Tak hanya ormas Front Pembela Islam (FPI) yang menolak keras konser umbar maksiat Lady Gaga, bahkan umat Kristen dan Katolik di Korea Selatan pun menentang konser penyanyi erotis yang dijuluki “Mother Monster” ini. Lady Gaga dinilai mempropagandakan homoseksualitas dan pornografi dalam lirik lagu-lagunya. Asosiasi gereja-gereja Kristen dan Katolik di Korea Selatan yang dikenal dengan nama The Korean Association of Church Communication berdemonstrasi besar-besaran menolak konser Lady Gaga, untuk mencegah merebaknya homoseksualitas dan pornografi dikalangan kaum muda akibat pengaruh buruk yang ditularkan oleh wanita jelmaan iblis itu.
Lady Gaga yang nama aslinya adalah Stefani Joanne Angelina Germanotta, dijadwalkan menggelar konser bertema Born This Way Ball Global Tour bertempat di Olympic Stadium, Seoul, Korea Selatan, 27 April 2012 lalu.
Mayoritas penduduk Korea Selatan adalah penganut agama Kristen dan Katolik. Dari sejak beberapa waktu sebelum tanggal pagelaran konser Lady Gaga, sejumlah kelompok komunitas Kristen dan Katolik di Korea yang terkenal sangat taat kepada ajaran agamanya telah melakukan unjuk rasa selama beberapa minggu menolak konser Lady Gaga. Mereka bahkan menggelar doa bersama selama berminggu-minggu dengan harapan agar konser Lady Gaga dibatalkan. “Kami berdoa kepada Tuhan agar konser itu tidak jadi digelar, agar homoseksualitas dan pornografi tidak menyebar di seluruh negeri ini,” ujar Kang Ju-Hyun selaku Koordinator komunitas Kristen dan Katolik tersebut.
Kang Ju-Hyun yang juga ketua kelompok Alliance for Sound Culture In Sexuality, mengatakan bahwa sejumlah kelompok dari gereja-gereja lain juga mengikuti kampanye umat Kristiani menolak Lady Gaga. Unjuk rasa di jalan-jalan utama kota Seoul itu bergerak menuju kantor pusat Hyundai Card, perusahaan yang bertindak sebagai promotor konser Lady Gaga di Korea Selatan. “Komunitas Kristen di sini perlu bersatu-padu agar generasi muda di sini tidak tertular pengaruh buruk homoseksualitas dan pornografi,” tandas Kang Ju-Hyun.
Komunitas umat Kristen dan Katolik Korsel tersebut bahkan berikrar akan mencegah ancaman penyebaran homoseksualitas dan pornografi yang bakal merusak moral generasi muda di Korea Selatan. Mereka mengecam konser Lady Gaga, karena disamping mendukung homoseksualitas, juga dinilai telah menghina ajaran Kristen dan membela pornografi. Konser tersebut menimbulkan keprihatinan yang mendalam karena dinilai telah menyebarluaskan homoseksualitas dan pornografi dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Mereka memasang spanduk-spanduk dan poster-poster di berbagai lokasi di jalan-jalan utama kota Seoul sebagai tanda penolakan mereka atas kedatangan Lady Gaga, dengan tulisan kecaman bahwa Lady Gaga menyebarkan ‘budaya seksual yang tidak sehat’ dan mempropagandakan ‘lirik-lirik dan penampilan cabul’. Namun spanduk-spanduk itu akhirnya disingkirkan oleh petugas kota madya Seoul.
Dalam foto di bawah ini tampak seorang anggota Asosiasi Gereja Kristen & Katolik Korea sedang memasang poster-poster penolakan terhadap konser Lady Gaga.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan pun nyaris terjadi. Pada akhirnya konser Lady Gaga tetap diselenggarakan, namun Pejabat kota Seoul mengambil kebijakan melarang anak-anak dan remaja berusia 18 tahun kebawah untuk menonton, sekalipun ditemani oleh orang tua mereka. Pembatasan umur itu lantaran konser tersebut dinilai tidak sesuai dikonsumsi anak-anak dan remaja yang berusia terlalu muda. Pada mulanya, konser kontroversial itu diperbolehkan bagi penonton anak-anak berusia 12 tahun. Namun lantaran kerasnya aksi protes dari komunitas warga Kristen dan Katolik, lembaga sensor pemerintah Korea Selatan akhirnya mengubah batas usia penonton menjadi ‘terlarang bagi mereka yang berusia 18 tahun kebawah’.
Disamping terkenal sebagai penyanyi erotis, Lady Gaga memang dikenal juga sebagai aktifis pembela hak-hak kaum homoseksual yang diungkapkan lewat lirik lagu-lagunya. Maka tak heran kalau sebuah kelompok di Korea Selatan yang menamakan kelompoknya dengan sebutan Jaringan Masyarakat Sipil, usai menyaksikan konser Lady Gaga berkomentar bahwa penampilan penyanyi Amerika itu “terlalu homoseksual dan terlalu berbau porno”. Demikian KabarNet mengutip berita ini dari berbagai sumber antara lain The Washington Post dan BBC London.
Terkait berita penolakan terhadap konser Lady Gaga di atas, sudah selayaknya kita bangsa Indonesia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada komunitas Kristen dan Katolik di Korea Selatan, yang mempunyai harga diri serta tidak sudi ajaran agama dan keluhuran budaya bangsanya dirusak dan dinodai oleh konser amoral seorang wanita jelmaan iblis semacam Lady Gaga.
Semuanya kembali kepada anda umat percaya, apakah anda ikut menolak konser Lady Gaga di Indonesia, atau bersikap biasa saja. Ini hanya artikel bahan renungan bersama.
Yang penting iman kita tetap teguh kepada Tuhan Yesus Kristus Amin. Roh yang ada pada kita lebih besar pada roh yang ada pada dunia. Roh Pornografi dan Homosex tidak akan pernah bisa melemahkan iman Anak-Anak Tuhan.
Aminnn...