Senin, 21 Mei 2012

ASAS PENGAJARAN TENTANG JEMAAT KRISTUS



 
I. ASAL MULA DAN ARTI JEMAAT KRISTUS
Jemaat Kristus adalah suatu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka, dan telah percaya kepada Yesus Kristus, dan telah dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, dan telah dipersatukan dengan Kristus, Kepala mereka, yang senantiasa menyertai mereka (Yohanes 3:7; Kisah 5:14; 11:24). Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah Kepalanya (Efesus 1:22,23). Jemaat adalah kabah (tempat kediaman) Roh Kudus (Efesus 2:21,22); dan jemaat itu telah dipersatukan dengan Kristus sebagai satu tubuh (Efesus 5:30,31); dan sebagai anak dara yang suci ia dipertunangkan kepada Kristus (2Korintus 11:2-4).
Yesus Kristus disebut Kepala Jemaat dan Gembala Agung, Mempelai Laki-laki, Imam Besar dan Batu Penjuru. Anggota-anggota jemaat disebut imam-imam, mempelai perempuan, isteri, kawanan domba, tiang-tiang dan batu-batu yang hidup.
Dalam Perjanjian Baru ada suatu istilah dalam bahasa Yunani untuk jemaat, yaitu "Eklesia", yang berarti "Orang-orang yang dipanggil". Perkataan-perkataan yang berarti "memanggil" atau yang berhubungan dengan "panggil" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 8:30; 1Kor 1:9; 2Tesalonika 2:14; 1Petrus 2:9; Roma 1:6,7; 8:28; 1Korintus 1:1,2; Yudas 1:1; Matius 16:18; 18:17.
Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa jemaat telah dipanggil kepada Kristus, dan ada dibawah perintah Kristus. Jadi, jemaat adalah orang-orang yang telah dipanggil (2Timotius 1:9). Jemaat Kristus lebih besar daripada suatu golongan atau bagian dalam jemaat. Suatu golongan tidak dapat mengatakan, "Kami adalah jemaat yang sejati" adalah orang-orang dari antara banyak golongan dan dari antara banyak bangsa dimana-mana tempat. Perkataan "Gereja" lebih cenderung berarti "rumah" atau "Rumah Tuhan". Kata itu berasal dari perkataan Yunani "Kuriakon" yang berarti "milik Tuhan" dan perkataan "Kuraika" yang berarti "rumah Tuhan".
Tuhan Yesus telah memberi pelajaran tentang jemaat-Nya kepada rasul-rasul dan orang-orang yang percaya kepada Dia, lihat Mat 16:18; Markus 11:17; Matius 18:17. Di dalam doa-Nya (pasal Yohanes 17:1-26) Tuhan telah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk jemaat yang akan didirikan.
Susunan anggaran dasar jemaat adalah seperti berikut: &&Kepala jemaat : Yesus Kristus, Efesus 1:22,23. Anggota-anggota jemaat-Nya : Orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, Yohanes 3:1-18. Kerinduan Kristus untuk jemaat-Nya : Segenap pasal Yohanes 17:1-26, Efesus 4:13; 5:27; 1Tesalonika 3:13; Kolose 1:28. Pemimpin-pemimpin jemaat : Pemimpin-pemimpin harus menjadi hamba kepada Kristus dan kepada anggota-anggota jemaat, Efesus 6:6; 2Petrus 1:1; 2Korintus 4:5; Yohanes 13:5,14. Tujuan jemaat : supaya Allah dan Kristus dapat tinggal di dalam hati kita, Yohanes 17:3; Yohanes 14:23; supaya Injil Kristus dikabarkan kepada semua orang, Markus 16:15; Matius 28:19,20. Disiplin jemaat : Lihat Matius 18:15-20; dan pasal 1Korintus 6:1-20. Anggaran rumah tangga jemaat : Khotbah Kristus di atas bukit, pasal Matius 5:1-7:29.
A. Jemaat Kristus terbentuk pada hari Pentakosta
Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari itulah jemaat terbentuk. Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus turun keatas mereka, dan demikian jemaat Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar jemaat telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, yang telah berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18,19). Batu karang ini tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri, bukan Petrus. Sebenarnya Petrus tidak diangkat lebih tinggi daripada rasul-rasul lain, seperti yang nyata dalam ayat-ayat: Yohanes 20:19-23; Matius 18:18. Dalam ayat-ayat itu kuasa untuk mengikat dan melepaskan diberikan kepada semua rasul dan kepada segenap jemaat. Tuhan Yesus berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Barang siapa jatuh keatas batu itu, ia akan hancur, dan barang siapa ditimpa batu itu, ia akan remuk" (Lukas 20:17,18). Kalau ayat itu dibandingkan dengan Matius 18:18; 16:18,19; 1Korintus 3:11; 1Petrus 2:6; dan Efesus 2:20, nyata bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara rasul-rasul. Jelas juga dari ayat itu bahwa Tuhan Yesus Kristuslah batu penjuru jemaat. Kesaksian Petrus baik sekali, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi jemaat. Memang kesaksian itu patut menjadi kesaksian tiap-tiap orang Kristen, dan kesaksian itu telah menjadi asas pelajaran orang Kristen. Tuhan Yesus Kristus yang mendirikan jemaat dan Ia adalah dasar jemaat. Jemaat didirikan oleh rasul-rasul dan orang-orang percaya. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, akan tetapi Tuhan menambahi jumlah mereka setelah mereka sendiri bertobat dan percaya (Kisah 11:24).
Jemaat yang mula-mula itu mempunyai tempat-tempat tertentu untuk berhimpun, misalnya: dalam bilik yang di atas (Kisah 1:13), dalam Kabah (Kisah 5:12), dalam rumah-rumah anggota (Kisah 2:46; 12:12). Maka mereka berhimpun pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada mulanya setiap hari (Kisah 21:46), kemudian pada tiap-tiap hari yang pertama dalam seminggu (Kisah 20:7; Wahyu 1:10). Ada juga jam-jam tertentu untuk berdoa (Kisah 3:1; 10:9). Dan setiap hari bertambahlah orang yang diselamatkan (Kisah 2:47; 1:15; 2:41; 4:4).
Jemaat itu meluas sampai ke Yudea dan Samaria seperti yang dikatakan dalam Kisah 8:1-25. Kemudian meluas lagi sampai ke Antiokhia di Siria, dan Rasul Paulus menjadi pemimpinnya seperti Petrus dan Yakobus menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Sebenarnya bilamana ada dua, tiga, atau lebih orang yang percaya berhimpun untuk menyembah kepada Tuhan Yesus, maka disitulah terbentuk jemaat Kristus.
B. Dalam Perjanjian Baru ada dua arti untuk Jemaat
Perkataan jemaat mempunyai dua arti dalam Perjanjian Baru. Pertama, jemaat yang tidak kelihatan. Ini berarti perhimpunan semua orang saleh sepanjang masa yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus, baik di dalam sorga maupun di atas bumi (Ef 1:2; 3:21; Ibrani 12:23). Itulah jemaat seperti yang dilihat oleh Allah. Kedua, jemaat yang kelihatan. Ini berarti perhimpunan orang-orang yang percaya yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus. Tetapi ada juga diantaranya orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen. Namun tidak pernah bertobat atau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jemaat yang kelihatan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
  1. Suatu perkumpulan kecil di dalam rumah orang yang percaya, Roma 16:5; dan Filemon 1:2.
  2. Jemaat di dalam suatu kota atau daerah, 1Kor 1:2; 1Tesalonika 1:1.
  3. Seluruh jemaat dalam satu negara atau kerajaan, Galatia 1:2.
Dalam sebuah jemaat yang kelihatan terdapat orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dan dilahirkan kembali, ada pula orang-orang yang mentaati peraturan jemaat tetapi mereka belum dilahirkan kembali, meskipun nama mereka tercatat dalam daftar anggota jemaat itu. Hal ini diterangkan dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, dan tentang ikan yang baik dan yang tidak baik (Matius 13:24-43,47-52).
Jemaat secara keseluruhan berarti segenap jemaat dari segala bangsa dan dari semua negara. Suatu golongan atau tatacara jemaat hanyalah merupakan sebagian daripada jemaat secara keseluruhan. Tiap-tiap orang Kristen patut mencari dan menjadi anggota dalam jemaat dimana segenap Injil diberitakan. Yang dimaksud "Jemaat yang sejati" ialah semua orang yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus serta sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali. Baiklah kita menyelidiki lebih jauh tentang jemaat yang kelihatan.
C. Lukisan-lukisan tentang Jemaat
Jemaat Kristus dilukiskan seperti suatu tubuh, seperti kabah, seperti mempelai perempuan dan seperti ranting-ranting. Jemaat adalah tubuh Kristus dan Kristus ialah Kepalanya. Jadi ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan jemaat. Sesungguhnya hal itu lebih daripada suatu hubungan, itu adalah persatuan dengan Kristus. Seperti Kristus dan Allah Bapa itu satu, begitu pula kita dengan Kristus (Yohanes 17:21). Keduanya dapat hidup dari satu pancaran, sama seperti kepala dan tubuh manusia. Tuhan Yesus ialah Kepala Jemaat dan pemberi kehidupan kepada jemaat (Efesus 5:23,24; 1:22,23; Kolose 1:18; 2:19). Kristuslah pusat persatuannya dan dengan kuasa-Nya jemaat makin bertambah-tambah (Efesus 4:15,16; Kolose 2:19). Demikian juga ada hubungan yang erat sekali di antara anggota-anggota jemaat seperti yang diterangkan dalam 1Korintus 12:12-27; Roma 12:4,5; Efesus 4:1-4,15,16. Anggota-anggota "Tubuh" itu wajib bekerja sama, serta saling menolong dan saling membantu supaya Kepala itu ditinggikan dan dipermuliakan; dan supaya tubuh itu bertambah suci, menuju kesempurnaan, sesuai dengan teladan Kristus (Efesus 4:12,13). Mengenai Tuhan Yesus sebagai pusat persatuan jemaat dilukiskan dengan roda dan jari-jarinya. Lebih dekat dengan pusat roda jari-jari itu lebih dekat satu kepada yang lain. Demikian pula keadaan kita dengan Kristus, sebagai pusat roda itu. Makin lebih dekat kepada Kristus, makin lebih dekat pula anggota-anggota satu dengan yang lain.
Jemaat itulah kabah (tempat tinggal) bagi Roh Kudus (Efesus 2:21,22). Rasul Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Dasar" jemaat (1Korintus 3:9-17). Petrus dan Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Batu Penjuru" jemaat (Efesus 2:20; 1Petrus 2:4-8).
Ada satu pasal dimana Rasul Paulus menjelaskan tentang tiap-tiap orang Kristen sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai kabah Roh Kudus (1Korintus 6:15,19). Lalu Rasul Petrus berkata bahwa orang-orang Kristen adalah batu-batu yang hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, dan imam-imam yang kudus (1Petrus 2:5). Rasul-rasul mengerti bahwa Tuhan sendiri berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus akan tetap mendoakan mereka di hadapan Allah, dan Tuhan Yesus akan menyertai mereka dengan perantaraan Roh Kudus. Seperti Kristus adalah kabah Roh Kudus yang mendiami Dia dengan tidak dibatasi, demikian pula jemaat yang menjadi Tubuh-Nya adalah kabah Roh Kudus yang dikaruniakan kepada jemaat itu dengan perantaraan Kepalanya yang hidup, yaitu Kristus. Sebagaimana Allah hanya dapat dilihat dalam Kristus, demikian pula Roh Kudus hanya dapat dilihat dalam jemaat itu. Selanjutnya, sebagaimana Kristus adalah teladan Allah begitu pun jemaat adalah teladan Kristus; dan kelak bila anggota jemaat dipermuliakan maka mereka itu akan menjadi serupa dengan Dia. "Jemaat Kristus dan kerajaan Kristus, yaitu kerajaan Kristus di atas bumi, tidak sama. Dalam arti lain keduanya sama, sebab sebagaimana rajanya demikian pun kerajaannya. Pada waktu ini Raja itu ada di dalam dunia melalui Roh Kudus, dan tidak kelihatan. Demikianlah Kerajaan Kristus itu ada didalam hati orang yang percaya dan tidak kelihatan. Tentu Raja itu akan datang kembali dengan kemuliaan dan dalam kenyataan, sebagaimana kerajaan-Nya nanti datang di dalam kenyataan dan dengan kemuliaan. Dengan perkataan lain, Kerajaan Kristus sudah ada di sini, tetapi belum tampak, dan kelak akan dinyatakan. Sekarang kerajaan rohani itu diatur oleh Roh Kudus, dan kerajaan rohani itu ada sejak hari Pentakosta sampai hari kedatangan-Nya kelak (Parousia). Pada waktu Ia datang dalam kemuliaan-Nya pada waktu Ia mengambil kekuasaan-Nya lalu memerintah (Wahyu 11:17), pada waktu Ia, yang sekarang telah pergi ke tempat yang jauh untuk menerima kerajaan-Nya, kembali dan mengambil kuasa untuk memerintah (Lukas 19:15), barulah yang tidak kelihatan akan dinyatakan dengan terus terang dalam kerajaan itu, dan pada waktu itu kuasa untuk memerintah akan diserahkan oleh Roh Kudus kepada Yesus Kristus". Dr. A.J. Gordon.
Jemaat adalah mempelai perempuan, dan Tuhan Yesus adalah mempelai laki-laki. Memang hal ini merupakan satu rahasia, tetapi benar (2Korintus 11:2; Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7-9; 22:17). Tuhan Yesus sangat mengasihi mempelai perempuan-Nya (jemaat-Nya) sehingga nanti Ia akan menghadapkan mempelai perempuan itu kepada Allah dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, dan dalam keadaan kudus. Rupanya hal itu akan terjadi pada perkawinan Anak Domba, yang dikatakan dalam kitab Wahyu. Peristiwa itu tentu merupakan suatu peristiwa yang sangat mulia dan penuh kesukaan.
Jemaat ataupun anggota-anggotanya dilukiskan sebagai ranting-ranting dan Kristus adalah pokok anggur (Yohanes 15:1-10; Roma 11:24). Hal itu menyatakan bahwa anggota-anggota jemaat tidak dapat hidup kalau terpisah dari Tuhan Yesus.
II. MENGATUR JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA
A. Mengatur Jemaat
Dalam jemaat yang mula-mula, anggota-anggotanya telah menyadari bahwa di dalam suatu jemaat perlu ada beberapa peraturan, lalu mereka mulai mengatur jemaat itu. Sebelum hari Pentakosta mereka telah memilih seseorang yang menggantikan Yudas (Kisah 1:15-26). Pada waktu Rasul Paulus berjalan keliling mengabarkan Injil di tempat-tempat itu ia menentukan ketua-ketua di dalam jemaat-jemaat yang baru terbentuk itu (Kisah 14:23). Dan rupanya peraturan itu tetap dijalankan dalam jemaat-jemaat selanjutnya (Titus 1:5).
Dalam hal mengatur jemaat kita meneguhkan jemaat itu serta memberikan cara bagaimana jemaat itu dapat bertambah-tambah dan bagaimana jemaat itu melaksanakan tugasnya, yaitu mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Orang-orang Kristen bebas untuk mengatur jemaat asal mereka mentaati segenap Perjanjian Baru. Akan tetapi kalau suatu perhimpunan menganggap bahwa jemaatnya sempurna, yang paling benar, dan melebihi segenap jemaat yang lain, maka orang-orang itu menabur bibit perpecahan. Memang orang-orang Kristen bebas mengatur jemaatnya, tetapi tidak boleh ada suatu golongan yang berpendapat bahwa hanya jemaatnya yang benar.
Ingatlah bahwa peraturan jemaat itu hanyalah sebagai kaki pelita, bukan pelitanya. Kaki pelita hanya menolong pelita, dan kalau pelita sudah padam maka kakinya tidak berfaedah lagi (Wahyu 2:5).
Mula-mula peraturan jemaat itu sederhana sekali, tetapi makin lama makin bertambah peraturannya. Kita patut menjaga supaya tidak ada peraturan-peraturan yang kurang penting, dan segala peraturan harus dialaskan pada Perjanjian Baru. Pada mulanya, jemaat Kristus adalah perhimpunan beberapa orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Itulah perhimpunan yang suci, lalu berkembang menjadi perhimpunan asas yang benar, selanjutnya menjadi perhimpunan yang dikepalai oleh ketua-ketua dan uskup-uskup. Kita harus menjaga agar asas pengajaran yang diberitakan tetap benar, tetapi terutama kita harus berjaga-jaga supaya jemaat tetap merupakan suatu perhimpunan yang suci.
B. Anggota-anggota Jemaat
Tiap-tiap anggota jemaat harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menebusnya (Matius 16:16-18; Kisah 2:38,39). Seluruh khotbah Petrus dalam Kisah para Rasul dua menerangkan hal ini. Tiap-tiap anggota wajib diselamatkan, yaitu dilahirkan kembali (Kisah 2:47, bandingkan dengan Yohanes 3:3,5). Dalam jemaat yang mula-mula anggota-anggotanya harus "bertambah di dalam Tuhan" sebelum bertumbuh di dalam jemaat (Kisah 5:14; 11:24). Tiap-tiap anggota harus sudah bertobat, lalu dibaptiskan dengan nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Kisah 2:38-41; 10:47,48; 22:16; Matius 28:19; Roma 10:9,10). Tiap-tiap anggota harus percaya serta mentaati pengajaran rasul-rasul (Kisah 2:42; Efesus 2:20), yang tidak lain adalah pengajaran Alkitab.
C. Jabatan dalam Jemaat
Dalam jemaat yang mula-mula sudah ada pemilihan orang-orang untuk menerima jabatan, yaitu, penatua pemilik jemaat dan diaken (Kisah 1:15-26; 14:23; Titus 1:5; Kisah 6:3). Dalam jemaat yang mula-mula itu hanya ada dua jabatan, yaitu ketua (penatua) atau uskup (penilik jemaat) dan syamas atau diaken (pelayan jemaat). Sesudah zaman rasul-rasul jemaat mulai membedakan antara ketua dan uskup, padahal pada mulanya kedua jabatan itu sama. Waktu itu uskup ditinggikan, lihat Kisah 20:17,28; Filipi 1:1; 1Timotius 3:1,8; Titus 1:5,7; 1Petrus 5:1. Perkataan "uskup" dalam bahasa Yunani artinya "pengatur", dan "ketua" berarti orang yang tua yang mempunyai banyak pengalaman dan berakal budi. Diaken berarti pelayan atau pembela jemaat. Jadi, ketua atau uskup ialah orang yang mengatur hal-hal rohani dalam jemaat dan diaken mengatur perkara jasmani dan juga membantu dalam hal rohani. Diaken itu mula-mula ditentukan dalam Kisah 6:1-6, dan mereka itu diberi pekerjaan mengatur makanan. Tetapi dua dari mereka (Stefanus dan Filipus) telah melakukan pekerjaan rohani, dan rupa-rupanya yang lain juga demikian. Memang tuntutan bagi mereka itu adalah tuntutan rohani sama seperti untuk ketua-ketua (Kisah 6:3). Diaken mulai ditentukan mulai tahun 33 (Kisah 6:1-6), dan ketua-ketua ini mulai ditentukan mulai tahun 45 (Kisah 11:30). Akan tetapi dalam jemaat yang mula-mula itu terdapat dua jabatan lagi, yaitu diaken perempuan (Filipi 4:2,3; Roma 16:1), dan pemberitaan Injil (Evangelist) (Efesus 4:11). Pengabar Injil biasanya berjalan berkeliling diantara jemaat-jemaat, tetapi diaken perempuan itu bekerja dalam jemaatnya sendiri.
Pada mulanya jelas bahwa atas kehendak semua jemaat rasul-rasul itu menjadi pengurus jemaat. Akan tetapi rasul-rasul juga menyerahkan pekerjaan menjadi pengurus itu kepada orang lain, seperti Timotius dan Titus.
Rasul Paulus dalam Efesus 4:11 menyebutkan pejabat-pejabat sebagai: rasul, nabi, pemberita Injil (evangelist), gembala dan guru. Gembala dan guru patut dipersatukan sebab tugas keduanya tidak dapat diceraikan. Pada masa sekarang tidak lagi rasul dan nabi-nabi, yaitu dalam hal bernubuat tentang hal-hal yang akan datang. Sekarang nabi tidak lain adalah orang yang menyampaikan Sabda Allah kepada manusia, dan dalam hal itu ia sama dengan gembala sidang atau pemberita injil. Pemberita injil (evangelist), gembala sidang dan guru masih ada sampai sekarang. Gembala sama dengan yang mula-mula disebut ketua atau uskup. Jabatan diaken pada masa kini hampir sama dengan jabatan majelis gereja.
D. Kewajiban Pejabat dalam Jemaat
Di dalam jemaat pada waktu ini hanya ada tiga macam jabatan yang sesuai dengan keadaan pada masa jemaat yang mula-mula yaitu Gembala Sidang, Pemberita Injil (evangelist) dan Majelis Gereja. Kewajiban Gembala Sidang dan Majelis Gereja akan diselidiki pada bagian selanjutnya karena kedua jabatan itu penting bagi jemaat Kristus pada masa kini.
1. Kewajiban Gembala Sidang
Gembala Sidang wajib menjadi teladan rohani serta guru untuk hal-hal rohani baik kepada umum maupun kepada setiap pribadi anggota jemaatnya (Kisah 20:20,21,35; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7,17; 1Timotius 2:1-4,8; 4:12-16; 5:1,19-22; 6:10-14,20,21; 2Timotius 1:6-8; 2:1-6,15,23,24; 4:1-8). Berdoa dan menjadi tauladan rohani sama pentingnya dan lebih penting daripada pekerjaan berkhotbah. Gembala Sidang patut menjadi pembawa jiwa, membawa orang-orang kepada Tuhan Yesus, dan menjadi teladan bagi anggota-anggotanya dalam hal itu, supaya mereka menuruti teladannya. Di samping itu Gembala Sidang wajib melakukan tanda Ezrar (Perjamuan Tuhan dan Pembaptisan) pada waktu-waktu yang ditetapkan dalam jemaat (Matius 28:19,20; 1Korintus 11:20-54). Gembala Sidang wajib menjadi ketua bagian tata usaha jemaat dan ketua bagian yang bertugas menjalankan disiplin (1Korintus 5:4,5).
2. Kewajiban Majelis Gereja
Majelis Gereja harus menjadi penolong Gembala Sidang dalam hal-hal rohani, dan mengatur hal-hal jasmani (Kisah 6:1-6; 8:20; Roma 12:7; 1Korintus 12:28; Filipi 1:1). Majelis Gereja harus membantu Gembala Sidang dalam mengunjungi dan menolong anggota-anggotanya yang sakit, yang miskin, serta anggota-anggota yang perlu ditolong baik dalam hal-hal rohani maupun jasmani (1Timotius 3:8-13; Kisah 6:1-4; Roma 16:1,2; 1Timotius 3:11). Sebenarnya, yang diwajibkan kepada Gembala Sidang diwajibkan juga kepada Majelis Gereja; dan tuntutan rohani untuk keduanya juga sama.
E. Sistem pengaturan dalam Jemaat
Pada umumnya, ada tiga sistem pengaturan dalam jemaat, yaitu Episcopal, Presbyterian dan Congregational. Tiap-tiap jemaat termasuk dalam salah satu dari ketiga golongan itu meskipun tidak disebut demikian. Dalam gereja Roma Katolik kekuasaan tertinggi ada di dalam tangan Paus. Hal itu tidak benar dan tidak beralaskan Alkitab.
Episcopal berarti pemerintahan oleh uskup-uskup. Uskup adalah pendeta (Gembala Sidang) yang diangkat lebih tinggi daripada pendeta-pendeta biasa supaya ia mengatur dan memerintah jemaat.
Presbyterian berarti pemerintahan oleh ketua-ketua serta anggota-anggota. Dalam perkataan lain "ketua-ketua" termasuk juga pendeta-pendeta.
Congregational berarti pemerintahan oleh anggota-anggota, yaitu anggota-anggota dalam jemaat setempat, tidak ada ikatan dengan jemaat-jemaat lain.
Walaupun ada jemaat-jemaat yang dengan tepat menuruti salah satu dari ketiga sistem ini serta berusaha membuktikan bahwa sistemnya berasal dari Perjanjian Baru, tetapi sebenarnya Perjanjian Baru tidak mengemukakan satu sistem yang pasti dan tetap. Sistem pengaturan dalam Perjanjian Baru bukan semata-mata Episcopal, walaupun ada yang cenderung kepada sistem itu. Setiap jemaat mempunyai hak untuk mengatur sendiri, dan pendeta-pendeta serta ketua-ketua mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam mengatur jemaat. Jemaat-jemaat yang mula-mula diatur oleh rasul-rasul, tetapi setiap jemaat berdiri sendiri dan tidak digabungkan. Jadi, masing-masing mempunyai kuasa untuk mengurus persoalannya sendiri serta berdiri sendiri; akan tetapi Rasul Paulus telah memberikan hak kepada orang-orang di dalam jemaat untuk melantik ketua-ketua dan gembala-gembala sidang. Bacalah ayat-ayat berikut: Kisah 20:17,28; 14:23,24; Titus 1:5; Kisah 1:23-26; 6:3-6; 13:2,3; 15:2,4,22,30; 2Korintus 8:19; Matius 18:17; 1Korintus 5:4,5,13. Tiap-tiap jemaat berhak menjalankan disiplin serta mengucilkan seseorang yang bersalah (Matius 18:17; 1Korintus 5:1-5; 2Tesalonika 3:6). Tiap jemaat memilih pemimpin-pemimpinnya sendiri (Kisah 1:26; 6:1-6).
III. PENYEMBAHAN DAN TANDA ESRAR DALAM JEMAAT
Kewajiban yang terutama bagi orang Kristen yaitu menyembah dan mempermuliakan Allah (Yohanes 4:23); dan kedua yaitu supaya ia menjadi suci (Efesus 1:4-6; 1Petrus 1:15; Efesus 5:27; Roma 12:1; Kolose 1:22). Juga jemaat diwajibkan mengabarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua bangsa, mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Tuhan Yesus, dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19,20; Markus 16:15-18; Kisah 2:1-47; 5:42; 6:5-8; Efesus 3:8; Kisah 15:7). Dengan perkataan lain jemaat wajib memberitakan Yesus Kristus serta menyatakan Kristus melalui kehidupan yang suci. Selain itu tiap-tiap orang Kristen wajib disempurnakan sampai menjadi seperti teladan Yesus Kristus (Efesus 4:11-15). Tiap-tiap orang Kristen harus dibaptis dan dipenuhi dengan Roh Kudus (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah 1:4,5; 19:2; 1Petrus 1:12). Perjanjian-perjanjian itu adalah untuk semua orang Kristen, dan tuntutan-tuntutan itu diwajibkan kepada semua orang Kristen pada masa ini juga. Sebenarnya kita tidak dapat hidup dalam kesucian kalau kita tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus barulah kita dapat menjadi saksi-saksi yang baik bagi Tuhan Yesus (Kisah 1:8; 8:1-4).
Kebaktian umum dalam jemaat yang mula-mula meliputi tujuh bagian, yaitu: Puji-pujian (yaitu menyanyi dan bermazmur), berdoa, bernubuat (1Korintus 14:3,26,29-31), membaca Alkitab serta memberikan penjelasannya, membaca surat rasul-rasul, penyerahan persembahan dan persepuluhan, dan mengadakan Perjamuan Tuhan. Sikap dalam berbakti: sederhana, penuh rasa hormat dan takut akan Allah, dengan ucapan syukur dan dengan bersukacita (Kisah 2:46,47; Lukas 24:52,53).
Kalau kita mempelajari Perjanjian Baru kita akan mengerti bagaimana jemaat yang mula-mula itu menyembah. Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan puji-pujian (Mar 14:26, bandingkan dengan Ef 5:19). Orang-orang yang percaya berkumpul untuk berdoa sebelum hari Pentakosta (Kisah 1:14). Mereka biasa memecahkan roti (yang tidak lain adalah Perjamuan Tuhan), serta berdoa (Kisah 2:42,46; 20:7). Mereka biasa berhimpun pada hari Minggu (Yohanes 20:19; Kisah 20:7).
Justin Martyr menulis bagaimana kebaktian Kristen dilakukan semasa hidupnya, "Pada hari Minggu setelah orang-orang berhimpun lalu dibacakan surat-surat Rasul dan Kitab para Nabi. Kemudian si pemimpin memberi nasihat supaya orang-orang saleh itu mengikuti jejak rasul-rasul dan nabi-nabi itu serta meniru kelakuan mereka. Sesudah itu mereka berdoa. Kemudian Perjamuan Tuhan diadakan lalu persembahan-persembahan diberikan kepada Tuhan.
A. Hari untuk berbakti yaitu hari Minggu
Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula biasa berkumpul pada hari pertama dalam Minggu. Hari Minggu umumnya disebut "Hari Tuhan" dalam jemaat yang mula-mula. Mereka tidak lagi memegang hari Sabat (hari Sabtu) orang-orang Yahudi. Sudah nyata bahwa perubahan itu dikehendaki Tuhan oleh sebab: 1) Teladan Yesus Kristus, 2) Pesan Rasul-Rasul, 3) Dibiasakan dalam jemaat yang mula-mula.
Hari yang pertama (hari kebangkitan Tuhan) disahkan oleh Tuhan Yesus dengan beberapa kali sesudah kebangkitan-Nya Ia berhimpun dengan murid-murid-Nya pada hari itu (Yohanes 20:1,19,26). Kemudian rasul-rasul juga mensahkan perubahan itu; rupanya hal itu menuruti teladan Yesus Kristus sesudah Ia bangkit, yang dikatakan-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam masa empat puluh hari. Selidikilah Kisah 1:1,2; 20:7; 1Korintus 16:1,2; Wahyu 1:10. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam memeliharakan Hari Tuhan (hari Minggu) terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Yesaya 58:13; Yohanes 4:24; Markus 2:27,28.
B. Tanda Esrar dalam jemaat
Tanda Esrar adalah suatu syarat atau peraturan yang dipesankan oleh Tuhan Yesus, yang menyatakan atau mengibaratkan bahwa keselamatan adalah oleh Kristus. Ada DUA, dan hanya ada DUA tanda Esrar dalam jemaat Kristus, yaitu Baptisan, dan Perjamuan Tuhan. Barangsiapa menambah dengan yang lain lagi berarti tidak sesuai dengan isi Alkitab. Tanda Esrar tidak lain adalah tanda-tanda persatuan orang-orang Kristen dengan Tuhan sendiri. Dalam jemaat yang mula-mula tiap-tiap tanda Esrar diberikan dan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi jelas bahwa dalam Alkitab hanya ada DUA tanda Esrar yang diberikan oleh Tuhan Yesus.
  1. Baptisan
  2. Perjamuan Tuhan
1. Baptisan
Pada umumnya baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah menjadi pengikut Kristus. Lebih dalam lagi dan lebih lanjut baptisan adalah tanda bahwa oleh iman orang itu telah dipersatukan dengan Yesus Kristus. Itulah tandanya bahwa ia telah dilahirkan kembali karena ia telah dipersatukan dengan Kristus (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16; Kisah 2:38; Roma 6:3-5; Kolose 2:11,12; Kisah 19:4). Dalam Matius 21:25 Tuhan Yesus mengesahkan baptisan oleh Yohanes (Matius 3:13-17). Baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus, dan itu merupakan pengakuan kepada umum bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus. Selain itu baptisan juga merupakan tanda bahwa oleh iman orang itu sudah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
a. Siapa yang patut dibaptiskan
Jelas dalam Alkitab bahwa hanya orang yang percaya yang patut dibaptiskan, yaitu yang sudah bertobat serta sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Atau, dengan perkataan lain, hanya orang yang sudah dilahirkan kembali yang patut dibaptiskan (Kisah 2:37-41; 8:12; Roma 6:1-4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12; Matius 28:19; Kisah 18:8; 19:4). Bagaimana mungkin anak-anak kecil dapat bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus ? Tentu hanya orang yang sudah cukup umurnya yang dapat melakukan hal itu. Baptisan sekali-kali tidak menghapuskan dosa seseorang, oleh karena baptisan itu hanya suatu tanda bahwa dosa-dosanya sudah terhapus di dalam darah Yesus Kristus, sebab ia telah percaya dan dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru perkataan bertobat selalu mendahului perkataan baptisan (Matius 3:2,36; Kisah 2:37-41; 8:12; 18:8; 19:4). Hal itu menyatakan bahwa kanak-kanak tidak layak untuk dibaptiskan sebab mereka belum percaya. Dalam sebagian besar jemaat pada masa sekarang, orang Kristen mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, yaitu Gembala Sidang menggendong kanak-kanak itu atau menumpangkan tangan ke atasnya, lalu mendoakan mereka serta menyerahkan mereka kepada Tuhan. Lihat Matius 19:14; 1Samuel 1:27,28; Lukas 2:23-28). Pada waktu itu ibu bapa anak itu berjanji di hadapan jemaat bahwa anak itu akan diajar tentang Firman Tuhan dan keselamatan di dalam Kristus.
b. Cara baptisan
Kebanyakan para ahli bahasa Yunani berpendapat bahwa "Baptiso" hanya berarti baptisan selam. Demikian pula banyak ahli dan guru-guru besar mengakui bahwa baptisan yang sah yaitu baptisan selam. Kepercayaan itu diteguhkan oleh ayat-ayat yang berikut: Markus 1:5,8,10; Yohanes 3:23; Kisah 8:38,39; Roma 6:3,4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12.
2. Perjamuan Tuhan
Perjamuan Tuhan diberikan kepada jemaat serta disahkan oleh Yesus Kristus (Matius 26:26-30; Markus 14:22-24; Lukas 22:19,20; 1Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan adalah tanda Esra yang diadakan oleh Yesus Kristus dan diwajibkan kepada orang-orang Kristen. Perjamuan Tuhan menandakan persekutuan orang-orang Kristen dengan Kristus, dan bahwa orang-orang Kristen yang makan dan minum Perjamuan itu tetap mempunyai persekutuan dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan makan dan minum Perjamuan Tuhan kita bersekutu dengan Kristus, dan oleh iman kita makan daging Kristus serta minum darah-Nya, lihat Yohanes 6:51-58. Perjamuan Tuhan harus dimakan dengan iman. Kalau hal itu hanya dilaksanakan secara jasmani saja, maka orang yang makan dan minum perjamuan itu salah besar. Perjamuan Tuhan haruslah dilakukan dengan sikap rohani yang benar. Orang-orang yang ikut makan dan minum dalam perjamuan itu wajib menyelidiki hatinya sendiri dan jangan membiarkan dosa di dalam hatinya. Bila kita makan dan minum dengan sikap rohani yang benar dan disertai iman, tentu kita berkenan kepada Kristus dan jiwa serta tubuh kita disucikan di dalam darah-Nya. Dengan hal itu kita memasyhurkan kematian Kristus sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Nanti bilamana Tuhan kembali ke dunia, maka hal itu tidak perlu lagi dilakukan. Dengan cara yang ajaib di dalam Perjamuan Tuhan kita dipersatukan dengan Yesus Kristus. Biasanya hanya orang-orang yang sudah dibaptiskan yang diperbolehkan ikut makan dan minum Perjamuan Tuhan.
Pelajaran Alkitab dan keyakinan orang-orang Protestan tentang Perjamuan Tuhan adalah demikian: Roti dan anggur itu sesudahnya dipersembahkan kepada Tuhan tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus, tetapi tetap sebagai roti dan anggur. Tidak ada jalan untuk menerima Kristus dengan makan atau minum. Akan tetapi Perjamuan Tuhan lebih daripada sekedar perjamuan peringatan untuk Tuhan. Kalau roti itu dimakan dan anggur itu diminum dengan iman, dan dengan cara rohani, maka hal itu membawa hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus, dan lebih lagi menguatkan persatuan dengan Dia, yang sesungguhnya tidak didapati melalui cara lain. Dengan iman dan dengan sikap rohani kita makan daging dan minum darah Kristus.
Pelajaran rohani dari hal Perjamuan Tuhan dan persekutuan kita dengan Dia terdapat dalam Yohanes 6:48-58. Kalau Perjamuan Tuhan dimakan dengan sikap yang benar maka kita dapat menginsafi serta mengalami apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal enam itu.
Jadi dapat dikatakan, bahwa baptisan adalah tanda Esrar yang melambangkan kelahiran kembali; dan Perjamuan Tuhan adalah Tanda Esrar yang melambangkan kekudusan. Pertama-tama melambangkan persatuan kita dengan Kristus, kedua melambangkan keadaan kita yang tinggal tetap di dalam Kristus.
IV. PEKERJAAN JEMAAT DAN PAHALA BAGI JEMAAT
A. Pekerjaan Jemaat
Pekerjaan jemaat itu ada dua, yaitu meneguhkan orang-orang yang percaya dan mengabarkan Injil.
1. Meneguhkan orang-orang yang percaya yaitu mengajarkan dan meneguhkan orang-orang saleh dalam anugerah Tuhan dan kebenaran yang ada di dalam Injil. Sesudah orang-orang percaya, maka mereka itu patut diajar tentang asas pelajaran yang benar, dan mereka patut dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada lima unsur yang membantu dalam meneguhkan jemaat Kristus, yaitu: a) Pengabar-pengabar Injil (Efesus 4:11-13); b) Alkitab (Kolose 3:16; Ibrani 5:14; 1Petrus 2:2); c) Roh Kudus (Galatia 5:25; Efesus 5:18); d) Karunia-karunia Roh Kudus (1Korintus 12:4-12); e) Kedua Tanda Esrar (1Korintus 11:26).
Tuhan Yesus memanggil kita supaya kita menerima Dia dan mengikuti Dia. Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan kita juga bertambah-tambah dalam kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan (2Petrus 3:18). Kita bukan hanya diangkat dari lumpur dosa, tetapi kita juga dibangunkan menjadi suatu kabah yang suci, tempat kediaman Allah (Efesus 2:21).
2. Mengabarkan Injil merupakan usaha jemaat supaya orang-orang berdosa diselamatkan, yaitu dilepaskan dari perhambaan dosa-dosa mereka dan dari hukuman yang kekal. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus tetapi kita harus membawa Kristus kepada segenap dunia, yaitu kepada manusia disegala tempat. Jadi pekerjaan jemaat adalah mengabarkan Injil kepada segala bangsa. Dalam masa ini tidak semua orang mau menerima Injil, jadi tidak semuanya mau menerima Kristus (pasal Matius 13:1-58). Kalau begitu apakah kewajiban kita dalam hal ini? Kita harus menjadi saksi, memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 28:19,20; Markus 16:15; Kisah 1:8). Dan apakah yang akan terjadi? Beberapa orang akan percaya dan beberapa orang tidak. Markus 16:16 mengemukakan hal itu. Apakah yang masih diperbuat oleh Tuhan dalam masa kasih karunia ini? "Tuhan masih menilik orang kafir serta memilih daripadanya suatu kaum untuk Nama-Nya" (Kisah 15:14, TKB). Kalau kita mengerti hal itu, kita dapat mengatur pekerjaan kita sesuai dengan maksud dan peraturan Tuhan.
B. Disiplin dalam Jemaat
Disiplin dalam jemaat, yaitu membetulkan kesalahan atau dosa anggota jemaat, adalah tanggungjawab segenap jemaat dan Majelis Gereja, dan kalau tidak dapat dibetulkan mereka itu dikucilkan dari jemaat. Melaksanakan disiplin juga merupakan salah satu hal untuk meneguhkan orang Kristen. Kalau dosa dibiarkan dalam jemaat maka hal itu akan menajiskan segenap jemaat (1Korintus 5:1-8). Sama seperti satu mangga yang busuk dibiarkan di dalam keranjang, maka mangga itu akan membusukkan semuanya.
Ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan terhadap satu atau dua orang anggota dan kesalahan terhadap jemaat. Disiplin untuk kesalahan antara dua anggota terdapat dalam Matius 5:23,24 dan Matius 18:15-17. Pertama-tama orang yang bersalah ditegur, dan kalau ia mau mendengar teguran itu serta bertobat, maka selesailah persoalan itu. Tetapi kalau orang yang bersalah itu tidak mau mendengar teguran itu, orang yang mempersalahkan dia wajib membawa dua orang saksi, dan kalau ia tidak mau mendengar mereka, maka perkara itu haruslah dibawa kepada segenap jemaat dengan perantaraan Majelis Gereja. Kalau hal ini ditaati dengan benar, tentu jarang terjadi perselisihan di dalam jemaat. Sayang sekali bahwa seringkali perselisihan itu dibawa ke hadapan segenap jemaat sebelum Gembala Sidang dan Majelis mendapat kesempatan untuk memecahkan persoalannya dan memperdamaikan orang-orang itu. Lalu, kalau orang itu tidak mau bertobat serta meminta ampun dan menyelesaikan hal itu maka tidak ada jalan lain dari mengucilkan dia dari jemaat itu (1Korintus 5:5,13). Dalam hal ini orang yang bersalah itu dipandang sebagai orang kafir. Tetapi meskipun demikian, kalau ia bertobat dan menyelesaikan hal itu, maka harus ia diampuni serta diterima kembali dalam jemaat (2Korintus 2:5-8). Suatu jemaat tidak dapat diteguhkan dan tidak dapat bertumbuh kalau tidak suci (2Korintus 7:11,12).
Disiplin untuk kesalahan terhadap segenap jemaat terdapat dalam 1Korintus 5:3-5; 2Korintus 2:6-8; 2Tesalonika 3:6; 1Korintus 5:9,11,12. Dalam ayat-ayat ini terdapat disiplin yang merupakan teguran kepada satu anggota, juga teguran kepada satu anggota di hadapan beberapa orang, dan di hadapan jemaat seluruhnya. Ada juga disiplin yang menyatakan agar anggota-anggota jemaat melepaskan diri mereka dari persekutuan dengan orang yang bersalah itu dengan pengharapan ia akan bertobat (1Korintus 5:9,11,12). Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum orang itu dikucilkan dari jemaat. Akhirnya terdapat disiplin yang mengucilkan seseorang dari jemaat sebab dosanya dan sebab ia tidak mau bertobat (1Korintus 5:5,13). Kalau ada satu anggota yang dikucilkan, maka ia patut dikasihani dan didoakan, dan yang lain patut mencari jalan supaya ia bertobat lalu mengembalikan dia ke dalam jemaat. Menghadapi hal itu anggota-anggota jemaat harus bersikap seperti yang dikatakan dalam Galatia 6:1 dan Yakobus 5:19-20.
C. Pahala yang disediakan Allah untuk Jemaat yang sejati
Ada dua lukisan yang menyatakan keadaan jemaat pada masa ini, yaitu garam dan terang. Garam mengasinkan dan mencegah kerusakan. Demikianlah seharusnya jemaat bagi manusia pada masa ini. Hanya jemaat Kristus yang dapat mengasinkan dunia ini (Matius 5:13). Terang mengibaratkan kesaksian jemaat dalam dunia ini (Matius 5:14). Terang itu patut disinarkan oleh kesucian asas pelajaran dan kesucian kehidupan anggota-anggota jemaat itu.
Ada tiga lukisan yang menyatakan hubungan jemaat dengan Kristus pada masa yang akan datang. Ketiga lukisan itu adalah mempelai perempuan, permaisuri, dan permata yang indah. Sebagai anak dara yang menjadi mempelai perempuan, jemaat itu dinikahkan dengan Kristus (Efesus 5:27; 2Korintus 11:2; Wahyu 21:9). Sebagai permaisuri jemaat itu akan ikut memerintah bersama dengan Kristus (1Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 3:21; 20:6). Sebagai permata yang indah, jemaat itu adalah seperti sebuah kota, yaitu Yerusalem Baru yang turun dari sorga (Wahyu 21:9-11). Pada masa yang akan datang jemaat itu akan menyatakan pujian, kasih karunia dan kemuliaan Allah (Efesus 1:6,12; 3:10). Orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus akan hidup sampai selama-lamanya, dan hal ini merupakan pahala yang ajaib sekali.