Jumat, 26 Agustus 2011

Mungkinkah Yesus tidak mati, tapi hanya pingsan di atas kayu salib, dan kemudian memulihkan diriNya?


Hukuman salib merupakan peristiwa yang mengerikan. Penyebab kematian terhukum yang disalib sangat banyak dan hal itu akan menyiksanya! Beberapa faktor di antaranya adalah dehidrasi dan gagal jantung
Alasan yang mengemukakan bahwa Yesus dapat lolos dari hukuman salib, dan keluar dari kuburnya dengan tenaganya sendiri, merupakan hal yang mustahil! Alasan lain juga mengatakan bahwa Ia menyembunyikan semua memar dan luka-lukaNya, dan menipu semua muridNya sehingga mereka percaya bahwa Ia “Tuhan yang hidup” dan telah menaklukkan dunia orang mati, hal inipun mustahil! Karena orang dalam kondisi seperti ini akan sukar untuk mengajar para pengikutnya, bahkan Iapun dapat dituduh sebagai penipu jika Ia melakukan hal ini. Hanya Yesus yang bangkit secara mujizatlah yang dapat menyembuhkan keputusasaan semua murid.

Para prajurit Roma mengumumkan kematian Yesus, dan Ia telah mati. Darah bercampur air yang keluar dari luka yang dibuat dari tusukan tombak seorang prajurit di lambungNya, merupakan bukti nyata dari hal ini.
Jika para penulis Injil mempunyai kecenderungan untuk mengungkapkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hanya pingsan saja, maka tentunyalah mereka akan tertahan oleh orang-orang yang menjadi saksi mata dalam peristiwa penyaliban itu, di mana banyak di antaranya yang menjadi musuh mereka. Jika para murid melakukan kesalahan dalam pengungkapan mereka, mereka akan ditentang oleh orang-orang yang mengetahui peristiwa tersebut.
Beberapa orang secara naïf mengasumsikan bahwa pada abad pertama adalah jaman dimana orang-orang pada masa itu percaya hal-hal supernatural untuk fenomena aneh. Tapi penjelasan ini masih kurang tepat. Yerusalem pada masa itu merupakan kota dagang yang dilalui oleh semua orang. Orang-orang terpelajar telah membaca filsafat Aristoteles selama lebih dari tiga abad. Filisofi Epicureanisme (bersenang-senanglah karena mungkin besok kita mati) berlaku pada masa itu. Dunia Yunani dan Romawi pada masa itu masih belum mengenali akan Tuhan yang mau berhubungan dengan manusia. Orang-orang Yahudi yang skeptis dan yang berlogika telah menghisap filosofi Roma. (karena mereka merupakan bagian dari kerajaan Romawi).