Selasa, 12 Juli 2011

Pengertian Salib dan Bentuk-Bentuk Salib

Kata Yunani salib adalah σταυρος - stauros, verba "σταυροω - stauroô", Latin 'crux', 'crucifigo' artinya yang pertama kali ialah kayu sulaan atau balok yang didirikan tegak. Arti kedua, kayu sulaan sebagai alat untuk menghukum dan menghukum mati seseorang. Dalam arti terakhir Perjanjian Baru menggunakan salib.

Penyaliban dipraktekkan oleh bangsa Fenisia dan Kartago. Kemudian dipraktekkan secara luas oleh bangsa Roma. Tapi hanya budak-budak, penduduk asli setempat dan penjahat-penjahat dari kelas rendah yang disalibkan, dan jarang sekali warga negara Roma. Demikianlah tradisi mengatakan bahwa Petrus, seperti Yesus, disalibkan dengan kepala di bawah sedangkan Paulus dipenggal kepalanya karena Paulus adalah warga negara Roma.

Lain daripada tonggak yang didirikan tegak ('crux simplex'), yang kepadanya korban diikatkan atau dipakukan, masih ada tiga macam salib. 'Crux commissa' (salib St. Antoni) disusun seperti huruf T besar. Beberapa pengamat menganggapnya berasal dari lambang dewa Tamuz, huruf 'tau'; 'crux decussata' (salib St. Andreas), disusun seperti huruf X; lalu 'crux immissa', dua balok seperti, yang dalam tradisi dianggap adalah bentuk salib Yesus Kristus. Ini dikukuhkan oleh rujukan keempat Injil kepada tulisan yang dipakukan pada salib Kristus.

Setelah penjahat divonis hukuman mati, ia diharuskan memikul sendiri balok salibnya ('patibulum') ke tempat penyiksaan dan kematiannya, yang biasanya di luar kota. Di depannya berjalan seorang petugas membawa "gelarnya", yakni tuduhan tertulis yang dituduhkan kepadanya. Balok salib -- yakni 'patibulum' -- itulah yang dipikul Yesus Kristus, jadi tidak seluruh salib, namun memikul 'patibulum' itu pun Ia sudah terlalu lemah, sehingga kemudian dibawa oleh Simon dari Kirene.

Terhukum ditelanjangi, dibaringkan di tanah dengan tubuhnya menimpa balok salib, dan tangannya diikatkan atau dipakukan ke balok salib itu.

* Yohanes 20:25LAI TB, Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.KJV, The other disciples therefore said unto him, We have seen the LORD. But he said unto them, Except I shall see in his hands the print of the nails, and put my finger into the print of the nails, and thrust my hand into his side, I will not believe. TR, ελεγον ουν αυτω οι αλλοι μαθηται εωρακαμεν τον κυριον ο δε ειπεν αυτοις εαν μη ιδω εν ταις χερσιν αυτου τον τυπον των ηλων και βαλω τον δακτυλον μου εις τον τυπον των ηλων και βαλω την χειρα μου εις την πλευραν αυτου ου μη πιστευσωTranslit interlinear, elegon oun autô hoi alloi mathêtai heôrakamen ton kurion ho de eipen autois ean mê idô en tais khersin autou ton tupon {bekas} tôn hêlôn {paku} kai balô ton daktulon mou eis ton tupon {bekas} tôn hêlôn {paku} kai balô tên kheira mou eis tên pleuran autou ou mê pisteusô

Balok salib diangkat dan disatukan dengan kokoh pada tonggak yang tegak, sehingga kaki korban, yang kemudian diikatkan atau dipakukan, bebas dari tanah. Tidak tinggi, seperti sering digambarkan. Beban, yakni berat badannya biasanya ditahan oleh pasak yang menonjol ('sedile'), yang diatasnya terhukum duduk mengangkang. Di situlah terhukum dibiarkan mati lemas karena kelaparan dan kepayahan. Kadang-kadang kematian dipercepat dengan 'crurifragium', pematahan kaki, seperti terjadi pada kedua penjahat yang disalibkan bersama Yesus, tapi tidak perlu lagi dilakukan terhadap Yesus Kristus karena Ia telah mati.

Nampaknya cara menyalibkan berbeda-beda di wilayah kerajaan Romawi. Para penulis sekuler yang sezaman segan merinci hukuman yang paling kejam dan menghinakan ini. Tapi pada tahun 1968 suatu tim ahli dipimpin V. Tzaferis menemukan kuburan Yahudi di Giv'at ha-Mivtar (Ras el-Masaref), dekat Yerusalem. Penemuan itu menalar penyaliban secara segar. Ditemukan tulang belulang seorang pemuda korban penyaliban. Memperhatikan pecahan periuk yang juga ditemukan, tarikhnya dapat diperkirakan antara 7-66 Masehi.

Nama Jehohanan tertulis dalamnya. Penelitian cermat dan rinci penyebab kematian dan cara matinya orang ini, memberi sinar jelas atas cara Yesus Kristus mati yaitu dipakukan pada kayu salib.

Lengan bawah pemuda itu dipakukan pada 'patibulum'. Berat tubuhnya menimpa 'sedecula', kayu yang dipakukan pada 'simplex', tonggak tegak sebagai sandaran punggung. Kedua kakinya dibengkokkan sehingga betisnya sejajar dengan 'patibulum', mata kakinya di bawah punggungnya. Sebuah paku besi -- yang masih ada pada tempatnya -- menembusi kedua tumit, yang kanan di atas yang kiri. Sebuah pecahan kayu menjelaskan bahwa salibnya terbuat dari kayu zaitun. Kedua kakinya sudah dipatahkan, nampaknya dengan pukulan keras seperti yang terjadi atas kedua penyamun dalam Yohanes 19:31.

* Yohanes 19:31
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.


ILUSTRASI BEBERAPA BENTUK SALIB :

  crux simplex, seperti bentuk huruf Latin I, yaitu hanya terdiri dari satu tonggak, bentuk seperti inilah yang diyakini oleh kalangan 'Saksi Yehuwa' dengan merujuk kepada Galatia 3:13, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Kayu salib dimaksud diterjemahkan dari kata Yunani ξυλον - XULON, harfiah pohon. Kata salib sendiri diterjemahkan dari kata Yunani σταυρος - STAUROS.





crux decussata, seperti bentuk huruf Latin X, dikenal juga sebagai salib Santo Andreas karena ia disalib seperti itu.

St. Andrew's Cross:

 

crux commissa, disebut juga "Tau-Cross" seperti bentuk huruf Latin T, dikenal juga sebagai salib Santo Antonius.

Tau (St. Anthony's) Cross:

 

crux immissa, seperti bentuk huruf Latin t kecil, yaitu bentuk salib Yesus Kristus, di atas kepala-Nya, diletakkanlah tulisan yang dikenal dengan istilah INRI. Di samping terdiri dari satu tonggak yang berdiri, salib itu memiliki tiang lintasan yang lebih pendek, dan bentuk salib Kristus ini merujuk kepada kesaksian dari sejarawan purba seperti Socrates, Sozomen, Rufinus, Theodoret, dan Eusebius.




Petrus disalib dengan cara terbalik :




Satu-satunya kisah yang kita miliki tentang kemartiran Rasul Petrus berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18 ), Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan did dad kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, "Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?" Kristus menjawab, "Saya datang untuk disalibkan lagi." Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.

Sumber Artikel : KISAH PARA MARTIR I. PARA MARTIR KRISTEN MULA-MULA