Secara umum kasih Allah dinyatakan melalui pemeliharaan-Nya atas seluruh alam semesta dan segala makhluk hidup yang diciptakan-Nya. Dia tidak hanya menciptakan dunia beserta segala isinya, tetapi juga berperan aktif dalam mengatur dan memelihara seluruh ciptaan-Nya. Dia mengasihi dunia ciptaan-Nya dan menyediakan kebutuhan makhluk ciptaan-Nya.
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup. (Mazmur 145:15)Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26)
Seluruh makhluk hidup berada dalam pemeliharaan Allah. Bahkan, makhluk yang kecil pun Allah pelihara. Mereka tidak kekurangan suatu apapun. Terlebih lagi kita, manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, tentu akan dipelihara-Nya.
Selanjutnya, secara khusus kasih Allah dinyatakan melalui anugerah keselamatan yang diberikan-Nya kepada kita, umat pilihan-Nya. Dia mengampuni segala dosa kita, membebaskan kita dari perbudakan dosa, dan mengaruniakan hidup kekal kepada kita. Ada harga yang teramat sangat mahal yang harus dia bayar untuk melakukan semua itu, yaitu pengorbanan Putra-Nya yang tunggal sebagai ganti kita.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)
Itulah pernyataan kasih Allah yang terbesar. Dia telah menyerahkan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, yang sangat dikasihi-Nya, menjadi korban tebusan bagi keselamatan kita. Semua ini membuktikan betapa besar kasih-Nya pada kita. Bila kita sungguh-sungguh memahami dan menyadari semua ini, tentu kita tak akan pernah meragukan kasih Allah pada kita lagi.
Bukan hanya Bapa yang mengasihi kita dengan kasih yang besar, Yesus Kristus pun mengasihi kita dengan kasih yang mengagumkan.
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:6-8)Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:16)
Yesus rela melepaskan segala kemuliaan sorgawi yang dimiliki-Nya, berinkarnasi menjadi manusia, dan mengambil rupa seorang hamba. Dia rela menyerahkan nyawa-Nya dan mati di atas kayu salib menjadi korban tebusan bagi keselamatan kita. Semua itu dilakukan-Nya dengan penuh kasih dan kerelaan, bukan dengan terpaksa (bd. Yoh 10:17-18).
Perlu kita pahami pula bahwa Allah mengasihi kita bukan karena kita telah berbuat baik kepada-Nya. Sebaliknya, kita justru telah berbuat dosa kepada-Nya. Kita telah hidup dalam ketidaktaatan dan pemberontakan kepada-Nya. Kita layak menerima murka dan hukuman Allah.
Akan tetapi, justru pada saat itulah, saat kita masih hidup dalam dosa, Allah menyatakan kasih-Nya pada kita dengan mengaruniakan yesus Kristus bagi kita (Rm 5:8). Oleh kasih dan rahmat-Nya yang besar, Allah mengaruniakan hidup baru kepada kita.
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. (Efesus 2:3-7)
Lebih daripada itu, Allah juga mengadopsi kita menjadi anak-anak-Nya. Kita, yang adalah pemberontak-pemberontak di hadapan-Nya, justru diangkat menjadi anak-anak-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. (Efesus 1:5)Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. (1 Yohanes 3:1a)
Semua ini jelas membuktikan betapa besarnya kasih Allah pada kita. Tak ada seorang manusia pun di dunia ini yang dapat memberikan kasih sebesar kasih Allah itu. Kasih-Nya murni dan tulus. Kasih-Nya tidaklah didasarkan pada perbuatan baik kita, melainkan hanya didasarkan pada rahmat dan belas kasihan-Nya saja. Sungguh luar biasa dan mengagumkan kasih Allah itu!
Akhirnya, marilah kita senantiasa berusaha menghayati kasih Allah itu dalam seluruh aspek hidup kita. Biarlah doa rasul Paulus bagi jemaat di Efesus juga menjadi doa kita.
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. (Efesus 3:18-19)