Selasa, 28 Juni 2011

Ada minimal 67 % total penduduk dunia yang belum Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil...

Berikut data statistik pemeluk Agama di Dunia, menurut versi badan dunia PBB tahun 2009

walupun Umat Kristen masih menempati posisi pertama pemeluk agama di Dunia dengan total 33% dari penduduk dunia, namun jika ditotal secara jumlah penduduk dunia berarti masih ada 67% total penduduk yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Masyarakat yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan jumlah persentase 16 persen dari keseluruhan penduduk dunia. Yang menarik adalah setengah dari kelompok ini percaya kepada Tuhan namun tidak mengikuti agama tertentu. Agama Yahudi yang jumlah pemeluknya memiliki persentase 0,22 % dari jumlah penduduk dunia berada pada peringkat terakhir dalam daftar agama-agama resmi dunia.

Berdasarkan laporan situs Baztab Iran, hasil survei memperlihatkan agama Kristen menguasai 33 persen masyarakat dunia namun mereka mengalami perpecahan yang lebih besar dan lebih prinsipal dibanding agama-agama lainnya.

Agama Kristen sekarang terpecah menjadi berbagai macam aliran yang berbeda-beda seperti Katolik, Protestan, Ortodoks timur, Anglikan, Evangelis, Pantekosta dan lain sebagainya.

Islam yang dipeluk oleh sekitar 21 persen dari penduduk dunia termasuk Suni, Syi’ah dan beberapa mazhab lainnya menempati agama kedua dengan penganut terbanyak setelah agama Kristen.

Orang-orang yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan persentase 16 persen dari jumlah penduduk dunia, termasuk di antaranya mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, orang-orang sekuler dan yang menyembunyikan keyakinannya. Yang menarik adalah setengah dari mereka ternyata percaya kepada Tuhan walaupun tidak meyakini agama mana pun.

Agama Hindu berada pada peringkat keempat dengan jumlah pengikut sebanyak 14 persen dari jumlah penduduk dunia. Diikuti agama Buddha, agama tradisional Cina dan kepercayaan-kepercayaan tradisional masyarakat Afrika yang masing-masing memiliki jumlah persentase sebanyak 6 persen.

Agama Sikh dengan 0,36 persen komunitasnya menempati peringkat berikutnya dan Yahudi ternyata menempati peringkat paling akhir dari daftar agama-agama dunia menurut jumlah pengikutnya. Ini adalah Tugas dari Umat pilihan Tuhan, oang-orang percaya, anak-anak Tuhan, para penginjil Tuhan untuk semakin giat memberitakan injil. Ingat kedatangan Tuhan semakin dekat.

Kepada kita Paulus kembali mengingatkan bahwa celakalah kita jika tidak memberitakan Injil. Dari pernyataan ini marilah kita belajar bersama tentang tanggung jawab untuk terlibat secara proaktif dalam penginjilan, baik melalui komitmen doa, daya maupun dana.


Mengapa celaka jika kita tidak memberitakan Injil ?

1. Karena semua manusia membutuhkan keselamatan (1 Kor 9:19-23).

Tujuan Paulus memberitakan Injil adalah supaya boleh memenangkan sebanyak mungkin orang berdosa bagi Kristus. Istilah ‘supaya aku dapat memenangkan/ menyelamatkan’ diulang sebanyak enam kali (ay. 19-23) merupakan penekanan Paulus tentang tujuan dari penginjilan. Mengapa? Karena semua manusia telah berbuat dosa dan upah dosa adalah maut. Tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus (Rom 3:23; 6:23). Selain itu, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (Rom 1:16-17). Dengan kata lain, semua manusia membutuhkan anugerah pengampunan dosa dan keselamatan, dan itu hanya dapat diperoleh di dalam nama dan melalui karya penebusan Kristus Yesus (Kis 4:12; 1 Petr 2:24). Bagi Paulus, sebesar apapun harganya, ia rela membayarnya, agar Injil diberitakan dan orang berdosa diselamatkan, karena kasih Kristus yang menggerakkan hatinya (2 Kor 5:14; 11:23-28). Karena tujuan Kristus datang ke dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Menurut Hudson Taylor, satu-satunya motivasi yang membuat kita mampu bertahan hingga akhir dalam pelayanan misi adalah jika kasih Kristus yang menggerakkan hati kita untuk memberitakan Injil. Semoga kasih Kristus yang menguasai dan menggerakkan hati dan pikiran kita untuk menginjili. Motivasi ini yang membuat kita mampu bertahan terhadap segala situasi, kondisi, dan ujian zaman.

2. Karena memberitakan Injil adalah kewajiban setiap orang Kristen (1 Kor 9:16).
Paulus memakai frase ‘Itu (Pekabaran Injil) adalah keharusan bagiku.’ Istilah ‘keharusan’ menekankan suatu kewajiban yang mutlak dan ahrus dilakukan. Jika tidak, hanya ada dua kemungkinan, yaitu kita taat kepada Allah atau melawan Allah. Itu berarti memberitakan Injil bukan suatu pilihan yang keputusannya ditentukan diri sendiri. Artinya Anda suka atau tidak, mau atau tidak, senang atau tidak, itu merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Alkitab mengatakan jika tidak memberitakan Injil, maka celakalah kita. Ada ancaman hukuman Allah yang sangat serius ditujukan kepada setiap orang Kristen jika tidak memberitakan Injil. Mengapa Paulus berkata,”Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil”? Karena ia menyadari bahwa tugas itu adalah Amanat Agung Yesus Kristus (Mat 28:19-20; Mrk 16:15-16; Luk 24:47-48; Yoh 20:21; Kis 1:8). Amanat tersebut diterimanya pada saat terjadinya perjumpaan pribadinya dengan Kristus (Kis 9:3-6, 15). Sejak saat itu ia selalu setia, taat, dan rela memberitakan Injil dan menderita demi Kristus. Selain itu, ia juga merasa berhutang (Injil) kepada orang Yunani dan non-Yunani, itu sebabnya ia memberitakan Injil di Roma (Rom 1:14). Jadi penginjilan adalah suatu kewajiban yang mesti dilakukan dan ibarat hutang yang harus dibayar. Jika tidak, maka ada ancaman konsekuensi hukuman Allah.

3. Karena adanya pertanggungjawaban di hadapan Allah (1 Kor 9:24-27).

Ketika Paulus berbicara tentang kewajiban memberitakan Injil, yang ia sadari adalah adanya penghakiman terakhir atas setiap aspek hidupnya (1 Kor 3_13-15; 2 Kor 5:9-10). Pada waktu itu setiap orang percaya harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, termasuk kesetiaan dalam menginjili. Istilah yang Paulus gunakan untuk melukiskan penghakiman tersebut adalah olahraga atletik dan tinju, di mana setiap peserta harus melatih dirinya, aktif berlari dan meninju, dan mengikuti aturan main yang ditentukan. Karena ada wasit yang akan menilai siapa yang menang dan kalah. Tentu yang berhak menerima penghargaan/ mahkota adalah para pemenang, bukan yang kalah. Dalam konteks demikianlah Paulus menegaskan bahwa ia tidak sembarangan berlari dan meninju, tetapi ia menguasai diri, supaya setelah menginjili jangan ia sendiri ditolak, dalam pengertian tidak memperoleh penghargaan/ mahkota. Jika Yesus dating kembali nanti, apakah Saudara didapati tetap setia, taat menginjili dan tekun melayani Tuhan? Semoga Tuhan menolong kita.