Dikotomi Atau Trikotomi?
Selama berabad-abad, ke-2 istilah ini telah menimbulkan begitu banyak perdebatan di dalam pengajaran iman Kekristenan. Dan dari kedua macam pandangan ini, timbullah 2 kubu yang berbeda di dalam Tubuh Kristus, yaitu pihak yang pro-dikotomi dan pihak yang pro-trikotomi. Tentu saja kedua kubu ini, masing-masing memiliki alasannya tersendiri.
Lantas apakah pengertian dikotomi dan trikotomi ini?
Sebenarnya ke-2 istilah itu adalah untuk menggambarkan komposisi yang menyusun seorang manusia. Pendapat yang mengatakan bahwa manusia hanya terdiri dari 2 unsur, yaitu: unsur materi (tubuh) dan unsur rohani (jiwa atau roh) disebut: dikotomi.
Sedangkan pendapat yang menyatakan bahwa manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu: tubuh, jiwa, dan roh, disebut: trikotomi. Agar lebih, coba kita bahas kedua istilah itu secara terpisah.
DIKOTOMI
Dikotomi menyatakan bahwa manusia hanya terdiri dari 2 unsur saja, yaitu: tubuh dan jiwa (atau roh) saja. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara jiwa dan roh, sebab keduanya diyakini sebagai unsur yang sama, yaitu yang bersifat rohani. Contoh gereja dikotomi: Reformed Church, Methodist, gereja2 tradisi, dll.
Ayat-ayat Alkitab yang mendasari dikotomi:
Yakobus 2:26 – “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Matius 10:28 – “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”
Alasan-alasan yang umumnya dipergukanan untuk mendukung dikotomi:
Memang di Alkitab ada kata roh dan jiwa, tetapi selalu menggambarkan sesuatu yang sama, yaitu bagian yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Tubuh fisik adalah bagian luar yang kelihatan, sedangkan jiwa adalah bagian dalam yang tak kelihatan.
Kalau jiwa dan roh itu tidak sama, dan jika rasio, emosi, dan kemauan adalah bagian dari jiwa, mengapa Tuhan yang adalah Roh juga memiliki rasio, emosi, dan kemauan?
Jika jiwa itu timbul karena Tuhan meniupkan nafas (roh) kepada tubuh manusia, lalu bagaimana dengan jiwa binatang? Apakah jiwa binatang itu juga timbul karena roh binatang yang masuk ke dalam tubuhnya? Pengkhotbah 3:18-21 dengan jelas menyatakan bahwa binatang juga ada rohnya.
Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: "Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang." Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas (bahasa asli: roh) yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia. Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu. Siapakah yang mengetahui, apakah nafas (roh) manusia naik ke atas dan nafas (roh) binatang turun ke bawah bumi. (Pengkhotbah 3:18-21)
Bantahan dari pihak trikotomi:
Yang bersifat fisik tidak selalu kelihatan, contohnya udara, walaupun adalah benda materi tetapi ia tidak kelihatan. Dan yang tidak kelihatan juga belum tentu hanya ada 1 macam saja, roh dan jiwa tetap berbeda, walaupun keduanya sama-sama tidak kelihatan.
Tuhan memiliki rasio, perasaan, dan keinginan, sebab Dia adalah Roh di atas segala roh. Walaupun Tuhan adalah Roh, tetapi Dia adalah pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan, jadi kwalitasnya berbeda.
Binatang punya roh? Masak sih!? (kata orang, binatang tidak ada rohnya, cuma ada jiwa aja).
TRIKOTOMI
Yang mula-mula mempopulerkan trikotomi adalah Watchman Nee (1903-1972) seorang hamba Tuhan dari China, melalui bukunya yang diterbitkan dalam 3 volume dan berjudul: “Spiritual Man”. Ia menyatakan bahwa sebenarnya manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu: tubuh, jiwa, dan roh. Lebih jauh dikatakan bahwa tubuh terdiri dari tulang, daging, darah, panca indra dan organ-organ tubuh. Sedangkan jiwa terdiri dari rasio, emosi, dan kemauan. Binatang berbeda dari manusia, sebab binatang hanya terdiri dari tubuh dan jiwa saja, tanpa hati nurani. Contoh gereja trikotomi: gereja Pantekosta, karismatik, dll.
Ayat-ayat Alkitab yang mendasari trikotomi:
I Tesalonika 5:23 – “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Ibrani 4:12 – “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Alasan-alasan yang umumnya dipergukanan untuk mendukung trikotomi:
Manusia berbeda dengan binatang, karena binatang hanya punya tubuh dan jiwa, sedangkan manusia memiliki roh, sehingga ia menjadi satu-satunya makhluk hidup yang memiliki kesadaran akan eksistensi dirinya, sifat religius, dan dapat berhubungan dengan penciptanya.
Bila roh dan jiwa sama, mengapa di Alkitab sering dibedakan dalam pemakaiannya. Contohnya Ibrani 4:12, sendi dan sumsum, serta pertimbangan (rasio / logika) dan pikiran hati (moral / nurani) menggunakan analogi yang berbeda, jelas jiwa dan roh juga berbeda. Dan untuk Tuhan hanya digunakan kata Roh saja, kalau sama, kenapa Roh Kudus tidak pernah disebut Jiwa Kudus?
Bantahan dari pihak dikotomi:
Manusia berbeda dengan binatang, bukan karena perbedaan pada roh atau jiwanya, melainkan karena manusia diciptakan oleh Tuhan menurut gambaran-Nya sendiri (peta dan teladan), tetapi binatang tidak. Jadi ada jiwa manusia dan jiwa binatang.
Tuhan disebut Roh karena Alkitab yang mengatakannya begitu. Kalau Alkitab dari semula menyebut Roh Kudus sebagai Jiwa Kudus, tentu sekarang kita juga akan menggunakan kata ‘Jiwa Kudus’.
Dampak yang timbul dalam gereja akibat perbedaan penafsiran tersebut adalah:
Timbulnya 2 kubu: dikotomi dan trikotomi. Perbedaan ini memberi potensi bagi timbulnya perpecahan dalam tubuh Kristus dan merupakan celah dimana nafsu kedagingan manusia serta intimidasi roh jahat dapat bekerja dengan semakin leluasa.Karena menganggap jiwa sama dengan roh, maka gereja-gereja dikotomi menjadi kurang maju di dalam masalah yang berhubungan dengan roh, tetapi jauh lebih berkembang pada masalah jiwani (rasio / logika).
Contohnya: doktrin dan pengajaran gereja-gereja dikotomi sangat kuat dalam menjelaskan dasar iman dan kebenaran dengan cara yang dapat diterima oleh nalar, tetapi sangat kurang dalam hal-hal yang berhubungan dengan spiritisme. Jadi untuk menolong orang yang kerasukan roh jahat, sebaiknya jangan cari hamba Tuhan dari gereja ini, tetapi kalau memerlukan pendalaman Alkitab, dasar-dasar kebenaran yang kokoh, silahkan belajar dari gereja ini. Kekurangan lain adalah: terlalu fokus pada masalah jiwa, akan membuat gereja mengokohkan diri pada doktrin, akibatnya seperti ahli taurat pada zaman Yesus, lambat-laun kasih di dalam gereja akan semakin dingin.Sebaliknya gereja-gereja trikotomi sangat maju dalam hal spiritisme, namun masalah doktrin kurang kuat dan lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman rohani. Terkadang pengalaman dijadikan sebagai pengajaran atau doktrin.
Gereja-gereja semacam ini sangat mudah menyerap semua pengajaran baru, terutama bila ada bumbu-bumbu penyedap seperti mujizat, kesembuhan ilahi, tanda-tanda ajaib / supranatural, dll. Memang gereja semacam ini bertumbuh sangat cepat dan dahsyat, tetapi karena kurang kokoh dalam dasar kebenaran dan berpegang pada Alkitab, akibatnya gereja bisa dengan mudah disesatkan oleh nabi-nabi palsu yang justru akan banyak muncul pada akhir zaman seperti dikatakan Alkitab.
Pengetahuan akan kebenaran saja, atau menyembah dalam roh saja tidak cukup bagi orang Kristen, karena hafal seluruh ayat Alkitab atau setiap detik berbahasa roh juga bukanlah hal yang paling Tuhan inginkan dari gereja-Nya. Firman mengatakan bahwa kita harus menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).
PILIH MANA, DIKOTOMI ATAU TRIKOTOMI?
Saya percaya kalau perbedaan ini Tuhan izinkan supaya tubuh Kristus dapat bertumbuh ke segala arah dengan efektif. Sebab karena berbagai keterbatasan, tidak ada satu manusia atau satu denominasi pun yang dapat 100% sempurna dalam memahami Tuhan kita yang maha dahsyat itu. Menurut saya, sebenarnya jika tubuh Kristus dapat diikat dan disatukan oleh kasih, maka gereja pasti menjadi sangat dengan kokoh, sehingga dikotomi dan trikotomi bukan masalah yang sangat fatal di dalam Kekristenan. Tetapi belakangan ini yang terjadi justru sebaliknya, masalah ini semakin diperuncing.
Perbedaan pemahaman tersebut tentu saja akan membuat perbedaan di dalam kita mengerti kebenaran. Untuk lebih memudahkan dalam memahami alasan ini, mari kita umpamakan manusia itu seperti sepotong kue buatan ibu saya. Setelah makan kue ibu, saya mengatakan kepada adik saya bahwa kue itu rasanya manis, tetapi adik tidak setuju. Ia berpendapat bahwa kue itu tidak hanya manis, tetapi juga sedikit asin. Saya bilang manis itu sama saja dengan asin, sebab keduanya tidak kelihatan, dan sama-sama memberi rasa enak pada kue itu. Namun adik saya bilang tidak sama, sebab manis itu rasa gula, sedangkan asin itu rasa garam. Kami sama-sama ngotot, dan karena perdebatan itu, kami berdua bukan hanya stress, masing-masing semakin percaya bahwa idenyalah yang paling benar. Tetapi anehnya, perbedaan pendapat kami itu tidak membuat rasa kue buatan ibu berubah, bentuknya, rasanya, dan teksturnya juga tetap sama.
Lalu apa hubungannya dengan ke-2 istilah tadi?
Manusia ‘khan bukan kue?Ini hanya sebuah perumpamaan saja. Alkitab memang tidak memberi penjelasan yang absolut mengenai komposisi manusia, sehingga ketika kita berusaha menyelidikinya dengan mengandalkan nalar dan penafsiran kita sendiri, maka mungkin saja kita membuat kesimpulan yang kurang tepat. Dan dari kesimpulan yang kurang tepat itu, tentu akan timbul masalah ketika kita hendak memutlakkannya bagi semua orang.
Walaupun perbedaan dalam dikotomi dan trikotomi tidak akan mempengaruhi kasih Kristus bagi umat-Nya dan keselamatan jiwa orang percaya, namun mempunyai pengaruh yang cukup signifikan di dalam pengenalan akan kebenaran dan praktek iman. Sama halnya dengan kue buatan saya dengan buatan adik saya. Mungkin buatan adik saya, lebih mirip kue buatan ibu, tetapi karena komposisinya yang berbeda, maka hasil yang didapatkan juga tidak sama. Tetapi kalau diharuskan untuk memilih, sebagai orang Kristen yang berusaha mencari kebenaran, saya akan memilih trikotomi.
Mengapa?
Sebab Alkitab tidak pernah dengan tegas menyatakan bahwa jiwa sama saja dengan roh. Sebaliknya, Ibrani 4:12 menyatakan bahwa jiwa dan roh memang sangat mirip dan erat kaitannya, sehingga sangat sulit untuk dipisahkan / dibedakan. Tetapi, sulit bukan berarti tidak bisa. Dari ayat itu pula, bisa diketahui bahwa untuk memisahkannya harus dengan pertolongan Firman Tuhan.
Oke, mari kita coba. Sebelumnya, kita kumpulkan dahulu sebanyak mungkin Firman yang berhubungan dengan roh dan jiwa di seluruh Alkitab:
1. TUHAN ADALAH ROH, TETAPI TUHAN JUGA MEMILIKI JIWA, DAN TUBUH.
Tuhan adalah Roh (2Kor. 3:17). Dan di Yoh 12:27, Yesus mengaku mempunyai jiwa, tentu selain itu Yesus juga memiliki tubuh. Namun berbeda dari tubuh jasmani manusia biasa, setelah kebangkitan-Nya dari kematian, tubuh-Nya telah diubahkan menjadi tubuh kebangkitan (tubuh kemuliaan), sehingga selain dapat makan ikan dan memberi tubuhnya diraba oleh Thomas, Yesus juga bisa muncul di dalam ruangan yang terkunci (Yoh 20:19,26).
Yesus adalah model kebangkitan yang sulung dari orang-orang mati (1Kor 15:20). Kalau Yesus hanya Roh saja tanpa tubuh, maka Ia tidak dapat melakukan hal-hal seperti itu. Karena Yesus adalah Firman dan Firman adalah Tuhan, maka Yesus adalah Tuhan, yaitu Tuhan yang adalah Roh tetapi sekaligus memiliki jiwa dan tubuh.
2. TUHAN DAPAT MEMBERIKAN SEBAGIAN ROHNYA, TETAPI TIDAK JIWANYA.
Tuhan dapat memberikan sebagian Roh-Nya kepada banyak orang, secara berulangkali, tetapi tidak seluruh Roh-Nya (Bil 11:17, 25; Why 22:6). Sedangkan Yesus memberikan seluruh jiwa (nyawa-Nya), bukan sebagian jiwa, dan untuk sekali saja (Yoh 19:30). Roh dapat dibagi-bagi, tapi jiwa tidak.
3. MANUSIA MEMILIKI ROH, JIWA, DAN TUBUH.
Walaupun sering disebutkan secara terpisah, dan tidak terlalu jelas perbedaannya, Alkitab jelas sekali menyatakan bahwa selain tubuh, manusia juga memiliki roh dan jiwa. Alkitab juga tidak pernah dengan tegas menyatakan bahwa jiwa sama saja dengan roh.
4. SELAIN MEMILIKI JIWA DAN TUBUH, BINATANG JUGA MEMILIKI ROH.
(Lihat: Pengkhotbah 3:18-21)
5. MANUSIA MEMILIKI DERAJAT YANG LEBIH TINGGI DARI BINATANG.
Karena manusia diciptakan sesuai dengan gambaran Tuhan dan memiliki sebagian roh (nafas) dari Tuhan menjadi hati nuraninya, sedangkan binatang tidak, maka roh manusia lebih tinggi derajatnya daripada roh binatang.
6. KATA JIWA SELALU DIPERGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN INDIVIDU.
Kata jiwa dipergunakan untuk menjelaskan jumlah individu, dan suatu oknum atau pribadi, maka jiwa dapat dijumlahkan, tetapi roh tidak. Jiwa + jiwa = 2 jiwa. Misalnya: ketika Petrus berkhotbah, yang bertobat ada 3.000 jiwa. Kalau roh + roh = roh. Sehingga untuk roh biasanya digunakan kata sebagian.
7. JIWA SAMA DENGAN NYAWA DAN DILAMBANGKAN DENGAN DARAH.
Alkitab berulangkali menyatakan bahwa jiwa atau nyawa ada di dalam darah dan jiwa selalu dilambangkan dengan darah, tetapi roh tidak. (Kej. 9:5; Im. 17:11; Ul. 12:23) Ini berarti jiwa (nyawa) lebih erat kaitannya dengan tubuh materi (darah) daripada hubungan antara tubuh dengan roh.
8. JIWA IDENTIK DENGAN AKAL BUDI, ROH IDENTIK DENGAN HATI NURANI.
9. TUBUH (DAGING) JUGA PUNYA KEINGINAN DAN PERASAAN, TETAPI SELALU BERTENTANGAN DENGAN KEINGINAN ROH.
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (Rom 8:6) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging --karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (Gal 5:17)
10. ROH MEMILIKI HAKIKAT YANG LEBIH TINGGI DARIPADA JIWA.
11. JIWA DAPAT DITEBUS / DISELAMATKAN, TETAPI ROH TIDAK.
Alkitab tidak pernah mencatat ada roh jahat yang bertobat dan diselamatkan, tetapi ada banyak sekali catatan mengenai penebusan jiwa (nyawa).
12. ROH BISA DIUSIR, TETAPI JIWA TIDAK, MELAINKAN HARUS DICABUT.
Untuk mengusir roh jahat, Anda harus memanggil Pendeta atau Paranormal, bukan Psikiater. Tetapi untuk mencabut nyawa seseorang, ia harus dibunuh dulu, bisa dengan merusak/membinasakan tubuhnya.Dengan sekian banyak informasi yang tersedia di dalam Alkitab, maka kita bisa mendapatkan beberapa pengetahuan dan fakta penting, yaitu antara lain:
Definisi dikotomi kita kenal yang selama ini ternyata kurang tepat. Dikotomi hanya benar jika untuk menjelaskan bahwa manusia terdiri 2 bagian yaitu: bagian yang kelihatan (tubuh) dan bagian yang tidak kelihatan (jiwa & roh). Tetapi bila dikatakan bahwa jiwa sama saja dengan roh, dalam hal ini dikotomi menjadi keliru, sebab pada kenyataannya jiwa memang tidak sama dengan roh, dan Tuhan bukan hanya Roh saja, tetapi juga memiliki jiwa dan tubuh.
Definisi trikotomi juga tidak sepenuhnya benar, karena ternyata binatang juga memiliki roh. Serta pemahaman bahwa rasio, perasaan, dan keinginan adalah bagian dari jiwa juga tidak sepenuhnya benar, sebab ada yang namanya keinginan roh dan keinginan daging. Ada perasaan roh, perasaan jiwa, dan perasaan daging, serta ada pula pengetahuan roh dan pengetahuan jiwa.
Pernyataan Alkitab bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambaran-Nya, sebaiknya tidak diterjemahkan dengan sederhana saja, tetapi juga perlu diperhatikan dari potensi, dan hakikat, serta komposisinya pula.
Berdasarkan semua informasi dan firman Tuhan yang di atas, maka saya akan mencoba membuat sebuah kesimpulan, yaitu: bahwa jiwa tidak sama dengan roh.Kalau tidak sama, dimanakah perbedaannya?
Bila diperhatikan dengan seksama, tampaknya jiwa punya hubungan yang sangat erat, baik dengan tubuh, maupun dengan roh. Tetapi tampaknya hubungan antara tubuh dengan roh, tidaklah seerat hubungan kedua unsur tersebut dengan jiwa. Sehingga jiwa tampak seperti sesuatu yang menghubungkan antara tubuh dengan roh. Kalau diumpamakan seperti buah semangka, maka tubuh itu adalah kulit luarnya, jiwa adalah kulit bagian dalamnya, dan roh adalah daging semangkanya.
a. Tubuh adalah bagian yang paling luar dan merupakan bagian materi (fisik / jasmani), karena itu tubuh memiliki banyak keterbatasan, sehingga ia menjadi yang paling kurang penting. Tubuh identik dengan daging, dan sifat-sifatnya kita sebut sifat daging. Daging memiliki perasaan: sakit, haus, lapar, lelah, pusing, dll. Keinginan daging sering diidentikkan dengan hawa nafsu yang disebut juga sebagai perbuatan daging (perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dsb. Gal 5:19-20) Keingingan daging berseteru dengan keinginan roh, karena keinginan daging adalah maut, sedangkan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rom. 8:6). Karena itu keinginan daging berlawanan dengan kehendak Tuhan, maka keingingan daging tidak dapat takluk kepada hukum Tuhan (Rom 8:7). Ilmu yang mempelajari tubuh daging disebut: anatomi, dan kedokteran.
b. Jiwa adalah bagian tengah yang menghubungkan antara tubuh dengan roh. Jiwa lebih penting daripada tubuh, karena jiwa memiliki potensi yang lebih besar yang melampaui keterbatasan tubuh. Setiap jiwa mewakili satu pribadi dan identik dengan akal budi. Segala sesuatu yang dialami tubuh diterima oleh jiwa dan dapat mempengaruhi roh, demikian pula segala sesuatu yang dialami oleh roh, dapat dimanifestasikan oleh tubuh juga disalurkan melalui jiwa. Tubuh dan roh dapat saling mempengaruhi tetapi harus melewati jiwa sebagai medianya. Jiwa memang identik dengan akal budi (rasio), tetapi jiwa tidak sama dengan akal budi, sebab akal budi adalah bagian dari jiwa. Jiwa dapat bertumbuh dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, pelatihan, dll. Jiwa juga memiliki keinginan: misalnya haus akan pengetahuan, kebenaran, dll. Selain itu jiwa juga memiliki perasaan, contohnya: penasaran, rasa ingin tahu, jatuh cinta, sedih, bad mood, berharap, terharu, dll. Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan jiwa: psikologi atau filsafat.
c. Roh adalah bagian terpenting dari komposisi manusia, karena ia memiliki potensi yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jiwa dan tubuh. Roh manusia adalah pemberian Tuhan dan merupakan bagian dari Roh Tuhan (Kej 2:7). Roh manusia punya keinginan yaitu menuruti kehendak Tuhan, sehingga hati nurani selalu ingin yang baik, maka roh dikatakan penurut, tetapi daging lemah (Mat.26:41). Roh punya pengetahuan (rasio) yaitu: mengenai apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan, tetapi telah terkontaminasi oleh dosa melalui pengetahuan jiwa akan apa yang jahat setelah tubuh manusia terkutuk karena kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden (Kej. 2:17). Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan roh: kebatinan, perdukunan atau paranormal.Setelah tahu akan perbedaan tersebut, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?
Sadarilah bahwa perbedaan itu telah menimbulkan penyakit di dalam tubuh Kristus, sehingga perlu segera diobati. Janganlah kita saling merendahkan dan menganggap diri sendiri paling benar, karena Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua itu. Terimalah dengan rendah hati dan lemah lembut kebenaran yang dapat memerdekakan kita, supaya kasih Kristus dan kuasa-Nya bekerja lebih efektif di dalam setiap gereja yang menjadi anggota tubuh-Nya.
Pelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Gereja-gereja trikotomi dan dikotomi harus bekerja sama untuk mengatasi kelemahan masing-masing diri, dengan cara:
Gereja dikotomi harus belajar hal-hal yang berhubungan dengan alam spiritual dan penyembahan dalam roh dari gereja trikotomi supaya Tuhan menambahkan lagi karunia-karunia rohani demi pembangunan gereja Kristus di akhir zaman.
Gereja trikotomi harus belajar mendalami firman Tuhan dan menggali Alkitab dari gereja dikotomi, supaya memiliki dasar-dasar iman dan kebenaran yang lebih kuat, sehingga tidak mudah mengalami penyesatan yang semakin hebat di zaman akhir ini.
Setiap kita yang telah membaca artikel ini harus semakin rajin membaca dan merenungkan firman Tuhan supaya jiwa kita bertumbuh pengetahuan yang bermanfaat bagi roh kita. Roh kita harus selalu dibangun dengan hubungan yang akrab dengan Roh Kudus, hidup senantiasa dipimpin oleh Roh, bukan oleh keinginan daging. Bagaimanapun sulitnya, tubuh harus terus-menerus dilatih untuk menjalankan firman (memikul salib), dan selalu takluk di bawah keinginan Roh (menyangkal diri).
Baik roh, jiwa, maupun tubuh kita harus dibangun di dalam kekudusan supaya terjadi seperti yang Paulus katakan di I Tesalonika 5:23 – “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Sedapat mungkin, bagikanlah berkat yang sudah Anda terima melalui artikel ini kepada sebanyak mungkin orang-orang Kristen yang Anda kasihi. Semoga Tuhan memberkati Anda semua dengan sukacita dan damai sejahtera yang semakin berlimpah.