Pemazmur memulai mazmur pujiannya dengan mengungkapkan kesadarannya bahwa Allah saja yang layak menerima kemuliaan. Kemuliaan bukanlah milik pemazmur, juga bukan milik kita. Pemazmur sebagai umat Tuhan, mungkin saja telah melakukan banyak hal, tetapi semuanya adalah karya dan campur tangan Tuhan semata, sehingga siapapun, termasuk pemazmur, tidak boleh mencuri kemuliaan Allah. Kemuliaan hanya bagi Allah saja. Sekali lagi, siapapun kita dan apapun yang sudah kita capai, kita harus sadar bahwa semuanya dari, oleh dan untuk Allah sehingga hanya Dia yang layak menerima kemuliaan. Namun di lain sisi kita dapat menangkap bahwa Allah pemazmur, yang sekaligus adalah Allah kita dalam Kristus Yesus adalah Allah yang luar biasa.Tidak ada yang seperti Dia! Inilah yang selanjutnya diungkapkan pemazmur dalam mazmurnya! Mari kita perhatikan siapa seperti Allah kita?
1. ALLAH Kita Adalah ALLAH Yang Mahatinggi (ayat 2-3).
Bangsa-bangsa yang diam disekitar umat Israel saat itu adalah penyembah berhala. Bangsa Filistin misalnya, mereka menyembah Dagon, dewa mereka. Sebuah patung berbadan ikan berkepala manusia. Bangsa lainnya menyembah Baal, Asytoret, Molokh dan sebagainya. Bagi mereka allah harus dapat dilihat, sehingga mereka mempertanyakan dimana Allah pemazmur, Allah orang-orang Israel. Memang Allah pemazmur yang juga Allah kita tidak kelihatan, namun Dia ada! Dia berada di sorga, di tempat yang Mahatinggi (ayat 2). Siapa yang berada di sorga, jika bukan Yang Mahatinggi. Pertama, Hal ini menunjukkan kedudukanNya sebagai Allah Yang Mahatinggi (ayat 15-16). Siapakah yang bertahta di sorga, jika bukan yang Mahatinggi? Pemazmur menekankan kedudukan Allah Yang Mahahtinggi. Kedua, keberadaanNya disorga dihubungkan dengan “melakukan segala yang dikehendakiNya” artinya, Allah bukan saja Yang Mahatinggi, tetapi Dia Allah yang berdaulat! Tidak ada yang lebih tinggi dari Allah kita dalam Tuhan Yesus. Dialah yang memerintah dan memiliki langit dan bumi ini! Luar biasakan? Siapa allah seperti Allah kita? Tidak ada!
2. ALLAH Kita Adalah Allah Yang Hidup (ayat 4-8).
Pemazmur membandingkan Allah-Nya dengan berhala-berhala. Berhala-berhala hanya buatan tangan manusia, tetapi Allah kita dalam Kristus, adalah Pembuat segala sesuatu (ayat 4). Bahkan Dialah yang membuat kita, manusia! Dialah Pencipta segala sesuatu (band. ayat 13-16). Jadi, Allah kita adalah Allah yang hidup sebab itu Dia menciptakan. Berbeda dengan berhala yang mati, Allah kita dapat melihat, mendengar, mengecap dan mengulurkan tanganNya bagi kita! Mari kita berikan kemuliaan bagi Allah kita dalam Yesus Tuhan!
Bagaimana Sikap Umat Allah Yang Allahnya Adalah Allah Yang Hidup dan Maha Tinggi?
Jadi, siapakah seperti Allah kita? Allah yang hidup dan Mahatinggi? Tidak Ada! Justru karena itu mari kita hidup sebagai umat yang Allah-nya hidup dan Mahatinggi. Bagaimana itu?
Pertama, Takutlah akan Allah kita (ayat 11,13).Pemazmur memanggil umat Allah ini sebagai “yang takut akan Allah” (ayat 11 dan 13). Memang karena Allah kita adalah Allah yang hidup selayaknya kita takut akan Dia. Jangan lupa, Dia melihat hidup kita. Dia mendengar apa yang kita katakan, bahkan yang ada dalam hati kita.Tidakkah ini menumbuhkan rasa takut akan Dia. Kita harus hidup menyenangkan hati TUHAN. Allah kita Allah Yang Mahatinggi, selayaknya kita hamba-hambaNYa, umatNya, taat dan hidup dalam takut hormat pada Dia, Yang Mahatinggi bukan?
Kedua, percaya dan bersandarlah pada Dia (ayat 9-11). Karena Allah kita hidup dan Mahatinggi dan kita adalah manusia yang terbatas dan lemah, sudah sepantasnya kita bersandarpadaNya! Dia Allah yang hidup, bukan saja tahu apa pergumulan kita, namun Dia sanggup menolong kehidupan kita karena Dia hidup! Lebih lagi, Allah kita dalam Kristus, adalah Yang Mahatinggi! Adakah kekuatan dan kemuliaan yang tidak Dia miliki. Lalu jika kita tidak percaya dan bersandar kepadanya, betapa, maaf, bodohnya kita. Mari kita percaya dan terus bersandar pada Tuhan kita Yesus Kristus, Dia Allah yang hidup dan Mahatinggi!
Ketiga, berikan kemuliaan dan pujian hanya bagi Allah kita (ayat 1, 17).Tidak dapat tidak, kita akan memuji, menyembah dan memuliakan Allah yang hidup dan Mahatinggi! Bagaimana tidak? Kita menyembah Allah yang hidup. Dia mendengar apa yang kita nyanyikan. Dia melihat bagaimana hidup kita memuliakan Dia dengan hidup dalam kebenaran. Dan lagi Yang Mahatinggi sudah seharusnya dipuji dan ditinggikan. Jika demikian, mari kita memuji dan memuliakan Tuhan. Mari setiap hari kita menyembah Dia dan memuliakan Allah kita dengan kehidupan yang taat padaNya.
Akhirnya, siapakah Allah seperti Allah kita? “Tidak ada!” adalah jawaban yang tepat. Hanya Allah kita dalam Kristus Yesus-lah Allah yang hidup dan Yang Mahatinggi. Itu sebabnya marilah kita nyanyikan “Allah mana s’perti Allah-ku” dengan sikap hidup yang takut akan Allah kita, dengan tekun bersandar padaNya dan dengan memuliakan Dia sekarang dan selama-lamanya! Amin
Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.