Pendahuluan
Selama seribu tujuh ratus tahun agama Kristen telah dihubungkan dengan suatu teologi yang didasarkan pada filsafat Yunani dan sistem yang berhubungan dengan neo-Platonism (pengikut paham Platonic di abad ke III, yang menggabungkan gagasan Platonic dengan mistik dari Asia). Pesan Alkitab tentang kesederhanaan pandangan Unitarian (Allah yang Tunggal) dan keterpaduan Wahyu Allah dengan manusia dalam kedua Kitab Perjanjian telah diubah dan dikaburkan demi kekuasaan dan dominasi atas dunia pada saat itu.
Hasil akhirnya adalah apa yang kita kenal sebagai struktur yang ditetapkan oleh dewan Nicaea (325AD), Laodicea (366AD), Constantinople (381AD) dan Chalcedon (451AD). Struktur itu mengubah pengertian Allah dalam batas metafisika yang akhirnya menghasilkan Tritunggal. Dewan Laodicea (canon 29) juga mencabut hari Sabat, di bawah ancaman hukum, memperkenalkan perayaan penyembahan berhala, mulai dari ibadah Minggu sampai perayaan Matahari Desember, dan sistem Paskah menggantikan Passover (Paskah Yahudi). Apa yang juga diubah adalah cara menafsirkan pengertian dari Alkitab dan hukum. Hukum yang diberikan ke Musa dianggap tidak relevan lagi dan sebagian Kitab Perjanjian Baru ditafsirkan ulang untuk membenarkan praktek penyembah berhala saat itu.
Misalnya, hukum-hukum makanan dihilangkan dengan manyalahgunakan Kisah Para Rasul 10 dan ayat-ayat lain. Efeknya terhadap kesehatan manusia langsung terjadi. Bagaimanapun, hasil akhirnya terhadap lingkungan baru dapat terlihat setelah dua ribu tahun. Putusnya rantai makanan saat ini sebagian besar disebabkan oleh konsumsi makanan yang diharamkan oleh hukum Alkitab.
Penurunan kualitas susunan tanah hanya dapat terlihat seluruhnya sesudah semuanya menjadi tandus oleh kegagalan untuk memakai sistem-sistem peredaran jubilee dan tanah Sabat, karena hal tersebut mustahil dipisahkan hubungannya dengan kalender bulan siklus sembilan belas tahunan. Pengenalan kalender matahari itu sendiri adalah langkah besar dalam menghancurkan pengertian pola dan siklus yang Tuhan sudah ciptakan untuk keseimbangan alam.
Pada umumnya agama Kristen modern sangat sedikit kalaupun ada kesamaannya dengan agama Kristen yang asli. Kebangkitan Islam dan peperangan dengan Islam dapat diperdebatkan sebagai akibat langsung dari sistem Kristen yang salah yang didirikan di Eropa dan Asia Barat oleh sistem teologi Yunani dengan memakai teologi Cappadocian berdasarkan Allah Tritunggal dan perpaduan mistik dengan Allah dan sebagai Allah.
Sistem Tritunggal itu sendiri tidaklah berhasil. Hasil akhir dari doktrin yang salah selama seribu tujuh ratus tahun ini adalah hampir hancurnya planet ini dan penganiayaan terhadap orang-orang yang dengan sungguh-sungguh mencoba mentaati hukum Alkitab.
Tujuan pekerjaan ini a
dalah untuk memisahkan secara paling jelas dan paling sederhana pesan asli dari Alkitab dan Gereja Perjanjian Baru dalam Yesus Kristus dan para rasulnya. Tidak diragukan beberapa dongeng yang dihargai akan ditantang dan dihancurkan oleh apa yang dinyatakan di sini. Pekerjaan ini telah ditulis sedemikian rupa sehingga hasilnya sedekat mungkin dengan serangkaian pernyataan Alkitab atau dengan kata-kata bebas yang mempunyai kutipan ayat pendukung. Dengan begitu pekerjaan ini akhirnya dapat dianggap tidak mendua dan maksudnya jelas. Di mana memungkinan seluruh ayat-ayat komplit atas suatu subyek akan ditulis sehingga untuk menghindari praktek umum pengutipan ayat secara terpisah atau pengutipan ayat yang salah pemahamannya. Beberapa ayat Alkitab adalah palsu (misalnya, 1 Yoh. 5:7 KJV, 1 Tim. 3:16 KJV dari naskah kuno A), atau salah terjemahan (1 Kor. 15:28 RSV dan sebagainya; Why. 3:14 NIV di antara banyak lainnya), dibuat untuk mengingkari ayat yang bertentangan atau ayat yang salah pemahamannya sehingga seolah-olah mendukung Tritunggal atau sistem Cappadocian system jika dibaca secara terpisah.
Ketika Mesias datang lagi dia akan memperkenalkan secara mutlak sistem hukum yang dia berikan ke Musa di Sinai. Setiap orang Kristen mempunyai kewajiban untuk mengenal dan menjalankan sistem kehidupan dan ibadah yang disebutkan di dalam Alkitab. Orang Kristen wajib menyamai atau melebihi cara hidup Yesus Kristus dan hidup dengan sistem yang Kristus tunjukkan dengan hidup sebagai seorang manusia sebelum penjelmaan. Pekerjaan ini didedikasikan untuk membuat suatu sistem menyeluruh secara terkait dan dapat diperkenalkan sehingga sistem yang selama seribu tujuh ratus tahun salah itu dapat disingkirkan dan cara yang asli dan benar dapat diperkenalkan dan dijalankan di dalam kehidupan orang-orang, tidak perduli apa yang telah mereka perbuat sebelumnya. Pekerjaan kita adalah memanggil orang-orang untuk bertobat dan memulai kehidupan yang baru.
Chapter 1
Ketuhanan
1.1 Allah Sang Bapa
Bapa adalah Allah, dan yang abadi (1Tim. 6:16) ada dalam kekekalan selama-lamanya.Ketuhanan Tertinggi dari alam semesta ini adalah Allah. Dialah yang Maha Kuasa, Pencipta dan Penopang surga, bumi, dan semua hal di dalamnya (Kej. 1.1; Neh. 9:6; Mzm. 124:8; Yes. 40:26,28; 44:24; Kis. 14:15; 17:24-25; Why. 14:7). Dia sendiri adalah kekal (1Tim. 6:16). Dialah Allah dan Bapa kita dan Allah dan Bapa Yesus Kristus (Yoh. 20:17). Dialah Allah yang Maha Tinggi (Kej. 14:18; Bil. 24:16; Ul. 32:8; Mrk. 5:7) dan satu-satunya Allah yang Benar (Yoh. 17:3; 1Yoh. 5:20).
1.2 Yesus Sang Anak Allah
Yesus adalah yang Sulung (proototokos) dari segala yang diciptakan (Kol. 1:15) karenanya permulaan (arche) dari ciptaan Allah (Why. 3:14). Ia adalah salah satu Anak Allah yang dilahirkan (monogene) (Mat. 3:17; Yoh. 1:18; 1Yoh. 4:9), dikandung oleh Roh Kudus dan dilahirkan oleh sang perawan Maria(m) (Luk. 1:26-35). Ialah Kristus atau Mesias (Mat. 16:16; Yoh. 1:41), yang dikirim oleh Allah untuk menjadi Penyelamat dan Penebus kita (Mat. 14:33; Yoh. 8:42; Ef. 1:7; Tit. 2:14). Ia dipanggil Anak dari Allah yang Maha Tinggi (Mrk. 5:7). Ia dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa menurut Roh Kekudusan oleh kebangkitannya dari antara orang mati (Rm. 1:4). Ia dikaruniakan tahta Daud untuk menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaannya tidak akan berkesudahan (Luk. 1:32).
1.3 Roh Kudus
Roh Kudus (Kis. 2:4) adalah intisari atau kekuasaan Allah yang Kristus janjikan untuk dikirimkan kepada umat pilihan (Yoh. 16:7). Ia bukanlah orang, melainkan merupakan perpanjangan dari kuasa Allah yang hidup. Ia adalah cara dimana kita menjadi bagian dari kodrat Ilahi (2Ptr. 1:4), dipenuhi oleh Roh Kudus (Kis. 9:17; Ef. 5:18) dan karenanya semuanya Anak-anak Allah (Ayb. 38:7; Rm. 8:14; 1Yoh. 3:1-2) dan sebagai pewaris bersama dengan Kristus (Rm. 8:17; Gal. 3:29; Tit. 3:7; Ibr. 1:14, 6:17, 11:9; Yak. 2:5; 1Ptr. 3:7). Roh Kudus diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang memintanya (Luk. 11:9-13) dan mentaatinya, berdiam di dalam mereka yang menjalankan firman Allah (1Yoh. 3:24; Kis. 5:32). Roh Kudus adalah Penghibur yang menyertai para hamba Tuhan menuju semua kebenaran (Yoh. 14:16,17,26). Roh Kudus menganugerahkan kuasa untuk menjadi saksi (Kis. 1:8). Ia mengatur pemberian karunia seperti yang tercatat di 1Korintus 12:7-11 dan berbuah seperti yang diterangkan di Galatia 5:22-23, diberi tidak dengan terbatas (Yoh. 3:34 RSV; Rm. 12:6). Ia adalah cara di mana Allah akhirnya dapat menjadi semua di dalam semua (1Kor. 15:28; Ef. 4:6).
1.4 Hubungan antara Roh Kudus terhadap Kristus dan Umat Manusia
Roh Kudus bekerja sejak sebelum pembaptisan. Roh tersebut menarik seorang individu kepada Allah melalui Kristus (Ibr. 7:25).
Buah pertama dari Roh diberikan ke seseorang pada saat pembaptisan, dari Roma 8:23, yang dengan jelas menyatakan bahwa pengangkatan tidak terjadi sampai penebusan dari badan.
Jadi kita dilahirkan lagi tetapi terus tumbuh dalam Roh setiap harinya dalam Yesus Kristus sampai kita datang kepada kemuliaan Allah. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran (1Yoh. 4:6, 5:6) dan dengan mengatakan Kebenaran di dalam segala hal kita tumbuh ke arah Kristus, yang adalah kepala kita dalam segala hal (Ef. 4:15). Roh Kudus adalah Roh Allah (Rm. 8:14) dan Roh Iman (2Kor. 4:13) yang menyelidiki segala hal dan mengetahui segala hal (1Kor. 2:10-11, 12:3 ff).
Jadi Roh Kudus bukanlah aspek independen dari suatu Allah Tritunggal, tetapi adalah cara dimana kita menjadi elohim (Za. 12:8). Roh menyampaikan kepada Allah suatu pengertian tentang pikiran dan keadaan kita. Dengan cara diarahkan melalui Yesus Kristus sebagai penengah dan perantara elohim (allahhin) atau theos (Mzm. 45:6-7; Za. 12:8; Ibr. 1:8-9), Ia memungkinkan Kristus untuk menolong, mengajar, dan menghibur kita, dan memungkinkan kita untuk menggunakan kekuasaan Allah. Roh memberikan kepada setiap orang sifat-sifat yang dikehendaki Allah supaya menguntungkan badan seperti diuraikan dalam 1Korintus 12:7-11.
Roh dapat dipadamkan (1Tes. 5:19) dengan diabaikan atau didukakan (Ef. 4:30) dan karenanya mengakui keuntungan dan kerugian sang individu.
Buah dari Roh Kudus adalah kasih dari Galatia 5:22. Maka dari itu, jika kita tidak mengasihi satu sama lain maka Roh Kudus tidaklah nyata.
Roh ini adalah alat kita untuk menyembah Allah seperti dinyatakan dalam Filipi 3:3. Jadi, Roh pasti bukanlah Allah sebagai obyek penyembahan, dan, karenanya sama dengan Allah Bapa. Ia adalah suatu kekuatan yang memberi kuasa kepada Kristus. Karenanya Kristus adalah Bapa yang Kekal (Yes. 9:6) yang mana banyak keayahan di dalam surga dan di atas bumi (Ef. 3:15). Kristus menjadi Bapa yang Kekal berdasarkan delegasi.
Semua bapa dan keluarga ini menerima namanya dalam Allah Bapa yang merupakan alasan kita bersujud kepada Allah Bapa, menyembah Dia (Ef. 3:14-15).
Kristus adalah anak sulung atau yang ada terlebih dahulu dari segala ciptaan. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan atau pemerintah atau penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kol. 1:16-17). Tetapi Tuhanlah yang membuatnya dan yang berkehendak bahwa ciptaannya ada dan hidup dalam Kristus. Maka dari itu, Kristus bukanlah Allah dalam arti bahwa Allah
Umat Kristen dipanggil dari dunia ini untuk sebuah kehidupan pelayanan dan pengabdian. Banyak yang dipanggil tetapi hanya beberapa yang dipilih (Mat. 20:16, 22:14). Umat Kristen adalah umat pilihan, seperti Kristus adalah pilihan Allah (Luk. 23:35). Umat pilihan adalah dipilih oleh Kristus (Yoh. 6:70, 15:16,19), di bawah petunjuk Allah (1Ptr. 2:4).
Untuk membantu Gereja (jemaat), umat pilihan yang adalah jemaat, atau ekklesia, diberi pengertian tentang misteri Allah. Roh Kudus adalah mekanisme yang diberikan kepada mereka untuk mengerti misteri Allah dan Kerajaan Allah (Mrk. 4:11). Karena hikmat Allah dibicarakan dalam suatu misteri (1Kor. 2:7), yang dijelaskan oleh para hamba Allah (1Kor. 2:7, 15:51). Karena kehendak Allah dijelaskan sebagai suatu misteri (Ef. 1:9) yang Tuhan berikan ke para hambaNya dengan wahyu. Lebih jauh lagi misteri itu ada dalam pekerjaan Kristus melalui umat pilihan. Paulus menulis
1.5 Hubungan antara Kristus, Setan, dan Malaikat terhadap Allah
Di dalam Alkitab ada banyak kesatuan yang disebutkan sebagai Elohim atau Theoi, artinya ketuhanan. Kristus adalah satu diantara bawahan Tuhan yang disebutkan di Perjanjian Lama sebagai Elohim (see Za. 12:8). Kristus di dalam Perjanjian Baru disebutkan sebagai Bintang Timur yang baru pada kedatangannya kembali ke bumi. Ia akan membagi kedudukan ini dengan umat pilihannya (Why. 2:28, 22:16).
Allah dianggap oleh Alkitab sebagai Allah dan Bapa dari Kristus (dari Rm. 15:6; 2Kor. 1:3, 11:31; Ef. 1:3,17; Kol. 1:3; Ibr. 1:1 ff; 1Ptr. 1:3; 2Yoh. 3; Why. 1:1,6, 15:3). Kristus memperoleh hidup, kekuasaan dan wewenangnya dari perintah Allah Bapa (Yoh. 10:17-18).
Kristus menempatkan keinginannya lebih rendah daripada keinginan Allah, yang adalah Bapa (Mat. 21:31, 26:39; Mrk. 14:36; Yoh. 3:16, 4:34). Allah memberikan umat pilihan kepada Kristus dan Allah lebih besar dari Kristus (Yoh. 14:28) dan lebih besar dari segala sesuatu (Yoh. 10:29). Karenanya Allah mengirim AnakNya Yang Salah Satu Dilahirkan (monogene) kepada dunia ini supaya kita dapat hidup oleh Dia (1Yoh. 4:9). Itulah Tuhan yang menghormati dan memuliakan Kristus (Yoh. 8:54), Allah yang lebih besar dari Kristus (Yoh. 14:28).
Allah adalah Gunung Batu (sur) sebagai Tambang atau Gunung dari mana segala sesuatu ditambang, geretan itu dari Yosua 5:2 yang memurnikan Israel, penyebab utama dan efektif (Ul. 32:4). Allah adalah Gunung Batu Israel, Gunung Batu dari keselamatan mereka (Ul. 32:15), Gunung Batu yang menanggung mereka (Ul. 32:18,28-31). 1Samuel 2:2 menunjukkan bahwa Allah kita adalah Gunung Batu kita, sebuah Gunung Batu yang abadi (Yes. 26:4). Dari Gunung Batu inilah segala sesuatu ditebang, seperti semua keturunan Abraham yang beriman (Yes. 51:1-2). Mesias ditebang dari Gunung Batu ini (Dan. 2:34,45) untuk menebang kerajaan dunia. Allah adalah Gunung Batu atau dasar di mana fondasi diletakkan dan di mana Kristus akan membangun jemaatnya (Mat. 16:18) dan di mana Ia sendiri akan beristirahat. Mesias adalah Kepala Landasan dari jemaat Allah, dari mana umat pilihan adalah Naos atau Bait Allah Yang Suci, tempat penyimpanan Roh Kudus. Batu Gereja semuanya dibuat dari Gunung Batu yang adalah Allah, seperti juga Kristus, dan diberikan kepada Kristus, batu rohani (1Kor. 10:4), sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan (Rm. 9:33) untuk membentuk Bait Suci [yang jemaat].
Kristus membangun Bait Suci sehingga Allah dapat menjadi semua, di dalam semua (Ef. 4:6). Allah telah memberikan kepada Kristus untuk menjadi semua di dalam semua (panta kai en pasin Kol. 3:11) meletakkan segala sesuatu di bawah kakinya (1Kor. 15:27) memberikan dia untuk menjadi kepala atas segala sesuatu kepada jemaat, yang adalah Tubuhnya, yaitu kepenuhan dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu (Ef. 1:22-23). Ketika Allah meletakkan segala sesuatu di bawah Kristus, adalah nyata bahwa Allah sendiri tidak termasuk dari salah satu yang diletakkan di bawah kaki Kristus (1Kor. 15 :27).
Jika Kristus menundukkan segala sesuatu, maka apakah Kristus sendiri termasuk yang Allah letakkan di bawah kaki Kristus agar supaya Allah adalah semua dari segala sesuatu (panta en pasin 1Kor. 15:28 tidak seperti RSV). Karenanya para pengikut doktrin Platonic yang mencoba menggabungkan Allah dan Kristus dalam konsep Tritunggal adalah berlawanan dengan Kitab Injil. Kristus akan duduk di sebelah kanan Allah, oleh petunjuk Allah (Ibr 1:3,13, 8:1, 10:12, 12:2; 1 Pet. 3:22) dan bersama-sama duduk di atas tahta Allah seperti yang umat pilihan juga akan bersama-sama duduk di atas tahta yang diberikan ke Kristus (Why. 3:21) yang adalah sebuah tahta Allah (Mzm. 45:6-7; Ibr. 1:8) atau Allah adalah tahtamu diterjemahkan Your Throne O God (Tahtamu O Allah) (lihat catatan di bawah halaman buku dari versi Annotated RSV).
Allah, yang mengirim, adalah lebih besar daripada dia yang dikirim (Yoh. 13:16), hamba tidaklah lebih besar daripada Tuannya (Yoh. 15:20).
Kristus ditantang di gurun pasir oleh Setan dan sebenarnya pencobaan Setan sedang dilakukan. Setan, yang adalah Bintang Timur, sang Lucifer atau Pembawa Cahaya dari planet ini (Yes. 14:12) seperti penjaga dan gurunya yang juga, sebenarnya adalah salah satu dari Elohim yang berada di bawah Allah Bapa.
Kristus yang seharusnya menjadi Bintang yang keluar dari keturunan Yakub (dalam Bil. 24:17). Karenanya hal itu diperjelas di Buku-buku Musa bahwa salah satu dari Bintang Timur yang disebutkan bakal ada pada saat penggenapan planet ini (dalam Ayb. 38:7), salah satu elohim, akan menjadi manusia dari keturunan Yakub dan Daud (Why. 22:16).
Elohim ini yang kita ketahui sebagai Yesus Kristus belum menjadi Bintang Timur dari planet ini. Kedudukan itu sedang dikuasai oleh Setan (dari Yes. 14:12 and Yeh. 28:2-10).
Kristus telah diurapi sebagai elohim oleh Israel dari Mazmur 45:7 dan diurapi di atas teman-teman dan sekutu-sekutunya. Bagaimanapun, Kristus dalam kenyataannya bukan dalam posisi Bintang Timur dan tidak akan menerima tugas kewajiban tersebut sampai kedatangannya yang kedua kali. Posisi dan kewajiban tersebut adalah untuk dibagi bersama-sama dengan Kristus oleh umat pilihan, yang bersama-sama membagi sifatnya sebagai Bintang Timur di dalam hati mereka (diterjemahkan sebagai Day Star di dalam 2Ptr. 1:19 Inggris). Umat pilihan dijanjikan untuk bersama-sama mendapatkan kekuasaan ini dari Wahyu 2:28.
Setan, sebagai Bintang Timur, telah menantang Allah yang Maha Tinggi atau Allah Bapa seperti yang dikatakan di Yesaya 14:12. Ia mencoba untuk naik atau mengagungkan tahtanya, suata tahta Allah, di atas Bintang Allah atau Dewan Elohim. Dewan ini adalah sidang perkumpulan para Elohim atau Tuhan Allah diambil dari Mazmur 82:1. Adalah menarik untuk mencatat bahwa Irenæus, murid Polycarp, murid Yohanes, menganggap bahwa Mazmur 82:1 menunjukkan kepada Theoi or Allah yang juga termasuk umat pilihan, yaitu mereka yang diangkat (dari Against Heresies, Bk. 3, Ch. 6, ANF, Vol. 1, p. 419).
Ada banyak Anak Allah (dari Ayb. 1:6, 2:1, 38:7; Mzm. 86:8-10, 95:3, 96:4, 135:5) yang diidentifikasikan sebagai Bene Elyon atau Anak dari Yang Maha Tinggi. Manusia pilihan adalah juga termasuk didalam Malaikat surga sebagai Anak-anak Allah (dari Rm. 8:14). Jadi, Kristus dan umat pilihan sebagai Anak-anak Allah adalah satu dengan Allah melalui Roh Kudus, ditakdirkan sebelumnya fondasi dunia. Kristus meletakkan kekuasaannya untuk menjadi seorang manusia, Ia dan semua umat pilihan menerima anugerah Keanakannya dalam kekuasaan menurut Roh Kekudusan dengan kebangkitan dari antara orang mati (Rm. 1:4).
Dari Kisah para Rasul 7:35-39 dikatakan bahwa seorang malaikatlah yang berbicara kepada Musa di Sinai dan malaikat ini adalah Kristus. Di dalam Galatia 4:14 Paulus menyamakan dirinya seperti malaikat bahkan seperti Yesus Kristus.
Kita juga akan menjadi seperti malaikat (Mat. 22:30) sebagai sebuah perintah atau isaggelos (dari Luk. 20:36), bersama-sama sebagai ahli waris dengan Kristus (Rm. 8:17; Gal. 3:29; Tit. 3:7; Ibr. 1:14, 6:17, 11:9; Yak. 2:5; 1Ptr. 3:7). Perjanjian Lama mengidentifikasikan Malaikat YHWH baik sebagai Jehovah (Tuhan orang Yahudi) maupun Elohim (Kel. 3:2,4-6 di mana Allah atau elohim di sini adalah seorang malaikat; cf. Za. 12:8).
Mazmur 89:6-8 menunjukkan bahwa ada sebuah Dewan dari Yang Suci (qedosim atau qadoshim, juga dipergunakan untuk manusia) yang terdiri dari dewan dalam dan dewan luar. Hal ini dimengerti sebagai sebuah Dewan Surga dari Keadilan Elohim.
1.5.1 Kristus sebagai Anak Allah
Setan mencoba untuk mencobai Kristus dengan beberapa cara. Pertama-tama Setan menunjuk ke Kristus sebagai Anak Allah (cf. Mat. 4:3, 4:6; Luk. 4:3). Setan juga menunjuk ke Kristus sebagai Anak Allah (cf. Mat. 8:29; Luk. 4:41; Mrk. 3:11). Setan berusaha membuat Kristus untuk membuktikan posisinya sebagai Anak Allah dengan menunjukkan kuasa mujizatnya, yang mana Allah telah berjanji bahwa Ia akan memberikan para malaikatNya untuk menjaganya (in Mzm. 91:11-12). Setan menghilangkan kata-kata untuk menjaga engkau dalam segala jalanMu dan menambahkan pada setiap saat. Jadi, dengan memutarbalikkan Injil, Setan mencoba untuk mengambil hidup Kristus.
Kristus tidak pernah sama sekali membenarkan Setan dengan menegaskan bahwa Ia adalah Allah, daripada sebagai Anak Allah. Memang, tidak ada jin sama sekali yang mencoba menegaskan muslihat bahwa Kristus adalah Allah tertinggi sampai setelah kematiannya, sebuah muslihat bahwa Kristus akan sudah menyangkal dalam hidupnya. Tujuan setiap cobaan adalah untuk meruntuhkan ketaatan Kristus kepada Allah, dan akhirnya, mematahkan Injil. Setan mencoba supaya Kristus menyembahnya. Ia menjanjikan Kristus kekuasaan atas planet ini pada waktu itu jika Kristus akan menyembahnya.
Kristus tidak meragukan haknya untuk memindahkan kekuasaan atas planet ini atau bahkan Dialah penguasanya. Kristus sebaliknya menjawab
...tertulislah bahwa: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dialah Engkau harus berbakti.
Kristus tidak memberitahu Setan bahwa Setan harus menyembah Kristus, tetapi sebaliknya mengarahkan dia kepada hukum. Pada setiap saat pelayanannya Kristus tidak pernah menuntut menjadi Allah. Ia berkata bahwa Ia adalah Anak Allah. Alasan inilah yang menyebabkannya diadili.
Seperti disebutkan di Matius 27:43
Ia percaya kepada Allah. Biarlah Allah menyelamatkannya sekarang bila Ia memang menginginkannya, sebab Ia berkata, 'Aku adalah Anak Allah'
.Allahku, Allahku, mengapa Engkau telah meninggalkan Aku?
Kristus jelas-jelas tidak menganggap dirinya Allah. Untuk mengusulkan bahwa Ia adalah bagian dari sesuatu Ia mohon, dalam kedudukan yang sama, yang sebagiannya jalan buntu, adalah tidak masuk akal.
1.5.2 Doktrin Anti Kristus
Doktrin Anti Kristus disebutkan di dalam 1Yoh. 4:1-2. Naskah kuno yang benar untuk 1John 4:1-2 disusun dari Irenæus, (Chapter 16:8 ANF, Vol. 1, fn. p. 443).
Dengan ini kamu mengenal Roh Allah: Setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, adalah berasal dari Allah; dan setiap roh yang memisahkan Yesus Kristus bukanlah berasal dari Allah, tetapi berasal dari Anti Kristus.
Ahli sejarah Socrates berkata (VII, 32, p. 381) bahwa bagian ayat ini telah diubah oleh orang-orang yang ingin memisahkan sifat kemanusiaan Yesus Kristus dari sifat Ketuhanannya.
Kristus sebagai Anak bukanlah satu-satunya Allah yang benar
Juga di dalam Lukas 22:70 mereka semua berkata Kalau begitu, apakah Engkau ini Anak Allah?
(Yoh. 17:3).Ia menjawab Kamu mengatakan bahwa Aku Adalah.
Ia dikenal sebagai Anak Allah dalam
Matius 27:54 di mana mereka berkata Sungguh, Ini adalah Anak Allah.
Markus 1:1 menyatakan bahwa Kitab Injil adalah tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
Lukas 1:35 menyatakan bahwa yang Kudus yang akan dilahirkan akan dipanggil Anak Allah.
Untuk mengerti bahwa Kristus adalah Anak Allah, adalah merupakan sebuah wahyu dari Allah.
Simon Petrus menjawab dan berkata, "Engkaulah Kristus, Anak dari Allah yang hidup." Yesus menjawab dan berkata kepadanya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BAPAKU yang ada di surga.
Juga Matius 11:27 menyatakan
Semua telah diberikan kepadaku oleh BAPAKU dan tidak seorangpun mengenal Anak selain sang Bapa. Dan tidak seorangpun juga mengenal sang Bapa kecuali Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Jadi Bapa menyatakan sesuatu kepada orang-orang, kemudian memberikan mereka kepada Kristus yang kemudian menyatakan Sang Bapa kepada mereka.
1.5.3 Nama dan Kekuasaan Allah
Tidak ada keraguan bahwa Allah adalah tunggal dan yang berkuasa. Amsal 30:4-5 menyebutkan nama Allah dan bahwa Ia mempunyai seorang anak.
Siapakah yang telah naik ke surga, lalu turun?
Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamNya?
Siapakah yang telah membungkus air dengan jubahNya?
Siapakah yang telah menetapkan segala ujung-ujung bumi?
Siapakah namaNya dan nama anakNya? Beritahu aku jika kamu tahu.
Setiap firman Allah [ELOAH] adalah murni: Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya.
Janganlah menambahi firmanNya, supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta.
Alkitab menafsirkan sendiri dan nama Allah disebutkan langsung sesudah pertanyaan tersebut, dan jelaslah bahwa hal ini bukan suatu gabungan dari Bapa dan Anak, tetapi sesungguhnya bahwa, Ia mempunyai seorang anak.
Lebih lanjut, Perjanjian Baru menyatakan dengan jelas bahwa Bapalah yang disembah. Kristus memperingatkan seorang wanita Samaria dalam Yohanes 4:21 bahwa saatnya akan tiba ketika mereka tidak dapat menyembah Bapa di gunung itu (Samaria) ataupun di Yerusalem. Tetapi Ia berkata dengan jelas dalam Yohanes 4:23
Tetapi saatnya akan tiba, dan telah tiba sekarang, dimana penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dengan roh dan dengan kebenaran, sebab mereka adalah tipe penyembah-penyembah yang dicari oleh Bapa.
Kristus di sini menunjukkan bahwa obyek ibadah adalah Bapa dan bukan dirinya sendiri. Jadi merupakan suatu penghujatan kalau seseorang harus menyembah Kristus yang ditinggikan dari Yohanes 3:14 yang diartikan tidak semestinya, di mana Anak manusia harus ditinggikan seperti Musa telah meninggikan ular di padang gurun. Tujuan penyaliban adalah supaya manusia mempunyai hidup yang kekal, bukan supaya Kristus dapat menjadi obyek penyembahan seperti yang dinyatakan dengan keliru. Dari kekeliruan ini, maka terjadi kekeliruan juga bahwa orang-orang Kristen menyembah tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi.
Eloah adalah Allah dari Perjanjian Lama dan merupakan Bait Suci dan Allah dari Yesus Kristus di Perjanjian Baru. Bait Suci di Yerusalem adalah Rumah Eloah (Ezra 4:24; 5:2,13,15,16,17; 6:3,5,7,8,16,17; 7:23). Ia adalah Eloah dari Israel (Ezra 5:1; 7:15), Eloah yang besar dari surga (Ezra 5:8,12). Ia adalah obyek pengorbanan di Bait Suci (Ezra 6:10) di mana Ia membuat namaNya tinggal di sana (Ezra 6:12). Ia memerintahkan pembangunan Bait Suci (Ezra 6:14) dan para imam siap melayaniNya (Ezra 6:18; 7:24) dan menjalankan kehendakNya (Ezra 7:18). Hukumnya adalah hukum Eloah dari Surga (Ezra 7:12,14). Barang siapa yang tahu hukum Eloah harus mengajarkan kepada mereka yang tidak tahu (Ezra 7:25) dan penghakiman haruslah memakai hukum Eloah (Ezra 7:26). Barang ini adalah sang Bapa yaitu Eloah yang tunggal dan Allah Maha Tinggi, Bapa Mesias dan semua anak Allah.
Chapter 2
Rencana Keselamatan
2.1 Jatuhnya Umat Manusia
Umat manusia diciptakan serupa dengan gambar dan persamaan Allah (Kej. 1:26-27). Adam dan Hawa dikutuk sebab tidak taat (Kej. 3:16-19). Sebagai akibat dari durhaka ini, yaitu dosa, dan akibatnya maut menghampiri semua manusia. (1Kor. 15:22; Rm. 5:12).
2.2 Keselamatan Umat Manusia
Allah tidak ingin ada tubuh yang binasa (2Ptr. 3:9). Supaya manusia dapat diselamatkan dari hukuman dosa, yaitu maut, Allah membuat suatu rencana keselamatan yang melibatkan pengorbanan dengan kematian dan kebangkitan anakNya Yesus Kristus (Yoh. 3:16). Rencana ini berurutan di mana Kristus adalah yang sulung dari orang-orang yang telah mati (1Kor. 15:20). Rencana keselamatan ini disebutkan dalam Hari-hari Suci dari Alkitab (Im. 23).
2.3 Alkitab sebagai Kebenaran yang Diilhami
Kristus berkata: Telah tertulis bahwa manusia janganlah hidup dari roti saja, tetapi dari setia firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4; Luk. 4:4). Alkitab dikenal sebagai Firman (Dan. 10:21), dan diarahkan kepada keselamatan umat manusia dan perwujudan dari kekuasaan Allah (Kel. 9:16; Rm. 9:17). Cara keselamatan adalah Yesus Kristus (Rm. 10:11) seperti yang diramal oleh Firman sejak Musa dan segala nabi-nabi (Luk. 24:27), ramalan adalah Firman (Mat. 26:56; Rm. 1:2). Semua Firman diilhami oleh Allah dan baik untuk mengajar, untuk menegur, untuk membetulkan kelakuan, dan untuk mengajarkan kebenaran, bahwa manusia Allah boleh menjadi sempurna, dilengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Tim. 3:16).
Firman pada zaman Kristus dan para rasul adalah Perjanjian Lama (Mat. 21:42; Mrk. 12:10; Kis. 17:2). Perjanjian Lama adalah Firman yang menunjuk bahwa Allah bernapas atau berilham dalam 2Timotius 3:16. Perjanjian Baru adalah tambahan atas Perjanjian Lama. Perjanjian Baru tidak menggantikan Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama ditulis lebih dahulu sebagai petunjuk kita, sehingga oleh ketabahan dan dorongan Firman kita mempunyai harapan (Rm. 15:4). Kesalahan dimulai dari kurangnya pengetahuan akan Firman itu (Mat. 22:29; Mrk. 12:24). Orang-orang Berea mempelajari Firman setiap hari, membuktikan apakah yang dikatakan memang benar. Ini diukur sebagai lebih mulia (Kis. 17:11). Seluruh gambaran Alkitab diambil dari semua bagian Firman, ajaran demi ajaran, baris demi baris (Yes. 28:10). Firman menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias atau Kristus (Kis. 18:28). Kristuslah, yang melalui Roh Kudus, yang membuka pikiran dari semua umat pilihan, dimulai dari para rasul, sehingga Firman dapat dimengerti (Luk. 24:45).
Firman dari Perjanjian Lama harus digenapi (Mat. 26:54,56; Mrk. 12:10, 14:49) dan tidak dapat dibatalkan (Yoh. 10:35). Kebanyakan Firman diarahkan dan digenapi dalam Kristus, atau akan digenapi dalam Kristus pada kedatangannya yang kedua (Why. 1:7, 12:10, 17:14, 19:11-21), yang akan menjadi berkuasa dan mulia (Mat. 24:30).
2.4 Pertobatan dan Perubahan
Supaya manusia boleh hidup, atau mempunyai kehidupan kekal, maka Allah mengharuskan manusia untuk bertobat. Kecuali manusia bertobat, maka ia akan binasa (Luk. 13:3,5).
Kristus dikirim untuk memanggil umat manusia agar bertobat (Luk. 11:32). Kristus memulai pelayanannya sesudah Yohanes Pembaptis dipenjarakan (Mat. 4:12). Yohanes Pembaptis dipenjarakan beberapa saat sesudah Paskah kaum Yahudi 28 AD (Yoh. 3:22-24, 4:12), menjadi hari Paskah itu sendiri sesudah permulaan pelayanan Yohanes pada tahun kelimabelas dari pemerintahan Kaisar Tiberius (Luk. 3:1). Sejak itu, Yesus mulai berkotbah, dengan berkata Bertobatlah, sebab kerajaan Surga sudah dekat (Mat. 4:17). Kristus memerintahkan para rasulnya untuk mengabarkan ajaran pertobatan, dan memberi mereka kuasa atas iblis dan roh-roh jahat (Mrk. 6:7,12; Luk. 10:1,17-20).
Pertobatan diajarkan sebagai pendahuluan untuk menhilangkan noda dosa (atau yang jahat) (Acts 8:22) sehingga waktu kelegaan boleh datang dari kedatangan Tuhan, sehingga Ia boleh mengutus Kristus yang diangkat untuk kita (Kis. 3:19-20).
Allah mengabaikan zaman kebodohan, tetapi setelah Kristus, Ia memerintahkan semua orang untuk bertobat, setelah menetapkan suatu hari penghakiman atas mereka (Kis. 17:30). Jadi pertobatan diperluas sampai kepada bangsa-bangsa lain (lihat juga Kis. 15:3).
Dari pertobatan dan mengikuti Allah, orang berdosa yang bertobat harus melakukan perbuatan yang sesuai dengan pertobatan itu (Kis. 26:20).
Jemaat di Efesus dipanggil untuk bertobat dan mengingat betapa dalamnya mereka telah jatuh, dan melakukan lagi apa yang semula mereka lakukan (Why. 2:5). Begitu juga jemaat di Pergamus dipanggil untuk bertobat (Why. 2:16). Juga jemaat di Tiatira (Why. 2:21-22) dimana orang-orang yang sesat dilemparkan ke atas ranjang bersama-sama dengan guru-guru agama sesatnya. Jemaat di Sardis juga dipanggil untuk bertobat atau Kristus akan datang kepada mereka seperti seorang pencuri di malam hari dan mereka tidak akan tahu kapan Ia akan datang (Why. 3:3). Kristus akan marah dan menghukum mereka yang dicintaiNya. Ia menuntut mereka (dalam hal ini jemaat di Laodikia) agar tekun dan bertobat (Why. 3:19). Jadi pertobatan itu berlangsung terus untuk semua jemaat Allah, dan menjadi tanggung jawab semuanya (Yak. 5:19-20).
2.5 Pembaptisan
Semua kuasa dianugerahkan kepada Kristus setelah kebangkitannya (Mat. 28:18). Ia memerintahkan para muridnya untuk pergi dan menjadikan murid-murid dari segala bangsa dengan membaptis mereka dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus (Mat. 28:19). Mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang Kristus perintahkan. Jadi Ia akan selalu menyertai mereka sampai akhir zaman (Mat. 28:20).
Pertobatan harus diiringi dengan pembaptisan untuk mendapatkan anugerah Roh Kudus (Kis. 2:38). Kamu tidak dapat menerima Roh Kudus kecuali kamu bertobat dan dibaptiskan, jadi dilahirkan kembali. Kecuali kamu dilahirkan baru kembali, maka kamu tidak dapat memasuki Kerajaan Allah (Yoh. 3:3,5). Pertobatan adalah mutlak untuk menerima pembaptisan dan Roh Kudus. Jadi pembaptisan bayi, dengan logis, dihindarkan karena bertentangan dengan Alkitab. Keharusan untuk bertobat dahulu ditekankan oleh misi Yohanes Pembaptis, yang adalah pelopor pembaptisan Roh Kudus dalam Kristus (Mrk. 1:4,8). Yohanes menyebutkan bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api, untuk mereka yang tidak bertobat (dilambangkan sebagai debu jerami) (Luk. 3:16-17). Roh Kudus dianugerahkan atas petunjuk Allah. Dengan permintaan, dilambangkan dengan menaruh tangan, Roh Kudus memasuki seseorang. Jadi Roh dianugerahkan untuk segala aspek pekerjaan. Roh Kudus bekerja sejak sebelum pembaptisan dengan setiap orang. Roh menarik umat pilihan kepada Allah melalui Kristus (Ibr. 7:25). Karunia sulung Roh diberikan kepada seseorang pada saat pembaptisan, dari Roma 8:23, yang dengan jelas menyebutkan bahwa pengangkatan tidak terjadi sampai penebusan tubuh. Jadi kita dilahirkan kembali tetapi terus tumbuh dalam roh setiap harinya dalam Yesus Kristus sampai kita menerima kemuliaan Allah.
Anugerah Roh Kudus pada saat pembaptisan ini adalah air sumur keselamatan yang dijanjikan Allah melalui para nabiNya (Yes. 12:3). Air Roh Kudus ini adalah janji Allah kepada Yakub, tercantum di Yesaya 44:3. Tuhan Allah adalah sumber air yang hidup (Yer. 2:13, 17:13; also Za. 14:8). Ini adalah sungai dari air kehidupan (Why. 22:1). Kristus, berbicara mengenai Roh (Yoh. 7:39), mengatakan bahwa dari Dialah air kehidupan mengalir (Yoh. 4:10-14, 7:38 cf. Yes. 21:3, 55:1, 58:11; Yeh. 47:1). Israel secara roh dibersihkan oleh air dalam Yehezkiel 36:25, yaitu air kehidupan atau Roh Kudus. Umat pilihan menerima air kehidupan ini dengan cuma-cuma (Rev. 22:17).
Chapter 3
Doktrin Tentang Tanggung Jawab Manusia
3.1 Doa dan Ibadah
3.1.1 Allah sebagai Obyek dari Doa dan Ibadah
3.1.1.1 Obyek Ibadah
Posisi utama dan tanda pokok dari umat pilihan adalah dan telah selalu adalah, monoteisme mutlak dan keyakinan akan hubungan lebih rendah dengan Yesus Kristus. Kita tidak menyembah Allah lain selain Tuhan Allah (Kel. 34:14; Ul. 11:16) atau kita akan dibinasakan (Ul. 30:17-18). Allah memberikan perintah Pertamanya sebagai berikut
Akulah Tuhan Allahmu yang membawamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan. Janganlah kamu mempunyai Allah-Allah lain selain Aku
Konsep selain di sini dalam arti yang lainnya seperti menggantikan atau tanpa kuasa Allah yang kita kenal sebagai Allah Bapa.
Kita harus mencintai Tuhan Allah kita dan melayaniNya dengan sepenuh hati dan jiwa kita, yaitu jiwa raga kita, dan sebaliknya pada waktunya nanti kita akan mendapatkan hujan yang akan memberikan panen dan padang rumput untuk sekawanan hewan kita. Dengan kata lain, kita akan diberi makan banyak (Ul. 11:13-15). Tetapi kita mempunyai Perjanjian Baru dimana Tuhan membentuk hukumNya dalam akal budi kita dan menuliskannya dalam hati kita. Ia adalah Allah kita, dan kita adalah pelayanNya, menyembahNya, dengan melakukan hukumNya dalam sifat-dasar kita yang sungguh (Ibr. 8:10-13).
Kita harus menyembah Tuhan Allah kita (Ul. 26:10; 1Sam. 1:3, 15:25). Allah ini adalah satu-satunya Allah yang benar, yaitu Allah Bapa. Syarat untuk hidup kekal adalah kita harus mengenal Dia dan anakNya Yesus Kristus (Yoh. 17:3). Kita berhubungan dengan Tuhan, kemuliaan namaNya; kita menyembah Tuhan dalam (Mzm. 29:2, 96:9). Seluruh bumi bersujud menyembah Dia dan menyanyikan pujian untuk namaNya (Mzm. 66:4). Ini adalah ramalan dan akan menjadi kenyataan. Segala bangsa yang telah Ia ciptakan akan datang dan membungkuk, gemetar (Mzm. 96:9) dihadapanNya, memuliakan namaNya, sebab Ia sendiri adalah Allah (Mzm. 86:9-10), Tuhan pencipta kita. Ia adalah Allah kita dan kita adalah kawanan domba di tanganNya (Mzm. 95:6-7). Ia adalah Kudus (Mzm. 99:5,9). Pengertian tentang siapa yang kita sembah juga ditunjukkan dengan dua tanda yang kalau digabungkan dengan pengertian akan sifat Allah akan membentuk dasar untuk melambangkan umat pilihan. Kedua tanda tersebut adalah:
Hari Sabat
Paskah (14-21 Abib or Nisan).
Paskah ini adalah suatu tanda atau segel dimana, dari Keluaran 13:9,16, Paskah ini, termasuk Perayaan Roti Tak Beragi, adalah lambang dari hukum Tuhan (Ul. 6:8) dan dari penebusanNya atas Israel (Ul. 6:10) yang mana, dari Perjanjian Baru, meluas ke segala sesuatu di dalam Kristus (Rm. 9:6, 11:25-26). (dari Kel. 20:8,10,11; Ul. 5:12). Hari Sabat adalah tanda antara kita dengan Allah yang menguduskan kita (Kel. 31:12-14); danTanda dari hukum ini, yaitu hari Sabat dan Paskah (kaum Israel), khusus dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap penyembahan berhala (Ul. 11:16). Dua tanda ini adalah lambang di tangan dan dahi dari umat pilihan Tuhan, dan dengan Roh Kudus, akan membentuk dasar untuk melambangkan 144.000 orang pada hari terakhir seperti dalam Wahyu 7:3. Mereka memasuki sisa dari hari-hari kudus.
Kristus berkata: Kamu harus menyembah Allah, Tuhanmu, dan kepadaNya sajalah engkau harus menyembah (atau melayani) (Mat. 4:10; Luk. 4:8). Jadi dalam istilah Alkitab, pelayanan adalah bentuk penyembahan.
Penyembahan Allah melalui ajaran manusia adalah penyembahan yang sia-sia (Mat. 15:8-9). Sebab Bapa menghendaki manusia untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:21-24). Sebab kitalah orang-orang bersunat yang benar yang menyembah Allah dalam roh dan kemuliaan dalam Yesus Kristus (Flp. 3:3). Semua dewan dari yang tua-tua, termasuk Kristus, menyembah kepada Allah yang menciptakan segala sesuatu, dan oleh kehendakNyalah mereka diciptakan dan ada (Why. 4:10). Dengan perintah Kristus, baik dalam hukum (Kel. 20:3) dan dalam wahyu, kita menyembah Allah (Why. 22:9).
3.1.1.2 Obyek Doa
Manusia berdoa kepada Tuhan Allah (Mzm. 39:13, 54:2) yang mendengar. Apa saja yang kamu minta dalam doa, akan kamu terima jika kamu minta dalam iman (Mat. 21:22). Kristus adalah contoh manusia yang berdoa kepada AllahNya dan Allah kita, yaitu Bapa (Luk. 6:12). Contoh cara berdoa dapat dibaca dalam Doa Tuhan yang merupakan ajaran dasar dari struktur berdoa yang diberikan oleh Kristus (Luk. 11:2-4).
Tujuan utama dari umat pilihan dan pendeta adalah doa dan pelayanan Firman (Kis. 6:4). Dewan para Tua-tua diberi tanggung jawab untuk mengawasi doa para orang kudus (Why. 5:8).
3.1.1.3 Doa Perorangan dan Doa Bersama Atas Nama Orang Lain
Doa bersama dalam sehati adalah contoh dari para rasul (Kis. 1:14). Hal ini dilakukan oleh seluruh jemaat (Kis. 12:5).
Doa tidak hanya untuk para jemaat; tetapi untuk siapa saja yang mempunyai semangat tetapi tidak dicerahkan dan tidak menyerahkan dirinya pada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah akhirnya (atau tujuannya) hukum supaya setiap orang yang mempunyai iman boleh disungguhkan (Rm. 10:1-4).
Doa itu membantu. Berkat yang diberikan atas jawaban dari banyak doa sudah selayaknya diberikan terima kasih, juga dengan banyak berdoa (2Kor. 1:11). Doa harus dalam roh (Ef. 6:18). Harus merupakan doa yang tekun (Kol. 4:2-4) dan doa ini merupakan suatu bantuan supaya kita dapat berdiri tegak dalam kebenaran dan keadilan (Ef. 6:14).
Doa orang yang benar mempunyai efek kuasa yang besar. Doa orang beriman akan menyembuhkan orang sakit dan menjamin pengampunan dosa. Sebab itu, kita saling mengaku dosa dan saling mendoakan dengan orang lain, supaya kita boleh disembuhkan (Yak. 5:15-16).
3.2 Hubungan Antara Keselamatan dan Hukum
3.2.1 Allah adalah Gunung Batu Kita
Allah adalah Gunung Batu kita, kekuatan dan keselamatan kita, dalam siapa kita berlindung (Mzm. 18:2-3). Kita percaya kepadaNya dan tidak takut gemetar (Yes. 12:2). Pengertian akan keselamatan adalah fungsi Kristus dan para nabi (Luk. 1:77). Pengertian ini diperluas kepada para jemaat di mana para orang kudus menjadi pelayan dari rahasia Allah (1Kor. 4:1). Keselamatan berasal dari orang Yahudi (Yoh. 4:22), tetapi diperluas dalam Kristus kepada siapa saja yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24). Tidak ada keselamatan dengan nama yang lain di bawah kolong langit ini, yang diberikan kepada manusia supaya dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Jadi keselamatan diberikan oleh Injil, yaitu kekuasaan Allah atas keselamatan setiap orang yang beriman, pada mulanya diberikan kepada orang Yahudi dan kemudian kepada bangsa-bangsa lain. Dalam Injil, kebenaran Allah ditunjukkan oleh iman untuk iman, sebab barang siapa yang oleh iman adalah benar akan hidup (Rm. 1:14-17). Allah tidak menakdirkan manusia untuk ditimpa murka, tetapi untuk memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus (1Tes. 5:9).
Pengertian dari Allah akan mengakibatkan kesedihan secara Allah, yang menghasilkan pertobatan kemudian menjadi keselamatan (2Kor. 7:10). Jadi Injil adalah firman kebenaran, sebab itu juga, Injil adalah ajaran keselamatan, yang membuat orang-orang bertobat dimeteraikan dengan Roh Kudus (Ef. 1:13). Keselamatan diperoleh dari tulisan suci atau Firman. Dengan inspirasi Allah, Firman dapat menuntun orang bertobat untuk keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus (2Tim. 3:15-16). Walaupun Ia seorang Anak, Ia juga belajar taat dengan penderitaan yang dijalaninya. Karena kesempurnaannya, Ia menjadi sumber keselamatan abadi untuk semua orang yang mematuhinya (Ibr. 5:8-9).
Jadi, Ia dikorbankan hanya satu kali saja untuk menanggung dosa dan akan muncul yang kedua kalinya, tidak untuk menanggung dosa, tetapi untuk menyelamatkan orang-orang yang sangat menantikannya (Ibr. 9:28). Jadi keselamatan itu sama untuk siapa saja dan yang pernah diberikan kepada para orang kudus (Judas 3). Jadi, tidak ada wahyu lagi sesudah yang terakhir Allah berikan kepada Yesus Kristus dan diberikan lagi kepada Yohanes. Semua yang diperlukan untuk keselamatan umat manusia terdapat di dalam Alkitab. Keselamatan dan kekuatan dan kemuliaan berasal dari Allah, dan Ia telah mewahyukanNya kepada para hambaNya melalui Kristus, supaya kita nubuat itu tidak diubah (Why. 22:18-19).
Meterai terakhir untuk para orang kudus adalah melalui Roh Kudus, berdasarkan hukum Allah yang diwahyukan dalam Alkitab dari Perjanjian Lama, dimulai dengan pernyataan dari hukum Allah.
Kristus memberikan hukum Taurat di Sinai sebagai Malaikat Perjanjian atau Malaikat Kehadiran, Malaikat dari Yahwe. Ia berkata
... selama langit dan bumi belum lenyap, tidak satu iota, atau satu titikpun, akan dihindarkan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Barang siapa yang meniadakan salah satu perintah yang terkecilpun dari hukum Taurat, dan mengajarkannya kepada orang lain, akan didudukkan di tempat terendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan hukum Taurat, dan mengajarkannya, akan didudukkan di tempat tertinggi di dalam Kerajaan Surga ...
Jadi Kristus sama sekali tidak meniadakan hukum Taurat. Ia memegang hukum Taurat itu dan memerintahkan orang-orang untuk melakukannya juga. Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes. Sejak zaman Yohanes, kabar baik dari Kerajaan Allah diajarkan, dan setiap orang memasuki Kerajaan Surga dengan kekerasan (or ditekan untuk memasukinya) (Lk. 16:16
Tetapi adalah lebih mudah bagi langit dan bumi untuk lenyap, daripada membatalkan satu titik hukum Taurat
Hukum Taurat diberikan kepada Musa, namun tidak dijalankan (Yoh. 7:19). Barang siapa yang berdosa tanpa hukum Taurat, akan binasa tanpa hukum Taurat. Barang siapa yang berdosa di bawah hukum Taurat, akan dihakimi oleh hukum Taurat (Rm. 2:12) sebab dosa adalah tidak mempunyai hukum atau pelanggaran terhadap hukum Taurat (1Yoh 3:4). Sunatan adalah terhadap hati, dan menjalankan ajaran hukum Taurat adalah untuk mengukur tingkat sunatan [yaitu kesucian atau diislamankan]. Barang siapa yang menjalankan hukum Taurat disunatkan hatinya, sedangkan barang siapa yang disunatkan tetapi tidak menjalankan hukum Taurat sama seperti seorang kafir. Orang yang Yahudi adalah mereka yang menjalankan hukum Taurat dari dalam hatinya sebagai orang Yahudi tulen didalamnya. Tetapi barang siapa menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi sesungguhnya bukan, akan dihakimi (Why. 3:9) dan akan tersungkur di hadapan para orang kudus. (Tersungkur juga diartikan menyembah dan dipakai mengenai Kristus dan umat pilihan).
Hukum Taurat adalah kudus dan perintah-perintahnya adalah kudus, benar dan baik (Rm. 7:12). Maka itu hukum Taurat tidak membawa maut, tetapi dosalah [yang membawa maut], yang pelanggaran hukum Taurat yang berkerja dalam dirinya sendiri (Rm. 7:13).
Hukum Taurat adalah rohani, tetapi manusia adalah jasmani, yang terjual di bawah kuasa dosa (Rm. 7:14). Orang yang benar-benar diubah suka akan hukum Taurat, di dalam lubuk hatinya (Mzm. 119:1 ff; Rm. 7:22). Sebab hukum Taurat membawa manusia kepada Kristus, yaitu kegenapan hukum Taurat itu sendiri (Rm. 10:4). Dengan hidup terpimpin oleh Roh, orang dibebaskan hukum Taurat (Gal. 5:18). Bukan karena ia menghindari hukum Taurat, tetapi karena ia memungkinkan hukum Taurat dijalankan dari lubuk hati dengan kebenaran, sebab hukum itu telah menjadi bagiannya sendiri (Ibr. 8:10-13). Hukum Allah dikejar dengan iman dan bukan dengan perbuatan (Rm. 9:32). Patuh akan perintahNya adalah mutlak diperlukan untuk memiliki Roh Kudus yang diam diam di dalam orang yang menjalankan perintah Allah (1Yoh. 3:24; Kis. 5:32). Jadi tidaklah mungkin menjadi seorang Kristen dan mencintai Allah dan Kristus tanpa menjalankan hukum Taurat. Ini termasuk menjaga Sabat sebagai perintah ke empat.
3.2.2 Keselamatan oleh Kasih Karunia
.Karunia Allah telah muncul supaya keselamatan semua manusia, mengajar kita untuk meninggalkan semua yang fasik dan duniawi, dan hidup bijaksana, adil, dan beribadah dalam dunia ini, menunggu harapan kita yang diberkati dan permunculan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (Tit. 2:11 lihat Marshall's RSV Interlinear Greek-English New Testament). Jadi Kristus adalah penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar, yaitu Juruselamat kita (Tit. 2:10). Jadi karunia adalah hasil kerja dari Yesus Kristus.
Jemaat dilindungi oleh kuasa Allah melalui iman untuk sebuah keselamatan yang siap dinyatakan pada zaman akhir (1Pet. 1:5). Buah iman adalah keselamatan jiwa. Para nabi meramalkan keselamatan tetapi tidak tahu kapan atau siapa Mesias ketika mereka meramalkan penderitaan dan kemudian menyusul kemuliannya (1Pet. 1:9-10).
Dosa datang ke dunia melalui Adam dan diwariskan dari Adam ke Musa. Maut adalah akibat dosa (Rm. 5:12). Dosa ada sebelum hukum Taurat diberikan kepada Musa (Rm. 5:13). Jadi konsekwensi hukum Taurat telah diketahui sejak zaman Adam, sebab dosa tidak dihitung jika tidak ada hukum. Maka karunia berlimpah karena penebusan manusia dari dosa dan hukum Taurat. Di mana dosa bertambah banyak, dalam hukum Taurat, kasih karunia juga berlimpah-limpah (Rm. 5:15-21). Oleh ketaatan satu orang, maka banyak orang akan dibenarkan oleh karunia yang berkuasa melalui kebenaran untuk hidup yang kekal dalam Yesus yang diurapi (Rm. 5:20-21). Jadi tidak ada penghakiman bagi mereka yang hidup dalam Kristus (Rm. 8:1). Jadi hukum Taurat memenuhi kita yang hidup menurut Roh (Rm. 8:4).
Roh mengarahkan pikiran menurut hal-hal dari Roh (Rm. 8:5). Pikiran yang berdasarkan daging adalah berseteru dengan Allah. Ia tidak takluk kepada hukum Allah dan tidak dapat takluk kepada hukum Allah (Rm. 8:7). Jadi, jasmaniah atau pikiran yang belum diubah dapat dilihat dari ketidakinginannya untuk menjalankan hukum Allah.
Roh Allah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati ada diantara orang Kristen, memberikan hidup melalui Roh yang tinggal di dalam mereka (Rm. 8:11). Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah (Rm. 8:14) dan ini oleh karena karunia Allah. Hukum Taurat diberikan melalui Musa, karunia dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Jadi kita berseru Abba atau Bapa menjadi anak-anak Allah (Rm. 8:15) seperti yang telah diberikan kepada saudara kita Yesus Kristus
Hukum Taurat itu sendiri tidak memberikan pembenaran. Seseorang dibenarkan oleh iman dalam Yesus Kristus (Gal. 2:16). Hidup yang mereka jalankan adalah dengan iman dalam Anak Allah (Gal. 2:20). Oleh hukum Taurat, kita mati oleh hukum Taurat supaya kita dapat hidup untuk Allah (Gal. 2:19). Tetapi kita dapat menolak karunia Allah dengan menjalankan hukum Taurat karena kita tidak dibenarkan oleh hukum itu (Gal. 2:21). Kita menjalankan hukum Taurat sebab Roh mengarahkan kita dan hukum Taurat berasal kodrat Ilahi, yang telah kita peroleh dan menjadi bagian darinya (2Ptr. 1:4), seperti Kristus.
Kita diselamatkan bukan oleh hukum Taurat, melainkan oleh karunia Yesus Kristus (Kis. 15:11). Dosa tidak mempunyai kuasa atas umat pilihan, karena mereka tidak di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia dan adalah hamba Allah (Rm. 6:14,15). Bagaimanapun juga, kita tidak berdosa oleh pelanggaran hukum Taurat karena kita adalah hamba Allah dan kebenaran dan bukan hamba dosa, taat dari hati akan standar pengajaran yang diteruskan dengan kita (Rm. 6:17-18). Yang mana, sebelum kita mati oleh dosa kita, sekarang kita dihidupkan bersama-sama dengan Kristus oleh karunia (Ef. 2:5). Kita telah dibangkitkan dan didudukkan dengan Kristus dalam surga supaya pada zaman yang akan datang Allah dapat menunjukkan kepada kita akan kebesaran dan kekayaan karunia dan kebaikanNya kepada kita melalui Kristus Yesus (Ef. 2:6-7). Sebab kita telah diselamatkan oleh karunia melalui iman. Ini bukan perbuatan seseorang; ini adalah perbuatan Allah dan bukan perbuatanmu, supaya tidak seorangpun dapat menyombongkan diri (Ef. 2:9). Jadi, kita menjalankan hukum Taurat melalui Roh Allah oleh kasih karunia.
3.2.3 Kewajiban dibawah Hukum Taurat
Ada kewajiban rutin untuk menjalankan hukum Taurat yang tidak pernah hilang, dan tidak pernah berubah seperti yang kita lihat (Mat. 5:18; Luk. 16:17). Kewajiban itu tidak dijalankan dengan benar oleh kaum Yahudi pada masa Kristus (Yoh. 7:19), diubah oleh adat istiadat (Mat. 15:2-3,6; Mrk. 7:3,5,8-9,13) menjadi kuk oleh guru-guru Yahudi pada waktu itu, sehingga mencobai Allah (Kis. 15:10).
Dari atas, ada kewajiban terus-menerus untuk menjalankan perintah Allah. Itu masih ada dan tidak akan hilang sampai akhir zaman kehidupan manusia.
3.2.3.1 Mengapa Umat Kristen Menjalankan Hukum Taurat
Umat Kristen diselamatkan oleh kasih karunia, bukan oleh hukum Taurat. Mengapa begitu jelas kenyataannya bahwa mereka masih mengakui dan menjalankan hukum Taurat? Karena:
Hukum Allah berasal dari kebaikan kekal kodrat Ilahi
.Hukum Allah berasal dari kodrat Ilahi, jadi kekal karena Allah sendiri tidak berubah, Baik pada dasarnya sebagai pusat segala kebaikan. Dalam Markus 10:18 Kristus berkata: Mengapa menyebutku baik? Allah sendiri baik atau Mengapa bertanya kepadaku mengenai apakah yang baik? Hanya ada satu yang baik. Jika kamu hendak hidup, jalankan perintah Allah (Mat. 19:17). Kebaikan Allah menuntun kita ke pertobatan (Rm. 2:4). Kodrat Ilahi adalah kebaikan kekal. Malaikat surga mengambil bagian dari kodratNya. Jadi, mereka menjadi kekal dalam kodrat Ilahi dan kebaikan.
Dengan cara ini, Kristus adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya (aioonas) (Ibr. 13:8). Umat pilihan, dengan mengambil bagian kodrat Ilahi (2Ptr. 1:4), menjadi bagian dari imamat yang kekal, menurut cara Melkisedek yang tidak dapat dipindahkan (aparabaton) atau tidak dapat diubah selamanya (aioona) (Ibr. 7:24). Kristus dapat menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia (lihat Ibr. 7:25 Marshall's Greek-English Interlinear). Tetapi Ia bukan obyek persembahan, bukan juga Allah yang memerintah dengan kemauan.
Hukum Allah harus dilaksanakan dengan iman dan bukan dengan perbuatan (Rm. 9:32). Kita punya sebuah Perjanjian Baru di mana Tuhan membentuk hukumNya dalam pikiran kita dan menuliskanNya dalam hati kita. Ia adalah Allah kita dan kita adalah hambaNya, menyembah Dia, dengan menjalankan hukumNya dalam kehidupan kita (Ibr. 8:10-13). Jadi, tanda yang terlihat tidaklah berarti. Yang penting adalah menjalankan perintah Allah dalam hati kita yang mengislamkan kita (1Kor. 7:19) sebagai umat Kristen dan anggota Israel yang mempunyai Roh. Mereka adalah yang membuat marah sang naga dengan menjalankan perintah Allah. Menjalankan perintah Allah membuat mereka berbeda dalam penghakiman (Why. 12:17). Ini adalah para orang kudus yang menjalankan perintah Allah dan mempertahankannya (Why. 14:12).
3.2.3.2 Umat Kristen Sebagai Bait Allah
Para orang kudus adalah Bait atau kuil, sang naos, dari Allah dan Roh Allah tinggal di dalam mereka. Jika seseorang merusak Bait Allah, Allah akan menghancurkannya. Sebab Bait Allah adalah suci dan Bait itulah kita adalah juga (1Kor. 3:16-17). Untuk alasan ini, ada kewajiban bagi umat Kristen untuk menjaga tubuh mereka sendiri supaya sehat sebagai wadah bagi Roh Allah. Sebab Allah telah berkata bahwa Ia akan tinggal dalam kita, dan bergerak di antara kita, dan Ia akan menjadi Allah kita. Kita harus terus suci dan dipisahkan. Allah untuk menjadi Bapa kita dan kita menjadi anak-anakNya (2Kor. 6:16-18 disadur ulang secara longgar dari bagian Perjanjian Lama; Im. 26:12; Yeh. 37:27; Yes. 52:11; 2Sam. 7:14).
Untuk alasan ini, orang Kristen jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya (2Kor. 6:14). Mereka harus membersihkan diri dari setiap pencemaran dari jasmani dan rohani, membuat kekudusan sempurna dalam takut akan Allah (2Kor. 7:1). Jadi mereka sejak awal telah dipilih dan diselamatkan melalui pengudusan oleh Roh dan kepercayaan akan kebenaran (2Tes. 2:14). Jadi kebenaran adalah mutlak untuk kesehatan mental dan tanda dari umat pilihan. Dari perkembangan ini dapat terlihat bahwa hukum umum dari Alkitab mempunyai arti dan kegunaan khusus. Ukuran Bait Allah terjadi menuruti hukum ini (Why. 11:1).
3.2.4 Sepuluh Perintah Allah
Umat terikat untuk menjalankan Sepuluh Perintah Allah seperti disebut dalam
Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 5:6-21.
Perintah pertama adalah
Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Janganlah kamu punyai Allah lain selain Aku.
Allah Sang Bapa adalah satu-satunya Allah yang benar (Yoh. 17:3) dan tidak ada Allah lain selain, atau seperti, Dia. Tidak diizinkan menyembah atau berdoa kepada hal lainnya termasuk kepada Yesus Kristus.
Perintah kedua adalah
Janganlah membuat bagimu patung apapun, atau serupa apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada dalam air di bawah bumi; Janganlah bersujud atau menyembah kepada mereka; karena Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan ayah kepada anak-anaknya, sampai kepada keturunan ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada mereka yang mencintai Aku dan menjalankan perintahKu.
Jadi kita dilarang membuat patung atau apapun yang serupa untuk digunakan dalam penyembahan beragama atau simbol. Jadi salib Kristus dilarang dipakai jemaat sebagai simbol.
Perintah-perintah itu sendiri membentuk bagian dari jati diri suatu sistem agama, jadi semuanya dipertahankan.
Perintah ketiga adalah
Janganlah menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan; sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.
Nama Tuhan Allah melambangkan kekuasaan, sehingga, hukum ini tidak hanya untuk ucapan tidak sopan saja, tetapi lebih luas lagi mengenai penyalahgunaan kekuasaan dari Umat dan semua orang yang bermaksud untuk berjalan dengan Allah melalui Yesus Kristus.
Perintah keempat adalah
Ingatlah hari Sabat, dan kuduskanlah. Enam hari lamanya engkau akan bekerja, dan mengerjakan segala perkerjaanmu; tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka janganlah melakukan pekerjaan apapun, engkau, anakmu laki-laki, anakmu perempuan, hambamu laki-laki, hambamu perempuan, atau hewan ternakmu, atau orang asing yang sedang di tempat kediamanmu; sebab selama enam hari Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut, dan segala isinya, dan beristirahat pada hari ketujuh; sehingga Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Jadi hari ketujuh Sabat adalah mutlak dalam iman. Orang Kristen tidak dapat melayani Allah tetapi gagal menghormati Sabat, yang dalam kalender zaman sekarang sebagai hari Sabtu. Dibentuknya hari penyembahan lain selain hari ketujuh ini tidak hanya melanggar perintah ini, tetapi sudah menjadi simbol pemujaan berhala karena sudah di luar keinginan Allah. Itu sebuah pemberontakan, sehingga sama dengan ilmu sihir (1Sam. 15:23). Dihubungkan dengan perintah kedua yang menyelubungi perintah keempat, maka itu menjadi penyembahan berhala. Dibentuknya sistem kalender yang merotasikan mingguannya mempunyai akibat yang sama.
Keempat perintah pertama ini menentukan hubungan manusia kepada Allah dan ditunjukkan dalam bagian pertama dan utama dari
Penghubungan mutlak dengan Allah berasal dari ketaatan iman terhadap perintah ini dan penghindaran dari segala tingkah laku yang dapat melanggarnya.
Perintah yang besar dan kedua adalah
Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih besar dari ini
(Mat. 22:39; Mrk. 12:31).Perintah yang besar dan kedua ini diwujudkan dalam hubungan antar manusia, dan tertulis dalam enam perintah terakhir dari kesepuluh perintah tersebut.
Perintah kelima adalah
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya umurmu dapat panjang di tanah yang Tuhan, Allahmu, berikan kepadamu.
Hubungan keluarga adalah dasar pembentukan pokok dari setiap orang, dan menunjukkan tabiat yang terlihat dalam struktur keagamaan yang lebih luas.
Perintah keenam adalah
Janganlah membunuh.
Umat Kristen dihakimi oleh hukum yang lebih tinggi supaya tidak marah terhadap saudaranya. Mempunyai kemarahan sama saja dengan berbuat kekerasan terhadap sesamamu. Barang siapa yang marah terhadap saudaranya harus dihukum: barang siapa menghina saudaranya harus dihadapkan ke Dewan Agama, dan barang siapa berkata, 'Kamu tolol!' harus diserahkan ke dalam kuburan atau neraka (Mat. 5:22).
Perintah ketujuh adalah
Janganlah berzinah.
Umat Kristen dihakimi oleh hukum yang lebih tinggi supaya tidak bernafsu menginginkan orang lain yang bukan isteri/suaminya sendiri (Mat. 5:28).
Perintah kedelapan adalah
Janganlah mencuri.
Mencuri sama dengan berbuat kekerasan terhadap sesamamu dan merusak hubunganmu dengan Allah.
Perintah kesembilan adalah
Janganlah mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu.
Kebenaran dan keadilan adalah konsep yang sama, karena memakai kata yang sama dalam bahasa Ibraninya. Jadi, seorang Kristen tidak dapat benar tanpa berbuat adil. Pengingkaran keadilan dengan bersaksi dusta mengganggu jalan keselamatan umat Kristen.
Perintah kesepuluh adalah
Janganlah mengingini rumah sesamamu; janganlah mengingini istri sesamamu, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dimiliki oleh sesamamu.
Keinginan adalah suatu proses yang menempatkan benda/materi atau hubungan sex lebih tinggi daripada hubungan seseorang dengan Allah. Dalam hal inilah maka keinginan adalah pemujaan berhala. Keinginan membuat orang memfokuskan pikiran terhadap sesuatu, dan ini bertentangan dengan perintah-perintah yang lain. Dalam hal ini, seluruh perintah Allah adalah saling berhubungan, sehingga keinginan akan sesuatu menjadi penyebab awal terjadinya pelanggaran terhadap perintah yang lain, sehingga, pelanggaran terhadap satu perintah saja berakibat pelanggaran terhadap seluruh hukum Taurat. Jadi tidak ada dosa yang relatif sedikit atau banyak. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Kristus menjelaskan arti sesungguhnya dari hukum Taurat dalam Matius 5:21-48; penjelasan tentang Keluaran 20:13; Ulangan 5:17, 16:18 dan juga Lukas 12:57-59.
Kesemua perintah ini harus diajarkan oleh segala orang tua kepada anak-anaknya secara terus-menerus. Hukum ini harus dijadikan tanda di tangan dan di dahi mereka (oleh pikiran dan perbuatan) dan ditempelkan di depan pintu masuk rumah (Ul. 7:7-9).
3.2.5 Hukum-hukum Lain yang Mengatur Perbuatan Manusia
3.2.5.1 Hukum-hukum Makanan
Hukum makanan disebutkan dalam Imamat 11:1-47 dan Ulangan 14:4-21. Hukum itu didasarkan pada sistem pencernaan tubuh manusia supaya tetap sehat sempurna, dan juga didasarkan pada prinsip-prinsip jasmani fisik. Diperintahkan untuk menjadi kudus dan tubuh kita menjadi wadah yang baik untuk Roh Kudus. Ada penjelasan ilmiah tentang hukum makanan ini. Meminum darah adalah dilarang oleh Ulangan 12:16 dan bersama-sama dengan lemak juga dilarang oleh Imamat 3:17. Segala binatang yang mati sendiri atau menjadi sisa mangsa dari yang lainnya, janganlah dimakan (Yeh. 44:31). Larangan memakan buah-buahan dapat dibaca pada Imamat 19:23-26. Hukum ini mempunyai implikasi spiritual.
3.2.5.2 Hari Sabat
Hari ketujuh Sabat harus dijaga (dari Kel. 20:8-11; Ul. 5:12-15) sebagai bentuk perintah Tuhan dan salah satu dari Sepuluh Perintah. Ini adalah undang-undang yang kekal selamanya untuk semua orang. Hari Sabat adalah kudus. Setiap orang yang melanggar hari Sabat akan menderita kematian dan dilenyapkan dari antara bangsanya (Kel. 31:14-15). Ini adalah perjanjian kekal antara orang Israel dan merupakan tanda abadi antara mereka dengan Allah, merupakan bentuk pengakuan atas Dia sebagai Sang Pencipta (Kel. 31:15-16). Semua orang Kristen adalah Israel yang mempunyai roh, dan semua orang kafir pada akhirnya akan datang menjadi bangsa Israel. Jadi, hari Sabat adalah tanda antara Allah dengan umatNya untuk segala waktu. Hukuman atas pelanggaran hari Sabat adalah maut akibat kehilangan Roh Kudus dan diberikan kepada kebangkitan yang kedua (lihat Why. 20:5). Hari Sabat adalah suatu kesenangan dan harus dihormati sebagai Hari Kudus Tuhan. Bukan hari kesenangan kosong, tetapi pertemuan suci (Yes. 58:13-14). Tidak ada kerja atau kegiatan apapun yang boleh dilakukan pada hari Sabat (Yer. 17:21-22).
Tuhan kita menjalankan hukum Sabat selama hidupNya (Mrk. 6:2). Para rasul menjalankan hukum Sabat (dan Hari-hari Raya) dan kita juga harus menjalankan hukum Sabat. Tuhan akan memperkenalkan lagi hukum Sabat, Bulan yang Baru, dan Hari-hari Raya dengan hukum Allah lagi dalam pemulihan di kerajaan Seribu Tahun di hari-hari terakhir di bawah pemerintahan Mesias, dan menghukum bangsa-bangsa yang tidak menjalankannya (Yes. 66:22-23; Za. 14:16-19).
3.2.5.3 Bulan Baru
Bulan Baru harus dijalankan dalam hukum Allah (Bil. 10:10, 28:11-15; 1Taw. 23:31; 2Taw. 2:4, 8:13, 31:3). Pada waktu itu perdagangan harus dihentikan seperti pada hari Sabat (Amos 8:5). Orang Israel merayakan Bulan Baru (Yes. 1:13-14; Ezra 3:5; Neh. 10:33; Mzm. 81:3; Hos. 2:11) seperti yang dilakukan umat Gereja selama berabad-abad. Umat Gereja merayakan Bulan Baru, hari Sabat, dan Hari-hari Raya (Kol. 2:16). Bulan Baru akan terus dirayakan dalam pemulihan di bawah Mesias seperti hari Sabat (Yes. 66:23; Yeh. 45:17, 46:1.3.6).
3.2.5.4 Hari-hari Suci dalam Tahun Kemariah
Hari-hari Raya dalam setahun dapat dibaca pada Imamat 23:1-44 dan Ulangan 16:1-16. Hara Raya tahunan ini menunjukkan rencana keselamatan dari Tuhan. Hari-hari Raya ini terdiri dari:
Hari Raya Paskah kaum Israel dan Roti Tak Beragi
Hari Pantekosta
Hari Meniup Terompét-terompét.
Hari Penebusan
Hari Raya Tabernakel dan Hari-hari Pondok Daun
Hari Raya Besar Terakhir
Hari-hari Raya di atas adalah mutlak dan mempunyai kebutuhan khusus sebagai tanda antara Allah dengan umatNya. Hari Raya dijalankan seperti hari Sabat.
3.2.5.5 Perkawinan
Perkawinan adalah lembaga kudus. Perkawinan melambangkan penggabungan Kristus dengan Umat di bawah Allah (Why. 19:7,9). Perumpamaan ini dijelaskan dalam Matius 22:2-14. Perkawinan merupakan lembaga progresif dengan Kristus (Mat. 25:10) berdasarkan kesiapan rohani. Sesudah hari pengampunan terakhir tidak akan ada lagi perkawinan. Perkawinan dibuat untuk manusia dan bukan merupakan lembaga para Malaikat (Mat. 22:30). Jadi, ketika manusia bangkit dari antara orang mati, mereka tidak kawin dan tidak dikawinkan (Mrk. 12:25). Ini adalah hari di mana mereka berharga untuk diberikan kehidupan selanjutnya melalui kebangkitan. Mereka kemudian menjadi sama seperti malaikat, dan adalah Anak-anak Allah (Luk. 20:34-36).
Jadi, perkawinan adalah lembaga yang dibuat untuk manusia dan akan lenyap sesudah penciptaan zaman manusia selesai. Sejak penciptaan Adam, lembaga itu dibentuk sehingga seorang laki-laki dapat meninggalkan ayah dan ibunya dan menggantungkan diri kepada istrinya, dan mereka menjadi satu daging (Kej. 2:24).
Seorang istri adalah seorang istri oleh perjanjian, dan Tuhan menghendaki keturunan dari hal ini. Tuhan membenci perceraian, yang adalah kekerasan (Mal. 2:16). Perceraian diperbolehkan oleh Musa tetapi orang Kristen tidak boleh melepaskan pasangannya kecuali karena zinah (Mat. 5:31-32). Apa yang telah Allah persatukan, janganlah diceraikan oleh manusia (Mat. 19:3-12). Ketika seorang yang tidak beriman setuju untuk hidup dengan seorang yang beriman, maka perkawinan itupun haruslah tetap (1Cor. 7:10-16).
3.2.6 Kewajiban Keuangan
3.2.6.1 Terhadap Allah
Tanggung jawab keuangan terhadap Allah dapat dibaca di Ulangan 12:5-19. Adalah merupakan tanggung jawab dari setiap orang Kristen untuk mendukung kegiatan umat Gereja. Prinsip ini berasal dari persepuluhan yang dipersembahkan kepada Allah melalui Imamat dan orang Lewi sejak kediaman orang Israel (Deut. 12:9-14) dan sebelum bait Allah. Pajak bait Allah dipungut sampai ke Penebusan. Pungutan cukai tercatat di Nehemia 10:32. Hal itu dilakukan terus sampai terbentuknya kerajaan Seribu Tahun Mesias (Mal. 3:1-6). Di Maleakhi 3:7, Allah memerintahkan segala bangsa untuk kembali kepada Dia, dan Dia akan kembali kepada mereka. Kembalinya itu dipengaruhi oleh pekerjaan Allah dan dananya dipengaruhi oleh persepuluhan (Mal. 3:7). Gagal untuk memberikan persepuluhan adalah sama dengan merampok Allah (Mal. 3:8-10).
Pemberian persepuluhan, yang dilanjutkan bersama-sama, menjamin bahwa pekerjaan Allah dapat berjalan terus, dan sebaliknya Allah menjamin hasil dari tanah mereka sebagai balasannya (Mal. 3:10-12).
Tanggung jawab umat Gereja terhadap Allah telah ada sejak zaman para rasul walaupun tidak selalu dilaksanakan, atau dilepaskan oleh pendeta (2Kor. 12:13-18). Sebab Kristus mengirim para orang tua, dua orang setiap kalinya, dan pekerjaan mereka harus didukung oleh jemaat yang bekerja bersama-sama mereka (Luk. 10:1-12). Orang-orang yang bekerja melayani bait Allah dan mengabarkan Injil harus didukung oleh Injil itu (1Kor. 9:13-14). Adalah merupakan tanggung jawab umat Gereja untuk menyediakan segala sesuatunya bagi orang-orang yang bekerja dalam pengajaran dan pemberitaan secara full time (1Tim. 5:17-18; cf. Ul 24:14-15).
Perpuluhan layak bagi Allah kecuali jika didapatkan secara curang atau dari persembahan berhala (1Kor. 10:27). Perpuluhan dibayarkan kepada Gereja supaya dapat diperbantukan kepada orang-orang yang membutuhkan (1Tim. 5:9-10,16). Perpuluhan dikumpulkan dalam pertemuan tingkat lokal, dan perpuluhan dari perpuluhan itu dibayarkan ke pertemuan tingkat pusat seperti ditulis dalam Bilangan 18:26 dan Nehemia 10:37-39. Hukum panen pertama harus dibayar dengan segera (Kel. 22:29). Yang terbaik dari panen pertamamu harus segera dibawa ke hadapan Allah di awal perayaan; dan terutama pada sore pertama perayaan Ingathering atau Tabernakel (Kel. 23:19). Anak sulung juga kudus bagi Allah (Bil. 18:15-18).
3.2.6.2 Terhadap Orang Lain
Barang siapa yang tidak memelihara sanak saudaranya apalagi keluarga seisi rumahnya sendiri adalah murtad dan lebih buruk daripada seorang kafir (1Tim. 5:8).
Tidak ada orang Kristen yang berhak menekan atau menahan upah orang lain (Ul. 24:15). Mereka harus membayar semua hutang dan, di tahun Sabat, harus menghapuskan semua hutang dari orang beriman lainnya (Ul. 15:1-3; Neh. 10:31).
Perpuluhan untuk perayaan diatur dalam beberapa kitab. Perpuluhan kedua tidak boleh dimakan di dalam tempat kita sendiri, tetapi harus kita makan di tempat pilihan Tuhan (Ul. 12:17-19).
Di tahun ketiga dari siklus tahun Sabat, perpuluhan harus dibayar untuk kesejahteraan para orang miskin (Ul. 14:28, 26:12). Perpuluhan tahun ketiga jatuh pada tahun 1994-95, 2001-02, 2008-09, 2015-16, 2022-23, 2030-31. Tahun keramat 2030-31 adalah tahun perpuluhan ketiga dari siklus Jubilee baru dalam Milenium baru. Ini didasarkan pada tahun Jubilee yang jatuh dalam 27-28 dan 77-78 tahun dari Yehezkiel 1:1. Kewajiban perpuluhan ketiga ini boleh dibebaskan atau diubah menurut peraturan Gereja setempat, asal sistem jaminan sosialnya mencukupi.
Tahun Sabat adalah tahun istirahat untuk tanah, kebun anggur, dan kebun buah-buahan, supaya orang miskin dapat makan dan binatang hutan dapat makan (Kel. 23:10-11). Tahun-tahun Sabat jatuh pada tahun suci 1998-99, 2005-06, 2012-13, 2019-20, 2026-27 dengan tahun Jubilee jatuh pada tahun 2027-28.
Barang siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin berarti ia memiutangi Tuhan, dan Ia akan membalas perbuatan baiknya itu (Ams. 19:17) dan ia tidak menginginkan (Ams. 28:27) juga harta duniawi di dalam surga (Mk. 10:21). Allah mampu menyediakan supaya kamu dapat menyediakan untuk setiap perbuatan baik, tidak hanya mencukupkan keperluan para orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah (2Kor. 9:6-12).
3.2.7 Peperangan dan Pemungutan Suara
3.2.7.1 Peperangan
Para orang kudus adalah pendeta dari Allah yang Maha Tinggi. Sangatlah tidak sesuai bagi orang Kristen untuk mengambil nyawa orang lain (Kel. 20:13; Mat. 5:38-48; Luk. 6:27-36). Jika para hamba Kristus berasal dari dunia ini, maka mereka pasti telah melawan supaya mereka tidak diserahkan kepada penguasa dunia ini (Yoh. 18:36). Walaupun mereka hidup di dunia ini, mereka tidak membawa perang duniawi (2Kor. 10:3). Senjata umat pilihan diperlengkapi dengan kuasa Allah untuk meruntuhkan benteng-benteng (2Kor. 10:4). Jadi, merupakan kewajiban umat Kristen untuk mendukung pemerintahan negara mereka sendiri, dan untuk bekerja dalam doa dan kepatuhan yang jujur demi kemakmuran bangsa mereka sendiri, supaya Allah dapat melindungi mereka melalui kuasaNya.
3.2.7.2 Pemungutan Suara
Umat Kristen harus menjunjung hukum-hukum tanah mereka kecuali jika bertentangan langsung dengan hukum Alkitab. Jika hukum mengharuskan untuk melakukan pemungutan suara, umat Kristen boleh melakukannya asalkan tidak bertentangan dengan prinsip Alkitab. Memilih para pemimpin dengan proses pemilihan berasal dari Ulangan 1:9-14 dan akhir zaman atau ramalan milenium dari Hosea 1:11. Terlibat dalam perjuangan politik dianggap sebagai bagian dari peperangan.
Chapter 4
Doktrin Tentang Mesias
4.1 Sebelum Kehidupan Kristus
Sebelum kehidupannya, Yesus Kristus berbentuk sebagai Roh. Ia ada sejak permulaan penciptaan (Yoh. 1:1) dan menjadi yang sulung dari semua ciptaan (Kol. 1:15) dan, sehingga, permulaan dari ciptaan Allah (Why. 3:14). Dialah yang dimaksudkan dalam Perjanjian Lama sebagai Malaikat Yahwe, yaitu Malaikat Kehidupan atau Perjanjian. Dialah Malaikat yang membawa Israel keluar dari tanah Mesir dan melalui Laut Merah. Dialah malaikat di Awan dan Malaikat yang berbicara kepada Musa di Sinai (Kis. 7:35-38). Dialah Allah yang di Betel itu, atau Allah atau Imam Besar dari Rumah Allah (Kej. 28:17,21-22, 31:11-13; Ibr. 3:1). Kristus adalah Malaikat HaElohim [Allah] (Kej. 31:11-13). Ia diankat elohim [allah’in] oleh Elohimnya [Allah’innya] sendiri (Mzm. 45:6-7), yaitu Allah Sang Bapa. Ia setia kepada Dia yang menetapkannya, sebagai seorang Anak, sebagaimana Musa juga setia dalam segenap rumahNya (Ibr. 3:2), tetapi sebagai seorang hamba.
Kristus datang ke dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran (Yoh. 18:37). Kerajaannya akan datang ke bumi ini. Ia telah dipilih bahkan sebelum dunia ini dijadikan, tetapi karena kitalah maka Ia baru menyatakan diri pada akhir zaman (1Ptr. 1:20).
4.2 Penyaliban dan Kebangkitan
Kristus dikirim ke dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia dengan cara menebus dosa dunia (Mat. 1:21, 9:6; Mrk. 3:28) sebagai Anak Domba (Why. 5:6-8). Ia disembelih dari dasar dunia ini untuk menyatakan pengetahuan Allah akan apa yang akan terjadi (Why. 13:8).
Jika umat manusia tidak percaya bahwa Kristus adalah Mesias, maka mereka akan mati dalam dosa (Yoh. 8:24).
Kristus mati karena dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, dan Ia telah dikuburkan dan telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci (1Kor. 15:3-4), kemudian menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekalian (1Kor. 15:5-6). Kristus telah dibangkitkan sebelum hari Minggu atau hari pertama dari minggu itu (Yoh. 20:1; lihat juga kalimat di Mrk. 16:9-10, perhatikan setelah Yesus bangkit). Ia disebutkan telah tinggal selama tiga hari dan tiga malam di dalam rahim bumi sebagai Tanda Yunus (Mat. 12:39-40; see also Luk. 24:6-8).
Kristus disalibkan (Mat. 27:32-50; Mrk. 15:24-37; Luk. 23:33-46; Yoh. 19:23-30) sekitar jam ketiga, yaitu 9 am (Mrk. 15:25), sampai jam kesembilan, yaitu 3 pm (Mrk. 15:33), dari 14 Nisan. Tidak ada bukti apakah ini terjadi di atas tiang pancang atau perkembangan selanjutnya dari salib berbentuk huruf T. Di luar itu, salib tidak dipakai sebagai simbol iman, berasal dari kepercayaan non-Kristen kuno.
Kristus disalibkan dan dibangkitkan (Mrk. 16:6). Dalam kebangkitannya Ia naik menuju ke Bapanya dan Bapa kita dan Allahnya dan Allah kita (Yoh. 20:11-18). Ia duduk di sebelah kanan Allah, sesudah segala malaikat, kekuasaan, dan kekuatan ditaklukkannya (1Ptr. 3:22).
Kristus memberi kekuatan untuk memaafkan dan mengampunkan dosa kepada Gereja melalui para rasul (Yoh. 20:22-23).
4.3 Kedatangan Kristus Yang Kedua
Pertama kali Kristus datang sebagai korban untuk menebus dosa kita. Waktu itu Ia tidak datang sebagai Raja Mesias dan ini salah dimengerti oleh umat Yahudi pada waktu itu. Mereka mengharapkan seorang Raja yang berkuasa (Mat. 27:11,29,37; Luk. 23:2-3, 37-38; Yoh. 19:14-16). Bagaimanapun juga, Ia diakui oleh sebagian orang melalui Roh Kudus, sebagai Raja bangsa Israel (Yoh. 1:49, 12:13-15), jadi menggenapkan ramalannya (Za. 9:9).
Yesus akan datang lagi dalam kemuliaan, didampingi oleh semua malaikat di surga (Mat. 25:31) sebagai Raja Mesias (Why. 17:14). Kedatangannya akan terlihat jelas seperti kilat yang memancar dari langit (Mat. 24:27). Ia akan memerintah dalam kuasa dengan para orang kudus yang telah dibangkitkan kembali (Why. 20:4).
Pada kedatangannya ini Ia akan menghancurkan manusia berdosa (2Tes. 2:8) dan juga kekuasaan dunia ini. Manusia berdosa akan mendapatkan kekuasaannya melalui aktivitas Setan dengan kuasanya, dan tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu (2Tes. 2:9). Kemurtadan ini dikirimkan ke Bait Allah sebab mereka tidak menerima kebenaran supaya diselamatkan. Sehingga, Allah mendatangkan kesesatan kepada mereka supaya mereka percaya akan dusta, sebab dari awalnya mereka sudah tidak menerima kebenaran (2Tes. 2:10-12). Tuhan akan menghancurkan sistem kemurtadan ini dengan napas mulutnya dan kedatangannya kembali (2Tes. 2:8).
4.4 Kerajaan Seribu Tahun Kristus
Kristus akan membentuk sebuah pemerintahan atas planet ini selama seribu tahun dengan para orang kudus yang telah dibangkitkan (Why. 20:3-4). Setan akan dikurung selama seribu tahun dan disegel di dalam gua-gua gelap tak berdasar atau tartaroo, tempat para malaikat yang jatuh dalam dosa (2Ptr. 2:4). Para orang kudus, yang dipenggal atas kesaksiannya tentang Yesus dan Firman Allah, dan mereka yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya, atau menerima tanda binatang itu pada dahi atau tangan mereka, akan dibangkitkan dan akan memerintah dengan Kristus untuk seribu tahun lamanya (Why. 20:4). Ini adalah kebangkitan pertama (Why. 20:5). Orang-orang mati lainnya tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun ini berakhir (Why. 20:5). Ini adalah kebangkitan kedua atau kebangkitan umum.
Dalam masa seribu tahun ini, Kristus akan membangun ulang kerajaannya menurut hukum Alkitab yang Ia berikan di Sinai. Ini akan terjadi sejak Ia berdiri di Gunung Zaitun (Za. 14:4,6 ff). Bangsa-bangsa akan berperang melawan Yerusalem dan mereka akan dihancurkan (Za. 14:12). Bagi semua orang yang masih hidup dari bangsa-bangsa yang memerangi Israel tersebut, akan datang setiap tahunnya untuk sujud menyembah kepada Tuhan para Malaikat, semesta alam, dan merayakan hari raya Tabernakel atau Pondok Daun (Za. 14:16). Hari Sabat, Bulan Baru, dan Hari-hari Suci menjadi mutlak dan hukum akan diumumkan dari Yerusalem. Bangsa-bangsa yang tidak mengirimkan utusannya ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Pondok Daun, tidak akan turun hujan pada masa yang cocok (Za. 14:16-19).
Pada akhir zaman Seribu Tahun ini, Setan akan dilepaskan lagi untuk menipu segala bangsa di bumi ini (Why. 20:7-8). Mereka akan dikumpulkan lagi untuk berperang, tetapi mereka akan dihanguskan oleh api (Why. 20:9); dan kemudian Setan sendiri akan dihancurkan. Baru kemudian kebangkitan umum terjadi, dan juga Penghakiman (Why. 20:13-15).
Chapter 5
Problem dengan Kejahatan
5
.1 Terjadinya Kejahatan Melalui Pendurhakaan oleh MalaikatSetan diusir dari surga karena berdosa pendurhakaan, yang dengan mencari kesamaan derajat atau bahkan lebih daripada Allah Sang Bapa, menjadi dosa pemujaan berhala (atau dosa bertenung seperti disebutkan dalam 1Sam. 15:23). Setan mencoba menyejajarkan dirinya dengan Yang Maha Kuasa atau Allah Sang Bapa. Sebaliknya, Kristus tidak menyejajarkan dirinya dengan Allah, tetapi lebih merendahkan dirinya (Yoh. 4:34).
[Ia] yang dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu adalah sesuatu yang harus dipertahankan.
Tetapi dengan mengosongkan dirinya sendiri, dan menjadi seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai seorang manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati - bahkan sampai mati di atas kayu salib!
Jadi Allah memuliakan Dia ke tempat yang tertinggi dan mengaruniakan Dia nama di atas segala nama...
(Flp. 2:6)Jadi Allah memuliakan Kristus dengan ketaatan, sebab Ia tidak mencari kesetaraan dengan Allah dan tidak ingin meninggalkan Allah, sebagai sepertiga Elohim dan Elohim yang Maha Tinggi sudah seharusnyalah demikian.
Dalam Lukas 10:18 Kristus mengatakan bahwa Ia melihat Setan jatuh, seperti kilat menyambar, dari langit. Setan menyeret sepertiga dari Malaikat atau Bintang-bintang di Langit (Why. 12:4), kemudian mereka semua bersama-sama dengan Setan dilemparkan ke atas bumi (Why. 12:9). Penghancuran ini dilambangkan seperti dalam Wahyu 8:10 di mana malaikat ketiga menunjukkan penghancuran ini, yang disebabkan oleh jatuhnya sebuah Bintang dari Malaikat, yang menghancurkan sepertiga dari ciptaan. Malaikat dihancurkan oleh pendurhakaan. Malaikat adalah Tabernakel (tempat beribadat) Allah di surga. Pendurhaka melihat sepertiga dari tabernakel disingkirkan, dan bumi menghujat nama Allah dan kemah kediamanNya, yaitu, semua orang yang diam di surga. (Why. 13:6). Jadi, Allah selain tinggal di dalam tabernakel surgawi, yaitu Malaikat surgawi, juga tinggal di dalam umat pilihanNya, yaitu tempat kediaman Allah yang duniawi.
5.2 Doktrin Tentang Takdir Asal
Adalah Allah yang melalui Kristus, dengan cara Roh Kudus, yang telah membuka pikiran semua umat pilihan, dimulai dari para rasul, supaya Kitab Injil dapat dimengerti (Luk. 24:45). Kristus berbicara dalam perumpamaan supaya mereka yang tidak terpilih tidak akan mengerti. Jadi, mereka tidak akan berbalik dan diselamatkan (Mat. 13:10-17) sebelum mereka sanggup menghadapi penghakiman. Allah mengasihani dan tidak ingin seorangpun binasa. Jadi, melalui pengetahuanNya yang mulia, setiap orang ditentukan menurut tujuanNya. Bagi yang telah Ia pilih dari semula, Ia menentukan menjadi serupa dengan gambar AnakNya, supaya ia menjadi yang dapat menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dan yang telah ditentukanNya dari semula itu juga dipanggil; dan yang telah dipanggil itu juga dibenarkan; dan yang telah dibenarkan itu juga dimuliakan. Apa pendapat kita tentang hal ini? Jika Allah adalah untuk kita, maka siapakah yang melawan kita? (Rm. 8:28-31).
5.3 Keadaan yang Mati
Keadaan yang mati adalah sunyi (Mzm. 115:17) dan kegelapan (Mzm. 143:3). Tidak ada jiwa yang hidup selamanya. Satu nasib untuk semua orang (Pkh. 9:3). Yang mati tak tahu apa-apa (Pkh. 9:5).
Beberapa yang mati pada zaman kuno tidak memiliki kebangkitan (Yes. 26:14; baca kitab Pendamping Alkitab).
Kematian para orang kudus disebutkan sebagai tidur atau mereka yang jatuh tertidur (baca Mat. 9:24; Yoh. 11:11; 1Kor. 11:30, 15:6,18,51; 1Tes. 4:13-15; 2Ptr. 3:4).
5.4 Kebangkitan yang Mati
Allah melakukan mujizat atas orang mati, dan mereka yang telah mati akan bangun untuk memuji Dia (Mzm. 88:11). KasihNya diberitakan dari dalam kubur (Mzm. 88:12) ketika yang mati dibangkitkan. Sebab Ayub tahu bahwa Penebusnya hidup (Ayb. 19:25) dan akhirnya Ia akan bangkit berdiri di atas debu bumi. Sesudah Ayub dihancurkan, ia tahu bahwa dari dagingnya ia akan melihat Allah, yang akan berada di sampingnya, dan matanya hanya akan melihat Dia dan bukan yang lain (Ayb. 19:25-27).
Kristus dibangkitkan dari antara orang mati supaya kita tahu bahwa Ia adalah Mesias (Mat. 11:4-5). Lazarus adalah contoh kuasa ini (Yoh. 11:11). Konsep kebangkitan ini yang dihubungkan dengan Mesias sangat dikenal dan diharapkan oleh para penguasa pada zaman itu (Mat. 14:2).
Telah disadari bahwa kita seharusnya jangan tertidur semua, tetapi kita harus diubah, pada saat bunyi nafiri yang terakhir (1Kor. 15:51). Jadi, saudara sekalian akan diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya dan tidur, tetapi pada hari yang terakhir Sang Mesias akan datang ketika para orang kudus lainnya hidup. Jadi semuanya akan diubah menjadi tubuh rohaniah kekal (1Kor. 15:44 ff). Mereka yang tertidur akan dibangunkan. Mereka yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, tidak akan mendahului mereka yang telah tertidur (1Tes. 4:13-15). Tuhan akan turun dari langit dengan seruan penghulu malaikat dan suara sangkakala Allah, dan yang mati akan bangkit terlebih dahulu, dan mereka yang masih hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dan selalu bersama dengan Tuhan (1Tes. 4:16-17).
Sejak kebangkitan, kerajaan Seribu Tahun para orang kudus akan dimulai. Para orang kudus akan memimpin bangsa-bangsa dengan tongkat besi (Why. 2:26-27).
Dalam kebangkitan tidak akan ada perkawinan (Mat. 22:30). Para orang kudus akan dibangkitkan sebagai roh. Kristus mati untuk kita supaya waktu kita bangun dari tidur kita dapat hidup bersama-sama dengan Dia (1Tes. 5:10).
Sangatlah penting untuk kita mengerti bahwa hanya orang yang benar yang diberikan kebangkitan pertama. Dalam bahasa Ibrani, Kebenaran (zedek) dan Keadilan adalah satu kata yang sama. Mereka artinya sama. Jadi, penyalahgunaan keadilan yang tidak disesali menjauhkan umat pilihan dari kebangkitan pertama.
5.5 Hukuman atas Yang Jahat
Kemanusiaan dihadapkan pada sistem latihan kebenaran. Keinginan Allah adalah jangan ada tubuh yang binasa, tetapi semuanya harus menyesal dan bertobat (2Pet. 3:9).
Jika Allah mengambil balik RohNya, maka semua tubuh akan binasa bersama-sama dan manusia akan kembali menjadi debu (Ayb 34:15), jadi rohnya menjadi tidak ada.
Sisa manusia yang tidak dibangkitkan pada kebangkitan pertama, yang merupakan kebangkitan yang lebih baik (Ibr. 11:35), akan dibangkitkan pada kebangkitan kedua sesudah kerajaan Seribu Tahun Mesias. Proses ini adalah periode penghakiman yang lamanya seratus tahun (Yes. 65:20). Kebangkitan atas penghakiman (Yoh. 5:29) adalah perbaikan dan ajaran supaya semua manusia boleh siap menerima hidup yang kekal. Kata penghakiman (kriseoos) (ditulis damnation dalam versi KJV) mempunyai arti keputusan.
Pengertiannya bahwa memperbaiki seseorang berasal dari pendapat atau keputusan tentang tingkah laku. Dapat diartikan hukuman atau ganti rugi. Bagaimanapun juga, masyarakat umum yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengenal Allah hampir tidak dapat dihukum. Yang jahat harus dilatih secara intensif. Jika mereka tidak bertobat setelah jangka waktu seratus tahun yang diperbolehkan oleh kebangkitan kedua, mereka akan dibiarkan mati dan tubuh mereka akan dibinasakan oleh api Gehenna (yang diterjemahkan hell [yaitu neraka]) (Mat. 5:22,29,30, 10:28, 18:9, 23:15,33; Mrk. 9:43,45,47; Luk. 12:5; Yak. 3:6).
Ada tiga kata dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan sebagai neraka. Ini adalah SGD 86 hades yang mirip dengan SHD 7585 Sheol, atau lubang atau kubur, tempat meletakkan orang mati. Dua teks lain adalah SGD 1067 Gehenna, berasal dari bahasa Ibrani untuk Lembah Hinnom. Ini adalah lubang sampah di mana segala binatang dari Yerusalem yang ditolak dan mati dibakar. Jadi, Kristus menggambarkannya sebagai pembuangan bagi yang mati, baik tubuh maupun jiwa (Mat. 10:28), setelah penghakiman. Kata ketiga adalah SGD 5020 tartaros yang berarti jurang dimana para malaikat dikurung setelah pendurhakaan.
Hukuman kekal (kolasin, siksaan kekal) dalam Matius 25:46 adalah kebalikan dari hidup yang kekal. Sederhananya adalah kematian. Pengertian hukuman dalam kata timoria (bhs Yunani) di kitab Ibrani 10:29 berasal dari pengertian pertahanan. 2Korintus 2:6 memakai kata epitimia (bhs Yunani) dari kata esteem (harga diri) sebagai warganegara. Jadi, hukuman mempunyai arti menghilangkan harga diri sebagai seorang warganegara.
Jadi, tidak ada tempat siksaan kekal bagi yang mati. Para orang kudus akan dipanggil pada kebangkitan pertama untuk mengajar pada zaman Seribu Tahun sehingga setan-setan dapat dihakimi atas pekerjaan mereka dan dunia mempunyai standar baku untuk mengukur hasilnya. Mereka ini tidak akan mati, dalam arti mereka saat ini sedang dihakimi. Mereka disebut jatuh tertidur.
Sisa dunia ini, yang tidak termasuk umat pilihan, tidak dihakimi pada saat ini. Sisa dunia ini akan dibangkitkan dan diperbaiki di bawah supervisi pada saat kebangkitan kedua (Why. 20:12-13). Tidak ada kebangkitan atau hukuman lain selain kebangkitan kedua atau kebangkitan umum ini. Orang-orang yang bertobat akan dianugerahi hidup kekal oleh para orang kudus dari kebangkitan pertama, dan mereka yang tidak bertobat akan mati dan tubuh mereka dibakar. Sesudah itu, keadaan atau kondisi maut dan kuburan, atau Neraka, akan dibinasakan (Why. 20:14). Para pendurhaka yang hidup pada saat kedatangan Mesias akan dibunuh (Mal. 4:3) dan diserahkan pada kebangkitan kedua.
Kebangkitan kedua adalah hukuman kepada suku Yehuda atas penolakan mereka kepada Kristus. Mereka adalah anak-anak kerajaan yang dibuang ke dalam kegelapan yang paling dalam (Mat. 8:12). Sebagai suatu bangsa mereka diserahkan pada kebangkitan kedua daripada mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Ptr. 1:4) dan kebangkitan pertama. Di luar pengalokasian mereka sebagai salah satu suku pilihan (Why. 7:5), Yehuda tidak dipilih untuk mengambil bagian dalam kebangkitan pertama. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih untuk mengemban tugas ini (Mat. 22:13-14). Banyak orang yang menyertai Kristus, tetapi salah melayani umat pilihanNya, atau tidak tekun (Mat. 25:30) dalam kenyataannya akan diserahkan pada kebangkitan kedua (Mat. 24:51, 25:30) sebab banyak yang dikecualikan (Luk. 13:26-28), bahkan mereka yang mendapat kebangkitan pertama diberikan urut-urutannya (Luk. 13:30).
Chapter 6
Jemaat
6
.1 Siapa atau Apakah Jemaat itu?Kristus berkata bahwa Ia akan membangun Jemaatnya di atas gunung batu dan kekuatan maut tidak akan menguasainya (Mat. 16:18). Allah adalah gunung batu tempat Jemaat dibangun. Jemaat adalah kumpulan para individu anggotanya. Jemaat bukanlah sebuah bangunan atau struktur perusahaan. Jemaat Allah adalah nama panggilan untuk setiap perkumpulan Jemaat (1Kor. 1:2; 2Kor. 1:1 and also 1Kor. 11:22 dihubungkan dengan Jemaat di Korintus). Secara bersama-sama mereka umumnya disebut sebagai Jemaat Allah (Kis. 20:28; Gal. 1:13; 1Tim. 3:5) atau Jemaat-jemaat Allah (1Kor. 11:16; 1Tes. 2:14; 2Tes. 1:4). 1Korintus 14:33 menyebutnya Jemaat para orang kudus, untuk menggambarkan orang-orang yang berkumpul di dalamnya. Jemaat-jemaat ini terdapat di mana-mana dan setiap Jemaat bertanggung jawab atas perkumpulannya sendiri.
Tiap individu dipanggil oleh Allah dan diberikan kepada Kristus (Yoh. 17:11-12; Ibr. 2:13, 9:15). Tuhan menambah jumlah Jemaat setiap harinya menurut jumlah orang yang diselamatkan (Kis. 2:47). Tiap Jemaat ini ditandai menurut lokasi (Rm. 16:1; 1Kor. 1:2; 1Tes. 1:1; 2Tes. 1:1; 1Ptr. 5:13) dan seringkali merupakan Jemaat yang kecil atau rumahan (Rm. 16:5,23; 1Kor. 16:19; Kol. 4:15; Flm. 1:2). Kristus dijadikan sebagai kepala dari segala yang ada bagi Jemaat (Ef. 1:22). Allah menyatakan kepada penguasa-penguasa di surga, hikmat kebijaksanaanNya melalui Jemaat (Ef. 3:10). Kristus adalah kepala dari Jemaat, yang merupakan tubuhnya, dan Jemaat ini tunduk kepada Kristus. Kristus memberikan diriya kepada Jemaat, seperti setiap kepala rumah tangga memberikan dirinya juga kepada rumah tangganya (Ef. 5:23-26). Jemaat harus diberikan kepada Kristus tanpa cacat atau kerut, kudus dan tak bercela (Ef. 5:27). Jemaat dipelihara oleh Kristus (Ef. 5:29). Kristus sebagai kepala Jemaat, adalah yang lahir paling sulung dari antara orang mati, supaya Ia memperoleh keunggulan. Jadi Jemaat, yang menjadi tubuh Kristus, dikawinkan dengan Kristus dalam satu group pada waktu kebangkitan pertama ketika sang pengantin datang (Mat. 25:1-10; Kol. 1:18,24). Jemaat terdiri dari Jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di surga (Ibr. 12:23). Rumah Allah adalah Jemaat dari Allah yang Hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Jadi, Jemaat Allah dibangun di atas dasar kebenaran (1Tim. 3:15).
6.2 Organisasi Jemaat
Jemaat sebagai satu kesatuan adalah bertanggung jawab atas kesejahteraan anggotanya (1Tim. 5:16). Ini dalam lingkungan lokal.
Jemaat dipimpin oleh para tetua dan diakon, dipilih oleh saudara sekalian (Kis. 1:22,26, 6:3,5-6, 15:22; 1Kor. 16:3; 2Kor. 8:19,23), dimana mereka ini mendoakan dan meminyaki saudara yang sakit dalam nama Tuhan (Yak. 5:14). Roh Kudus menjadikan mereka penilik sekawanan domba, yaitu Jemaat Allah (Kis. 20:28). Setiap Jemaat itu mempunyai otonomi yang besar (3Yoh. 1:9-10). Pekerjaan administrasi dari setiap Jemaat dikerjakan oleh para diakon pria maupun wanita (Rm. 16:1), yang boleh disetujui oleh kantornya (Flp. 1:1; 1Tim. 3:8-13). Di dalam Jemaat ada juga bermacam fungsi lainnya, termasuk para nabi dan pengajar (Kis. 13:1), kemudian mujizat, penyembuhan, pelayanan, kepemimpinan, dan berkata-kata dalam bahasa roh (1Kor. 12:28). Pengajaran Jemaat dilakukan dalam bahasa sehari-hari, atau bahasa yang teratur dan dimengerti, dapat diinterpretasikan oleh para hadirin (1Kor. 14:4-5).
Setiap Jemaat bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan para Murid Kristus atau Pemberita Injilnya, yang ditunjuk untuk bekerja melingkupi daerah yang lebih luas daripada Jemaat itu sendiri (Kis. 14:23,27, 15:3,4,22, 18:22, 20:17; 1Kor. 4:17).
Kristus memberi pesan khusus kepada setiap Jemaat dan setiap malaikat yang bertugas mengawasinya supaya tiap Jemaat dapat menjadi contoh bagi umat pilihan (Why. 2:1,8,12,18, 3:1,7,14).
Fungsi sehari-hari dari penghakiman dan pengambilan keputusan dilakukan oleh anggota umum Jemaat sendiri, supaya mereka dapat mengembangkan peran untuk menghakimi para malaikat (1Kor. 6:4).
6.3 Sasaran dan Tujuan Jemaat
Tujuan pertama dari Jemaat adalah untuk meneruskan pemberitaan ajaran Kerajaan Allah seperti yang diberikan oleh Yesus Kristus (Mat. 4:17, 10:7, 11:1; Mrk. 1:38-39; Mrk. 3:14, 16:15; Luk. 4:43, 9:60).
Jemaat untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang yang sengsara, merawat orang-orang yang hancur hatinya, memberitakan kebebasan kepada para tawanan, pembukaan penjara kepada orang-orang yang terkurung (atau terluka) (Yes. 61:1), dan penglihatan bagi orang-orang yang buta (Luk. 4:19), juga penyembuhan bagi orang-orang yang sakit (Luk. 9:2).
Jemaat untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Luk. 4:19) dan bersaksi bahwa Kristuslah yang dinobatkan Allah sebagai hakim bagi yang hidup dan yang mati (Kis. 10:42).
Penyelenggaraan Jemaat sendiri adalah tujuan kedua dari para tetua (Kis. 20:28) yang berusaha mengajar di mana-mana di dalam setiap Jemaat (1Kor. 4:17). Karunia dari 1Korintus 12:28 dipakai untuk mengembangkan Jemaat. Karunia rohaniah ini harus digunakan dengan bersemangat untuk mengembangkan Jemaat (1Kor. 14:12). Cara seseorang mengepalai keluarganya sendiri dapat dijadikan petunjuk bagaimana dia akan menjadi kepala Jemaat Allah yang efektif (1Tim. 3:5).
6.4 Pengkudusan
Barang siapa dari jemaat yang dipanggil oleh Roh Kudus (Rm. 15:16) untuk menjadi orang kudus telah dikuduskan (1Kor. 1:2) oleh Allah Sang Bapa dan diselamatkan oleh Yesus Kristus (Yud. 1).
Para orang kudus telah dikuduskan oleh Allah melalui darah perjanjian (Ibr. 10:29) dan tubuh Yesus Kristus (Ibr. 10:9-10). Para orang kudus kemudian diselamatkan dalam pembaptisan (1Kor. 6:11). Jadi Roh Kudus adalah roh dari Allah kita, dan dalam nama Yesus Kristus umat pilihan kemudian dikuduskan dan dibersihkan oleh pengorbananNya, diteruskan oleh iman melalui Allah (Kis. 26:18).
Umat pilihan diberi pengampunan melalui karunia dan menjaga keadaan mereka melalui iman, jadi masing-masing saling mengkuduskan baik di dalam Jemaat maupun dalam keluarganya sendiri (1Kor. 7:14). Jadi, pasangan hidup dan anak yang tidak percaya telah dikuduskan juga dalam diri umat yang terpilih itu. Umat yang terpilih itu dikuduskan ke dalam tubuh Kristus menjadi satu tubuh dengan Kristus (Rm. 12:5; 1Kor. 12:20-27), jadi, pengkudusan tidak tergantung dari struktur organisasi.
Chapter 7
Kerajaan Allah
7.1 Pembentukan Kerajaan Allah
Pembentukan Kerajaan Allah diceritakan sebagai proses menghilangkan para pemerintahan dunia ini dengan kedatangan Mesias pada akhir zaman (Dan. 2:44). Kerajaan Allah diajarkan oleh Kristus pada saat itu bahwa waktunya sudah dekat (Mrk. 1:14-15). Jadi Kerajaan itu ada dua tahap. Tahap pertama, Kerajaan rohaniah, dan tahap kedua, Kerajaan fisik seribu tahun di bawah Mesias.
7.1.1 Kerajaan Rohaniah
Sampai dengan Pantekosta tahun 30 AD hanya beberapa nabi dan pemimpin Israel yang dianugerahkan Roh Kudus dan untuk keperluan tertentu. Tidak ada bangsa lain yang mempunyai Roh Kudus sampai orang Kafir diperkenankan menjadi Jemaat dari tahun 30 AD. Jadi, semuanya terikat pada kebangkitan kedua atau kebangkitan umum yang dinyatakan dalam Wahyu 20:4 ff.
Roh Kudus diberikan kepada umat manusia, sejak kematian Kristus, sebagai tahap pertama dari Kerajaan Allah, sejak Pantekosta tahun 30 AD (Kis. 2:1-4) yang mereka lihat telah datang dengan kuasa (Mrk. 9:1). Roh Kudus harus diterima dengan rendah hati dan semangat belajar seperti seorang anak kecil (Mrk. 10:15). Kecuali jika seseorang dilahirkan kembali, oleh air dan Roh, maka mereka tidak dapat melihat Kerajaan Allah (Yoh. 3:3-5).
Misteri Kerajaan Allah terbatas untuk umat pilihan dan pengertian tentang itu diberikan oleh Roh Kudus, maka itu Alkitab ditulis dalam perumpamaan (Luk. 8:10). Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, tetapi tentang kebenaran, dan kedamaian, dan suka cita dalam Roh Kudus (Rm. 14:17). Tidak terdiri dari kata-kata, tetapi dari kuasa (1Kor. 4:20).
Pertobatan mutlak diperlukan untuk dapat diterima dalam Kerajaan Allah. Orang-orang berdosa yang telah bertobat akan diterima lebih dahulu daripada yang merasa dirinya benar (Mat. 21:31-32). Panggilan kepada umat pilihan dilakukan dengan menaburkan informasi secara umum, seperti orang menabur benih (Mat. 13:3-9). Diberikan secara acak dan diterima dengan semangat besar oleh Roh (Mat. 13:44-46). Jadi, banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang sebetulnya dipilih (Mat. 20:16, 22:14). Panggilan mengumpulkan semua orang, termasuk umat pilihan, dan akan disaring pada akhir zaman, pada waktu kedatangan Mesias atau untuk yang telah mati, pada saat kebangkitan (Mat. 13:25-30,36,38-40,47-50). Umat pilihan ditakdirkan untuk dipanggil dan kemudian dibenarkan dan dimuliakan (Rm. 8:29).
Ketika Kerajaan Allah diberikan melalui Roh Kudus, itu seperti benih mostar kecil yang tumbuh di pohon besar, atau seperti ragi yang meragikan semua yang ada (Mat. 13:31-32), jadi membuat Allah menjadi semua di dalam semua (1Cor. 15:28) (lihat juga Interlinear dari Marshall di Ef. 4:6).
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua itu akan ditambahkannya kepadamu (Mat. 6:33). Kekuasaan mengusir setan adalah tanda bahwa Kerajaan Allah sudah ada dalam pribadi orang tersebut (Mat. 12:28). Melaksanakan kehendak Allah adalah syarat mutlak untuk tetap berhak memiliki Kerajaan Allah melalui Roh Kudus. Jika tidak hak itu tidak dipergunakan semestinya, maka hak itu akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada orang lain yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu (Mat. 21:31,43).
Kerajaan datang tanpa tanda-tanda lahiriah, tetapi ada dalam dirimu sendiri (Luk. 17:20-21). Kerajaan Allah, disebut juga Kerajaan Surga, tidak diperoleh Kristus atas profesinya sebagai Tuhan, yaitu salah satu aspek umat pilihan, tetapi diperoleh dengan melakukan kehendak Allah Sang Bapa (Mat. 7:21). Dengan melakukan kehendak Allah dengan rendah hati, maka seseorang menjadi besar dalam kerajaan Allah (Mat. 18:3-4).
Hal-hal yang menjauhkan kita dari Kerajaan itu disebutkan secara khusus di dalam 1Korintus 6:9-10, Galatia 5:21 and Efesus 5:5.
7.1.2 Kerajaan Seribu Tahun Kristus
Kerajaan Seribu Tahun Mesias secara khusus disebut dalam Wahyu 20:2-7. Masa seribu tahun itu disebut sebagai Milenium atau Chiliad.
7.1.2.1 Kembalinya Sang Mesias
Pengembalian sistem kehidupan menurut Alkitab oleh kedatangan Mesias dapat dibaca dalam Zakharia 14:5. Kristus mengatakan dalam perumpamaan, bahwa ia harus pergi kemudian baru kembali (Luk. 19:12).
Mesias akan datang ke Bukit Zaitun. Bersama-sama dengan umat pilihannya Ia akan membentuk pemerintahannya. Ia akan membangun kembali Bait Allah yang telah roboh (Kis. 15:16). Ia akan memperkenalkan kembali sistem Alkitab termasuk sistem Sabat, Bulan Baru, Hari-hari Raya tahunan. Semua bangsa akan diharuskan untuk mengirimkan utusannya ke Yerusalem untuk perayaan Hari Raya Tabernakel, atau kalau tidak mereka tidak akan mendapatkan hujan selama periode itu (Za. 14:16-19).
Kedatangannya akan diikuti tanda-tanda dahsyat dan mujizat-mujizat, dalam kuasa dan kemuliaan besar (Mat. 24:27,30; Why. 1:7). Kedatangannya akan sangat jelas dengan tanda-tanda dari langit (Why. 6:12). Kekuasaan-kekuasaan akan digoyahkan. Matahari akan digelapkan dan bulan tidak akan bersinar (Mat. 24:29; Kis. 2:20). Ia akan duduk di sebelah kanan Yang Kuasa dan akan datang di atas awan-awan di langit. Jadi Allah memberikan Kristus kekuasaan besar (Mat. 26:64; Mrk. 14:62; Luk. 21:27; Kis. 1:11).
Kristus akan datang dengan seruan dari penghulu malaikat Michael dan pada tiupan sangkakala yang terakhir (1Tes. 4:16-17; Why. 11:15).
Ketika Anak Manusia datang dengan segala kemuliannya, untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusnya (2Tes 1:10), dengan para malaikatnya, Ia akan memisahkan setiap orang dan menghakimi setiap daripadanya (Mat. 25:31-46).
Umat pilihan, yaitu mereka dari Kerajaan Allah, yang dianugerahkan Roh Kudus melalui pertobatan dan pembaptisan dewasa, dan dengan melakukan perintah Allah, akan dibangkitkan pada waktu kedatangan Kristus. Ini adalah kebangkitan pertama. Sisanya yang masih meninggal tidak akan hidup sampai akhir dari zaman Seribu Tahun. Ini adalah kebangkitan kedua (Why. 20:4 ff). Umat pilihan adalah harapan dan alasan bagi kedatangan Mesias (1Tes. 2:19; Why. 22:20). Umat pilihan harus dibangun tanpa bercela dalam kekudusan dan siap menghadapi kedatangan Kristus dan Malaikat (1Tes. 3:13; 1Tes. 5:23). Mengasihi kebenaran adalah syarat mutlak untuk diselamatkan (2Tes. 2:10). Pada kedatangannya Tuhan akan membunuh yang durhaka dengan nafas mulutnya (2Tes. 2:8). Jemaat diingatkan untuk berjaga-jaga dan tidak jatuh tertidur sebab mereka tidak tahu kapan Tuhan datang (Mrk. 13:35-37; Why. 3:3,11). Kristus kembali dalam penghakiman kebenaran dan berperang melawan semua orang yang menolak menjalankan Perintah Allah (Mzm. 96:13; Why. 19:11). Kristus akan datang dan menghakimi setiap orang atas perbuatannya (Why. 22:12).
7.1.2.2 Bersatunya Israel
Pada kedatangan Mesias, umat pilihan dan orang Israel yang masih tinggal dan hidup, yang sebagian akan dipakai sebagai para imam, akan dikumpulkan di Yerusalem dari keempat penjuru bumi (Yes. 11:12, 66:19-21).
7.1.2.3 Hari Tuhan
Sebelum Harinya Tuhan tiba, akan ada pendurhakaan atau kemurtadan, suatu kejatuhan (dari kata apostasia) dari kebenaran dan hukum di antara umat pilihan. Orang yang tidak mempunyai hukum (anomias), disebut begitu karena ia meninggalkan Hukum Allah melalui pengajarannya di antara umat pilihan, akan ditunjukkan (2Tes. 2:3-8). Ia duduk dalam Bait Allah dan biasa dipanggil Allah. Ia akan dibunuh oleh Mesias pada waktu kedatangannya.
Tuhan akan membinasakan mereka yang berperang melawan Yerusalem. Orang-orang yang sedang dibinasakan, akan menjadi panik, dan berperang melawan temannya sendiri (Za. 14:12-13). Hal ini akan datang tanpa kita duga waktunya (1Thes. 5:2).
Kerusakan akan menggoncangkan jiwa bumi. Umat manusia akan bersembunyi di dalam gunung-gunung dan batu-batu sebab Kristus telah datang dalam kemurkaan tidak seorangpun yang dapat menghadapinya (Why. 6:15-17), dengan sangkakala dan penyakit yang akan Allah tumpahkan ke bumi di hari-hari terakhir (Why. 8:7-13; Why. 16:1-21). Hari Tuhan yang terakhir, yang terus sampai zaman Seribu Tahun, akan menyaksikan akhir bumi ini. Planet ini akan dihanguskan oleh api (2Ptr. 3:7-10,12), sehingga memusnahkan semua jejak permukiman umat manusia.
Keseluruhan proses Hari Tuhan diarahkan untuk menghakimi bumi dan memperbaiki kemanusiaan (Judas 14-16). Umat pilihan yang berdosa akan dikembalikan ke sistem dunia ini supaya mereka boleh diselamatkan pada Hari Tuhan, dengan cara diperbaiki dirinya dalam kebangkitan kedua (1Kor. 5:5). Jadi hanya ada dua kebangkitan.
7.1.3 Kerajaan Allah yang Kekal
7.1.3.1 Kedatangan Allah
Ketika Kristus telah menaklukkan setiap hukum dan penguasa, Ia akan memberikannya semua sistem itu kembali kepada Allah (1Kor. 15:24,28). Kemudian Allah akan datang ke bumi dan memindahkan administrasi surga ke bumi ini. Terus seluruh bumi akan penuh oleh kemuliaan Allah (Yes. 6:3) dan Allah dan Dombanya adalah cahaya dari sistem itu (Why. 21:23).
7.1.3.2 Bumi Baru dan Yerusalem Baru
Yesaya 65:17 menyebutkan bahwa akan ada penciptaan langit baru dan bumi baru. Benih Israel akan tinggal dalam Allah di dalam ciptaan baru ini (Yes. 66:22) sampai akhir dari Seribu Tahun dan semua tubuh menjadi tidak berarti. Allah akan tinggal di Sion, dan akan disebut Kota Setia (Za. 8:3). Kota Yerusalem Baru akan turun dari surga (Why. 3:12). Yerusalem Baru ini adalah Kota Kudus yang akan turun pada saat penciptaan langit baru dan bumi baru (Why. 21:1-4,7,10). Kemudian Allah akan bersama dengan semua manusia. Hal-hal yang terdahulu tidak akan diingat (Yes. 65:17). Kita menunggu langit baru dan bumi baru, di mana semua kebenaran tinggal di dalamnya, sesuai dengan janji (2Ptr. 3:13). Banyak umat pilih yang dapat mengatasinya akan dijadikan tiang penopang Bait Allah yang baru (Why. 3:12). Jadi itu adalah bangunan rohaniah.
7.1.3.3 Takdir Umat Manusia
Umat pilihan akan diberi tugas administrasi atas planet ini untuk zaman Seribu Tahun (Luk. 19:17,19), berbentuk seperti malaikat (Mat. 22:30), mewarisi bumi dan melihat Allah, menjadi Anak-anak Allah (Mat. 5:3-11). Kedudukan ini diperluas untuk segala bangsa lainnya (Mat. 8:11). Ini adalah kebahagiaan Allah Sang Bapa (Luk. 12:32). Sebab semua yang dibimbing oleh Roh Allah adalah Anak-anak Allah (Rm. 8:14).
Kerajaan Seribu Tahun Mesias hanyalah alat pengajaran untuk mempersiapkan umat manusia menghadapi tanggung jawab terakhirnya, jadi memenuhi potensi mereka dan rencana Allah yang telah diletakkan di atas dasar bumi.
Takdir penghabisan umat manusia adalah untuk dipersiapkan mengambil bagian dalam sistem Malaikat baru yang terintegrasi, dan untuk memperoleh hak warisan mereka yaitu pengembangan dan penguasaan atas bumi (Mzm. 8:1-9; Dan. 2:44-45) dan alam semesta baru yang teratur (Dan. 7:27, 12:3).
Appendix
Roh dalam Paham Tritunggal
via negatif dari Pseudo-Dionysius dan, akhirnya, menuju teologi Gregory dari Palamas (Chapter 6).
Di Barat bagian Latin, segera sesudah periode Nicaea, ahli teologi seperti Hilary dari Poitiers dan, mungkin yang lebih ekstrim, Marcellus dari Ancyra, mempertahankan hubungan antara hipotesa Ilahi dengan ekonomi keselamatan. Augustine memulai suatu tehnik pendekatan yang baru sama sekali. Awal hipotesanya bukan dari kerajaan Bapa tetapi dari kodrat Ilahi yang dipakai sama rata oleh tiga orang [diberi garis bawah]. Daripada menyelidiki ke dalam kodrat teologi seperti yang ditulis dalam Incarnation of Christ dan pendewaan oleh Roh [diberi garis bawah], Augustine akan menyelidiki jejak Tritunggal yang ditemukan di dalam jiwa setiap manusia. Penyelidikan Augustine dengan analogi 'psikologi' untuk hubungan antara pengikut paham Tritunggal menyimpulkan bahwa doktrin Tritunggal memperhatikan hubungan 'internal' dengan Ketuhanan, lepas dari apa yang kita ketahui tentang Allah melalui Kristus di dalam Roh Kudus (LaCugna, p. 44).
Teologi Latin abad pertengahan (Medieval) mengikuti jejak Augustine dan pemisahan teologi dari ekonomi atau soteriology. Seluruh struktur kemudian tercakup dalam paham neo-Platonism dan paham Mistik.
Catatan penting dari LaCugna adalah bahwa sejak Augustine Kerajaan Bapa tidak lagi yang tertinggi. Tritunggal mengasumsikan kesamaan derajat. Ini langkah kedua yang mengikuti, yang berasal dari pendapat yang salah tentang kekekalan bersama. Dasar pikiran yang benar adalah konsep manifestasi dari Ketuhanan dalam setiap individu, yaitu pekerjaan Bapa melalui Roh Kudus yang dipancarkan daripadaNya melalui Yesus Kristus. Arah melalui Yesus Kristus ini memungkinkan Kristus untuk mengawasi dan mengarahkan setiap individu menurut kehendak Allah yang hidup di tiap umat pilihan.
Kristus bukanlah asal dari Roh Kudus. Ia adalah pengawas penengah. Ia bertindak untuk Allah seperti yang sudah selalu Ia lakukan, dan menurut kehendak Allah. Tetapi Ia bukanlah Sang Allah. Pengikut paham Tritunggal tidak menyadari fakta ini, itu jika mereka benar-benar mengerti masalahnya. Seperti yang dikatakan LaCugna
Teologi Allah Tritunggal kelihatan seperti tambahan atas Allah Maha Tunggal (hal. 44).
Secara dasar ini mempengaruhi bagaimana umat Kristen berdoa. Yaitu, mereka tidak lagi hanya berdoa kepada Bapa (Mat. 6:6,9) dalam nama Anak seperti yang dianjurkan oleh Alkitab (dari Luk. 11:12), menyembah Sang Bapa (Yoh. 4:23), tetapi berdoa kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Selanjutnya, para murid mengembangkan metafisika teologi itu sendiri. Tetapi seluruh perbaikan dilakukan dengan mengabaikan atau memanipulasi Alkitab. Itulah sebabnya pengikut paham Tritunggal tidak pernah memakai seluruh kitab dalam Alkitab dalam suatu subyek bahasan, dan menterjemahkan dan membaca secara salah bagian-bagian penting Alkitab lainnya dengan mengabaikan bagian yang tidak dapat mereka ubah. Tetapi sistem mereka didasarkan pada paham Mistik dan Platonism. LaCugna menyatakan bahwa
Pengikut paham Cappadocian (dan juga Augustine) menelaah lebih jauh dari pengertian Injil tentang ekonomi, dengan cara mencari hubungan Allah dengan Anak (dan dengan Roh) pada level 'antara Ilahi' (hal. 54).
Allah Maha Tunggal ada sebagai ousia dalam tiga hipotesa yang jelas. Kita telah melihat (Cox, The Elect as Elohim) bahwa istilah Platonic ousia dan istilah
Stoic hypostases (hipotesa) pada dasarnya mempunyai arti yang sama.
Memindahkan Roh untuk bekerja pada level antar Ilahi berarti bahwa umat pilihan tidak pernah dapat berpartisipasi dalam kodrat Allah seperti Kristus berpartisipasi dalam kodrat itu. Penegasan ini berlawanan dengan Kitab Injil. Umat pilihan berpartisipasi dalam kodrat Ilahi (2Pet. 1:4).
Dalam Efesus 1:22 Allah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus dan membuat Dia kepala dari segala sesuatu bagi Jemaat. Allah meninggikan Kristus
dari antara orang mati dan Dia membuat Kristus duduk di sebelah kananNya di tempat surgawi, jauh di atas segala kuasa dan pemerintahan dan kekuatan dan kerajaan, dan di atas segala sesuatu yang mempunyai nama, tidak hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang; dan Dia telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kakiNya dan telah membuatNya kepala dari segala sesuatu bagi Jemaat, yaitu tubuhNya, kepenuhanNya yang mengisi semuanya dalam segala sesuatu.
Jadi Kristus dianugerahkan otoritas atas setiap nama, sebab nama itu sendiri melambangkan otoritas. Ia diberikan otoritas atas segala sesuatu supaya Jemaat boleh mendapatkan warisannya melalui Kristus, yang mana kepenuhannya akan Ketuhanan tinggal secara jasmaniah (Kol. 2:9). Kata ini Godhead di sini diterjemahkan theotetos berarti deity (Ketuhanan) or berbentuk Allah.
Sekarang, Thayer berkata bahwa 'deity' (theot) berbeda dari 'divinity' (Theiot) seperti 'intisari' berbeda dari 'kualitas' atau 'atribut' (Thayer’s, hal. 288). Di sini artinya bahwa kepenuhan akan intisari Allah berdiam secara jasmaniah dalam Kristus. Kepenuhan akan intisari inilah yang diberikan kepada kita semua supaya semua manusia mengenakan kodrat Allah yang baru (Kol. 3:10). Mereka tidak menjadi Yahudi, tidak juga Yunani, tetapi semuanya adalah milik Kristus karena Ia ada di dalam segala sesuatu (Kol. 3:11). Ia membangun manusia, melalui kekuatan Roh Kudus, supaya akhirnya membuat Allah semua di dalam semua (1Kor. 15:28).
Ketika segala sesuatu tunduk kepada Dia, kemudian AnakNya sendiri juga tunduk kepada Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kakiNya, maka Allah boleh [semua dalam semua di versi KJV] (panta en pasin) [lihat Interlinear dari Marshall dan juga Kol. 3:11 (panta kai en pasin)].
Pengikut paham Tritunggal telah mulai menterjemahkan teks ini sebagai segala sesuatu untuk setiap orang untuk menghindari logika bahwa Allah sebagai intisari juga untuk semua manusia seperti Allah sebagai intisari untuk Kristus.
Adalah Kristus yang mengisi kita dengan kepenuhan Allah (Ef. 3:19). Kepenuhan Kristus serupa dengan gambar Bapa (Ef. 4:13). Jadi, supaya kita menjadi serupa dengan gambar atau eikon dari Bapa, seperti yang Kristus lakukan, sehingga kita menjadi Anak-anak Allah dan bersama-sama dengan Kristus mewarisi Kerajaan Allah (Rm. 8:17; Yak. 2:5). Pewaris seperti yang dijanjikan (Gal. 3:29) dari keselamatan (Ibr. 1:14) dan mewarisi kemuliaan bersama-sama (1Ptr. 3:7).
Anak Allah kemudian menjadi Bapa yang Kekal (Yes. 9:5), menjadi kepala dari kebapaannya Malaikat manusia, jadi mengambil tempat sejajar dengan kebapaan-kebapaan lainnya di surga yang jumlahnya banyak (Ef. 3:14).
Untuk alasan inilah Aku bersujud sembah kepada Bapa, yang mana setiap keluarga di langit dan di bumi menerima namanya.
Kata 'keluarga' di sini adalah patria atau kebapaan. Jadi jabatan bapa, baik itu di dalam rumah tangga atau di dalam rumah tangga Allah, adalah jabatan yang diberikan yang menunjukkan tanggung jawab tertinggi dari setiap pimpinan atas bagiannya sampai ke keluarganya. Jadi urutannya adalah dari Allah kepada Kristus, terus kepada kepala rumah tangga laki-laki (1Kor. 11:3), yang harus memberikan tanggung jawabnya seperti Allah memberikan tanggung jawabNya kepada Kristus dan Anak-anak Allah yang lain yang adalah elohim, dan cara para elohim itu untuk meneruskan tanggung jawabnya kepada mereka yang di bawahnya.
Roh Kudus adalah mekanisme yang mengaitkan semua bentuk ini satu dengan yang lain dan mengumpulkan kapasitas Ketuhanan dari setiap Malaikat. Sudah jelas bahwa Roh Kudus adalah Allah dalam segala hal yang membuatNya berbeda dari individu lainnya, dan dibatasi untuk hubungan antar Ilahi dari ketiga bentuk itu. Semuanya adalah Anak-anak Allah, maka dari itu kesemuanya bersama-sama dengan Kristus merupakan pewaris yang sama. Penyembahan kepada Roh Kudus akan berarti memuja diri sendiri, sebab itu adalah cara Allah untuk menjadi semua di dalam semua.
Jadi, semestinya penyembahannya dilarang sebagai pemujaan diri sendiri, dalam arti itu masih bagian dari diri sendiri. Itu adalah kekuasaan atau atribut yang dianugerahkan, dan bukan Allah sendiri. Roh Kudus menganugerahkan kepada kita kemampuan untuk menjadi Elohim atau Allah.
Ketuhanan
Wahyu 4:8-11 mencatat bahwa Tuhan Allah Yang Maha Kuasa diberikan tahta di atas para tua-tua yang masing-masing juga bertahta. Tetapi tahta para tua-tua itu lebih rendah daripada tahta Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu atas kehendakNya. Ia adalah Tuhan Allah dari Yesus Kristus dan Dewan.
Ada banyak Anak-anak Allah yang terdiri dari Malaikat (dari Ayb. 1:6, 2:1, 38:7; Mzm. 86:8-10, 95:3, 96:4, 135:5) yang dikenal sebagai Bene Elyon atau Anak-anak dari Yang Maha Tinggi (lihat juga versi Sabourin SJ, The Psalms: Their Origin and Meaning, Alba House, NY, hal. 72-74). Manusia pilihan juga dimasukkan dalam Malaikat surga sebagai Anak-anak Allah (dari Rm. 8:14).
Kristus adalah yang lahir paling sulung atau pertama dari segala ciptaan. Untuk Dia, segala sesuatu diciptakan di langit dan di bumi, yang kelihatan atau tidak kelihatan, baik itu tahta atau kerajaan atau pemerintahan atau penguasa, kesemuanya diciptakan melalui Dia dan untuk Dia. Dia ada sebelum segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:16-17). Tetapi Allah adalah yang menciptakan Dia dan yang menghendaki agar penciptaan terjadi dan menjadi bagian dan Kristus. Maka dari itu, Kristus bukanlah Allah seperti Allah Bapa adalah Allah yang kekal (1Tim. 6:16), hidup dalam kekekalan abadi.
Allah dalam Alkitab disebut Allah dan Bapa dari Kristus (dari Rm. 15:6; 2Kor. 1:3, 11:31; Ef. 1:3,17; Kol. 1:3; Ibr. 1:1 ff; 1Ptr. 1:3; 2Yoh. 3; Why. 1:1,6, 15:3). Kristus memperoleh hidupnya, kekuasaan, dan otoritas dari perintah Allah Sang Bapa (Yoh. 10:17-18). Kristus merendahkan kehendaknya terhadap Allah, yaitu Sang Bapa (Mat. 21:31, 26:39; Mrk. 14:36; Yoh. 3:16, 4:34). Allah memberikan umat pilihan kepada Kristus dan Allah adalah lebih besar dari Kristus (Yoh. 14:28) dan lebih besar dari segala sesuatu (Yoh. 10:29).
Jadi Allah mengirim Anak tunggalNya [AnakNya Yang Salah Satu Dilahirkan] (monogene) ke dunia ini supaya kita dapat hidup melalui Dia (1Yoh. 4:9). Allahlah yang memuliakan Kristus, Allah yang lebih besar (Yoh. 8:54).
Kristus menyingkirkan kekuatannya sebagai Anak Manusia di dalam Malaikat dan menjadi seorang manusia, keturunan Daud menurut daging (Rm. 1:3). Ia dinyatakan Anak Allah yang berkuasa menurut Roh Kudus melalui kebangkitanNya dari antara orang mati, sebagai Yesus Kristus, Tuhan kita (Rm. 1:4)
Allah adalah Gunung Batu seperti sebuah Tambang atau Gunung yang mana semuanya mencari tambang, batu api dari kitab Yosua 5:2, yang menyunat bangsa Israel, penyebab utama dan efektif (Ul. 32:4, lihat Maimonedes, Guide of the Perplexed, University of Chicago Press, 1965, Ch. 16, hal. 42 ff). Allah adalah Gunung Batu bangsa Israel, Gunung Batu keselamatan mereka (Ul. 32:15), Gunung Batu yang memperanakkan mereka (Ul. 32:18,30-31). 1Samuel 2:2 menunjukkan bahwa Allah kita adalah Gunung Batu kita, Gunung Batu yang kekal (Isa. 26:4). Dari Gunung Batu inilah segala sesuatu ditebang seperti semua keturunan Abraham dalam iman (Yes. 51:1-2). Mesias ditebang dari Gunung Batu ini (Dan. 2:34,45) untuk menaklukkan kekaisaran dunia. Allah, bukan Petrus, bukan Kristus, bukan siapapun, yang adalah Gunung Batu atau dasar di mana Kristus akan membangun Jemaatnya (Mat. 16:18) dan di mana Ia sendiri akan tinggal sebagai dasarnya.
Mesias adalah Dasar Utama dari Bait Allah, di mana umat pilihan adalah Naos atau Yang Kudus di antara Yang Kudus, gudang Roh Kudus. Batu Bait itu semuanya dipotong dari Gunung Batu yaitu Allah itu, demikian juga dengan Kristus, dan diberikan kepada Kristus, Batu Karang rohaniah (1Kor. 10:4), batu sentuhan dan batu sandungan (Rm. 9:33) untuk membangun Bait. Kristus akan membangun Bait supaya Allah boleh menjadi semua di dalam semua (Ef. 4:6). Allah telah memberikan kepada Kristus untuk menjadi semua di dalam semua (panta kai en pasin Kol. 3:11) menaklukkan segala sesuatu di bawah kakinya (1Kor. 15:27) menjadikan dia kepala dari segala sesuatu di Jemaat, yaitu TubuhNya, dan kepenuhanNya yang memenuhi semua dan segala sesuatu (Ef. 1:22-23). Ketika Allah menaklukkan segala sesuatu di bawah Kristus, jelas bahwa Allah sendiri yang menaklukkan itu tidak termasuk di dalam yang ditaklukkanNya (1Kor. 15:27).
Ketika Kristus menaklukkan segala sesuatu, kemudian apakah Kristus sendiri harus ditaklukkan oleh Allah yang menaklukkan segala sesuatu di bawah Kristus, supaya Allah menjadi semua di dalam semua (panta en pasin 1Kor. 15:28 tidak di versi RSV). Jadi doktrin Platonist yang ingin menggabungkan Allah dan Kristus dalam Tritunggal bertentangan dengan Kitab Injil. Kristus akan duduk di sebelah kanan Allah, oleh petunjuk Allah (Ibr. 1:3,13, 8:1, 10:12, 12:2; 1Ptr. 3:22) dan akan menerima tahta Allah bersama-sama dengan umat pilihan (Why. 3:21), yaitu sebuah tahta Allah (Mzm. 45:6-7; Ibr. 1:8 atau Allah adalah Tahtamu [God is your Throne] diterjemahkan sebagai TahtaMu Sang Allah [Your throne O God], lihat catatan kecil dari versi RSV).
Allah yang megutus, adalah lebih kuat daripada yang diutus (Yoh. 13:16), seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya (Yoh. 15:20). Itulah yang paling tidak masukakal menganjurkan bahwa seseorang akan merupakan suatu korban kepada sendirinya. Perbuatannya, secara logika, adalah melakukan bunuh diri, atau, dalam Trinitarianisme, adalah mengudungkan sebagiannya. Karenanya, doktrin itu mengingkari kebangkitan, khususnya dari 1Korintus 15.
Jadi perbedaan antara penyaliban dan kebangkitan adalah mutlak dan jelas. Kebangkitan harus ada di dalam tubuh dan diikuti perubahan seperti Persembahan Ombak, kalau tidak maka tidak akan ada keselamatan dan penuaian panen. Persiapan Kristus untuk naik ke Allahnya dan Allah kita, yaitu Bapa kita (Yoh. 20:17) sangatlah nyata dan jelas.
adalah suatu struktur yang dipakai dalam sebuah Dewan. Dewan itu disebut dalam Mazmur dan kitab-kitab lain di bawah ini dan Tahta Allah dan Dewan para Tua-tua dijelaskan dalam Wahyu 4:1 s/d 5:14. Dewan ini yang termasuk Yesus Kristus sebagai Sang Domba, dan Imam Besar (dari Ibr. 8:1-2), melayani dan menyembah Tuhan Allah Yang Maha Kuasa (Why. 4:8-11). Dalam melayani Allah, Kristus menyerahkan nyawanya, sama seperti tiap imam besar harus mengorbankan sesuatu untuk Allah (Ibr. 8:3).q
Christian Churches of God
PO Box 369, WODEN ACT 2606, AUSTRALIA
Pengikut paham Tritunggal memisahkan teologi dari ekonomi keselamatan seperti yang ditulis dalam Inkarnasi Nabi Isa. LaCugna (GOD FOR US The Trinity and Christian Life, Harper, San Francisco, 1991), dalam menghadapi perkembangan doktrin Tritunggal dan pemisahan teologi dari Rencana Keselamatan (atau soteriology) seperti yang ditulis dalam Inkarnasi al Maséh, menulis bahwa teologi yang berorientasi paham pengikut Cappadocian berada dalam arah yang akan lebih memisahkan ekonomi dengan teologi. Tentu saja jalur ini akan mengarah kepada
Di sinilah Kristus menangis untuk memenuhi Injil pada Mazmur 22:1
...memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus; yaitu, bagaimana bangsa-bangsa lain menjadi pewaris juga, bagian dari tubuh yang sama, dan ikut dalam janji dalam Yesus Kristus oleh Injil(Ef. 3:2-6).