Selasa, 05 Juli 2011

Hanya Allah yang mengetahui masa depan

 

 

Penelitian tentang penggenapan nubuat Alkitab memberikan bukti yang melimpah
ruah bahwa Allah berkuasa atas sejarah manusia. Meskipun kejadian
sehari-hari memperlihatkan adanya kekacauan, tangan Allah masih
bekerja di belakang sejarah masa kini untuk menggenapkan kehendak
ilahi dalam seluruh bagian Alkitab. Satu per satu dari ketiga masa
pembuangan bangsa Israel telah dinubuatkan: pembuangan mereka yang
pertama di Mesir, yang berlangsung selama 430 tahun, pembuangan
selama 70 tahun di Babilonia, dan penyerakan orang-orang Yahudi ke
seluruh dunia selama 2000 tahun terakhir ini. Setiap kali bangsa
Israel berada di luar Tanah Perjanjian, berapa lama pembuangan itu
akan berlangsung sudah diberitahukan terlebih dahulu oleh Allah.
Dan,
“Apakah maksud atau tujuan-Nya dalam sejarah maupun kehidupan
kita?”

Secara luar biasa, kelahiran kembali negara Israel pada 15 Mei 1948,
telah dinuatkan oleh Yehezkiel lebih dari 25 abad sebelum peristiwa
ini terjadi
. Siapa pun yang mau meneliti tanda ini dapat melihat
dengan jelas bahwa sejarah berlangsung mengikuti suatu pola yang
mengandung suatu tujuan, suatu rancangan yang telah diletakkan
berabad-abad yang lalu dalam firman Allah. Pertanyaan yang harus kita
ajukan adalah sebagai berikut, “Siapakah perancangnya?”
Alkitab
sendiri menyatakan bahwa tanda berupa penggenapan nubuat merupakan
bukti yang sempurna bahwa Kitab Suci ditulis berdasarkan inspirasi
Allah. Perkataan Nabi Yesaya menyatakan dengan jelas bahwa Allah
sendiri telah mengemukakan bahwa fenomena dari kejadian-kejadian yang
ternyata telah dinubuatkan secara benar dan tepat merupakan bukti
absolut bahwa Allah telah mengilhami penulis-penulis Alkitab untuk
menulis Kitab Suci. Nabi Yesaya mencatat pernyataan Allah:
”Nubuat-nubuat yang dahulu, sekarang sudah menjadi kenyataan,
hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul,
Aku mengabarkannya kepadamu” (Yesaya 42:9).
Tidak
seorang pun, kecuali Allah, dapat menubuatkan peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi di masa mendatang secara rinci. Bahkan setan dan
roh-roh jahatnya pun tidak bisa. 25 abad yang lalu Nabi Yesaya
menuliskan kata-kata yang penuh kuasa ini langsung dari (mulut) Allah
yang perkasa, ”Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala,
bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan
tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang
kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang
berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan
Kulaksanakan” (Yesaya 46:9, 10). Alkitab mengandung 1817 nubuat
individual mengenai 737 subjek yang terpisah dalam 8352 ayat Alkitab.
Nubuat-nubuat yang sedemikian banyak ini mencakup 27 % dari semua
(31.124) ayat yang terdapat dalam seluruh Kitab Suci.
Sejumlah besar
sarjana teologia telah menyelidiki sebagian besar dari nubuat-nubuat
ini maupun rincian penggenapannya sebagaimana telah dibuktikan oleh
banyak tanda atau historis, selama 2 ribu tahun terakhir ini.
Hanya
Allah Dapat Menubuatkan Masa Depan secara TEPAT
Meskipun
dunia ini dipenuhi dengan teks-teks rohani yang ditulis oleh sejumlah
besar penulis agama, suatu pemeriksaan yang saksama atas literatur
ini memperlihatkan bahwa tidak satu pun dari teks-teks ini mengandung
nubuat-nubuat terperinci yang telah digenapi. Alasannya cukup
sederhana: karena tidak seorang pun kecuali Allah dapat mengetahui
tentang masa depan secara akurat. Filsuf-filsuf agamawi yang menulis
teks-teks lainnya telah bersikap cukup bijak untuk tidak mencoba
menyampaikan nubuat-nubuat secara terperinci karena nubuat-nubuat
semacam itu akan cepat membuktikan bahwa para penulisnya sesat.
Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam:
"Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada
Allah selain daripada-Ku. Siapakah seperti Aku? Biarlah ia
menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya
kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang
akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya
kepada kami!” (Yesaya 44:6,7). Literatur klasik dan agamawi buah
pena orang-orang Yunani, Romawi, dan kebudayaan Timur Tengah lainnya
tidak mengandung nubuat-nubuat terperinci tentang
peristiwa-peristiwa, manusia-manusia, atau hal-hal yang cenderung
terjadi di masa yang akan datang. Bahkan tidak ada nubuat yang
memberitahukan tentang akan datangnya pemimpin-pemimpin agamawi
dunia. Hanya nubuat-nubuat Perjanjian Lama memberikan sejumlah besar
rincian yang tepat tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus
dari Nazaret.
Meskipun
sangat sulit dan bahkan sebenarnya tidak mungkin untuk menebak
tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang,
sejumlah besar nabi palsu telah berusaha untuk membuat
ramalan-ramalan di masa lalu dan melanjutkan kegiatannya dalam
generasi kita. Akan tetapi, ramalan-ramalan manusia ini hampir selalu
salah, kecuali segelintir tebakan yang beruntung. Sebagaimana yang
telah saya tuliskan dalam buku pertama saya, Armageddon-Apointment
With Destiny
(halamn 14,15), suatu penyelidikan yang menarik
tentang pernyataan-pernyataan ramalan ahli-ahli kebatinan New Age
(Zaman Baru) yang dikenal dengan sebutan The Shattered Crystal
Ball
(Bola Kristal yang Hancur) telah membuktikan bahwa
ramalan-ramalan ahli-ahli kebatinan modern ini ternyata salah dan
tidak bisa diandalkan. ”Penyelidikan ini menganalisis ketepatan
dari sepuluh ahli kebatinan terkemuka yang ramalan-ramalannya
diterbitkan selama periode tiga tahun, yakni pada tahun 1976 sampai
dengan tahun 1979. penyelidikan ini membandingkan semua ramalan yang
sudah diterbitkan dengan angka kesuksesan atau kegagalannya.
Hasil-hasilnya sangat mengejutkan: 98 persen ramalan-ramalan mereka
sama sekali tidak benar! Hanya 2 persen dari ramalan-ramalan mereka
digenapi...enam dari kesepuluh ahli kebatinan tersebut selalu (100
persen) salah.
Beberapa
penulis Zaman Baru telah mengemukakan bahwa beberapa peramal seperti
Nostradamus (1555 Masehi) mampu memprediksi masa depan. Banyak
penulis Zaman Baru modern telah mengatakan bahwa Nostradamus bahkan
telah meramalkan bahwa Adolph Hitler akan menjadi pemimpin masa depan
bangsa Jerman dalam ratusan ramalannya yang dinamainya ”Centuries”
(”Abad-Abad”). Pernyataan ini sama sekali tidak benar! Malah
sebenarnya Nostradamus tidak pernah menyebut nama Adolph Hitler dalam
ramalan-ramalannya. Perkataannya yang paling dekat dengan ”Hitler”
adalah ketika ia menyebutkan kata ”Ister” dalam beberapa ramalan
yang menurut mayoritas penerjemahnya, berbicara tentang suatu sungai
di Eropa, yakni Sungai Ister yang adalah anak Sungai Danube. Akan
tetapi, beberapa pengarang yang menulis analisa mereka setelah Perang
Dunia II telah membuat suatu pernyataan yang sesat bahwa Nostradamus
benar-benar telah meramalkan sejarah Hitler, diktator Jerman
tersebut. Anehnya, mereka mengemukakan bahwa nama ”Hitler” cukup
mirip dengan kata ”Histler” yang tidak begitu berbeda dengan kata
aktual ”Ister” yang terdapat dalam prediksi Notradamus! Penulis
Zaman Baru, Erika Cheetham, yang menulis buku The Final Prophecies
of Nostradamus
pada 1989, mengakui dalam bukunya bahwa, ”Sampai
1936, boleh dikata, semua komentator yang mengupas Centuries
berpendapat bahwa kata Ister berkaitan dengan Sungai Danube.”
Bahkan pendukung utama Nostradamus, seperti Henry C. Roberts, editor
buku The Complete Prophecies of Nostradamus, (Jericho,
N.Y.:Nostradamus, Inc. 1976) mengakui dalam Kata Pendahuluannya bahwa
tulisan-tulisan yang merupakan ramalan dari Nostradamus ini ”tidak
dapat dipahami”. Ia menulis bahwa prediksi atau ramalan tentang
masa depan tersebut ”tidak dapat dipahami, kacau balau, dan
berbicara tentang hal-hal yang belum diketahui/dikenal dan
diterima/diakui manusia. Bait-bait sanjak empat baris yang ditulisnya
secara janggal, terpecah-pecah, dan kacau balau serta tidak karuan,
baik dalam bahasa Prancis maupun Inggris, merupakan tanda atau ciri
khas media ramalannya.”
Penulis-penulis
Zaman Baru lainnya telah memuji-muji ketepatan ramalan-ramalan Edgar
Cayce yang dijuluki sebagai ”nabi tidur”-nya Amerika pada awal
abad ini. Saya telah mewawancarai, baik Hugh Lynn Cayce, anak
laki-laki Edgar Cayce, maupun cucu laki-lakinya pada awal 1970-an di
pusat riset mereka di Virginia Beach, Virginia. Dalam wawancara yang
mengesankan itu, mereka menceritakan tentang riset yang telah mereka
selesaikan atas suatu naskah yang memperlihatkan sejumlah besar
ramalan salah yang telah dibuat oleh Edgar Cayce pada masa karirnya.
Beberapa ramalan sesat yang dikemukakan oleh Cayce adalah tentang
letak tambang-tambang minyak atau sumber-sumber mineral. Oleh sebab
itu, saya tidak merasa heran ketika mereka mengatakan bahwa mereka
tidak bermaksud untuk menerbitkan naskah tersebut.

Tidak
Seorang pun Mengetahui Masa Depan kecuali Allah
Kemampuan
manusia untuk meramalkan dengan tepat kecenderungan-kecenderungan
atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang
sebenarnya sama sekali tidak ada selain dari tebakan-tebakan yang
beruntung. Meskipun umat manusia mempunyai pengetahuan tinggi dan
kemampuan berpoikir yang cemerlang, kita tidak dapat meramalkan
kecenderungan-kecenderungan dan peristiwa-peristiwa masa depan.
(bersambung
ke bagian 3).
Sumber:
TANDA TANGAN ALLAH, Grant R. Jeffrey, Jakarta: YPI Imanuel