Norwegia merupakan salah satu negara yang paling sekuler di Eropa. Tidak heran kalau warga di negara tersebut kehilangan minat dalam beragama dan beriman. Statistik menunjukkan, hanya satu persen dari jumlah penduduknya saja yang secara teratur hadir dalam badah di gereja, seperti dirilis Christianpost.
"Kehadiran di Gereja merupakan ukuran miskinnya iman Negara Norwegia," kata post-doktoral sesama Thorgeir Kolshus di Universitas Oslo. Dan "agama merupakan hal yang sangat pribadi untuk Norwegia," lanjutnya.
Namun sangat mengejutkan, di negara yang menganut pemisahan agama atau kepercayaan dengan institusi negara itu, Alkitab justru menjadi buku terlaris di seantero Norwegia. Peningkatan penjualan sangat signifikan dibandingkan dengan buku lainnya. Pada tahun 2012 hampir 160.000 eksemplar Alkitab terjual. Pejabat Gereja Lutheran Norwegia mengaku sangat "surprise" dan menyebut ini sebagai kebangkitan rohani.
Direktur penerbitan Alkitab berbahasa Norwegia Anne Veiteberg menyatakan, banyaknya imigran menjadi salah satu faktor meningkatnya penjualan Alkitab. Selama enam tahun terakhir, lebih dari 258,000 imigran telah menetap di Norwegia. Gereja Norwegia memperkirakan bahwa sekitar 60 persen dari imigran beragama Kristen, seperti dirilis cbsnews.
Tahun 2011 Norwegia Bible Society (NBS), membuat terjemahan baru pengganti edisi 1978. Alkitab versi baru dianggap akurat dan mudah dibaca, di mana dalam menerjemahkannya NBS melibatkan penulis, penyair, kaum sekuler, orang-orang percaya, juga ahli Ibrani dan Yunani, sehingga tiap kata dapat diterjemahkan dengan baik ke dalam bahasa Norwegia, kata Dag Smemo, manajer NBS. “pikiran dan gambar dari Alkitab masih berdampak pada realitas hidup yang kita alami” ujar Karl Ove Knausgaard, seorang penulis Norwegia yang membantu penerjemahan Alkitab.
Negara beribukota Oslo ini sempat terpengaruh oleh agama lain, tapi dengan terbitnya Alkitab ke dalam bahasa asli modern Norwegia yaitu bahasa Bokmal dan Nynors, membuat orang-orang Norwegia yang sebelumnya meninggalkan agama aslinya rindu untuk kembali kepada agama yang telah menjadi identitas dan agama negara mereka sendiri, yaitu agama Kristen.