Jumat, 22 Juli 2011

KESAKSIAN LYDIA KANDAU

Lydia Kandau: Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya Kehidupan artis atau selebritis tak pernah lepas dari gosip. Demikian ungkapan yang sudah mengakar di khalayak umum. Hal ini bisa dimaklumi, karena bagaimana pun artis adalah public figure. Demikian halnya yang dialami oleh artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya dalam pelayanan telah membuatnya seperti tenggelam dari keartisannya. Walau demikian, label artis yang telah disandangnya masih melekat. Saat ini ia kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja. Bahkan baru-baru ini ia mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem. Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi. Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah. Sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, Ia kerap mengisi hari-hari Ahadnya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya.

"Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan,"

ungkapnya.
Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuatnya berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu. Anaknya Sakit Aneh Sampai saat anak keduanya mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka,"

kisahnya. Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah.



"Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak

saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam

kebisuan. Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya

dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan

sudah begitu baik ada saya," akunya. Seketika itu

juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta

ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya. Ia

betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan.




"Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan

amin, hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong

rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus

dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.




Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam

keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi.

Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus

kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu

Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya

Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan

anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup

melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat

kutanggung di dalam Engkau."




Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian

yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya

tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan

sembuhkan anak saya," paparnya. Ternyata ajaib, satu

jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka.

"Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia

bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak

ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami

suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak

seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita.

Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak

saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya.

Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap

syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah.

"Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.

Setia Melayani




Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani

Tuhan.




"Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa

Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya. Ternyata

badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui

kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus

membawa anak-anaknya.




"Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak

dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan

macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu

kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bisa

saya ke gereja," kilahnya.




Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu

biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi.




"Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti

itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia

tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga.

Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin

menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang

saya atau anak-anak ke gereja.




"Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.




Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut

ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar,

tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja.




"Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak

melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam

kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.




Isu Dis-Harmoni




Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron

"Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah

disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah

tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas

Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu

punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang

Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya,

ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus

menghargai orang lain yang berbeda dengan dia,"

ungkapnya.




Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang

nampaknya kian hari intensitasnya kian padat?




"Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya. Saat

ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah,

ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau

mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga

menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering

tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal

beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum

tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan,

katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal

akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagi

Tuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.