Oleh: Dr. W. A. Criswell
Diadaptasi: Dr. Eddy Peter Purwanto
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:14-18, 36).
Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?
Di gereja yang pertama kali saya gembalakan di sebuah desa, saya memiliki seorang diaken yang sangat mengasihi Tuhan. Istrinya memainkan piano dalam kebaktian kami. Mereka memiliki satu anak, anak laki-laki yang suka berfoya-foya, melampaui apa yang dapat anda pikirkan. Demi dia orang tua ini kehilangan banyak harta yang ia miliki untuk memberikan ganti rugi terhadap serangkaian perampokan yang tiada akhir yang dilakukan anaknya ini. Bahkan akhirnya mereka menggadaikan kebunnya yang sangat luas dan indah.
Dan saya bertanya kepada suami-istri ini, ayah dan ibu dari anak nakal itu, “Mengapa kalian tidak membiarkan saja anak itu pergi dari rumah? Mengapa kalian menghabiskan segenap kekuatan hidupmu dan semua yang kalian miliki hanya untuk anak yang begitu durhaka?”
Dan mereka berkata, “Namun ia adalah anak kami. Ia adalah satu-satunya anak kami. Dan Anda masih sangat muda. Namun jika Anda memiliki seorang anak, pastilah anda bisa mengerti.”
Kasih dan kepedulian Allah ada di Taman Eden: “Adam, Di manakah engkau?” Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Coba Anda perhatikan bagaimana cara Allah menggambarkan kasih dan kepeduliaan-Nya kepada umat-Nya yang berdosa, itu di gambarkan dalam kehidupan Hosea yang mengambil istri seorang sundal atau pelacur, namun setelah menikah kemudian istrinya itu melacurkan dirinya kembali, dan akhrinya menjadi budak. Sama seperti gambaran hidup Hosea, Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan dosa.
Atau coba perhatikan dalam Perjanjian Baru, Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita semua yang terhilang. Atau perhatikan lagi kisah dari iman Kristen di sepanjang abad. Tuhan mengutus para rasul dan misionaris dan para martir sampai akhir dari dunia ini, semata-mata untuk menunjukkan kasih dan kepeduliaan Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk diselamatkan.
Salah satu bagian Alkitab yang indah yang dituliskan Rasul Paulus adalah dalam Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.” Itu melampaui pengertian kita.
Sungguh tidak masuk akal! Kasih Allah di dalam Kristus sungguh tak terukur. Kasih-Nya tiada batas. Sungguh kasih itu tiada terhingga. Bagaimana Anda dapat menjelaskan dan memahaminya?
Apakah Anda pernah mendengar kisah tentang Harry Morehouse? Dwight L. Moody menutup kebaktian kebangunan rohaninya di Birmingham, England. Dan mereka berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan kepada Moody yang akan kembali ke Amerika. Seorang muda dalam jemaat itu ikut memberi ucapan selamat jalan kepada Dwight L. Moody, dan nama anak muda itu adalah Harry Morehouse.
Ia berkata kepada D. L. Moody, “Saya akan datang ke Amerika. Dan ketika saya sampai di sana, saya akan berkhotbah untuk Anda.” Pada umumnya Anda tidak menyodorkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah. Biasanya seseorang berkhotbah oleh karena ada yang mengundangnya. Namun itulah yang anak muda itu katakan kepada Moody.
Dan Moody menjawab dengan bijaksana, “Yah, ketika Anda tiba di Amerika, hubungi kami. Kami akan menerima Anda dengan senang hati.”
Sekitar enam bulan kemudian, ketika D.L. Moody ada di Chicago, ia menerima telepon dari Harry Morehouse yang ada di New York City. Anak muda itu berkata kepada Moody, “Saya telah tiba di Amerika. Saya ada di New York. Saya ingin berada di Chicago pada hari Rabu dan saya ingin berkhotbah untuk Anda Rabu malam.”
Ketiba Rabu tiba, Moody harus pergi keluar kota, namun ia telah meninggalkan pesan kepada diakennya, “Ada anak muda yang akan datang kemari yang bernama Harry Morehouse. Ia berasal dari Birmingham, England. Dan berilah kesempatan kepadanya untuk berbicara beberapa patah kata saja.”
Apa yang terjadi ketika mereka menjemput anak muda itu, dan anak muda itu kemudian berdiri dan berkhotbah di sana. Ia berkhotbah dari Yohanes 3:16. Dan ketika kebaktian berakhir undangan diberikan, dan kira-kira ada sepuluh orang diselamatkan. Itu adalah jam yang luar biasa.
Kemudian para diaken berkata kepada anak muda itu, “Besok malam atau Kamis malam kami ada kebaktian, dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan lagi.”
Kamis malam anak muda itu kembali menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama. Dan kira-kira ada lima belas orang diselamatkan. Itu sungguh luar biasa.
Mereka berkata, “Jum’at malam kami ada kebaktian lagi. Dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan kembali.”
Anak muda itu menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kemudian ia memberikan undangan dan kira-kira ada dua puluh orang diselamatkan. Itu sungguh sulit untuk dimengerti.
Mereka berkata, “Sabtu malam, kami juga ada kebaktian lagi, dan kami minta Anda menyampaikan Firman Tuhan kembali.” Sabtu itu, D.L. Moody kembali ke Chicago. Dan istrinya berkata kepadanya, “Sayang, kita sedang berada di tengah kebangunan rohani yang luar biasa, kebangunan rohani yang ajaib. Banyak orang berubah dan bertobat.” Dan istinya melanjutkan, “Ketika kamu menghadiri kebaktian itu, pasti kami akan bertobat.” Moody menentangnya, dan berkata, “Saya telah berkhotbah lebih dari dua puluh tahun. Dan kamu katakan saya akan bertobat?”
“Ya,” katanya. “Kamu akan melihatnya sendiri.”
Ketika ia datang dalam kebaktian Sabtu malam itu, ia duduk paling depan. Ia duduk di sana dengan sikap meremehkan anak muda itu. Namun ketika anak muda itu menyampaikan khotbahnya, kira-kira ada tiga puluh orang yang bertobat. Itu sungguh sulit untuk dijelaskan. Anak muda itu secara terus menerus berkhotbah dari ayat yang sama setiap malam di gereja itu selama enam minggu berturut-turut dan kebangunan rohani yang agung terjadi, Roh Kudus dicurahkan di sana
Ketika pelayanan itu berakhir, Moody berkata, “Istriku benar. Saya telah ditobatkannya. Saya telah diubahkannya.” Ia berkata, “Selama ini saya berkhotbah dari sisi Sinai. Berkhotbah tentang Neraka, penghukuman dan api dan kilat dan guntur. Namun,” katanya, “Saya telah berubah. Saya telah bertobat. Saya mulai sekarang akan mengkhotbahkan sisi yang lain, yaitu tentang kasih Allah, dan darah Yesus serta pencurahan kasih Roh Kudus.”
ALLAH MENGASIHI DUNIA
Betapa itu adalah hal yang ajaib! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.”
Ada tiga kata bahasa Yunani untuk dunia. Yang pertama adalah “ge” Kata geografi berasal dari kata ini. “Ge” adalah kata Yunani yang berhubungan dengan dunia dalam pengertian sesungguhnya, yaitu tanah atau substansi dari dunia ini. Yang kedua adalah oikoumene. Kata Oikoumene mengacu kepada dunia sebagai tempat untuk didiami. Dan yang ketiga adalah kosmos. Ini berhubungan dengan ciptaan Allah yang begitu indah dan teratur. Kata ‘kosmetik’ berasal dari kata ini yang berarti cantik atau indah.
Dan kata ‘kosmos’ inilah yang digunakan dalam ayat ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (kosmos) ini,” atau karya Tuhan yang terbaik, terindah ini.
Namun segala sesuatu yang kita lihat dalam dunia ini mengingkari kasih dan kehadiran Allah. Allah nampak begitu terpisah dari alam semesta ciptaan-Nya. Ketika badai dan berbagai bencana melanda sepertinya Tuhan begitu jauh.
Cerita-cerita perang dan penumpahan darah serta pembunuhan, terorisme dan berbagai penyakit yang secara universal dialami manusia dan akhirnya kematian – Bagaimana di dalam kasih Allah melihat semua itu sementara Ia memisahkan diri darinya? Bagaimana mungkin Allah melakukan itu dan kemudian berkata mengasihi dunia ini?
Hanya dengan kehadiran Roh Kudus kita dapat memahami kasih-Nya terhadap alam semesta atau dunia yang telah jatuh dan terhilang ini.
Apakah Anda tahu –Pernahkah Anda mendengar pujian yang indah ini, “Kasih Allah”? Apakah Anda tahu dari mana asalnya lagu itu?
Ada orang gila yang meninggal di rumah sakit jiwa. Dan ketika mereka mengangkat tubuhnya yang terkubur sampah di tempat pembuangan sampah, pada tembok di selnya, di rumah sakit jiwa itu tertulis syair ini:
Kasih Allah amat besar
Dan tak dapat dilukiskan
Lebih tinggi dari bintang
Lebih dalam dari lautan
Walau dengan dawat selaut
Langit dijadikan kertas
Batang pohon sebagai pena
Dan tiap orang penulis
Tak mungkin akan menuliskan
Kasih Allah yang besar
Langit dari timur ke barat
Tak akanmemuatnya
Kasih-Nya Hu tak terduga
Betapa kayanya
Tetap dinyanyikan malak
Dan saleh-salehnya
IA MEMBERIKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
Revised Standard Version of the Bible, copyrighted by the National Council of Churches menghilangkan kata ‘begotten.’ Kata ‘begotten,’ ‘Anak-Nya yang tunggal’ diterjemahkan dari kata Yunani ‘monogene.’
Dan ketika mereka ditanya, “Mengapa Anda menghilangkan kata itu?” Mereka menjawab, “Itu tidak perlu. Itu berlebihan.” Oleh sebab itu mereka menghapus kata monogene. Namun Allah meletakkan kata itu dalam Firman-Nya. “Anak-Nya yang tunggal” atau dalam KJV “Only begotten Son.”
Dan alasan Tuhan meletakkan kata itu di sana untuk menegaskan betapa berharganya hadiah yang Ia berikan untuk penebusan dan keselamatan kita. Anda melihat Yesus adalah Tuhan Allah yang berinkarnasi.
Ia – Allah yang menjadikan kita, yang menciptakan kita. Ia – Allah mengambil rupa menjadi sama dengan kita. Dan Ia menanggung air mata kita. Dan Ia menderita oleh karena pelanggaran kita.
Dan Ia menghidupi kehidupan kita. Ia mati dengan cara yang paling kejam. Ia mati demi menggantikan kematian kita. Ia telah melakukan semua itu. Ia telah menyerahkan diri-Nya sendiri untuk penebusan kita, agar kita diselamatkan.
Allah tidak pernah mengorbankan planet atau alam semesta atau bintang atau pun lautan dan gunung-gunung yang menjulang serta kekayaan alam semesta ini. Namun Ia mengorbankan diri-Nya sendiri.
Bolehkah saya memberikan ilustasi ini? Saya lahir di dataran Oklahoma barat dan bertumbuh di sana. Selama tahun-tahun itu ada misionaris yang diutus ke Oklahoma barat untuk melayani salah satu suku Indian di sana. Ia membawa tenda dan mendirikannya di sana dan mengundang semua orang Indian di dataran itu untuk menghadiri kebaktian kebangunan rohani. Ketika ia sedang berkhotbah di bawah tenda itu – berkhotbah tentang kasih Allah di dalam Kristus Yesus – kepala suku Indian maju ke depan sambil menuntun kudanya dan kemudian mengikat kuda itu di tiang tenda itu dan kemudian berdiri di depan misionaris itu dan berkata, “Misionaris, kepala suku Indian menyerahkan kudanya kepada Yesus.’ Misionaris itu tidak memperhatikan dia, namun tetap berkhotbah tentang kasih Allah.
Kepala suku yang sudah lanjut usia itu berdiri kembali. Pada kesempatan ini ia maju ke dapan dan meletakkan kapaknya di bawah kaki misionaris itu, dan berkata, “Misionaris, kepala suku Indian menyerahkan kapaknya kepada Yesus.” Misionaris itu tidak memperhatikan dia, namun terus berkhotbah tentang kasih Allah.
Kepala suku itu kemudian berdiri kembali dan ia bersujud dan memandang wajah misionaris itu, dan berkata, “Misionaris, kepala suku orang Indian menyerahkan dirinya kepada Yesus.” Begitulah Tuhan.
SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA
Betulah Tuhan Allah. Ia yang memiliki dunia dan alam semesta serta segala isinya. Namun itu saja tidak cukup. Ia tidak hanya memiliki manusia yang Ia kasihi dan dunia yang Ia ciptakan. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri, Anak-Nya, Allah yang berinkarnasi “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Oh Tuhan, mungkinkah itu? Tidak heran bila Paulus berkata bahwa itu melampau pemikiran kita. Itu melampaui pengetahuan kita. Saya dapat memahami bila kita bersikap baik kepada orang yang menyanyangi kita. Dan saya dapat mengerti bila kita bersikap ramah dan mengasihi orang-orang yang mau mendengarkan kita, baik dengan kita, responsif dan ramah. Namun, Oh Tuhan Allah, ketika Engkau berkata “supaya setiap orang” itu berarti orang-orang berdosa yang telah rusak, bobrok, kotor dan selalu menghujat Tuhan.
Tuhan Allah, bagaimana Engkau dapat melakukan itu? Namun itu adalah kuasa dan kekuatan pemberitaan Injil Anak Allah.
Pada suatu kali Dr. Ironside dari Moody Church di Chichago berkhotbah di jalanan di San Francisco. Dan ketika ia mulai berkhotbah, salah satu dari orang-orang yang berdiri di jalan itu menyela dan berkata, “Semua yang Anda katakan itu adalah bohong. Dan saya menantang Anda besok di tempat yang sama ini, pada jam yang sama, untuk berdebat dengan saya. Saya akan ada di sini. Dan Anda harus kembali ke sini. Dan kita akan berdebat tentang yang khotbah Anda yaitu tentang kasih Allah.”
Dan Dr. Ironside menjawab, “Saudaraku, dengan senang hati saya akan menjumpai Anda di sini. Di tempat ini, pada jam seperti ini. Kita akan mendiskusikan realitas Tuhan Allah dan kasih-Nya kepada kita. Kita hanya akan mendiskusikan masalah itu saja. Hanya itu.”
Ironside berkata, “Aku akan ada di sini besok di tempat yang sama, dan pada jam yang sama seperti sekarang ini. Dan saya akan mengajak seratus orang jahat, yang telah mengangkat tangan dan diselamatkan oleh anugerah kasih Allah di dalam Kristus Yesus, diselamatkan oleh kuasa Pribadi yang telah disalibkan. Saya akan ada di sini. Dan saya akan datang bersama seratus orang yang telah mengangkat tangan dan telah diselamatkan oleh kuasa Injil dan mereka dulunya adalah orang-orang Atheis dan tidak ber-Tuhan. Dan kita akan berjumpa di sini pada jam yang sama, di tempat yang sama.”
Kemudian orang kafir itu terdiam, dan kemudian pergi dengan rasa malu.
Dari mana Anda menemukan seratus orang atheis dan penghujat Tuhan dari dunia yang penuh dengan dosa dan bobrok ini? Dari mana Anda akan menemukannya?
Saudaraku, di banyak kesempatan dan di berbagai tempat di dunia ini, saya dapat membawa beribu-ribu orang yang telah diselamatkan oleh kemuliaan dan kuasa serta kehadiran dan anugerah kasih Allah di dalam Kristus Yesus. Itu sungguh ajaib. Itulah apa yang Paulus katakan yang melampaui pengetahuan.
Saya pernah berada di Afrika bersama salah satu dari misionaris kita, dan ia adalah seorang dokter medis. Di sana banyak orang Afrika, orang Nigeria yang terjangkit penyakit lepra, dan mereka mengusir orang-orang yang kena lepra ini keluar dari desa, atau kota atau berbagai tempat. Mereka yang sekarat itu dilempar keluar dari desa mereka.
Apa yang dilakukan dokter ini adalah mengumpulkan mereka yang terbuang itu. Dan saya pergi bersama dengan dia, mengunjungi suatu tempat di mana orang-orang itu dikumpulkan. Sebulan sekali ia melayani orang-orang lepra ini. Saya tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaan saya menyaksikan itu. Apa yang terjadi pada orang yang terjangkit lepra itu, lepra itu bisa membuat jari-jari tangan Anda copot, atau jari-jari kaki Anda putus, dan hidung Anda lepas atau telinga Anda lepas. Dan penyakit itu dapat membuat tubuh Anda penuh luka. Pokoknya itu tidak dapat dibayangkan.
Namun ia mengumpulkan orang-orang ini di suatu tempat, dan merawat mereka. Ratusan orang yang terjangkit penyakit ini dilayani satu per satu. Ia melayani mereka. Dan saya hanya berdiri dan menyaksikan mereka di sana.
Bagaimana Anda menjelaskan kasih Tuhan yang mencari setiap manusia yang telah rusak sama seperti orang-orang yang sakit itu? Namun di sini dikatakan “setiap orang.” Ya, setiap orang! Itu adalah semua orang yang terhilang, manusia yang telah rusak. Dan itu termasuk saya. “Setiap orang yang percaya kepada-Nya,” sungguh ini menunjukkan cara yang sederhana dan gampang.
Yesus memberikan ilustrasi tentang ini ketika Ia berkata,
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang keka” (Yohanes 3:14-15).
TIDAK AKAN BINASA MELAINKAN BEROLEH HIDUP KEKAL
Cara keselamatan, penebusan kita itu sungguh sedernaha, yaitu dengan menerima, percaya kepada Dia. Betapa jelas dan sederhananya cara untuk kita diselamatkan, yaitu dengan membuka hati Anda untuk menerima kasih dan rahmat Tuhan. Dan Tuhan memberikan ilustrasi ini.
Saya dapat dengan mudah membayangkan, sangat gampang, di perkemahan di padang gurun itu, banyak ular berbisa. Mereka ada di mana-mana. Itu adalah penghukuman dari Tuhan – kematian terjadi di mana-mana. Dengan mudah saya dapat membayang seseorang yang digigit oleh reptil yang sangat berbisa itu. Kemudian ia membengkak dan kejang-kejang dan sekarat. Dan kemudian seseorang berlari kepada orang yang digigit ular itu dan berkata, “Oh, oh, oh! Di tengah-tengah perkemahan Musa didirikan ular tembaga. Dan saudaraku, jika kamu memandang ular tembaga itu, maka kamu akan sembuh dan kamu akan hidup.”
Hanya dengan memandang! Hanya dengan memandang!
Ada kehidupan ketika engkau memandang Pribadi yang disalibkan.
Ada kehidupan pada saat itu juga bagi engkau.
Pandanglah hai orang berdosa
Pandanglah Dia dan temukan keselamatan di dalam Dia
Pribadi yang dipakukan di salib itu!
Hanya dengan memandang! Hanya dengan memandang!
Ada kehidupan bagi yang memandang Pribadi yang tersalib
Hanya dengan memandang!
Siapa saja yang memandang,
Percaya saja, maka engkau tidak binasa
Melainkan beroleh hidup yang kekal.
Betapa ini adalah hal yang sungguh luar biasa! Kata ‘binasa’ itu berarti ‘gehena’ – tempat yang mana cacingnya tidak akan mati dan apinya tidak pernah padam. Itu berarti kegelapan. Itu berarti penghukuman dan neraka.
Oh Tuhan, betapa Engkau mengasihi kami, sehingga hanya dengan memandang dan percaya kepada Kristus, kami tidak akan binasa. Engkau lepaskan kami dari gehena, neraka yang kekal, aionios, untuk selama-lamanya.