Dalam pengajaran-Nya Yesus menggunakan cerita-cerita. Ini bukan hanya membangkitkan perhatian dengan segera tetapi juga menguasai perhatian orang-orang yang mendengar. Itu adalah suatu metode yang menolong untuk memberikan kesan kebenaran yang tidak dapat dihilangkan dari pikiran.
1. Mengapa Yesus berbicara dalam perumpamaan?
“Maka datanglah musid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberikan karunia untuk mengerti rahasia Kerajaan Surga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Allah berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat; dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.’ “ Matius 13:10-113.
Catatan: Ketika Ia mengajar dalam perumpamaan, orang-oranag yang ingin mengetahui apa yang diajarkan Yesus dengan mudah dapat mengetahuinya. Tetapi metode-Nya yang menggunakan perumpamaan mudah menutupi keberadaan dari musuh-musuh-Nya yang ingin mempersalahkan Dia.
2. Dari mana diperoleh Kristus cerita-cerita yang Ia sajikan itu?
Biasanya cerita-ceritanya diambil dari alam, hal-hal yang dikenal oleh para pendengar. Ia berbicara tentang lalang (Matius 13:24-30), tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9), domba yang hilang (Matius 18:12-14), penabur (Markus 4:3-9), biji sesawi (Lukas 13:6-9), pohon ara (Matius 24:32,33). Banyak dari perumpamaan-Nya berhubungan dengan bermacam-macam pengalaman kehidupan seperti para pekerja kebun anggur (Matius 20:1-16), sepuluh anak dara (Matius 25:1-13), atau rumah di atas batu dan pasir (Lukas 6:47-49).
3. Seringkah Yesus mengajar dengan perumpamaan?
”Semuanya itu disampaikan kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun, tidak disampaikan-Nya kepada mereka.” Matius 13:34.
Catatan: Setelah Yesus mengajar dalam perumpamaan Dia sudah menggenapi nubuatan yang disebutkan dalam Mazmur 78:2, dimana Daud telah meramalkan Kristus menggunakan metode ajaran ini.
4. Untuk memahami kebenaran prinsip dasar apa yang disebutkan Yesus?
“Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 7:17.
Catatan: Satu kali Yesus memberikan pertanyaan, “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku.” Kemudian Ia member jawabnya: “Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.” Yohanes 8:43. Syarat mutlak kepada pengertian akan kebenaran ialah penyerahan dan dedikasi kepada Allah. “Barang siapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.” Yohanes 8:47.
KESIMPULAN
Ingat bahwa kebanyakan perumpamaan mengajarkan satu kebenaran. Beberapa tahun kemudian para pendengar-Nya dapat melihat beberapa hal yang digunakan Kristus dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya lalu mengingat ajaran-Nya. Ajaran perumpamaan membuat orang memberikan pertanyaan Metode Kristus menarik semua golongan manusia.