Anda mungkin berpikir bahwa Alkitab tidak banyak berbicara tentang pengangguran. Di dalam Alkitab, siapa yang kehilangan pekerjaan? Tidak banyak, tapi ada. Raja Saul kehilangan posisinya yang menguntungkan sebagai pimpinan dan digantikan oleh orang baru yang bertalenta dari golongan penggembala, dan tukang perak di Efesus yang mungkin memberhentikan pekerjanya karena kondisi ekonomi yang menurun setelah Paulus berhasil dalam misinya di sana (Kisah Para Rasul 19).
Meskipun tidak ada pasal yang secara langsung membahas "pengangguran", Alkitab memberi kita prinsip-prinsip tentang bekerja yang akan membantu kita ketika kita tidak punya pekerjaan. Tuhan memiliki pandangan yang sangat positif tentang pekerjaan. Tuhan adalah Seorang Pekerja dan bekerja adalah hal yang penting dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Pekerjaan adalah bagian dari ciptaan Tuhan -- kita diciptakan sebagai pekerja dan dirancang oleh Tuhan untuk bekerja dan mengatur dunia di sekitar kita. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, bekerja menjadi hal yang sulit dan melelahkan, namun bekerja tetap menjadi bagian dari apa yang kita lakukan di dunia ini. Tuhan memberi kita karunia dan kebijakan untuk memampukan kita bekerja dan berkuasa di dunia kita.
Namun, pandangan masyarakat yang tinggi terhadap pekerjaan bukanlah pandangan Alkitab. Bekerja bukanlah akhir, atau pun berarti hingga akhir. Seperti orang-orang buangan pada masa Yeremia yang ditujukan untuk bertahan hidup, bekerja, berkeluarga sambil menunggu mereka pulih, sehingga kita sebagai "orang asing dan orang buangan" di dunia yang terus berubah ini mampu bekerja (Yeremia 23, 1 Petrus 1). Tuhan mengharapkan kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga kita dan untuk dibagikan kepada orang lain (1 Tesalonika 4:11-12, 2 Tesalonika 3:11-12, Efesus 4:28).
Menjadi pengangguran adalah hal yang sulit untuk diatasi, tetapi kita harus melihat segala sesuatu seutuhnya di bawah kendali dan kuasa Tuhan. Dengan memahami apa yang Alkitab katakan tentang pekerjaan bisa membantu kita menerima pandangan ini dan hal ini akan membantu kita memahami pengangguran. Berikut empat poin yang perlu diperhatikan:
1. Tuhan adalah mahakuasa. Hal pertama yang perlu dipahami adalah bahwa tidak ada satu pun yang terjadi tanpa kendali Tuhan. Mudah bagi kita untuk memandang pengangguran sebagai bencana besar dan sesuatu yang benar-benar negatif. Menjadi pengangguran adalah hal yang sulit, tetapi kita harus melihat segala sesuatu seutuhnya di bawah kendali dan kuasa Tuhan. Tuhan tidak melupakan kita. Dia tetap memerhatikan kita dan akan menjaga kita. Kita harus mengingatkan diri kita sendiri tentang apa yang Tuhan katakan ketika kita menghadapi pencobaan hidup, seperti dalam Ayub 1-2 (khususnya 1:20-22), Filipi 4:11-13, Roma 5:1-5; 8:28-37, 2 Korintus 1:3-11, 1 Petrus 1:3-9.
Nilai Anda sebagai seseorang didasarkan pada hubungan Anda dengan Tuhan melalui Yesus.
2. Masyarakat kita sangat memerhatikan apa yang kita kerjakan, membohongi kita, sehingga kita cenderung percaya, bahwa nilai diri kita ada pada pekerjaan kita dan apa yang kita capai. Firman Tuhan mengatakan kepada kita bahwa pekerjaan adalah hal yang fana. Bahkan prestasi yang paling hebat pun di dunia ini akan berlalu (Pengkhotbah 2:17-24). Yang menjadi masalah adalah hubungan kita dengan Tuhan dan ketaatan pada perintah-Nya (Pengkhotbah 12:13-14). Apa pun pekerjaan Anda atau apakah Anda punya pekerjaan atau tidak, Tuhan mengasihi Anda, Anda diciptakan segambar dengan Tuhan, diampuni melalui darah Anak-Nya yang kudus. Anda berharga dan penting dan berguna di mata Tuhan.
3. Tidak mau bekerja dan malas adalah salah. Menjadi pengangguran tidak salah, tetapi menjadi salah bila tidak mau bekerja dan mengambil tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan orang lain, seperti yang Paulus katakan kepada jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika 3:6-11). Bila Anda tidak mau bekerja, Anda seharusnya tidak makan. Orang-orang yang malas seharusnya tidak boleh membebani orang lain.
4. Seorang pengangguran harus bekerja. Bahkan seorang yang bekerja tanpa dibayar sekalipun harus mengerjakan banyak hal; kita tidak boleh bermalas-malasan. Setidaknya ada dua "pekerjaan" untuk orang yang tidak punya pekerjaan:
- Mencari pekerjaan sebagai pekerjaan utama. Orang yang tidak punya pekerjaan dibayar dengan "upah mencari kerja" dan Anda harus berkomitmen dengan jumlah jam setiap minggunya seperti orang yang bekerja, mencari pekerjaan, pergi ke agen-agen tenaga kerja, datang langsung, menulis surat lamaran, menelepon. Ingatlah, Tuhan yang mengendalikan dan akan menyediakan kebutuhan kita. Bersabarlah dan terus berdoa.
- Tetaplah menjadi orang Kristen. Sangat mudah menjadi patah semangat dan mementingkan diri sendiri ketika Anda menghadapi penderitaan dan kesulitan. Anda perlu bekerja keras untuk mendengarkan firman Tuhan setiap minggu, untuk berdoa dan terus aktif dalam persekutuan Kristen. Setelah mencari pekerjaan pun, Anda bisa menggunakan waktu luang selama minggu itu untuk melayani orang lain.
Diterjemahkan dari: @work
Judul asli artikel: "The Bible on Unemployment"
Penulis: Phil Wheeler