud tidak selalu rindu akan berkat dan karunia Allah, tetapi ia rindu kepada Allah sendiri. Bilamana sukacita keselamatan kita telah hilang, kita patut berdoa supaya Tuhan mengembalikan sukacita itu (Mazmur 51:14).
4. Berdoa untuk berkat jasmani
Tuhan telah banyak menyediakan berkat jasmani untuk kita yang percaya kepada Yesus Kristus, dan kita patut berdoa untuk berkat-berkat itu. Kita patut berdoa untuk hikmat (Yakobus 1:5); untuk rezeki kita sehari-hari (Matius 6:11); untuk kesembuhan tubuh kita (Yakobus 5:14-16); untuk hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah (1Yohanes 5:14,15); untuk segala sesuatu yang kita perlukan (Filipi 4:6,19). Sebagai orang Kristen kita hidup tanpa kekuatiran atau kebimbangan. Tetapi hal ini hanya dapat dilakukan oleh Tuhan kalau tiap-tiap keperluan kita dihadapkan kepada Allah di dalam doa. Dengan demikian barulah digenapkan, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (ayat Filipi 4:7).
H. Bagaimana kita harus berdoa
Kita harus berdoa dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:13,14; 15:16). Apakah artinya berdoa dalam nama Yesus Kristus? Cobalah periksa ayat-ayat yang berikut: Lukas 24:47; Matius 7:22; Markus 9:38,39; Kisah 3:6; 1Korintus 6:11; Efesus 5:20; Kolose 3:17; Yakobus 5:14; Yohanes 16:23. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti berdoa dan meminta dengan kesadaran dan keyakinan bahwa kita akan mendapat apa yang kita minta oleh sebab kasih karunia dan kebajikan Tuhan Yesus, karena Ia telah diterima baik oleh Allah Bapa-Nya. Tuhan Yesus memberi hak dan kuasa kepada tiap-tiap orang yang percaya kepada-Nya untuk memakai nama-Nya dalam meminta segala sesuatu yang disimpan-Nya di dalam sorga bagi mereka itu. Sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa yang tersimpan di dalam sorga, tetapi Tuhan Yesus memiliki segala sesuatu yang tersimpan di situ. Dan kalau kita meminta dari Allah atas nama kita sendiri atau sebab jasa-jasa kita, tentu kita tidak akan mendapatkan apa yang kita minta itu. Kita patut selalu dalam keadaan berkenan kepada Tuhan supaya kita dapat menerima apa yang kita minta daripada-Nya (1Yohanes 3:22). Dalam hal inilah doa orang Kristen berbeda dengan doa-doa orang kafir. Doa orang Kristen selalu dinaikkan dalam nama Tuhan Yesus.
Dalam terjemahan lama (TKB) dikatakan bahwa kita harus berdoa dan berseru kepada Allah dengan sebenarnya (Mazmur 145:18). Apakah artinya berseru kepada-Nya dengan sebenarnya? Berseru kepada Allah dengan "Sebenarnya" berarti" dengan hati yang tulus dan tidak berpura-pura". Berseru kepada Tuhan dengan sebenarnya artinya memohon sesuatu yang sungguh-sungguh kita rindukan dan percaya dengan yakin bahwa Tuhan akan memberikannya. Sering orang meminta dari Allah sesuatu yang mereka tidak sungguh-sungguh rindu untuk memperolehnya. Dan sering juga orang meminta sesuatu dari Allah dengan hati yang tidak percaya bahwa Allah akan memberikan hal itu kepadanya. Sebelum kita meminta sesuatu dari Allah, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sungguh-sungguh memerlukan hal ini ?" Dan: "Percayakah saya bahwa Tuhan akan memberikan hal itu kepada saya?" Banyak doa memakai nama Tuhan dengan sia-sia sebab orang itu tidak percaya Tuhan akan memberikan apa yang dimintanya.
Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati (Yeremia 29:12,13; Ulangan 4:29). Seringkali orang berdoa dengan tulus hati tetapi bukan dengan segenap hati. Doa yang demikian kurang dihargai oleh Tuhan. Bilamana kita berdoa dengan segenap hati kita, tentu doa kita dikabulkan dengan segenap hati Tuhan. Di Taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh (Lukas 22:44). Dalam Roma 15:30 Rasul Paulus meminta agar kita bergumul dalam doa. Bergumul dalam ayat itu berarti berusaha, berjuang, bertekun. Pada masa sekarang ini hanya sedikit orang yang berdoa demikian. Kita patut bersikap demikian di dalam segala doa kita. Doa semacam itu tentu dikabulkan oleh Allah. Bacalah Kejadian 32:26; Ibrani 5:7
Kita patut berdoa dengan bertekun (Roma 12:12; Kolose 4:2; Lukas 18:1-8). Janganlah kita berhenti berdoa kalau permintaan itu belum dikabulkan pada pertama kali kita berdoa. Seringkali seorang yang mengalami hal itu segera berpendapat bahwa "bukan kehendak Allah untuk memberikan hal itu kepadanya". Itu adalah kemalasan dalam berdoa. Iman kita sering diuji oleh Tuhan. Lihat Matius 20:31; 15:23-28. Seringkali juga kita merasa yakin benar bahwa apa yang kita minta itu sudah dikabulkan dan tentu akan diberikan. Lihat Yohanes 11:4; 1Yohanes 5:14,15; Markus 11:24. Pada waktu itu tidak perlu meminta untuk hal itu lagi dari Tuhan, melainkan kita mengucap syukur untuk hal itu. Ada orang yang berpendapat bahwa kalau kita berulang-ulang meminta, hal itu menandakan kita kurang beriman; tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berdoa tiga kali untuk satu permintaan, lihat Matius 26:44
Jangan kita mengulang-ulangi dan menambah-nambah perkataan dalam doa, sebab kita tidak didengar karena kita menambah-nambah perkataan dalam doa kita (Matius 6:7).
Kita patut berdoa dengan berpuasa (Daniel 9:3; Kisah 14:23; 13:2,3). Itu bukan berarti bahwa kita harus berpuasa tiap-tiap kali kita berdoa. Tetapi dalam beberapa hal yang penting kita patut berdoa dengan berpuasa. Bilamana kita menahan diri selama beberapa waktu dari hal-hal duniawi yang mengikat kita, dan kita memusatkan diri seluruhnya untuk berdoa, maka doa kita akan berkuasa di hadapan Tuhan. Setiap persoalan yang besar dan penting dalam kehidupan kita patut diputuskan dengan jalan demikian, lihat Matius 9:15.
Pada waktu kita berpaling dari Allah, kita patut berdoa kepada Allah dengan merendahkan diri, menyesal serta meninggalkan dosa-dosa kita (2Tawarikh 7:14). Inilah penawaran untuk segala kesusahan di dunia ini. Perhatikanlah bahwa umat Allahlah yang harus merendahkan diri serta mengaku dosa-dosanya.
Kita patut berdoa dengan disertai ucapan syukur kepada Tuhan (Filipi 4:6; Kolose 4:2). Bilamana kita menghadap Allah Bapa dalam doa, kita patut mengucap syukur oleh karena segala berkat yang telah diberikan oleh Bapa sorgawi kita. Banyak doa kita tidak berkenan di hadapan Allah sebab tidak disertai ucapan syukur. Tuhan Allah berdukacita kalau kita melalaikan kewajiban ini, lihat Lukas 17:17,18.
Kita patut berdoa bersama-sama dengan orang lain, dengan sepakat (Matius 18:19,20). Dalam Alkitab Tuhan sering berpesan supaya kita berdoa bersama-sama, dan doa semacam itu mengandung kuasa yang luar biasa dan selalu diberkati oleh Allah. Hal ini bukan berarti hanya bersama-sama meminta, tetapi harus sehati dan sepakat dalam permintaan itu. Bilamana Roh Kudus menaruh satu permohonan yang sama dalam hati dua orang dan mereka sepakat dalam permintaan itu, tentu ada kuasa yang besar dalam doa-doa mereka. Kalau mereka sepakat di dalam permintaan mereka, tentu mereka lebih berani dalam meminta.
Kita patut berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta (Matius 21:22). Percaya dalam ayat ini bukan berarti hanya percaya kepada Allah secara umum, tetapi ini berarti kita percaya dan yakin bahwa kita sudah menerima apa yang kita minta, lihat Yakobus 1:5,6 dan Markus 11:24. Tuhan Allah menghormati dan menghargai iman semacam itu. Bagaimanakah kita dapat memiliki iman yang semacam itu? Kita dapat memilikinya dari Firman Allah, melalui janji-janji-Nya (Roma 4:20,21; 10:17); dan dari Roh Kudus yang mengajar kita (Roma 8:26,27).
Kita patut berdoa dalam Roh Kudus (Efesus 6:18; Roma 8:26,27; Yudas 1:20). Kita hendaknya selalu berdoa menurut pimpinan dan kuasa Roh Kudus. Mungkin terjadi bahwa kehendak daging kita menginginkan kita berdoa untuk beberapa hal, tetapi kita tidak boleh menuruti kehendak daging, baik dalam pencobaan ataupun dalam doa. Tiap-tiap kehendak diri kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, serta mencari pimpinan-Nya dalam segala doa kita. Sering kali doa-doa kita menuruti kehendak diri kita, oleh sebab itu tidak dikabulkan Allah. Kita harus menuruti pimpinan Roh Kudus dalam doa kita. Sebagaimana murid-murid Tuhan Yesus telah meminta kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa", begitu pula kita patut meminta dari Roh Kudus. Dan kalau kita memintanya, tentu kita akan memperolehnya, Yohanes 14:16; 16:7.
I. Halangan-halangan di dalam doa; alasan mengapa banyak permintaan doa tidak dikabulkan
Seringkali doa tidak dikabulkan sebab orang itu meminta dengan maksud menyayangi diri sendiri, atau ingin menuruti kehendak diri sendiri (Yakobus 4:3). Tiap-tiap orang yang berdoa hendaknya bertujuan supaya dengan tujuan dengan dikabulkannya doa kita Allah juga dipermuliakan. Kalau kita berdoa dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu kesenangan bagi diri sendiri atau supaya diri kita dipuji, tentu doa itu tidak akan dikabulkan oleh Allah.
Doa tidak dikabulkan kalau ada dosa yang menceraikan orang itu dari Allah (Yesaya 59:1,2; Mazmur 66:18). Kalau kita sudah berdoa kepada Tuhan tetapi Tuhan lama tidak memberikan apa yang kita minta, janganlah segera berpendapat bahwa Tuhan tidak berkehendak mengabulkan permintaan itu. Lebih baik kita bertanya dulu kepada Tuhan apakah masih ada dosa di dalam kita yang menceraikan kita daripada-Nya, yang menyebabkan Ia tidak mendengar doa kita. Kalau kita membiarkan dosa yang ada di dalam kita tentu Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita.
Kalau orang yang berdoa menyimpan berhala di dalam hatinya tentu doanya tidak dikabulkan (Yehezkiel 14:3). Ada juga orang-orang Kristen yang masih menyimpan berhala di dalam hatinya. Mereka tidak mengaku bahwa hal-hal itu adalah berhala, tetapi sebenarnya itu merupakan berhala. Apa saja yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melepaskan diri dari padanya, tetapi kita tidak mau, maka hal itu menjadi berhala. Sering Tuhan Allah tidak mengabulkan doa kita sebab Ia menghendaki kita insaf bahwa kita masih menyimpan berhala di dalam hati kita. Banyak orang Kristen di Indonesia yang tetap menggunakan jimat, tiup-tiupan, guna-guna, ikat pinggang merah, batu licin, mantera, doti-doti, suanggi, sihir, hobatan, keris, berhubungan dengan orang mati, dll., semua itu adalah berhala. Kalau Tuhan sudah menjadi pelindung kita, untuk apa lagi kita percaya kepada benda-benda mati dan roh-roh jahat? Semua itu menjadi berhala dan Tuhan tidak akan mendengar doa orang yang masih menggunakan benda-benda itu atau yang percaya kepada benda-benda itu.
Sering doa kita tidak dikabulkan oleh sebab kita tidak mau mengampuni seseorang atau sebab kita masih menaruh dendam kepadanya. Doa seringkali terhalang oleh hal itu. Tuhan Allah mengabulkan doa kita sebab dosa-dosa kita sudah diampuni, tetapi kalau kita tidak mengampuni orang lain tentu kita tidak berhak untuk menuntut agar Tuhan mendengar doa kita. Kalau kita menaruh dendam terhadap orang lain, tentu telinga Allah tertutup bagi doa kita.
Sering doa kita tidak dikabulkan sebab kita tidak percaya; kita bimbang apakah benar-benar kita akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepada kita (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Allah menuntut agar kita dengan kesungguhan hati percaya akan Firman-Nya. Kalau kita bimbang terhadap janji-janji Allah, hal itu sama dengan menganggap Allah sebagai pendusta.
Boleh jadi doa suami dan isteri tidak dikabulkan sebab hubungan suami isteri itu tidak sesuai dengan isi Alkitab (1Petrus 3:6,7).
J. Hasil Doa
Doa menggerakkan tangan yang Mahakuasa, tangan yang menggerakkan alam ini, dan tangan yang menggerakkan hati manusia. Doa itu mengandung kuasa yang luar biasa (Yakobus 5:16-18; 1Raja 18:37,38). Banyak orang Kristen tidak memiliki Kuasa dalam kehidupannya, dan banyak pula jemaat Tuhan yang demikian. Alasannya dikemukakan di dalam Yakobus 4:2, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
Apa juga yang kita minta di dalam doa akan kita peroleh (Yohanes 14:13,14). Segala sesuatu yang kita minta dari Allah akan dapat kita peroleh kalau kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (1Yohanes 3:22). Jikalau kita minta sesuatu menurut kehendak Tuhan, niscaya Ia akan mendengarkan kita, dan tentu kita memperoleh apa yang kita minta (1Yohanes 5:14,15).
K. Contoh-contoh doa dalam Alkitab
Akan sangat menolong bagi kita apabila kita menyelidiki doa Tuhan Yesus Kristus yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4; Yohanes 11:40-43; 12:27,28; 17:1-26; Matius 26:29,42; Lukas 23:34; Matius 27:46; Matius 11:25,26.
Disamping itu kita perlu juga menyelidiki doa Rasul Paulus dan Yohanes: Kisah 9:5,6; Roma 16:25-27; Efesus 1:16-20; Efesus 3:14-21; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14; 1Tesalonika 3:10-13; 2Tesalonika 1:11,12; Ibrani 13:20,21; Wahyu 22:20.
Demikian pula doa Abraham dan perempuan Kanaan: Kejadian 18:23-33; Matius 15:22-28.
(II). UCAPAN SYUKUR DAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH
Kehidupan orang-orang Kristen tidak sempurna kalau tidak disertai dengan banyak ucapan syukur. Ucapan syukur adalah hal yang sangat dipentingkan dalam Alkitab. Hal ini jelas oleh sebab banyak ayat dan pasal yang berisi ucapan syukur kepada Allah. Maka diwajibkan kepada orang-orang Kristen untuk mengucap syukur dan memuji-muji Allah (Mazmur 92:2,3,5; 107:8,15,21,31; 103:1,2; Efesus 5:4; Kolose 3:15,17; 1Tesalonika 5:18). Kita melanggar hukum Allah kalau kita tidak mengucap syukur kepada Allah untuk segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya ke atas kita. Semangat orang-orang Kristen yang mula-mula ialah senantiasa mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepada Allah (Lukas 24:52,53; Kisah 2:46,47). Segenap Alkitab penuh dengan ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah. Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus akan sering mengucap syukur (Efesus 5:18-20). Hal itu mempermuliakan Allah, di samping itu dapat menarik orang-orang lain untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 11:41,42). Kalau kita menginginkan doa yang sempurna maka doa kita haruslah disertai dengan ucapan syukur (Filipi 4:6).
Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh sebab Ia telah memberikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita patut mengucap syukur untuk pengampunan dosa dan kelepasan dari kuasa dosa. Kita patut mengucap syukur untuk segala sesuatu yang Tuhan Yesus telah perbuat bagi kita; dan oleh sebab Tuhan telah mengabulkan doa kita. Kita patut mengucap syukur untuk Roh Kudus dan karunia-karunia Roh itu; dan karena orang-orang yang baru bertobat.
Kita patut mengucap syukur dalam segala hal dan untuk segala hal (Filipi 4:6; 1Tesalonika 5:18; Efesus 5:20). Oleh sebab pada masa ini telah beredar ajaran palsu berkenaan dengan mengucap syukur untuk segala hal, maka kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya,"Apakah yang dimaksud Paulus ketika ia berkata, "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan serta Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita' (Efesus 5:20)?" Apakah Paulus bermaksud bahwa kita patut mengucap syukur atas kejahatan dan juga kebaikan, tanpa membedakannya.
Akhir-akhir ini telah muncul beberapa penafsir Alkitab yang mengemukakan tafsiran yang ekstrim. Contohnya: Mereka mengatakan, "Andaikata seorang anak laki-laki telah terjerumus ke dalam dunia narkotik sehingga ia menjadi pecandu heroin, atau seorang anak perempuan telah menjadi pelacur, selayaknya ibu mereka patut mengucap syukur kepada Allah untuk hal itu." Apakah Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk hal-hal demikian?
Ayat yang sejajar dengan Efesus 5:20 yaitu Kolose 3:17, berbunyi: "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita". Apakah ketika Paulus berkata "Lakukanlah semuanya itu", termasuk kejahatan juga? Tidak mungkin! Jadi, bilamana Ia berkata, "Ucaplah syukur atas segala sesuatu", tidak mungkin bahwa kejahatan juga termasuk.
Efesus 5:20 menyatakan kebenaran tafsiran itu. Paulus telah menasihati orang Kristen agar jangan hidup di dalam dosa, sebagaimana keadaan mereka dahulu. Sikap yang tepat terhadap kejahatan dan dosa ialah, "menanggalkan" (Efesus 4:22). Dan "buanglah" (Efesus 4:25) kejahatan dan dosa itu. Perkataan kotor tidak boleh diucapkan (Efesus 4:29); perbuatan kotor tidak boleh dilakukan (Efesus 5:5). Kejahatan harus ditelanjangi, dan orang Kristen tidak boleh terlibat dalamnya (Efesus 5:11). Tidak masuk akal kalau Paulus mengajar kita agar mengucap syukur kepada Allah untuk kejahatan. Kejahatan adalah hal yang seharusnya dilawan dan dikalahkan dengan kebaikan (Roma 12:21), bukan merupakan suatu hal yang untuknya kita patut mengucap syukur kepada Allah. Kita patut mengucap syukur dengan tidak putus-putus (1Tesalonika 2:13). Pujian kepada Allah akan memenuhi hati kita dengan sukacita.
(III). PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN
A. Peraturan Perjanjian Lama tentang Persepuluhan dan Persembahan kepada Tuhan
Persepuluhan Tuhan berarti satu persepuluh daripada segala hasil, pemberian, pendapatan, dan gaji yang wajib dipersembahkan kepada Allah Bapa kita "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1Timotius 6:17). Dengan perkataan lain, kita wajib memberikan kepada Tuhan satu persepuluh dari seluruh gaji atau pendapatan kita, dari segenap hasil tanah dan kebun, dan dari hasil ternak kita, dan dari segala bunga uang dan keuntungan kita. Itulah yang disebut persepuluhan Tuhan.
B. Persepuluhan Tuhan itu telah ada sebelum Taurat Musa
Pemberian persepuluhan kepada Allah sudah dilakukan orang-orang sejak purbakala, baik oleh orang Ibrani maupun bangsa-bangsa lain. Sebelum Musa memberikan Taurat kepada bani Israel, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk memberi persepuluhan kepada Tuhan. Rupanya hal itu telah ditanamkan di dalam hati nurani manusia sejak purbakala. Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian. Abraham telah memberi persepuluhan kepada Melkisedek, imam Allah (Kejadian 14:18-20). Ketika Yakub di Bethel ia berjanji akan memberi persepuluhan kepada Allah. Kalau cerita itu diselidiki, maka rupanya hal memberi persepuluhan itu adalah sebagai pengakuan kesalahannya karena ia belum memberikan persepuluhan, dan sejak itu ia mulai melakukannya (Kejadian 28:20-22). Oleh sebab memberi persepuluhan itu sudah ada sebelum Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada semua manusia.
C. Persepuluhan diteguhkan dalam Taurat
Tentang memberi persepuluhan kepada Tuhan telah diteguhkan oleh Allah dalam Taurat (Imamat 27:30-33; Bilangan 18:21-26; Ulangan 12:17-19; 14:22-29; 26:12-15). Walaupun persepuluhan itu telah dilaksanakan sebelum zaman Nabi Musa, tetapi hal itu wajib pula dimuat dalam Taurat. Dan itulah yang menjadi alasan bagi bangsa Israel untuk memberikan persepuluhan termasuk dalam Taurat. Oleh karena persepuluhan termasuk dalam Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada segenap bangsa Israel.
D. Tujuan memberi persepuluhan
Segala sesuatu yang ada pada kita adalah karunia dari Allah. Segala hasil tanah, hasil ternak, kesehatan tubuh, sehingga kita dapat bekerja dan memperoleh hasil, gaji, atau upah, semuanya itu asalnya dari Allah, dan kita wajib berharap kepada Allah untuk semua itu. Dalam hal memberi persepuluhan kepada Tuhan seseorang mengakui dan menyatakan bahwa ia sangat berharap dan bersandar kepada Allah untuk segala keperluannya. Orang yang memberi persepuluhan mengucap syukur kepada Allah atas segala sesuatu yang sebenarnya berasal dari tangan Allah. Orang itu mengakui bahwa ia tidak dapat hidup sendiri di luar pertolongan Tuhan. Sebenarnya dalam hal ini ia memberikan semuanya kepada Allah dan Allah mengembalikan sembilan persepuluh untuk keperluan orang itu. Kepada orang-orang yang mentaati Firman Tuhan itu, maka Ia berjanji akan memberikan berbagai macam berkat yang indah (Ulangan 14:29; Maleakhi 3:10).
E. Peraturan Perjanjian Baru tentang persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan
Oleh sebab hal memberi persepuluhan itu telah ditetapkan sebelum ada Taurat; dan dalam Kitab Maleakhi kita juga diperintahkan untuk melaksanakannya (Maleakhi 3:8-10); dan Firman Tuhan melalui Maleakhi itu tidak pernah dibatalkan oleh Tuhan, jadi wajiblah orang-orang Kristen memberi persepuluhan kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita memikirkan hal itu sebagai perintah, melainkan sebagai suatu berkat, suatu perjanjian yang indah sekali. Tuhan ingin agar kita menguji Dia, supaya janji Tuhan itu digenapkan dan diteguhkan. "Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Ini bukan suatu tanggungan berat, melainkan suatu berkat yang Tuhan mau curahkan kepada kita.
F. Peraturan memberi persepuluhan disahkan oleh Kristus
Ketika orang-orang Farisi datang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan berkata, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Orang-orang Farisi itu berharap supaya Tuhan Yesus bersalah terhadap Kaisar. Mereka menyangka bahwa Tuhan akan berkata, "Berikan persembahanmu hanya kepada Tuhan saja". Dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk menyalahkan Tuhan Yesus terhadap Kaisar. Tetapi Tuhan menjawab demikian: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan" (Matius 22:16-21). Apakah yang "wajib diberikan kepada Allah" itu? Tentu persepuluhan Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus telah menyatakan tentang persepuluhan, dan dengan demikian hal memberi persepuluhan kepada Tuhan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Tetapi pada bagian lain Tuhan juga mengesahkan persepuluhan itu, lihat Matius 23:23 dan Lukas 11:42. Dalam ayat-ayat itu Tuhan tidak menegur orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tentang persepuluhan, sebab mereka memberikan persepuluhan, meskipun dari selasih, adas manis dan jintan, melainkan Tuhan menegur tentang keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan yang tidak ada pada mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa hal yang hal penting itu harus dilakukan. Tetapi perhatikanlah bahwa Tuhan juga berkata, "Dan yang lain jangan diabaikan". Artinya, mereka itu wajib melakukan hal yang lebih penting, tetapi janganlah mereka mengabaikan hal memberi persepuluhan, sampai kepada persepuluhan selasih, adas manis dan jintan (rempah-rempah). Dengan perkataan itu Tuhan Yesus telah mengesahkan tentang memberi persepuluhan, dan oleh sebab kita orang Kristen kita wajib mentaatinya.
G. Rasul-rasul menetapkan tentang memberi persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan
Dalam Ibrani 7:1-10 penulis tidak bermaksud memberi pelajaran tentang persepuluhan, melainkan ia memberikan pelajaran tentang Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita, yang lebih besar dari imam-imam keturunan Harun. Akan tetapi mengenai persepuluhan dikatakan empat kali dalam ayat-ayat itu. Kalau seandainya orang-orang Kristen tidak perlu memberi persepuluhan, tentu penulis tidak memakai lukisan tentang Melkisedek yang di dalam lukisan itu banyak mengemukakan tentang persepuluhan. Satu hal yang nyata yaitu tidak ada alasan apa pun dalam Perjanjian Baru yang membatalkan persepuluhan, justru mengesahkan.
Di samping itu rasul-rasul mengajarkan agar orang-orang Kristen tetap memberikan persembahan-persembahan mereka pada waktu-waktu tertentu. Bacalah 1Korintus 16:1,2 dan Kisah 20:7. Jelas bahwa jemaat yang mula-mula berhimpun pada hari yang pertama dalam seminggu (hari Minggu). Dan pada tiap-tiap hari pertama itu orang-orang Kristen diajar memberi persembahan tetap kepada Tuhan. Persembahan itu adalah persembahan sukarela, sesuai dengan berkat yang ia terima dari Tuhan pada Minggu itu.
Sejarah gereja menyatakan bahwa setelah zaman rasul-rasul pemimpin-pemimpin jemaat Kristus berpegang teguh pada peraturan memberi persepuluhan.
H. Persepuluhan sebagai alat Tuhan untuk membiayai para pengabar Injil
Rasul Paulus menerangkan kepada kita bahwa Tuhan telah menetapkan mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu (1Korintus 9:14). Hal itu lebih diteguhkan oleh lukisan-lukisan dalam ayat 1Korintus 9:7-11, juga dalam Galatia 6:6 Rasul Paulus memberi pesan tentang hal itu.
Dalam Perjanjian Lama imam-imam dan orang-orang Lewi hidup dari persepuluhan orang-orang Israel. Begitu pula Tuhan menghendaki supaya para pengabar Injil hidup dari persepuluhan orang-orang Kristen. Oleh sebab perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 (yang diterangkan di atas), maka pesan dalam Maleakhi 3:10 diwajibkan bagi orang-orang Kristen.
Rasul Paulus pada mulanya tidak menerima pemberian apa-apa dari jemaat di Korintus. Tetapi kemudian Rasul Paulus mengakui bahwa hal itu salah, dan ia meminta ampun dari jemaat itu (2Korintus 12:13). Paulus memberitahukan bahwa jemaat di Korintus masih terbelakang dibandingkan dengan jemaat-jemaat yang lain hanya karena jemaat Korintus tidak membiayai Rasul Paulus. Saya kira banyak gembala sidang patut meminta ampun karena kelalaian mereka dalam mengajarkan persepuluhan kepada jemaat mereka.
I. Berkat dan hasil memberi persepuluhan
Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberi banyak berkat jasmani kepada orang-orang yang memberikan persepuluhan (2Tawarikh 31:10; Mazmur 50:14,15; Amsal 3:9,10; Maleakhi 3:10). Tuhan akan memberkati ladang, sawah, kebun, pohon-pohon, ternak, usaha, mata pencaharian dan kesehatan tubuh orang yang memberi persepuluhan itu. Sisanya yang sembilan persepuluh akan diperbanyak oleh Tuhan lebih daripada sepuluh persepuluh yang ada pada orang yang tidak memberi persepuluhan.
Banyak orang yang mempunyai perusahaan, atau pabrik, dan banyak orang yang bekerja sehari-hari untuk penghidupannya, memberikan kesaksian bahwa sesudah ia mulai memberi persepuluhan secara tetap maka Tuhan sangat memberkati perusahaannya atau pabriknya atau pekerjaannya.
Dalam Kitab 1Raja 17:8-16 ada cerita tentang Nabi Elia dan perempuan janda. Oleh sebab perempuan janda itu lebih dahulu memberi makan kepada nabi Allah, maka tepung dan minyaknya tidak habis. Ini merupakan pelajaran bagi kita sekarang, yaitu ada berkat jasmani untuk orang-orang Kristen yang menyokong secara tetap pengabar Injil dalam jemaat.
Kalau seorang Kristen mencuri hak Allah dengan tidak memberi persepuluhan (Maleakhi 3:8-10), maka sebenarnya ia mencuri berkat dari dirinya sendiri. (Perkataan "menipu Allah" dapat juga diterjemahkan "mencuri dari Allah").
Berkat rohani bagi orang yang memberi persepuluhan itu jauh lebih indah daripada berkat-berkat jasmaninya. Patut diketahui bahwa berkat-berkat yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 juga mengandung berkat-berkat rohani.
Kasih karunia Allah kepada kita tidak dapat diduga. Tuhan Yesus sangat kaya tetapi Ia menjadi miskin karena kita supaya oleh karena kemiskinan-Nya kita menjadi kaya (2Korintus 8:9). Kasih karunia Tuhan yang memberi pengampunan dan menebus kita sangat indah. Kalau kita menyadari akan kasih karunia Allah kepada kita, maka kita akan memberikan lebih daripada hanya persepuluhan saja; kita akan memberi dengan kerelaan dan bukan paksaan atau dukacita (2Korintus 9:6,7). Kepada orang yang memberi dengan kerelaan hati, Allah akan melimpahkan kasih karunia-Nya (ayat 2Korintus 9:8); dan Tuhan akan melipatgandakan hasilnya (ayat 2Korintus 9:10); dan orang itu akan diperkaya dalam segala kemurahan hati (ayat 2Korintus 9:11).
Orang-orang saleh dalam jemaat di Makedonia merasakan sukacita yang meluap selagi dicobai dengan berat, dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2Korintus 8:2). Mereka telah memberi lebih daripada kemampuan mereka (ayat 2Korintus 8:3). Apakah sebabnya? Sebab mereka pertama-tama memberikan diri mereka sendiri kepada Allah (ayat 2Korintus 8:5). Dan inilah yang ingin kami katakan, yaitu: memberi persepuluhan adalah sebagian dari menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Memberi persepuluhan mengajar kita dalam hal beriman kepada Allah; melalui hal ini kita dapat mengetahui bahwa Allah selalu mencukupkan segala keperluan kita, dan dengan demikian jiwa kita diberkati dan kasih kita kepada Allah makin bertambah-tambah.
Orang Kristen yang memberi dengan kerelaan hati dapat mengetahui bahwa Tuhan mengembalikan lebih daripada yang kita berikan. Perjanjian dalam Filipi 4:19 diberikan sebab mereka telah memberi dengan rela hati. Hal ini jelas dalam ayat-ayat sebelum ayat sembilan belas (Filipi 4:10-19; Filipi 4:6-9). Sebenarnya orang Kristen hanya boleh menuntut penggenapan perjanjian ini jikalau ia memberi persepuluhan kepada Tuhan.
Bila seorang Kristen dengan setia memberi persepuluhan kepada Tuhan maka orang itu sangat diberkati dengan berkat-berkat rohani. Begitu pula bila anggota-anggota suatu jemaat memberi persepuluhan dengan setia maka jemaat itu akan maju dalam hal-hal rohani. Hal ini dibuktikan oleh banyak orang dan jemaat-jemaat yang mengalami hal itu.
J. Kemurahan hati orang-orang Kristen
Ada banyak pesan dalam Alkitab yang menganjurkan agar orang-orang Kristen bermurah hati kepada semua orang dan terutama kepada orang-orang Kristen lain yang berkekurangan. Selidikilah ayat-ayat yang berikut: Lukas 12:33; Filipi 4:10-19; 2Korintus 9:1-15; Roma 12:8; Ibrani 13:16; 2Korintus 8:1-9.
XII. KASIH ORANG YANG PERCAYA
(I). KASIH KEPADA ALLAH
Kasih kepada Allah merupakan suatu tuntutan yang terutama bagi orang Kristen. Hukum Allah yang besar dan terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Matius 22:37).
A. Bukti kasih kepada Allah
Kita sebagai orang Kristen wajib menyelidiki diri kita sendiri apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Bila kita mengasihi Allah, maka akan ada buktinya. Kita membuktikan kasih kita kepada Allah dalam hal kita memeliharakan hukum-hukum Allah (1Yohanes 5:3). Tetapi bukan hanya itu, sebab kalau kita mengasihi Allah tentu kita akan melayani dan berbakti kepada-Nya (Ulangan 10:12; 1Tesalonika 1:3). Kalau kita mengasihi Tuhan kita akan bekerja bagi-Nya. Bukti yang terbesar bahwa saudara seorang Kristen ialah: saudara mengasihi Allah dan Yesus Kristus dan sesama orang Kristen juga.
Kasih kepada Allah dibuktikan dalam hal kita membenci dosa (Mazmur 97:10), dan tidak mengasihi dunia (1Yohanes 2:15). Orang yang mengasihi Allah tidak akan merindukan atau mengasihi hal-hal duniawi. Kasih kepada Allah juga dibuktikan dalam hal kita mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:20,21). "Saudara" dalam ayat itu berarti orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mustahil seseorang mengasihi Allah dan mengasihi dosa pada waktu yang sama.
B. Hasil kasih kepada Allah
Seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan mendapat banyak berkat dari Allah (Ulangan 5:10; 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 69:36; 91:4). Dalam Perjanjian Baru dikemukakan banyak janji berkat kepada orang-orang yang mengasihi Allah. Orang itu akan dikenal oleh Allah (1Korintus 8:3). Mahkota kehidupan akan diberikan kepadanya (Yakobus 1:12). Ia akan menjadi ahli waris kerajaan yang telah dijanjikan kepadanya (Yakobus 2:5). Hal-hal indah yang belum pernah dilihat oleh mata atau timbul di dalam hati manusia disediakan untuk orang-orang yang mengasihi Allah (1Korintus 2:9). Segala kejadian dan keadaan akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah, dan di akhirat kelak orang itu akan dipermuliakan (Roma 8:28-30).
C. Kasih berasal dari Allah
Kasih berasal dari Tuhan Allah dan orang-orang yang lahir dari Allah akan mengasihi Allah, sebab kasih itu dicurahkan ke dalam hatinya (1Yohanes 4:7). Kita mengasihi Allah sebab Ia telah lebih dahulu mengasihi kita, dan bila kita merenungkan kasih Allah kepada kita maka kasih kita kepada-Nya semakin bertambah-tambah (1Yohanes 4:19). Dengan mempelajari dan menyelidiki Firman Tuhan (Alkitab) dan dengan berdoa maka kasih kita kepada Allah bertambah-tambah (2Tesalonika 3:5).
(II). KASIH KEPADA KRISTUS
Kasih kita kepada Yesus Kristus membuktikan kasih kita kepada Allah (Yohanes 8:42). Kalau kita mengasihi Allah tentu kita percaya kepada Anak Allah itu. Sebenarnya Tuhan Yesus menuntut dari murid-murid, rasul-rasul, dan para pengikut-Nya kasih yang lebih besar daripada kasih kepada ibu, bapa dan saudara-saudaranya (Matius 10:35-38). Dalam Lukas 14:26 dikatakan bahwa kita harus membenci ibu, bapa dan saudara kita. Itu bukan berarti kita harus membenci mereka, sebab orang Kristen tidak boleh membenci orang lain. "Benci" dalam ayat itu adalah untuk perbandingan. Maksudnya, kasih kita kepada Kristus haruslah sedemikian besar sehingga bila dibandingkan dengan kasih kita kepada ibu, bapa dan saudara kita seolah-olah kita membenci mereka, sebab jauh sekali perbedaan antara keduanya. Kalau seseorang tidak mengasihi Kristus, maka jelas bahwa orang itu bukanlah anak Allah (1Korintus 16:22). Dan semua orang yang tidak mengasihi Kristus akan binasa.
A. Bukti kasih kepada Kristus
Kita membuktikan kasih kita kepada Kristus dalam hal kita memelihara hukum-hukum-Nya (Yohanes 14:15,21,23); dalam hal kita hidup bagi Kristus (2Korintus 5:14,15); dalam hal kita memelihara domba-domba Kristus (Yohanes 21:15-17); dalam hal kita melayani Kristus (Lukas 7:44-47). Seorang yang mengasihi Kristus dengan sukacita akan menyerahkan segala sesuatu bagi Kristus (Filipi 3:7,8); dan kita akan rela menderita kesusahan atau mati karena Kristus (Kisah 21:13). Kasih kita kepada Kristus dinyatakan dalam hal kita rindu untuk diam bersama-sama dengan Dia (2Korintus 5:8; Filipi 1:23); dan dalam hal kita merindukan kedatangan-Nya yang kedua kali (2Timotius 4:8; Wahyu 22:20).
B. Hasil kasih kepada Kristus
Semua orang yang mengasihi Kristus dikasihi oleh Allah dan Kristus (Yohanes 14:21-23). Tuhan Allah mengasihi semua manusia, tetapi kasih-Nya lebih besar kepada orang-orang yang mengasihi Anak-Nya. Allah mengasihi mereka itu sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (Yohanes 17:23). Kristus menyatakan diri-Nya kepada orang yang mengasihi Dia (Yohanes 17:15,16,23; 16:14). Allah Bapa dan Kristus diam di dalam orang-orang yang mengasihi Kristus. Karunia Allah, yaitu Roh Kudus, diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Kristus (Yohanes 14:15-17).
Kasih kepada Tuhan Yesus akan terus-menerus bertambah di dalam kita, bila kita insaf betapa besarnya dosa-dosa kita dan betapa besar kasih Tuhan Yesus kepada kita sehingga Ia mengampuni dosa-dosa kita (Lukas 7:47-50). Hal ini dilukiskan dalam kehidupan Rasul Paulus dan Yohanes. Lihat 1Timotius 1:12-15; Galatia 2:20; 1Yohanes 4:10.
(III). KASIH KEPADA MANUSIA
Allah itu kasih (1Yohanes 4:8), dan Ia telah membuktikan kasih itu di dalam Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib untuk kita. Sebab itu wajiblah kita mengasihi Allah. Tetapi kita tidak dapat mengasihi Allah kalau kita tidak mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:21). Kasih lebih besar daripada iman dan pengharapan (1Korintus 13:13). Kasih adalah hal yang terbesar dan terutama dalam dunia ini. Sebab kasih itu asalnya dari Allah, maka Ia telah menyediakan jalan supaya kasih itu dicurahkan di dalam hati kita. "Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Roma 5:5). Oleh sebab itu orang-orang Kristen tidak dapat mengasihi dengan benar di luar pertolongan Roh Kudus.
Tetapi syukurlah! Bila kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan sungguh-sungguh mengasihi saudara kita dan sesama manusia, bahkan seteru kita.
Kita patut mengasihi saudara-saudara kita seiman, yaitu semua orang saleh (1Petrus 2:17; Efesus 1:15). Memang orang Kristen harus mengasihi semua orang, tetapi terutama ia patut mengasihi saudara-saudara Kristen yang lain (Galatia 6:10). Kita patut mengasihi sesama kita (Matius 19:19; 22:39). (Siapakah sesama manusia itu dapat kita ketahui dalam Lukas 10:29-37). Di samping itu patutlah kita mengasihi semua orang, juga lawan dan musuh kita (1Tesalonika 3:12; Matius 5:44). Di samping itu patutlah kita mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). Suami dan isteri patut mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4).
Bukti kasih kepada manusia
Kita membuktikan kasih kita kepada orang lain dalam hal kita tidak mengerjakan suatu kejahatan kepadanya (Roma 3:10), melainkan kita berbuat baik kepada semua orang (Galatia 6:10). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita melayani orang-orang lain (Galatia 5:13). Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam hal Ia melayani orang lain (Yohanes 13:1-5), lihat Filipi 2:4-7. Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menanggung beban sesama kita (Galatia 6:2), dan dalam hal kita mengampuni serta menghibur orang yang berdosa (2Korintus 2:7,8; Galatia 6:1).
Kasih kita buktikan dalam hal kita tidak berbuat sesuatu yang menjadi batu antukan kepada saudara kita yang lain (Roma 14:15,21), dan dalam hal kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita berbuat baik kepada orang lain serta memberi pinjaman kepadanya (Lukas 6:35; 1Yohanes 3:17). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menegur seseorang yang berbuat salah (Amsal 27:5; Matius 18:15-17), dan dalam hal kita mendoakan mereka (Matius 5:44). Pelajaran lain mengenai kasih terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 12:10; 1Korintus 13:4-7; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16.
Kasih adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22; Roma 5:5), dan kita patut berdoa kepada Allah supaya kita bertambah-tambah di dalam kasih (Filipi 1:9). Kalau kita ingin mengasihi orang-orang lain, maka sebaiknya kita membiarkan Tuhan Yesus berdiam di dalam hati kita (Galatia 2:20).