Kamis, 07 Juli 2011

Mengenal Tokoh -Tokoh Reformis Kristiani

MARTIN LUTHER
(1483-1546)

Luther dilahirkan di Eisleben, Jerman pada 10 November 1483. Luther tahu bagaimana belajar dengan baik sehingga ia dapat menyelesaikan sarjana dan gelar magisternya pada universitas yang dihormati di Erfurt waktu. Ayahnya berharap Luther akan masuk ke bidang hukum, tetapi ketika Luther hampir tersambar oleh kilatan petir saat hujan besar, ia berjanji akan menjadi seorang rahib. Ia menepati janjinya dan bergabung dalam biara Agustinian.
Luther mendapatkan gelar doktoral dalam bidang teologi dan ditunjuk sebagai profesor di University of Wittenberg. Luther merasa terganggu oleh keberdosaannya sendiri. Ia hanya mengenal murka Allah dan tidak mengenal kasih-Nya. Ziarahnya ke Roma pada tahun 1510 hanya memperbesar kerinduannya untuk terbebas dari rasa bersalah. Ketika ia mempersiapkan diri untuk mengajar orang-orang Roma, ia bergumul tentang bagaimana kebenaran Allah dapat juga bersifat murah hati dan ia membaca kata-kata Paulus dalam Surat Roma 1:17 “Orang benar akan hidup oleh iman”. Akhirnya, ia mendapatkannya bahwa orang benar hidup oleh kebenaran Allah, yang diberikan kepada kita dengan iman di dalam Kristus, dan bukan dengan kebaikan-kebaikan kita sendiri. Doktrin pembenaran oleh iman dikembalikan– dan jiwa Luther yang tersiksa, dilahirbarukan– Reformasi telah dimulai.

Luther memasang 95 tesisnya atau pernyataan imannya pada pintu gereja Katolik Roma di Wittenberg – di muka umum. Dengan bantuan dari cetak pers yang baru ditemukan, pandangan-pandangan revolusionernya diperbanyak dan tersebar dengan cepat di Eropa. Paus meresponi dengan mengirimkan dokumen resmi yang mengutuk ke-41 dari kepercayaan-kepercayaan Luther dan menyatakannya sebagai bidat serta menyebutnya sebagai “seekor babi hutan dalam kebun anggur Allah.” Luther mempertajam argumentasinya dan mengembangkan doktrin-doktrinnya, menekankan bahwa hanya Alkitab saja yang merupakan standar kebenaran dan hidup. Para penduduk desa Jerman mulai tergila-gila pada ide-ide Luther dan meminta kedudukan sosial yang baru. Tahun 1525 mereka memberontak – sebuah aksi yang dikutuk Luther. Ia ingin menemukan kebenaran, bukan memulai sebuah revolusi. Salah satu perubahan sosial yang ia dukung adalah hak bagi para pastor untuk menikah, yang dilakukannya juga. Istrinya, Katharina, mantan biarawati, melahirkan enam orang anak yang sangat dikasihinya. Ia tetap menjadi profesor teologi di Wittenberg untuk sisa hidupnya. Tetapi persidangan – persidangan yang begitu banyak dan seringnya ia bepergian membuat kesehatannya menurun, dan pad usia enam puluh dua tahun ia meninggal karena penyakit jantung di Eisleben, di kota kelahirannya.
Dengan membuka kebobrokan Gereja Katolik Roma dan teologinya yang salah, Luther memecahkan monopoli terhadap jiwa manusia. Ia tidak pernah ingin membuat masalah atau memecah gereja, tetapi ia mengubah dunia. Ia hanya ingin mengenal Allah dan menghormati-Nya. Luther kadang kala merupakan seseorang yang temperamental tetapi selalu rendah hati. Ia memandang dirinya sendiri sebagai seorang rahib yang sederhana dan guru yang ingin tahu, hidup, dan mengajarkan kebenaran Allah.

ULRICH ZWINGLI
(1484-1531)

Pada tahun baru 1484, walikota dari sebuah desa dekat Zurich menyambut kedatangan puteranya, Ulrich Zwingli. Gaji sang walikota dapat membayar pendidikan yang cukup baik bagi puteranya, sehingga Zwingli muda belajar di Vienna, kemudian menyelesaikan program sarjana dan magisternya di Basel tahun 1504 dan 1506. Mengikuti pahlawannya, Erasmus, ia mengejar pendidikannya di bidang kemanusiaan dan bahasa, termasuk Yunani dan Ibrani. Teologi bukanlah ladang favoritnya. Setelah ia dipanggil menjadi pendeta di Zurich, Zwingli bekerja dengan pejabat sipil untuk menghilangkan image atau pandangan terhadap kota Katolik Roma.
Idenya tidak dipublikasikan di pintu gereja seperti Luther tetapi disampaikan melalui mimbar. Seseorang berkata bahwa seluruh yang ditinggalkan bagi gereja Swiss adalah empat tembok dan sebuah khotbah. Ia mencintai Perjanjian Baru bahasa Yunani, yang ia salin dari karya Erasmus. Ia mengingat surat-surat Paulus dalam bahasa Yunani dan mengajarkan langsung melalui kitab-kitab dari Alkitab. Dampak dari firman Allah yang dijelaskan dan diterapkan ayat per ayat olehnya sangat menggemparkan. Khotbahnya sangat popular sampai para pejabat kota memerintahkan seluruh khotbah harus berdasarkan Alkitab.
Suatu ketegangan muncul akibat khotbah injili di Zurich pada Oktober 1531. Petinggi Roma Katolik di wilayah terdekat mendeklarasikan perang terhadap kota itu. Dalam pertempuran yang terjadi di Kappel, 500 orang dari Zurich terbunuh, termasuk Zwingli, pendeta dari para pasukan. Pasukan musuh menemukannya terluka parah, tetapi sebelum mereka membunuhnya, ia diperdengarkan dengan suara yang mengatakan,“Mereka dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa”. Luther tidak pernah menulis sebuah teologi sistematis. Tugas penyusunan doktrin-doktrin Reformasi jatuh ke tangan lainnya, terutama Zwingli dan Calvin.
JOHN CALVIN
(1509-1564)

John Calvin dilahirkan di Noyon, enam puluh mil tenggara dari kota Paris, Perancis. Ia berencana menjadi seorang pengacara seperti ayahnya dan pada usia empat belas tahun ia masuk ke Universitas Paris. Tidak seperti kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi, ia belajar, membaca dengan giat dan berpikir dalam. Dalam perjalanannya menghasilkan gelar magisternya tahun 1528, ia menampilkan kejeniusan untuk argumentasi logis dan tulisan yang sangat hebat yang kemudian membuatnya terkenal. Di Paris ia bertemu dengan ide-ide Reformasi yang menolak “tahayul-tahayul” dari Roma, dan menjauhkan studinya dari hukum dan klasik dan mengarah kepada Alkitab serta teologi Protestan.
Penganiayaan terhadap orang-orang Protestan, memaksanya untuk melarikan diri ke Basel, Switzerland, dimana ia mencari kehidupan yang tenang untuk belajar dan menulis. Ketika disana, pada usia ke dua puluh tujuh, ia menulis edisi pertama dari karyanya Institutes of Christian Religion. Penjelasannya yang logis dan sederhana dari kepercayaan reformed membawanya terkenal di seluruh Eropa. Seluruh sisa hidupnya, Calvin berkhotbah ayat demi ayat melalui kitab-kitab dalam Alkitab, mengaplikasikan kebenaran Alkitab kepada kehidupan pendengarnya. Dengan seluruh pemikiran teologisnya yang dalam, ia sangat praktis.
Ketika ia mendekati kematian, ia memberitahukan kepada para pengikutnya untuk menguburkan tubuhnya di sebuah pemakaman umum dan menandainya dengan batu nisan yang sederhana sehingga tidak ada yang dapat mengubahnya menjadi suatu tempat kudus untuk beribadah. Ia meninggal pada 27 Mei 1564 dan mereka melakukannya seperti yang telah dipesankan Calvin. Hari ini tidak ada seorang pun tahu dimana kuburannya berada. Calvin mengatur kepercayaan-kepercayaan Reformator, terutama Zwingli, yang berkisar pada tema Kedaulatan Allah. Ia merevisi dan mengembangkan Institutes-nya di sepanjang hidupnya, dan buku itu tetap merupakan ekspresi klasik dari Teologi Reformasi.
JOHN KNOX
(1513-1572)

John Knox dilahirkan dalam sebuah keluarga yang rendah hati di Haddington, sebelah selatan dari Edinburgh, wilayah negara Skotlandia. Ia mengambil bidang teologi dan hukum di St. Andrews dan Glasgow tetapi tidak pernah menyelesaikannya. Latar belakangnya yang berasal dari kalangan biasa, membuatnya dapat berkomunikasi dengan orang-orang biasa.
Ia menerima pentahbisan sebagai pendeta Katolik pada tahun 1536, tetapi ketika ia mendengar Thomas Guilliame berkhotbah doktrin-doktrin Reformasi, ia masuk kepada Protestanisme. Iman barunya sangat menangkap hatinya sehingga ia menjadi pengawal dari George Wishart, seorang pengkhotbah keliling. Kardinal Katolik bernama Beaton membunuh Wishart.
Knox pernah dipenjara di Puri St. Andrews. Selama sembilan belas tahun ia dipaksa untuk bekerja sebagai seorang budak di dapur sebuah kapal perang. Ia kemudian dibebaskan dalam pertukaran narapidana tetapi ia lari ke Eropa. Tahun 1559, Knox kembali ke Skotlandia dan mempromosikan Reformasi yang “berbau” Calvinis, menyerang apapun yang “berbau” Katolik. Khotbah-khotbahnya di mimbar seringkali terdiri dari tigapuluh menit eksposisi Alkitab diikuti oleh aplikasi yang mengena. Ia melanjutkan untuk mengobarkan api Protestan.
Ketika Knox meninggal, ia meninggalkan negara yang paling dipengaruhi doktrin Calvinis di bumi. Pengaruhnya masih terngiang dalam kata-kata Ratu Mary dari Skotlandia yang berkata: “Saya lebih gentar kepada doa-doa John Knox daripada seluruh tentara Eropa”.
GEORGE WHITEFIELD
(1714-1770)

George Whitefield dilahirkan di The Bell Inn, Gloucester dan dididik oleh ibunya yang adalah seorang janda. Ketika ia sekolah, ia berhasil dengan baik, tetapi ia harus putus sekolah pada usia lima belas untuk bekerja. Pada usia sembilan belas, ia masuk ke Oxford, disana ia bertemu dengan Wesley bersaudara (John dan Charles Wesley) dan bergabung dalam the Holy Club (Klub yang Kudus) mereka.
Ia sangat pandai, walaupun tidak terlalu ilmiah, dan tak seorang pun yang dapat menandingi khotbahnya. Gereja Anglikan mentahbiskannya, tetapi beberapa orang Anglikan kemudian menyesalinya. Whitefield sangat menggebu-gebu, berhasrat, bahkan bersifat theatrikal, tetapi berbicara jelas dan sederhana sehingga seluruh orang dapat mengerti. Tidak setiap orang menyukainya. Ketika ia tidak diizinkan berkhotbah pada mimbar Anglikan, Whitefield memilih berkhotbah di lapangan-lapangan kepada orang-orang biasa, dan mereka merespons dalam jumlah yang besar. Orang-orang Anglikan yang tidak menyukainya takut jikalau hal ini dapat menyebabkan orang-orang biasa melakukan kerusuhan, dan beberapa ketakutan karena mendengar mereka disebut orang-orang berdosa seperti gembel di pinggir jalan. Whitefield menghadapi perlawanan dalam berkhotbah di luar kepada massa dan untuk berkhotbah mengenai dosa dan penghakiman, yang tidak pernah popular. Ia menerima ancaman-ancaman kematian, ditembak, diserang oleh perampok, dan bahkan dilempari batu dan ditinggal sampai mati.
Ia pernah berkhotbah sambil dilempari batu, telur dan kucing mati! Tetapi tak satu pun yang dapat menghentikannya. Ia berkhotbah dengan caranya di seluruh Inggris, Irlandia, Skotlandia, Belanda, dan Bermuda. Ia berkunjung ke Amerika tujuh kali, berkhotbah di semua koloni, ia juga berkhotbah di Harvard dan empat kali di mimbar Jonathan Edwards. Whitefield memulai harinya dengan berkhotbah pukul 05.00 pagi. Sebagian minggu-minggunya ia membawakan selusin khotbah, berjumlah total empat puluh jam berbicara. Ia berkeras diri dan berkhotbah dengan intensitas yang sedemikian rupa sehingga ia kadang kali muntah darah setelah ia selesai, dengan semangat seperti ini mungkin juga berpengaruh bagi kesehatannya, sehingga di usia lima puluh enam tahun ia meninggal dunia.
Ia telah memberikan 18.000 khotbah yang kental dengan Alkitab, mengumpulkan kira-kira sepuluh juta pendengar. Teman lamanya John Wesley, yang berkhotbah pada waktu penguburannya, mengatakan bahwa tidak seorang pun seperti Whitefield, sejak para rasul telah membawa banyak orang berdosa kepada pertobatan.
ABRAHAM KUYPER
(1837-1920)

“Tidak ada satu inchi pun di seluruh keberadaan manusia di mana Kristus, yang berkuasa atas semuanya, tidak berteriak: “Milik-Ku!” Begitulah kata-kata dari Abraham Kuyper, seorang jurnalis, negarawan, pembaharu politik Kristen modern, dan teolog Calvinis yang sangat berpengaruh.
Ia dilahirkan pada 1837 di sebuah kota kecil bernama Maassluis, di negeri Belanda dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen Reformed (Calvinis), dimana ayahnya adalah seorang pendeta. Setelah mendapatkan gelar sarjana dan doktoralnya di bidang teologi di Universitas Leiden, ia sendiri melayani sebagai seorang pendeta Reformed.
Kuyper mengerti isu sentral yang dihadapi gerejanya pada masa itu. Gereja berhadapan dalam peperangan sengit sampai mati antara dua cara pandang yang sama kuat; yang satu berdasarkan manusia, pengetahuannya, dan kemampuannya sedangkan yang lainnya berserah kepada Kristus semata. Karena kedua sistem, sekularisme dan Kekristenan, mengatakan kedaulatan terhadap seluruhnya, jadi tidak ada kompromi yang memungkinkan. Logikanya tidak dapat dibantah, jika Kristus adalah Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, maka setiap lapisan masyarakat, budaya, dan pemikiran adalah milik-Nya dan harus dibawa di bawah kekuasaan-Nya. Kuyper menerapkan pikirannya yang dalam serta kesalehan yang sungguh-sungguh terhadap benturan besar dari cara pandang ini, memanggil orang-orang Kristen untuk bergabung bersamanya. Ia adalah tenaga pendorong di balik gerakan neo-Calvinis Belanda yang mencoba untuk membentuk ulang negara berdasarkan kebenaran Kristen.
Karirnya luar biasa dan panjang. Pria yang memiliki berbagai talenta ini mendirikan Free University of Amsterdam pada tahun 1880 dan juga menjadi editor dari sebuah harian surat kabar dan editor sebuah koran mingguan gereja serta mendirikan partai politik – partai demokrasi Kristen pertama di dunia.
Melalui tugasnya sebagai editor dari dua harian itu, Kuyper berusaha mendidik, menyalurkan inspirasi, dan memobilisasi umat Kristen untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan dengan berbagai talenta yang mereka miliki serta di dalam berbagai aspek kehidupan yang mereka jalani. Ia bahkan melayani sebagai Perdana Menteri Belanda dari tahun 1901 hingga 1905.
Kuyper percaya bahwa setiap cara pandang mulai dengan presaposisi, sebuah asumsi yang diterima berdasarkan iman. Setiap budaya, teks, dan gerakan didasarkan atas sebuah cara pandang yang dapat dianalisa. Kuyper meninggal di usianya ke-83 pada tahun 1920 di kota Den Haag.
R.C. SPROUL
(1939-sekarang)

Dr. Robert Charles Sproul dilahirkan pada tahun 1939 di kota Pittsburgh, Amerika Serikat. Sekarang ini, dia adalah pendiri dan ketua dari Ligonier Ministries, lembaga pelayanan Sproul yang didirikannya pertama di kota Ligonier, wilayah Pennsylvania sejak 30 tahun yang lalu. Kemudian demi makin meningkatkan efektivitas pengajaran Sproul dan menjawab permintaan pelayanan yang makin besar maka kantor Ligonier Ministries ini dipindah ke kota Orlando, wilayah negara Florida dengan nama lembaga yang tidak diubah.
Dr. R.C. Sproul mengisi program siaran radio internasional yang bernama Renewing Your Mind dimana program siaran ini telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun kepada kira-kira dua juta orang yang mendengarnya setiap minggu melalui lebih dari 235 radio station di Amerika dan kepada lebih dari 40 negara-negara lainnya. Sproul adalah guru, teolog, dan pendeta yang dihormati. Sproul melayani sebagai pendeta senior yang berkhotbah dan mengajar di St. Andrew’s Chapel yang bertempat di Florida. Sproul juga adalah guru senior di Presbyterian Church in America.
Sebelumnya, Sproul adalah editor umum dari The Reformation Study Bible, yang lebih dikenal dengan nama The New Geneva Study Bible. Sebagai penulis, dia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak artikel yang ditulisnya untuk penerbitan National Evangelical. Dia juga menghasilkan 300 bahan kuliah dan yang telah direkam lebih dari 80 seri video baik dalam bidang sejarah filsafat, theologi, PA (pendalaman Alkitab), apologetika, maupun kehidupan Kristen. Beberapa buku diantaranya seperti buku ‘Chosen by God’, ‘The Holiness of God’, dan ‘The Glory of Christ’. Di Indonesia pun, kini kita sudah bisa dengan mudah mendapatkan buku-buku tulisan Sproul yang berbobot yang telah diterjemahkan seperti buku ‘Kekudusan Allah’ dan ‘Hanya melalui Iman’.
Sproul mendapatkan gelarnya dari Westminster College, Pittsburgh Theological Seminary, dan The Free University of Amsterdam (Universitas yang didirikan oleh Abraham Kuyper). Dia menjadi dosen di beberapa kampus dan seminari, termasuk Reformed Theological Seminary di kota Orlando, wilayah negara Florida, dan kota Jackson, wilayah negara Mississippi dan Knox Theological Seminary kota Ft. Lauderdale, di wilayah negara Florida