Rabu, 16 November 2011

Doktrin Mengenai Dosa Asal



Taman Eden

Kej 1:1-2 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air.
Disini kita melihat awal mula penciptaan langit dan bumi. Keadaan bumi ini adalah keadaan bumi dahulu yang tertulis didalam II Pet 3:5-6 dimana semua fosil-fosil dan yang tertinggal sebelumnya menjadi Tohu dan Bohu atau tanpa bentuk dan kosong. Semuanya dihancurkan lagi oleh air bah  pada zaman nabi Nuh. Keadaan saat itu kosong oleh sebab yang lain (ayat 1 dan 2 Companion Bible).

Langit dan bumi diciptakan oleh elohim yang berkata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” dan aik manusia laki-laki maupun perempuan diciptakan sesuai dengan gambarNya. Mereka diperintahkan untuk pergi dan memenuhi bumi (Kej 1:28; Mzm 8 dan Ib 2:6-8).

Kita lihat di pasal 2:1, bahwa semua kegiatan yang menyangkut kehidupan selanjutnya atas langit dan bumi dan segala isinya dimulai dari pasal 2 dan penciptaan Adam dan Hawa.
Kejadian 2:1-17 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hariketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apapun dibumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun dipadang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik keatas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu, ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, disebelah Timur; disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan ditengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; disana ada damar bedolah danbatu krisopras. Nama sungai yang kedua ia Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kusy. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir disebelah timur Asyur. Dan sungaiyang keempat ialah Efrat. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa letak geografis tidak sama dengan apa yang ada saat ini dan sungai-sungai itupun mengalir dengan arah yang cukup berbeda. Taman itu dengan jelas diidentifikasikan sebagai sebuah daerah dari Siria sampai ke Mesir meliputi daerah yang sekarang disebut Israel.

Taman Eden sebagai daerah topografis yang dialiri empat sungai surga telah diselidiki dalam makalah Salib: Asal Mula dan Arti Pentingnya [039]). Keempat sungai surga yang terdapat didalam matahari salib yang hidup diteliti dalam makalah tersebut.

“Bujur matahari nampak mewakili keempat sungai surga. Alkitab menunjukkan sebagai sungai yang keluar dari Eden dan terpecah menjadi empat cabang. Menurut tradisi, keempat anak sungai itu menglair dalam arah yang berlawanan. Tradisi ini ditemukan diantara narasi tentang Age of Beginnings bangsa Indian Navaho. Tradisi ini juga ditemukan didalam kisah tentang Surga Bangsa Cina dari Kwenlun. Keempat sungai juga muncul dalam agama Hindu Rig Veda, dan Vishnu Purana mengidentifikasikan keempat anak sungai tersebut sebagai surga kaum Brahma di puncak dunia. Semuanya ini juga mengalir dalam empat arah (Talbot, ibid). Kisah ini ditemukan juga didalam mitos bangsa Iran yang menyangkut karakter sentral Ardi Sura, dan juga dalam Sungai Kehidupan bangsa Kalmuks Siberia. Bangsa Mandaeans dari Irak juga memelihara tradisi yang sama dengan kitab Kejadian; karena bangsa Babilon juga mengatakan tentang daerah dengan empat sungai.

Tempat tinggal para dewi Yunani, Calypso, di pusaran laut, juga memiliki pancuran air pusat yang kemudian mengalir menjadi empat cabang yang berlawanan arah.

Edda dari bangsa Skandinavia mengatakan tentang asal usul air didunia dalam pusaran velrgelmir ditanah para dewa. Bangsa Slav mengatakan bahwa air didunia berasal dari batu ajaib Alatuir di pulau surgawi Bonyan. Talbot mencatat bahwa Brinton menemukan empat sungai mistik diantara Sioux, Aztecs dan Maya seperti yang ditemukan Fornander di mitos bangsa Polynesia (Talbot, hal 121).

Sedikit sekali, jika ada, dari negara-negara yang memiliki kenangan dapat menunjuk pada satu sumber geografis dari gambar kenangan mereka. Jadi, ketika bangsa Babilon memanggil Ishtar sebagai Lady, Ratu atas tanah dari empat sungai Erech, atau ketika tulisan bangsa Mesir di Dendera merayakan empat sungai Nil di Elephantine, gambar kenangan mereka adalah sebuah mitos kuno tanpa realitas yang nyata di daerah geografis sekitar mereka. Talbot menganggap bahwa alasan adanya perbedaan antara dataran mitos dan di bumi adalah bahwa keempat sungai mengalir bukan di bumi kita, namun melalui empat empat kali seperempat dataran polar (Talbot, hal 121). Talbot (ibid.) percaya bahwa untuk setiap mitos dominan tentu disertai tanda-tanda yang cocok. Tanda dari empat sungai adalah matahari salib dan matahari salib yang hidup.

Tanda-tanda akhir yang menegaskan  tanda-tanda sebelumnya dengan menunjukkan bahwa keempat aliran sungai  terletak pada daerah prasejarah. Dimulai dari pusat polar (pusat matahari misalnya), keempat sungai mengalir keempat sudut Bumi Saturnus (perlu penekanan).

Jadi, konsep yang terdapat didalam kisah Kejadian (Kej 2:10), selain memiliki sebuah atribut geografi khusus bagi keempat sungai, juga mewakili tema dasar tentang sungai air kehidupan yang mengalir dari sumber utama yang adalah Allah melalui bintang fajarNya yang pada saat itu adalah setan.

Jadi, sumebr utama yang mengairi tanah Afrika dan juga Tigris dan Efrat memiliki arti penting rohani yang dianut oleh sistem agama Babilon, yang menurun pada Ishtar dan kepada bangsa Mesir juga keseluruh dunia melalui kepercayaan shaman, seperti yang dikembangkan dari sistem utama. Sistem Babilon pada dasarnya adalah animisme (lihat Budge, Kehidupan Dan Sejarah Babilon, 2nd ed., London, 1925).

Demikianlah bagi nenek moyang, keempat sudut dunia memiliki arti kosmologi yang khusus, yang menunjuk pada peta kerajaan ruang angkasa dan bukan pada letak geografis. Talbot menggunakan istilah yang digunakan O’Neill sebagai satu dari sekian banyak ilmuwan untuk mengenali kualitas dari mitos “empat sudut”.
Dari segala bentuk penyelidikan jenis apapun tentang simbol-simbol yang terdapat dalam mitos-mitos dan klasifikasi mengenai istilah Empat kali Seperempat, diketahui bahwa  arah-arah sungai dilihat dari sudut  pandang  ortodox yang tegas mengenai mitologi surga, bukan seperti Utara Selatan Timur Barat dari setiap titik, namun empat divisi surga yang disebar disekitar “polar”.

Matahari salib… sebagai simbol dari Empat kali Seperempat, adalah milik matahari utama. Dalam ilmu kosmologi sacral, posisi sentral dari dewa matahari sering menjadi arah “kelima”. Untuk mengerti bahasa yang demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk berpikir tentang arah-arah mitos (atau lengan-lengan salib) sebagai gerakan atau aliran energi. Dari allah mahabesar, semua elemen kehidupan mengalir dalam empat arah. Allah sendiri, yang merangkul semua lemen-elemen tersebut adalah “keras,” “teguh,” atau “diam”; gerakan kelimanya adalah sebuah rotasi yang bergerak pada satu tempat.

“Arah-arah” juga dapat digambarkan sebagai daerah-daerah: pusat (kelima) daerah dan Empat kali Seperempat terletak disekitarnya.
Inilah sebabnya mengapa kaum yang menganut ilmu Pythagoras menganggap angka lima mewakili sumbu dunia yang kokoh. Gagasan para penganut ilmu Pythagoras  dengan jelas berhubungan dengan simbol-simbol agama Hindu kuno tentang arah. Sebagai tambahan terhadap empat arah, doktrin agama Hindu mengetahui arah kelima yang disebut “arah tetap” dari pusat polar (Talbot, hal 122-123).

Talbot juga mengidentifikasikan gagasan ini dengan simbol-simbol bangsa Cina dan Meksiko Nahuatl dengan lima sebagai anga pusat (ibid.) (seperti yang tertulis dalam makalah The Cross: Its Origin and Significance [039] CCG, 1997, hal 4-5).

Tema ini adalah tema umum bagi sebagian besar orang dan membentuk sebuah dasar tentang pengalaman agama kuno mereka. Keempat sungai membentuk dasar dari daerah prasejarah yang kita ketahui sebagai Matahari Salib. Makalah mengenai Salib penting agar kita dapat mengerti apa yang terjadi di dalam struktur kitab Kejadian dan selanjutnya tentang setan yang memberi inspirasi mitos tentang sekte matahari, yang sekarang tersebar luas diantara simbol-simbol agama Kristen.

Struktur kisah dalam kitab Kejadian adalah pusat dari sebagian besar mitologi, tidak peduli dari segi mana naratif mitologi tersebut didasarkan. Kita melihat dari matahari salib yang hidup bahwa pusat salib dijatuhkan hingga dibawah lingkaran untuk mewakili simbol Venus sebagai keinginan lihiriah dan simbol wanita. Ini merupakan pencerminan lain dari kisah yang kita temukan dari kitab Kejadian di perjanjian lama dan diseluruh Alkitab hingga kisah jatuhnya manusia kedalam dosa dalam perjanjian baru dan juga mengenai kedudukan wanita dibawah hukum.

Pandangan ini adalah fundamental bagi kisah keberadaan manusia. Pergumuluan yang sama sedang dinarasikan oleh mitos-mitos bangsa-bangsa dan dalam Alkitab. Mereka bukan kisah-kisah yang berbeda. Semua kisah tersebut adalah kisah yang sama yang dikisahkan dari perspektif mengenai baik dan jahat yang berbeda, seperti yang dikisahkan oleh dua kekuatan roh yang berada dalam konflik.

Satu sungai memberi aliran pada empat sungai  dan titik kelima lipatan ini adalah pesan dibalik matahari salib.

Yang menjadi pokok pembahasan dalam naratif-naratif ini adalah seseorang atau satu dewa yang mengontrol atau yang diwakili oleh simbol-simbol yang pada intinya adalah Allah yang benar. Matahari salib adalah sebuahindikasi dari pemberontakan dan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Lucifer sebagai si pemegang kontrol atau ‘adon.

Kita sekarang kembali kepada kisah dalam kitab Kejadian.

Contoh-contoh positif dari perintah-perintah Allah
Pada bagian ini dalam kitab Kejadian, kita menlihat bahwa di taman Eden Allah sedang menetapkan, dengan contoh positif, perintah-perintah dan keempat hukumNya yang pertama dikeluarkan disini dalam kegiatan penciptaan dan pengudusan ari Sabat sebagai hari untuk beristirahat dan sebuah hari yang kudus.

Dengan demikian kita melihat juga disini bahwa peraturan ditetapkan sebagai sebuah tanggung jawab Adam secara langsung atas larangan-larangan yang berhubungan dengan pohon-pohon.

Dari waktu ini binatang-binatang diciptakan. Di pasal 1, penciptaan ini diletakkan sebelum penciptaan manusia yang terjadi pada hari keenam. Disini, mereka terletak setelah penciptaan manusia, tapi sebelum penciptaan perempuan.
Kejadian 2:18-25 Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung diudara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Disini kita melihat struktur dominan yang diberikan kepada Adam yang memberi nama untuk segala sesuatu. Proses pemberian nama ini menyimbolkan kekuasaan yang melebihi segala sesuatu pada zaman dahulu. Nama mengindikasikan kekuasaan dan delegasi kekuasaan dari nama yang dibawa.

Penciptaan Hawa dari satu tulang rusuk Adam serupa dengan proses genetika yang sekarang kita mengerti. Dalam tindakan ini juga terlihat bahwa intitusi pernikahan ditetapkan dari saat Hawa diciptakan.

Kata man (pria) dan woman (wanita) dalam bahasa Ibrani adalah ish dan ishah. Ishi berarti suamiku (my man).

Adam berarti ruddy (SHD 120) dan berasal dari kata SHD ‘adam yang berarti menampakkan darah (dimuka), tersipu atau menjadi merah dan dicatt atau dbuat merah.

Dengan demikian Adam adalah seorang laki-laki yang berwajah merah.

Kata ish adalah kata Ibrani bagi laki-laki dengan pengertian umum. Berithish berarti seorang laki-laki perjanjian atau persatuan sebagai suatu bentuk padat yang dibentuk dari serpihan-serpihan daging (SHD 1285). Ini adalah pengartian dan turunan dari kata British.

Dari Kejadian 1:26 hingga Kejadian 2:23, kata SHD 120 adam digunakan. Kata ish digunakan dari Kejadian 2:23 dan 2:24 untuk yang pertama kalinya.

Perbedaan ini dilakukan karena tindakan pemersatuan diterapkan bagi seluruh umat manusia dalam ciptaan Allah. Peristiwa ini memiliki arti penting bagi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi selanjutnya dipasal-pasal berikutnya.

Disini kita melihat bahwa serial selaanjutnya  tentang perintah-perintah Allah ditetapkan. Tangungjawab-tanggungjawab yang diberikan kepada orangtua ditetapkan disini seperti yang terdapat dalam hukum ketujuh dan kedelapan. Allah mempertahankan kepemilikan bagi diriNya sendiri dengan menetapkan hukumNya. Dengan demikian “janganlah kau makan buah poho pengetahuan baik dan jahat” memiliki akibat yang sama dengan “jangan mencuri”. Hukum kesepuluh yang menyangkut tentang mengingini barang sesamamu juga ditetapkan disini. Kebenaran dalam mengakui institusi-institusi ini juga berarti menetapkan saksi-saksi palsu dan benar.

Di Kejadian pasal 3 kita bertemu dengan kisah yang paling dahsyat dalam Alkitab. Kata yang digunakan dalam ayat 1 menunjuk pada Nachash atau yang bersinar dan yang diterjemahkan sebagai ular dalam bahasa Inggris.

Yang bersinar adalah salah satu dari kerub yang berjaga; Malaikat Terang atau Pembawa Terang atau Lucifer seperti yang tertulis didalam Yesaya 14 dan Yehezkiel 28:13-17.

Arti yang sama digunakan dalam menerjemahkan ular yang berapi-api dalam Bil 21:6,9. Mereka diterjemahkan sebagai nachashim seraphim. Ular yang berapi-api, disebut demikian karena rasa panas yang disebabkan karena gigitannya tapi mungkin juga karena mereka dituntun oleh malaikat ketika Israel berbicara menantang Allah dan Musa karena membawa mereka keluar ke padang gurun. Istilah saraph berarti membakar. Kata seraphim dari Yes 6:2 disebut yang berapi-api. Jdai, makhluk malaikat adalah sesuatu yang berapi-api atau berwajah gangsa menyala.

Ular yang lama (IIKor 11:3) dirubah menjadi malaikat terang (IIKor 11:14). Dengan demikian ular digunakan sebagai simbol untuk setan yang berbicara kepada wanita pertama dan menipunya. Ada sebuah persoalan besar yang terjadi dalam bagian ini mengenai pohon-pohonan.

Kej 3:1-5 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang didarat yang dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Kata elohim disini adalah kata jamak yang sama. Sifat jamaknya meluas menjadi lebih dari satu dan pada kenyataannya menjadi lebih dari dua, melainkan menjadi kata elohim yang luas. Abraham berbicara kepada ketiga elohim, atau malaikat, sesuai dengan Kej 18:2, dimana ia dan Lot menyebut mereka sebagai Yahovah (Kej 18:27, 19:18). Kata Yahovah dirubah menjadi Adonai oleh Sopherim untuk mencakup semua penggunaaan jamak (juga disebutkan dalam catatan companion Bible mengenai ayat ini dan juga Kej 18:2 yang mencoba untuk mengunci kata elohim disini sebagai satu Tuhan namun mengakui Yahova digunakan untuk menunjuk ketiganya.)

Kata ‘arum diterjemahkan sebagai sub judul yang juga memiliki arti bijaksana atau licik atau hati-hati (Ay 5:12; 15:5; Ams 12:16; 23; 13:16; 14:8, 15, 18; 22:3; 27:12 dan dalam hubungannya dengan Yeh 28:12, 13,17). Kata ‘arum juga digunakan untuk kata telanjang dipasal sebelumnya di ayat 25. Mereka berdua telanjang dan hanya mengetahui yang baik dari perintah Allah dalam ayat 17. Mereka berdua tidak malu berada didepan elohim. Penggunaan kata lar dalam 3:1 memiliki arti yang sama dengan kata zoon yang digunakan untuk menunjuk keermpat makhluk hidup dalam Why 4:6-9 dan 5:6,8. Berarti, kata ini digunakan untk menunjuk makhluk surga dalam tingkatan tertinggi karena mereka semua memiliki satu Bapa yang menciptakan mereka semua (Mal 2:10; Ib 2:11). Kita dapat mengerti artinya sekarang dengan melihat pada kitab Yehezkiel.

Yeh 28:12-17 Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan Allah: Gambar ksempunaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engaku ditaman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: Yaspis merah, krisolit dan yaspis ijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan ditengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tak bercela didalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. Engkau sombong karena kecantikanmu, himatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulembpar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.

Jadi disini kita melihat bahwa kerub yang berjaga ditempat didalam teman Eden dan penuh dengan hikmat. Dengan demikian kita memiliki dua sosok didalam taman, Kristus dan setan. Setan menjadi curang karena kecerdasannya. Demikianlah, pengetahuannya menjadi sebab kehancurannya.

Disini kita melihat sejumlah pohon yang tidak tertulis spesifikasinya dan hanya ada satu yang tidak bolah dimakan. Pohon kehidupan dapat didekati dari pohon-pohon yang lain. Pohon yang tidak dapat dimakan buahnya adalah pohon pengetahuan baik dan jahat. Pohon-pohonan yang lain hanya menghasilkan yang baik. Pohon ini menghasilkan pengetahuan, yang baik dan yang jahat. Kejahatan mengakibatkan dosa yang merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah. Jadi kita melihat bahwa hukum Allah mendahului karakterNya dan telah ada dari awal mula penciptaan (lihat makalah Pemerintahan Allah [174] dan Kasih Dan Struktur Hukum [200]).

Oleh sebab itu, pendapat bahwa hukum Allah  tidak diberikan sampai adanya peristiwa di gunung Sinai dan hanya kepada bangsa Israel bertentangan terhadap pernyataan-pernyataan dan tujuan Torah itu sendiri. Aliran Rabbinical Judaism mencoba untuk memasukkan bahwa ada sesuatu seperti hukum Nuh yang akan kita teliti selanjutnya (lihat makalah The Tradition of the Noahide Laws). Pemasukan ini menyatakan bahwa Nuh tidak memiliki hukum Allah dan kaum awam memiliki hukum dasar yang bertentangan dengan Torah atau kurang dari Torah adalah fiksi para rabbi yang dibuat untuk mengenalkan kepada kaum awam tentang Rabbinical atau Pharisaic Judaism dengan mencuri yang membuatnya bertentangan dengan firman Allah.

Pohon-pohonan Di Taman Sebagai Makhluk-makhluk
Konsep yang juga perlu kita teliti adalah istilah pohon.

Pohon digunakan secagai sebuah istilah untuk suatu sosok roh sebuah makhluk. Pohon pengetahuan baik dan jahat ini juga mewakili setan dan sistem yang ingin ia terapkan dan karenanya ia menjadi makhluk yang curang. Nanti kita akan meneliti konsep ini dengan lebih detail.
Yeh 31:3-18 Lihat Aku menyamakan engkau dengan pohon aras di Libanon penuh dengan cabang yang elok dan daun yang rumpun sekali; tumbuhnya sangat tinggi, puncaknya sampai ke langit. Sungai-sungai membuatnya besar samudera raya membuatnya meninggi; itu membuat sungainya mengalir mengelilingi bedengnya itu; dan menjulurkan saluran-saluran ke segala pohon yang ada dipadang. Maka dari itu tumbuhnya lebih tinggi dari segala pohon di padang; ranting-rantingnya menjadi banyak, cabang-cabangnya menjadi penjang lantaran air yang melimpah datang. Pada rantingnya diam bersarang segala burung yang diudara, dibawah cabangnya segala binatang di hutan melahirkan anaknya; dan semuanya bangsa besar duduk bernaung dibawahnya. Ia elok karena besarnya dan karena cabangnya yang panjang-panjang; karena akarnya julur-jalar sampai di air yang berlimpah-limpah. Pohon-pohon aras didalam taman Allah tidak akan dapat menyainginya, juga pohon sanobar tidak akan dapat menyamai ranting-rantingnya, dan pohon berangan tidak dapat dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Segala pohon-pohon yang ditaman Allah tiada yang dapat disamakan dengan dia mengenai keelokannya. Aku membuat dia sungguh-sungguh elok dengan cabang-cabangnya yang sangat rapat. Di taman Eden, ditaman Allah segala pohon cemburu padanya. Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: Oleh karena ia tumbuh tinggi dan puncaknya menjulang sampai kelangit dan ia menjadi sombong karena ketinggiannya, maka Aku telah menyerahkan dia kedalam tangan seorang berkuasa diantara bangsa-bangsa, supaya ia memperlakukannya selaras dengan kejahatannya; Aku menghalau dia. Orang-orang asing, yaitu yang paling ganas diantara bangsa-bangsa, akan menebang dia dan membiarkannya; diatas gunung-gunung dan disemua lembah cabang-cabangnya berjatuhan dan disemua lur sungai negeri itu ranting-rantingnya berpatahan dan semua bangsa di bumi pergi lari dari naungannya dan membiarkan dia. Diatas batangnya yang roboh itu berhinggapan segala burung diudara dan diantara cabang-cabangnya diam segala binatang dihutan. 

Teks ini membicarakan tentang penghuni surga yang jatuh dan khususnya kerub di Yeh 28 dan Yes 14, Lucifer yang menjadi setan dan dibuang ke liang kubur.

Semuanya ini terjadi supaya segala pohon yang ditepi air jangan meninggikan dirinya dan puncaknya jangan dijulurkan sampai ke langit dan supaya pohon-pohon besar, yaitu semua yang menghisap banyak air, jangan tetap berdiri didalam kecongkakannya; sebab mereka semuanya telah diserahkan kedalam maut, kedalam bumi yang paling bawah, ditengah anak-anak manusia yang telah turun ke liang kubur.

Mereka diserahkan ketengah-tengah anak manusia dan bersama mereka turun kedalam bumi yang paling bawah. Ayat ini mengatakan kepada kita mengenai nasib penghuni surga yang jatuh pada hari-hari terakhir. Proses kejatuhannya sangatlah dahsyat.

Beginilah firman Tuhan Allah: Pada hari ia turun ke dunia orang mati, Aku membuat samudera raya berkabung karena dia. Aku mengempang sungai-sungainya, sehingga air banjirnya dibendung. Dan karena dia Aku membuat gunung Libanon berpakaian kabung dan membuat segala pohon di hutan layu lesu. Mendengar derum kejathunannya Aku membuat bangsa-bangsa gemetar, pada saat Aku menurunkan dia ke dunia orang mati, menjumpai mereka yang telah turun keliang kubur. Dan segala pohon taman Eden akan merasa terhibur dibumi yang paling bawah, yaitu pohon yang terpilih dan yang terindah dari Libanon, yang menghisap banyak air. Mereka juga turun bersama dia ke dunia orang mati, yaitu ke orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang, dan mereka yang bernaung dibawahnya ditengah bangsa-bangsa mati juga.

Disini kita melihat bahwa ia diidentifikasikan dengan pohon-pohon di Eden.
Maka dengan siapakah engkau dapat disamakan diantara pohon-pohon di taman Eden dalam hal kemuliaan dan kebesaran? Engkau akan diturunkan kebumi yang paling bawah bersama pohon-pohon di taman Eden dan engkau telentang di  tengah orang-orang yang tak bersunat bersama orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang. Itulah Firaun dengan semua khalayak ramai yang mengikutinya, demikianlah firman Tuhan Allah.

Makhluk yang ditunjuk didalam kitab Yehezkiel ini adalah bangsa Assyria dan Firaun dan keduanya berada ditaman Eden sebagai pohon aras di Libanon dan tidak ada satupun yang kebesaran atau kemuliaannya dapat disamakan dengan keindahan dan kesempurnaannya. Sedangkan saat itu Mesir dan Asyur masih berada dalam rusuk Adam dan juga air bah yang belum melanda. Makhluk ini hanya mungkin diartikan sebagai kerub yang berjaga yang dilempar keluar dan iblis atau pohon-pohon yang memberontak terhadapNya.

Dengan demikian, Elohim di taman bersifat jamak dan semua yang mereka dapat atau tidak dapat ajarkan dan lakukan berada dibawah pengarahan Allah. Buah pohon-pohonan tersebut tidak sesederhana makanan atau buah secara fisik namun juga diartikan sebagai pengajaran dan pengarahan.

Kita melihat komentar setan dalam Kejadian 3:1
Ia berkata: Tentulah Allah berfirman, semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan? Sesungguhnya kalimat ini bukanlah sebuah pertanyaan melainkan sebuah pernyataan ketidakadilan. Perempuan itu kemudian mengulang perintah Allah tersebut dengan penghukuman yang dinyatakan sebagai berikut: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

Nachash atau yang bersinar lalu berkata “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Demikianlah konsep jamak dilibatkan dalam perbincangan ini. Pada saat kamu makan, matamu akan terbuka dan engkau akan seperti Allah. Sifat jamak elohim terbukti disini.  Kata Yahovah elohim digunakan dalam arti khusus dalam Kejadian 2:4. Meskipun demikian Nachash tidak menggunakan istilah yang mengesankan adanya kesamaan derajat antara makhluk-makhluk tersebut dalam pengartian ini.

Penggunaan Trinitas atas istilah elohom dan menguncinya menjadi tiga aspek arti yang sulit dimengerti. Kita tahu bahwa tujuan akhir semua manusia adalah menjadi seperti elohim tahap-demi tahap. Kita tahu mengenai hal ini dari Zak 12:8 dan juga Mzm 82:6 yang diulang oleh Kristus dalam Yoh 10:34-35 dan dimasukkan olehNya sebagai bagian dari hukum yang berlawanan dengan pembagian umum didalam hukum, mazmur dan tulisan-tulisan yang lain (Luk 24:44).

Kristus menunjuk kitab Mazmur sebagai hukum paling tidak pada dua kesempatan.
Pembedaan ini mungkin disengaja dan menunjuk kembali pada konsep pertama mengenai janjiNya yang muncul disini dalam bentuknya yang pertama. Jadi, sebenarnya setan tidak mengatakan suatu kebohongan total kepada Hawa. Ia semata-mata hanya menghasilkan sebuah produk baru yang tidak menyingkap perubahan mendasar dan konsekwensi-konsekwensi yang akan dihasilkan dari tindakan ketidaktaatan.

Bumi ini menjadi terkutuk karena tindakan Hawa.

Untuk mencampur permasalahan, setan telah mengembangkan doktrin tentang kehidupan yang kekal agar kekekalan atau kehidupan aionian yang dianugerahkan Allah melalui ketaatan disuguhkan sebagai karakter mendasar setiap individu. Demikianlah kebohongan Engkau sekali-kali tidak akan mati sekarang teologi dunia yang umum (lihat makalah The Soul [092] dan On Immortality [165]).

Disini setan memberikan kepada Hawa sebuah pilihan, dan ada sejumlah aspek mengenai masalah tersebut.

Orang-orang ini diciptakan dan diletakkan dibawah Mesias sebagai Malaikat Yahovah.
Kepada mereka diberikan sebuah sistem yang cukup bagi perkembangan mereka yang sempurna.

Inti masalah dari pertentangan tersebut adalah bahwa pengetahuan baik dan jahat dilihat oleh setan sebagai jalan untuk berbuat kesalahan; mengijinkan kebebasan untuk berbuat salah atau kebebasan untuk melakukan eksperimen dengan sistem yang berlaku tidak peduli siapapun yang memerintah.

Dua Pohon Atau Lebih?

Kisah ini dikunci dengan hanya menyebut dua pohon. Satu pohon adalah pohon pengetahuan tentang yang baik saja dan ketergantungan pada kekuasaan yang diberikan Allah melalui Roh Kudus. Pohon yang lain adalah pohon pengetahuan baik dan jahat dan bahwa kedua jenis pohon ini adalah pohon secara nyata dengan buah yang nyata dari jenis yang tidak dapat dispesifikasikan. Kedua jenis pohon disebut sebagai Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat. Meskipun demikian, ada banyak pohon-pohonan yang lain yang termasuk dalam jenis Pohon Kehidupan.

Jadi, buah terlarang diberikan sebagai suatu jenis pemikiran atau pengetahuan. Ini merupakan sebuah penjelesan yang agak sederhana tentang perumpamaan atau simbol namun gagal untuk menjelaskan sejumlah masalah filosofi serius yang layak untuk menerima pengakuan yang lebih.

Di pasal ini kita melihat bahwa ada lebih dari dua pohon dan semua jenis pohon dapat digunakan sebagai makanan. Hanya ada satu pohon yang tidak dapat. Dengan demikian, seluruh sistem makanan ditetapkan kecuali satu pohon saja.

Pohon pengetahuan baik dan jahat dilarang bagi mereka dan setan tahu tentang larangan tersebut. Ia menuntun Hawa masuk kedalam jebakan dan kemudian Adam membiarkan dirinya sendiri untuk dijebak juga. Hal ini sendiri adalah sebuah pelanggaran atas hukum yang tertulis dalam Kel 23:2.

Hukuman atas tindakan memakan buah tersebut adalah kematian. Berarti, jika Adam tidak memakan buah itu, sudah pasti ia tidak akan mati. Jika tidak demikian, hukuman itu tidak akan berarti apapun dan ia akan dapat mati sewaktu-waktu.

Jadi, kita membicarakan tentang kematian dalam terminology yang kompleks.
Ketika setan berkata engkau sekali-kali tidak akan mati, ia sebenarnya sedang melihat pada rencana jangka panjang Allah yang tidak menghendaki satu orangpun diantara manusia binasa (IIPet 3:9). Jadi, secara tehnis, apa yang dikatakan setan memiliki dasar kebenaran. Orang-orang yang berdosapun pada akhirnya akan tetap mengalami kebangkitan. Tapi Allah berkata bahwa mereka akan mati.

Dengan demikian kita melihat disini bahwa ada dua aspek dalam rencana keselamatan. Jika Adam dan Hawa taat, maka mereka tidak akan mati. Namun rencana Allah adalah supaya mereka menjadi seperti elohim dan karenanya mereka harus menjadi makhluk rohani. Jadi, perubahan secara fundamental harus terjadi dalam rencana Allah yang menyangkut kebangkitan yang pertama.

Disini kita dihadapkan dengan dua pilihan:
1. Adam dan Hawa dan mereka yang taat tidak akan mati dan mereka akan menjadi makhluk rohani. Hal ini diartikan sebagai:
A. Terjadi pada awal sistem millennial atau
B. Terjadi sewaktu-waktu dalam urutan tertentu seperti yang kita lihat terjadi pada Henokh yang hidup benar dan berjalan bersama Allah. Ia tidak ada lagi karena ia diangkat oleh Allah (Kej 5:24).

Hilangnya Henokh, demikian juga dengan Elia, telah diteliti dalam makalah The Witnesses [135].

2. Jika keturunan mereka tidak taat, maka mereka berdosa dan akan mati. Dengan demikian kebangkitan yang pertama tidak diperlukan dan mereka semua akan menuju kepada kebangkitan yang kedua atau mereka akan diijinkan untuk ikut dalam kebangkitan yang pertama jika mereka bertobat dan dengan demikian ketiga sistem yang efektif tersebut akan bekerja dengan baik pada tempatnya. Dan oleh karenanya, jumlah 144.000 mungkin akan terbentuk dari kelompok yang lain dengan hanya sejumlah besar orang dalam kebangkitan yang pertama.

Meskipun demikian, kemungkinan ini melawan sifat Allah yang Maha Tahu, yang mengetahui akibat yang akan terjadi dan juga orang-orang yang terpilih, yang telah menuliskannya dalam kitab kehidupan anak Domba sebelum meletakkan dasar dunia. Domba itu juga disembelih sebelum dasar dunia diletakkan, dan dengan demikian kita melihat pada sebuah peristiwa yang telah diketahui.

Jika setan dan penghuni surga yang jatuh tidak mencobai Hawa, maka kedudukan mereka sebagai penghuni surga juga tidak dapat diuji. Dengan demikian jatuhnya manusia kedalam dosa dalam Kejadian 3 sebenarnya lebih berupa ujian bagi setan daripada bagi Adam dan Hawa.

Kita kehilangan jejak mengenai kenyataan ini dan dari titik ini setan menetapkan sebuah sistem agama lama dan kekuasaan.

Buah Apel di Roma

Kita tahu bahwa buah pohon itu sering disimbolkan sebagai buah apel meskipun tidak ada bukti langsung dari Alkitab yang menegaskan perkiraan tersebut. Konsep tentang buah apel didapat dari mitologi bangsa Yunani dan Roma. Dikenal sebagai Apel Perselisihan yang dibuang oleh Eris, yang merupakan sosok perselisihan, ketengah perkumpulan para dewa (theoi atau elohim).  Apel emas tersebut diperbantahkan oleh Juno, Minerva dan Venus (Oxford Universal Dictionary, 3rd ed., 1964, hal 86).

Apel emas juga merupakan istilah lain yang digunakan untuk penanggalan orbit Inggris (ibid.).

Dengan demikian gagasan mengenai bentuk utama perselisihan yang diperkenalkan oleh sebuah apel juga merupakan sistem yang lama dan umum bagi kalangan non Ibrani. Perselisihan bentuk oleh Venus sebagai Bintang Fajar atau Bintang Sore mungkin memiliki arti yang lebih penting dari apa yang kita pikirkan pada awal mula. Arti penting Venus diteliti dalam makalah The Golden Calf [222] dan juga The Origins of Christmas and Easter [235].

Kita lihat dalam legenda Juno dari zaman dahulu mengenai gagasan tentang ular yang diidentifikasikan dengan kesucian seorang wanita. Gagasan ini dibawa dari zaman dahulu hingga zaman modern.

Bangsa Roma memandang gagasan tentang kekudusan keagamaan sebagai hal yang penting untuk mendekati para dewa. Pandangan menjadi yang terutama dalam kuil Vesta. Bersama dengan Juno Sospita di Lanuviumlah kita melihat gagasan primitif ini dibawa masuk kedalam zaman sejarah (Encyclopedia of Religion and Ethics (ERE) artikel tentang kesucian, 3, hal 496-497).

Suatu saat seorang gadis muda dipilih untuk mempersembahkan sepotong kue di Kuil Ular. Apabila kue itu diterima, maka keperawanan gadis itu terbukti benar dan akan mengalami nasib baik selama tahun itu. Apabila ular itu menolak kue, maka kebalikannyalah yang akan terjadi.

Disini kita melihat pemutarbalikan langsung tentang konsep dimana persembahan kue diberikan kepada ular sebagai sebuah tanda atas keperawanan gadis tersebut. Dengan kata lain, konsep ini mengatakan bahwa ular tersebut adalah makhluk yang menjaga dan juga menjadi obyek kesucian seorang wanita. Gagasan ini memberikan kepada kita pandangan tentang apa yang terjadi dibalik peristiwa didalam kitab Kejadian pasal 3.

Paling tidak, ada koneksi yang dibuat didalam alam pikiran bangsa Greco Roma bahwa ada suatu hubungan antara ular dan kesucian pada sistem zaman dahulu.

Jupiter, Juno dan Minerva adalah gerombolan tiga dewa yang hebat atau disebut juga penyembahan Trinitas Capitoline Roma. Warde Fowler mengemukakan pendapat  bahwa agama Roma cenderung kepada daemonistic daripada polytheistic (ERE Roman Religion, vol.10, hal 823). Dengan demikian, konsep bahwa daemon adalah inti kehidupan suatu makhluk dan oleh karenanya suatu individu dapat menjadi seorang dewa melalui immortalitas daemon atau inti kehidupan individu tersebut atau individu sebelumnya. Bentuk asli dari kepercayaan ini adalah seperti Jupiter Feretrius yang merupakan numen atau roh yang hidup didalam pohon jati yang sacral di Bukit Capitoline. Dikatakan juga bahwa Romulus membentuk piala (spolia opima) pertama atas musuh yang dikalahkan. Pandangan ini dianut oleh bangsa Suevi Jerman (ERE ibid) dan dengan demikian merupakan pandangan yang umum bagi bangsa Teutons dan juga Latin. Kita juga tahu bahwa pandangan ini adalah pandangan umum ditengah bangsa Celtic dan seluruh bangsa Arya (makalah The Origins of Christmas and Easter [235]). Berarti sistem yang dianut bangsa Assyro-Babilonia tampaknya memiliki pandangan dimana pohon merupakan simbol dari suatu makhluk atau dewa dan oleh karenanya pohon itu memiliki arti dibalik penggunaannya dalam bahasa Ibrani.

Nama dewa Jupiter diperoleh dari istilah Diovis pater (yang diperoleh dari akar kata “Bersinar”). Jadi, ayah yang bersinar juga dikenal sebagai dewa matahari dan terang dan kilat dan surga dalam segala bentuknya. Pengertian ini penting untuk memperoleh pengertian tentang pemikiran zaman dahulu dan simbol-simbol keagamaan secara umum. Ketika Alkitab berbicara tentang  pohon-pohonan, melalui para nabi  yang berurusan dengan sistem agama zaman dahulu secara umum. Makhluk-makhluk roh tersebut dicerminkan sebagai pohon-pohonan seperti yang kita lihat diatas. Agama primitif kuno bangsa Latin, seperti juga dengan bangsa Teutons dan semua bangsa Arya, termasuk bangsa Celtic, mengambil tempat dikayu-kayu dan biasanya kayu jati atau pohon lain yang disebut didalam makalah The Origins of Christmas and Easter [235]. Dan makalah The Cross: Its Origin and Significance [039]. Ibadat dipohon jati membentuk gambar Zeus bangsa Celtic. (Max. Tyr. Diss., viii) dan memiliki karakter yang suci (pliny N, xvi. 44. ERE. Celts, al 295. The Cross: Its Origin and Significance [039]).

Abu dan asap di Irlandia dihormati lebih dari pohon jati namun setiap pohon mewakili sebuah aspek para dewa dalam sistem matahari (The Cross: Its Origin and Significance [039], ibid., hal 9). Pohon-pohonan memiliki arti penting khusus untuk mencerminkan para dewa dan untuk tujuan-tujuan yang khusus. Ibadat utama Jupiter Optimus Maximus, juga Juno dan Minerva di Capitoline sebenarnya merupakan bangsa asli Etruscan dan kuil disanapun menunjukkan bukti jelas mengenai design Etruscan. Ibadat triune yang diadakan di Roma bukanlah ibadat yang asli namun umum bagi bangsa Yunani, dan di Etrutia diwakili dengan nama Tinia, Thalna dan Minerva (ERE, 10, hal 830). Bentuk ideal dari sistem triune diletakkan di Capitoline di Roma untuk menunjukkan bentuk yang maha kuasa dari negara Roma didalam pikiran rakyatnya dan untuk menandingi kekuatan ibadat lama yang juga berarti mempersatukan negara tersebut.

Bangsa Etruscan zaman dahulu bukanlah penduduk asli negara Etruria melainkan dari Asia Minor. Dewa-dewa Yunani dikenalkan dari abad kelima sebelum Masehi. Pada tahun 493 sebelum masehi, sebuah kuil dibangun bagi ketiga dewa Yunani yaitu Demeter, Dionysius dan Persephone dibawa nama-nama Romawi ceres Liber dan Libera. Apollo dan ramalan Sibyl terjadi pada tahun 431 sebelum masehi. Kemudian kita lihat Artemis sebagai Diana dan Aphrodite sebagai Venus. Venus pada zaman dahulu adalah seorang dewi taman Romawi. Ritual bangsa Yunani dan Romawi keduanya mengakui hukum dan kita melihat sebuah tingkatan yang menakjubkan tentang syncretisme dan pengidentifikasian dalam sistem Roma. Apa yang terbukti nyata dari keseluruhan kelompok ini dan juga sistem keagamaan secara umum adalah bahwa kita memiliki pandangan-pandangan purbakala yang sama, yang melekat pada kenyataan peristiwa yang kita lihat gambarannya dalam Taman Eden, bukan hanya oleh bangsa Ibrani namun juga oleh seluruh dunia purbakala.

Dewa Romawi zaman dahulu, Sylvanus, dewa hutan dan sawah dan perbatasan di ditetapkan oleh para wanita sebagai peri atau makhluk mimpi buruk pada waktu melahirkan anak (cf. ERE, art. ‘Birth’, 2,p.649).

Dalam sistem Romawi kuno, agama didasarkan pada gagasan tua yang mengatakan bahwa hanya ada dua kelas makhluk mediator antara manusia dan dewa maha suci. Yang pertama dari kedua kelas ini adalah nyawa orang mati yang terikat dalam konsep kehidupan setelah kematian atau perbincangan engkau sekali-kali tidak akan mati dan yang kedua adalah roh-roh tertentu yang hadir dalam kehidupan setiap manusia (ERE art. Demons and Spirits, 4,hal 620).

Inilah gagasan kuno asli yang tidak mengalokasikan batas bagi makhluk-makhluk roh agar mereka dapat bertindak sebagai roh-roh dan melalui manusia tanpa divisi khusus. Dengan begitu kita melihat berbagai macam bentuk kontrol yang dilakukan oleh iblis. Polytheisme bukanlah sistem yang asli. Makhluk-makhluk roh ini diberi identifikasi oleh bangsa Yunani dan gagasan ini diadopsi oleh bangsa Roma dan kemudian menjadi apa yang kita mengerti dengan istilah polytheisme. Dan hal ini tidaklah terlalu kuno. Gagasan yang kuno adalah bahwa Semua-Bapa telah menciptakan semua allah atau dewa-dewa dan bahwa setiap negara atau kota atau negara bagian memiliki satu makhluk roh. Meskipun demikian, tidak ada pembagian yang jelas mengenai makhluk tersebut. Sesosok makhluk dapat juga mewakili suatu kelompok kolektif.

Makhluk-makhluk roh ini diidentifikasikan dengan dan sebagai pohon-pohonan dimana roh dan inti kehidupan mereka tinggal. Meskipun demikian, mereka dapat bertindak atas nama dan melalui manusia dalam sebuah bentuk yang disebut daemonia.

Roh Sebagai Makhluk Yang Berbeda

Sekarang kita dalam posisi untuk mengerti kisah dan konteks dimana kisah ini ditetapkan saat kisah ini ditulis dan sebelumnya yaitu saat kisah ini diceritakan sebagai suatu cerita  kepada generasi-generasi manusia purbakala, baik sebelum maupun setelah air bah. Ada banyak contoh tentang pandangan tentang gagasan mengenai sosok yang tidak terlihat yang terpisah namun secara dekat terkait dengan kehidupan manusia yang kelihatan. Orang Persia menyebutnya dengan fravashi, orang Mesir dengan ka, orang Yunani dengan psyche. Pembagian Roma mengenai hal ini akan menunjukkan kepada kita bagaimana hal ini dimengerti dan apa yang terjadi didalam divisi tersebut. Istilah yang digunakan untuk makhluk roh didalam setiap individu adalah genius, yang darimana kita memperoleh istilah tersebut. Simbol bangsa Babilon kuno bagi Genii adalah sebuah makhluk dengan kepala elang. Bangsa Itali kuno menerapkan sebuah makhluk yang berbeda bagi genius, yaitu terpisah dari manusia itu sendiri dan ia memiliki kuasa untuk mempropagandakan ras mereka. Ranjang penikahan yang diletakkan didalam atrium sebuah rumah Romawi kuno dengan jelas diistilah dengan lectus genialis dan kita melihat dari sini sebuah konsep yang berhubungan dengan pernikahan dan persatuan yang digambarkan dalam kitab Kejadian. Dari konsep ini kita memperoleh istilah to do ones’ genius a pleasure.

Matron rumah itu memberi istilah kekuasaan ini juno dan dewi yang muncul kemudian Juno adalah sebuah pandangan secara umum dan pemuliaan dari junones para wanita yang berbeda. Sekarang kita sampai pada konsep sistem triune. Kita memiliki Jupiter sebagai manifestasi fisik dari struktur dan dewa dan kapasitas kaum pria Genii. Juno adalah manifestasi kolektif dari kapastias spiritual wanita. Elemen-elemen ini menjadi nyata dengan keberadaan setiap individu dan kemudian menjadi tidak nyata namun mampu membawa pengaruh yang kuat atas mereka dan menentukan keberuntungan mereka (ERE, 4, hal. 621).

Hubungan doktrin transmigrasi nyawa dapat dilihat dimana makhluk tersebut tidak lenyap bersama dengan tubuh manusia.

Kekonyolan yang masuk akal muncul dari terciptanya Genii dari para dewa besar ketika mereka sebenarnya adalah genii itu sendiri dan juga mencerminkan struktur kolektif. Ini menjadi polytheisme yang rusak dari sistem. Sebagai akibatnya, sistem triune asli dari Roma dan dengan semua dari bangsa Arya adalah sebagai ibadat kesuburan yang besar dimana trinitas berdiri paling tinggi sebagai sebuah simbol dari interaksi kolektif antara ular dan sepasang manusia di taman Eden. Ular itu diidentifikasikan sebagai simbol baik genius dan juno.

Horas menyatakan genius sebagai dewa namun menyatakan bahwa ia adalah subyek kematian (Ep. II, ii, 188. ERE 4, hal. 621). Orang Yunani mencerminkan genius dengan tuche namun kadang-kadang daemon dipandang tepat dalam terang genius Romawi.

Dengan demikian kita beurusan dengan pandangan umum bahwa genius atau daemon adalah suatu dewa yang juga menjadi subyek kematian namun memiliki pengaruh atas kehidupan laki-laki dan perempuan dan dicerminkan sebagai sebuah pohon.

Salah satu dewa yang menyebabkan pertentangan diantara makhluk suci dengan melemparkan apel suci perselisihan dan menyebabkan makhluk pertentangan sebagai sumber perjuangan antara simbol pria dan wanita dari kesuburan kolektif yang dengan tepat begitulah kita menerima Adam dan Hawa dimana Hawa adalah ibu dari semua makhluk.

Matahari, Bulan dan Bintang-bintang Diantara Agama-agama Zaman Purbakala
Dewa Zeus bangsa Yunani dalam sebutannya yang paling kuno dalam Wide Eye adalah pembawa terang siang hari yang berarti juga adalah pembawa terang dan dewa matahari. Dalam hal serupa, Jupiter dan Zeus adalah sama. Hubungan dengan bangsa Celtic dilanjutkan bukan hanya dengan pohon jati atau Duir sebagai Zeus atau Jupiter namun juga dengan pohon-pohon lain dalam karakter sacral mereka yang berhubungan dengan para dewa misteri termasuk Apollo. Orang Druid juga menggunakan karakter-karakter Yunani untuk kegiatan-kegiatan umum (makalah: The Cross: Its Origin and Significance [039]).

Reinkarnasi Bangsa Celtic

Bangsa Celtic tampaknya memiliki sistem sembilan lipatan dari ilmu shaman purbakala yang diikat dalam sistem penyembahan dan reinkarnasi mereka.

Tampaknya ada sebuah aspek dari penggalian arkeologi tahun 1978-79, oleh Jorg Biel dan timnya, dari Hochdorf Chieftain dari Baden Wurttemburg yang terlewatkan untuk dilihat. Makam yang berisi penguburan komplit tidak dirampok. Hasilnya, kita dapat menarik kesimpulan dari makam ini yang mungkin terbuka bagi kita.

Makam ini berisi sebuah ketel Itali besar yang terbuat dari sangsa tertanggal 530 sebelum masehi dan satu set perlengkapan makan terbuat dari sangsa cukup untuk memenuhi kebutuhan sembilan orang. Juga terdapat sembilan tanduk untuk minum dengan tanduk kesembilan yang lebih besar dari yang lain. Ini digunakan sebagai  tanda symposium ideal Yunani dan ketel anggur yang besar sekali lagi sebagai tanda bahwa pesta atau symposium yang terjadi setelah kehidupan adalah sesuai dengan harapan orang celtic untuk ditransmigrasikan kedalam tubuh lain ditempat lain dalam kematian.

Barang-barang pekuburan lainnya termasuk peti-peti dan pakaian yang tidak akan diteliti selain bahwa pakaian itu terbuat dari bahan yang halus dan bukan dari pakaian militer.

Penjelasan ini dapat dilanjutkan lebih jauh lagi. Penjelasan tentang symposium Yunani tidak berbeda jauh dari tanda sebuah pandangan agama yang tidak penting yang ditunjukkan di makam.

Dalam makalah The Cross: Its Origin and Significance [039] (3rd ed. CCG, 1994, 1997, hal.10), referensinya dibuat sesuai dengan gambar-gambar simbol matahari seperti swastika, triskele dan lingkaran-lingkaran dan salib yang diukir dalam ukiran sangsa dewa Dispater. Simbol huru S muncul dalam koin. Sembilan dari simbol huruf S tergantung pada sebuah rantai yang dibawa oleh seorang dewa dengan roda. ERE mengatakan (art. Celts, hal 301-302)
Berbagai penjelasan mengenai figure ini telah diberikan: kemungkinan yang paling besar adalah sesuatu yang dikenali sebagai halilintar.

Sekarang, ini hanyalah satu bagian penjelasan dan tampaknya penjelasan mengenai hal ini sangatlah tidak penting.

Huruf S sebenarnya memiliki tujuan sebagai standar mitologi yaitu seekor ular. Ular ini diasosiasikan dengan ibadat misterius dan ditemukan dalam sembilan urutan tepat seperti yang kita lihat dalam Dispater. Kesembilan ikatan ular dapat ditemukan dalam sembilan ular yang menjaga gang didalam kerajaan dewa Seker. Yang pertama, ketiga dan kesembilan ular disimbolkan oleh sebuah mata kaki yang dimasukkan dalam nama-nama mereka (lihat Budge, The Book of the Dead, Arkana, London, xcv. Cox; The Cross: Its Origin and Significance [039] ibid., The Ankh Cross, hal 6).

Dengan demikian kita lihat apa yang sedang terjadi dalam apa yang disebut symposium orang Yunani dan persiapan pesta sembilan tempat di Celtic Hochdorf Chieftain.

Roda Dispater adalah roda kelahiran kembali dari bangsa Celtic Hyperborean. Sistem agama ini, berpusat pada Apollo bagi para Celtic Hyperborean yang hidup di Danube, menjadi alasan filosofi yang dibentuk menjadi agama yang pertama (Burnet, Early Greek Philosophy, 4th ed. Black, London, 1958, hal 81).

Apa yang terjadi adalah bahwa sembilan ular dari sistem Mesir dan sembilan ular bangsa Celtic adalah bahwa keduanya berhubungan dengan sistem reinkarnasi jiwa yang juga diterapkan ditengah bangsa Yunani kuno. Ibadat ini tersebar di Thrace sebagai bentuk misteri Dionysia. Dionysius diasosiasikan dengan pesta minum hingga mabuk. Seperti pesta mabuk Bacchanalian dari Bacchus bagi bangsa Roma. Juga seperti ritual Orphic dan selanjutnya. Pythagoraslah yang mengadopsi sekolah Delian ke Itali (Burnet, ibid).

Kesembilan ular atau setan dilekatkan pada setiap tingkatan naik menuju ketingkat sembilan, tingkat terakhir. Tingkat kesembilan ini adalah jalan masuk terakhir menuju kursi para dewa dan juga kontrol atas hidup dan kelahiran kembali.

Ankh didasarkan pada konsep yang sama seperti simbol Venus dan diperoleh kembali sebagai sebuah bentuk dari matahari salib yang hidup dengan salib yang pindah letaknya menjadi dibawah lingkaran.

Ankh-em-beu-mit adalah ular kesembilan dalam sistem Mesir. Terlalu berlebihan bila ada persamaan yang jelas atas sistem dengan tradisi asal usul ketuhanan yang umum dan kemudian tidak mempedulikan pengaruh-pengaruh yang tampak nyta yang harus ditarik dari jenis-jenis sistem. Ular merupakan simbol dari penghuni surga dalam bahasa purbakala. Bahasa Ibrani contohnya dan bentuk-bentuk suku Celtic, khususnya P Brythonic, yang diasosiasikan dengan Pnic dan Ibrani.

Orang Druid ditengah bangsa Celtic datang dari Mesir dengan orang Gadelian dan diambil oleh bangsa Milesia di Spanyol atau Iberia dari tengah bangsa Gadelian (MacGeohagen dan Mitchell, History of Ireland, Sadlier, New York, 1868, hal 42). Orang Yunani yang memiliki hubungan dengan mereka adalah Graeci Vetustissimi kuno. Semakin modern orang Yunani dan Roma tidak dikenal oleh Britain (ibid.).

Secara logika dapat ditarik kesimpulan bahwa Hochdorf Chieftain kuno pada kenyataannya disiapkan untuk ritual awal untuk menaiki sembilan tingkat dalam kehidupan setelah kematian. Setiap tingkat dijaga oleh suatu makhluk roh yang disimbolkan dengan ular. Dengan jalan yang sama ketujuh tingkat dari Hekkalot di Misticisme Merkabah diantara Judaisme Kabbalistic dijaga oleh seorang malaikat. Ingat kata Ibrani untuk Seraphim diasosiasikan dengan istilah iperi ulari sebagai yang bersiner. Sistem ini adalah sistem yang sama dari Mesir sampai ke India dan masuk ke Asia dan seterusnya.

Tingkat kesembilan diindikasikan dengan ukuran tanduk minuman kesembilan dan ukuran relatif dan kekuasaan dewa. Dengan demikian, model symposium dalam beberapa segi merupakan peserta ritual dari proses ini daan yang secara ideal hanya melibatkan kaum pria (Smiths Dictionary of Greek and Roman Antiquities art symposium, London 1851, hal 1082).

Kesimpulan yang menyangkut persamaan tidak dibuat oleh para ilmuwan modern karena contoh arkeologi Eropa modern tidak melibatkan persamaan pandangan seperti itu dan membutuhkan sebauh asal usul etnis budaya aborigin dari suku Celtic yang secara terus menerus dihasilkan.

Seperti yang akan kita lihat bahwa legenda-legenda adalah sama dan menunjuk kembali pada teks dalam Alkitab yang berhubungan dengan Taman Eden. Sistem agama kuno juga membawa konteks yang serupa.

Penyembahan Umum

Matahari, bulan dan bintang fajar dan sore merupakan obyek  penyembahan umum bagi bangsa Arya  diantara suku-suku Baltic hingga ke Teutons dan Persia. Semua ini memiliki fenomena yang berhubungan antara langit dan sinar. Maka kembalilah kita pada konsep umum agama yang paling kuno bagi kaum Arya sebelum mereka terpencar (ERE The Aryan Religion, 2, hal 34).

Tampak bahwa (dari informasi bangsa Teutons barat) ada seorang dewi kuno dari Sunna yang dalam bahasa Jerma kuno disebut Sunnen-aband atau yang memiliki arti asli sore hari sebelum Minggu.

Dari konsep ini, api dilambangkan sebagai obyek yang kudus, yang datang ke bumi sebagai api dan kilat dan demikianlah ibadat dari Vesta di Roma, Estin di Yunani, dan Fistia di Arkadia sebagai Hearth atau ibu Hearth. Semua ini adalah konsep yang berhubungan dengan struktur Arya kuno.  Diikat dengan pohon jati sebagai pohon yang menyimbolkan dewa kesuburan bagi kumpulan bagian-bagian dalam setiap individu melalui roh-roh yang mengontrol manusia.
Pohon-pohon lain yang menyimbolkan aspek yang berbeda tentang dewa, akan dijelaskan nanti dengan nama yang berbeda (The Origins of Christmas and Easter [235]). Semua pohon itu, dalam asal-usul mereka, dipahami sebagai anak-anak Allah.

Pada zaman dahulu, dewa-dewa ini tidak memiliki nama yang berbeda selain dari sistem matahari, bulan, dan bintang fajar dan sistem kesuburan yang di ditunjukkan. Tidak terlalu penting bagi bangsa Arya untuk memberi nama dan identifikasi bagi para dewa mereka. Dengan demikian, kita menemukan didalam kisah kuno kitab Kejadian sebuah metafora ular sebagai yang bersinar dan pohon di taman Eden.

Melalui tindakannya, kita mengerti tentang pemberontakan penghuni surga dan penjelasan tentang aple emas dalam masa Roma seperti yang kita lihat diatas.

Elemen ketiga dalam kisah itu adalah Minerca, dewi yang bertarung melawan Jupiter dan Juno. Nama ini diperoleh dari akar kata lama yang seluruhnya telah punah dari bahasa Itali kuno dan menurut Schreader kata ini tentu sangat kuno. Nama (menese ova memiliki bentuk Yunani menos dan menes os). Tampaknya nama ini memiliki keterkaitan dengan konsep asli dewi pagi hari yang dalam bahasa Teutonic disebut Ostara yang juga adalah dewi musim semi dan berhubungan dengan apa yang kita telah lihat dalam sistem Ishtar dari bangsa Assyro-Babilon (lihat makalah The Origins of Christmas and Easter [235]).

Disini Minerca bersaing dengan Venus sebagai bintang fajar dan sore hari. Dengan demikian kita memperoleh kumpulan kaum pria sebagai Jupiter, kumpulan kaum wanita sebagai Juno dan Bintang Fajar atau pembawa terang sebagai Minerva dan Lucifer.

Jadi, kita kembali kepada sistem kuno yang diterangkan dalam kitab Kejadian dan dimengerti namun diputarbalikkan oleh bangsa Arya dan seluruh sistem yang didasarkan pada anima atau roh-roh yang mendiami tubuh manusia dan mempengaruhi perilaku penciptaan. Bangsa Arya meminjam sistem ini dari bangsa Semites dan Sumeria pada masa yang sangat dini yaitu periode Indo-Iranian (ERE, 4, hal 36). Penjelasan yang diputarbalikkan mengenai sistem diantara bangsa Assyro-Babilon menjadi Animisme dan masuk kedalam seluruh sistem agama dunia seperti Shamanisme diantara para perantau dan mengembangkan peraturan mistisisme yang lebih tinggi diantara orang-orang yang tidak aktif.

Mistisisme mengembangkan struktur naik menjadi makhluk roh melalui meditasi.

Penjelasan mengenai apa yang terjadi dalam kejadian Pasal 3 jauh dari metafora yang tidak penting. Kejadian itu membentuk dasar dari penjelasan sistem agama dunia dan menajamkan pembagian antara Alkitab dan seluruh sistem yang didasarkan pada ibadat penyembahan berhala yang disimbolkan oleh sistem yang berdasar pada Natal dan Paskah dan seluruh sistem solstice.

Sistem agama meunjukkannya dengan cara kuno. Stonehenge dibangun lebih dari periode 5000 tahun yang lalu hingga 3500 tahun yang lalu. Stonehenge memiliki semua karakteristik dari sistem musim dingin solstice. Parit-parit abunya mengindikasikan api kudus. Orientasinya berkisar pada solstice. Batunya berwarna abu-abu mengindikasikan batu untuk membakar api kayu jati kudus. Skala waktu baik sebelum maupun sesudahnya biasanya merupakan bagian dari peristiwa air bah. Sistem solstice ini adalah agama kuno dari penghuni bumi.

Inilah perbedaan antara sistem kuno bangsa Assyro-Babilonia dan Alkitab.

Kita melihat contohnya dimana Hermes dan Apollo juga mengembangkan konsep yang ditemukan dalam Alkitab. Apollo berarti “Dia dari lipatan”. Hermes berarti “Dia dari batu” atau dia dari tumpukan batu (lihat ERE, Aryan Religion, 4, hal. 36).

Judul mengenai batu pelahan-lahan mencerminkan sang pembawa pesan dari para dewa dan pelindung orang yang bepergian.

Dari sejak zaman dulu, Apollo selalu dihubungkan dengan Phoibos atau yang bersinar sebagai dewa matahari (ERE ibid.).

Dewa matahari Phoebus membuka rantai ternak pada pagi hari dan mengendarainya ke padang rumput. Dewa perbatasan hutan kayu Sylvanus, tampaknya menjadi batu tanda perbatasan dan kita mengembangkan konsep-konsep ini pada zaman dulu kedalam banyak aspek karakter-karakter yang tidak dimengerti keasliannya.

Apa yang kita miliki adalah konsep yang sama seperti yang ditunjukkan didalam Alkitab namun kehilangan pengertian melalui ibadat-ibadat primitif.  

Phobos atau Lucifer (Yes 14:12), Pembawa terang adalah kerub berjaga yang diurapi yang berjalan naik dan turun diantara batu berapi (Yeh 28:14).

Pembawa pesan Allah adalah Memra atau Malaikat Yahovah. Sebutan Bintang Fajar dan Pembawa terang adalah untuk setan dan kemudian dipindahkan untuk Mesias. Fungsi Mesias  diambil alih oleh setan dan ia menjadi pengajar kemanusiaan. Fungsi mengajar ini seperti yang kita lihat dari Buku Henokh adalah pengertian umum tentang orang Ibrani kuno dalam hubungannya dengan kejatuhan penghuni surga.

Apa yang tampak kita pandang adalah sebuah konsep umum kuno yang jatuh kedalam kesia-siaan oleh salah pengertian modern tentang apa yang terjadi pada berbagai kisah dari berbagai negara. Hal yang sama yang ikut bertanggung jawab adalah pengajaran teologi sesat dari para teolog gereja mula-mula dari abad keempat dan kelima.

Allah telah menetapkan bangsa-bangsa sesuai dengan jumlah anak-anak Allah (Ul 32:8, juga LXX; 1 Clement dan DSS dari teks ini). Ia meletakkan kemanusiaan dibawah mahluk-mahluk ini.

Israel, diletakkan dibawah Yahova sebagai bagianNya (Ul 32:9). Negara-negara lain berada dibawah anggota-anggota lain penghuni surga. Inilah sebabnya mengapa ayat  dalam Ulangan 32:8 dirubah oleh agama Rabbinical Judaisme setelah jatuhnya kuil dalam teks Masoretic (makalah The Pre-Existence of Jesus Christ [243]).

Dua Jalan; Dua Sistem

Kita sekarang melihat bahwa pohon-pohonan mencerminkan sistem-sistem pemerintahan dan pengalaman. Allah telah mengetapkan sebuah sistem pada tempatnya dimana manusia dapat menghasilkan sebuah sistem tanpa kematian dan dosa dan dengan sistem tersebut dapat mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran dan hidup kekal.

Itulah pentingnya mengapa penghuni surga diciptakan. Semua makhluk adalah hasil ciptaan Allah Bapa dan menjadi subyek kehendakNya bagi untuk pemeliharaan Roh Kudus. Ia adalah Eloah sebagai satu Allah yang benar dari awal mula dan tidak ada yang sama seperti diriNya, seperti dikatakan oleh Kristus dan para rasul dan para penulis gereja seperti Irenaeus (Yoh 17;3; I Yoh 5:20 dan Irenaeus dalam Against Heresies seperti yang dikutip dalam makalah The Early Theology of the Godhead (No 172). Dengan kata lain, tidak ada dua atau tiga allah pada awal mulanya, melainkan hanya satu Allah yang benar.

Strukturnya tergantung paa dan bertindak dalam kehendak Bapa. Sistem yang ditetapkan diatas Bumi adalah agar Adam ditempatkan bersama dengan malaikat Yahova atau Yahovah elohim. Sosok ini adalah Elohim dan Yahova, dan Yakob bergumul denganNya dan menang seperti yang kita lihat dalam Hosea 12:3-5. Yahova dari penghuni surga adalah memorial dari elohim. Dengan kata lain, Ia memakai namaNya dan kekuasan Yahova (lihat makalah The Angel of YHVH [024]).

Dengan demikian Adam ditempatkan dibawah Mesias yang membawa panggilan Yahova elohim. Setan mencoba untuk merayuNya untuk mengikuti sistem lain dan melakukan sesuai caranya. Dalam pengertian ini, ini juga merupakan sebuah tes dari Azazel yang menjadi setan.

Setan berharap hendak memisahkan manusia dan menuduh mereka dihadapan Allah. Inilah pentingnya persoalan penciptaan Adam.

Percobaan

Sekarang, siapa yang menjadi persoalan dalam peristiwa percobaan dan jatuhnya manusia dalam dosa? Apakah Hawa telah memakan sepotong buah secara literal?

Bagaimana kejadian memakan buah ini dapat membuka matanya. Bagaimana hal ini melibatkan setan dan Adam?

Pertanyaan jelas yang ditanyakan selama berabad-abad adalah: apakah ini adalah suatu perilaku seksual?

Jawabannya ada dalam dua bentuk. Secara mendasar mereka berdiri sendiri atas waktu.

Pada zaman dahulu, semasa Augustine dari Hippo, jawaban yang tidak dikenal penulisnya adalah ya, percabulan terlibat dalam masalah ini. Para malaikat melakukan percabulan dengan wanita itu. Alkitab menuliskan sejumlah referensi yang jelas mengenai kenyataan ini. Tulisan non Alkitabiah kuno juga memiliki persamaan, atau referensi atau interpretasi yang sama dan gagasan-gagasan ini tidak ditutup dihadapan bangsa Israel purbakala. Dalam bukunya Antiquities of the Jews (Bk, 1,3,1), Josephus berkata bahwa beberapa malaikat:

Membuat Allah menjadi musuh mereka; karena banyak malaikat Allah dengan ditemani para wanita melahirkan anak laki-laki yang membuktikan ketidakadilan.

William Whiston dalam catatan bawahnya menuliskan tentang ayat ini:
Konsep tentang para malaikat yang jatuh dalam beberapa pengertian adalah bapak dari para raksasa tua, adalah pendapat konstan tentang antiquity (Complete Works, Kregel, 1981, hal 28).

Konsep ini tidak sesederhana kisah tentang keluarga lain yang telah melakukannya, karena kisah ini secara langsung diambil kedalam Perjanjian Baru bagi jemaat di Korintus oleh rasul Paulus ketika ia berkata:
IKor 11:9-10 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

Kita juga tahu dari kitab Yudas, saudara Yesus Kristus bahwa demikianlah kasus yang terjadi menurut pandangannya.
Yudas 6-7 Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi didalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

Alkitab bahasa Inggris versi King James menggunakan kata percabulan (SGD 1608 ekporneusasai dari ekporneuo sebagai sesuatu yang sama sekali tidak kudus) daripada kata keinginan yang tidak alami dan ini juga merupakan pendapat dari tulisan-tulisan yang lain seperti Book of Enoch.

Dengan demikian, pengertian dari teks tersebut diperoleh dari konsep penciptaan wanita dan kenyataan bahwa para wanita melakukan yang tidak kudus dengan para malaikat.

Ini adalah pendapat zaman dahulu dan pengertian dari Kej 6:4 ketika anak-anak dilahirkan bagi mereka dan kebangkitan orang mati tidak diperuntukkan bagi keturunan raksasa-raksasa (makalah The Nephilim [154] dan juga The Resurrection of the Dead [143]). Mereka dikenal sebagai Rephaim dan mereka tidak memperoleh kebangkitan orang mati (Yes 26:14). Inilah tuan-tuan lain yang memerintah atas manusia.
Yesaya 26:13-14 Ya Tuhan, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami, tetapi hanya namaMu saja kami masyurkan. Mereka sudah mati, tidak akan hidup pula, sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula; sesungguhnya, Engkau telah menghukum dan memunahkan mereka, dan meniadakan segala ingatan kepada mereka.

Kata tuan-tuan lain adalah SHD 113 ‘adon atau maha kuasa atau pemegang kontrol sebagai manusia atau yang kudus, namun kata inilah yang digunakan dalam Mzm 136:3 dan kita lihat juga dalam Kej 19:2 dan Ul 10:17.

Paling tidak kita lihat dalamkonteks ini bahwa ada semacam kewaspadaan seksual yang terlibat antara Hava dan setan.

Pandangan tentang sistem agama kuno lainnya dari zaman air bah tampak telah menyalurkan konsep ini dalam setiap aspek simbolisme mereka. Triune atau tritunggal seperti yang dimengerti pada zaman dahulu adalah simbol dari Matahari, Bulan dan Bintang Fajar yang bekerja sama mendatangkan kesuburan. Aspek kedua lipatannya dalam sistem Bailonia dan Ishtar (lihat dalam makalah The Golden Calf [222]) berhubungan dengan surga dan bumi. Dengan demikian, anima (yang hanya mungkin diartikan sebagai roh palsu) masuk kedalam diri manusia melalui kebajikan aktifitas setan sebagai Bintang Fajar bersamaan dengan segala aspek yang dimiliki pria dan wanita.

Dengan demikian seluruh simbolisme menjadi kotor karena Matahari Kebenaran, Bulan Gereja dan Roh Kudus bertindak bersamaan sebagai tiga sosok yang berbeda dari umat pilihan sebagai gereja.

Augustine Dari Hippo

Skenario yang kedua dikenalkan oleh Augustine dari Hippo pada permulaan abad kelima. Ia menyangkal kisah bahwa Seth adalah keturunan menurut garis Adam dan bahwa Kain telah menikah dengan keturunan penghuni surga yang jatuh dan bahwa keturunannya tidak murni dalam generasi mereka seperti Nuh yang murni atau kudus dalam kgenerasinya (Kej 6:9) (The Genesis Apochrypon, DSS, Vermes, The Dead Sea scroll in Englis, 2nd. Ed., Pelican 1975, hal 215).
Dalam karyanya The City of God (Bk.XV, XXIII, NPNF 1st. series, col.2, hal 303) Augustine menyatakan bahwa para malaikat tidak idup bersama dengan manusia perempuan dan bahwa anak-anak Allah adalah keturunan murni dari garis Seth dan anak-anak manusia adalah keturunan Kain dan para raksasa yang hendak dimusnahkan adalah keturunan Kain.

Sekarang, skenario kecil rapi dan bagus ini dapat menyenangkan semua orang yang tidak dapat berargumentasi tentang kebenaran Alkitab sebagai teks yang diwahyukan secara literal. Skenario ini memberi gereja Kristen bekerja dibawah paying kerajaan sebuah jawaban yang jelas yang dapat memuaskan rasa ingin tahu dan tidak meninggalkan satu pertanyaanpun tergantung. Hal ini sesuai dengan maksud dan tujuan orang-orang yang tidak berpengetahuan hingga munculnya penemuan-penemuan ilmiah pada zaman revolusi teknologi.

Orang-orang memutuskan ikatan mereka dari gereja yang tidak berpengetahuan dan mulai menggali masa lalu dan dengannya mereka menemukan bahwa bumi ini sudah tua dan ada binatang-binatang yang lebih tua dari manusia dan ada jenis manusia lain yang lebih tua yang sama sekali tidak berhubungan dengan mereka. Lalu seluruh kisah Augustine mulai menjadi berantakan.

Cukup anehnya adalah, pada awal mula skenario ini ditinggalkan oleh gereja yang telah lebih maju yaitu gereja Katholik. Cabang gereja Katholik Roma akhir-akhir ini telah menerima teori evolusi daripada menerima kebenaran literal dari Alkitab.

Penganut terbesar dari teori garis keturunan Augustine seperti yang kita istilahkan, sebenarnya adalah sekte fundamentalis yang menentang gereja Katholik Roma meskipun dalam keorganisasian mereka serupa.
Pandangan ini membuat sangat sulit untuk mengerti metafora atau arti yang lebih dalam dari ayat-ayat dalam kitab Kejadian.

Tidak diragukan lagi bahwa penghuni surga yang jatuh, seperti yang ditulis dalam Alkitab, telah melakukan percabulan dengan manusia perempuan. Apakah hubungan seksual langsung terlibat dalam hubungan mereka yang pertama atau tidak, tidak dapat dapat kita katakan. Tampaknya ada beberapa bentuk pengertian yang membantu tindakan perempuan bertindak atas kehendak ular atau Nachash, dan tindakan ini menyebabkannya dilempar ketanah dan menjadi binatang melata, seperti yang kita lihat dari penghukuman yang dijatuhkan kepadanya.

Apakah tindakan pertama ini melibatkan hubungan seksual atau tidak, yang jelas adalah peristiwa ini telah menuntun menuju ke hubungan seksual dalam keturunan perempuan itu. Menyangkal kenyataan ini adalah sama dengan menyangkal kata-kata lugas yang tertulis dalam Alkitab.

Pernikahan

Pengertian pernikahan dan keturunan jelas menjadi maksud kalimat dalam Kejadian 1:28. Hawa diberikan kepada Adam untuk menjadi penolongnya dan mereka dipersatukan sebagai satu daging dan mereka diperintahkan untuk memenuhi bumi. Ini merupakan perintah yang sama yang diberikan kepada Nuh setelah peristiwa air bah.

Maka, inilah satu dari hubungan pernikahan yang telah ditetapkan dan mereka tidak malu. Meksipun demikian, kita akan lihat nanti saat Adam dan Hawa melakukan dosa, mereka menjadi malu dan membuat penutup tubuh dari daun-daunan untuk menyembunyikan ketelanjangan mereka.

Tindakan yang pertama tidak melibatkan rasa malu. Tindakan yang kedua tampak jelas melibatkan rasa malu dan dalam hal ini mereka ditekan oleh seta.

Allah telah memberikan kepada Adam instruksi yang jelas untuk menaatiNya dan tidak memakan buah terlarang tersebut. Perempuan itu telah tidak menaati suaminya dan elohimnya dengan bantuan dari makhluk lain.

Adam memiliki tanggung jawab atas istrinya untuk memimpin dan menjadi kuat tapi tidak dilakukannya. Ia mengijinkannya berbuat dosa dan ia bukan lagi seorang yang  tanpa dosa dihadapan Allah.

Dengan cara yang sama, Adam yang kedua bertanggung jawab untuk pengantinNya perempuan, gerejaNya dan Ia bertanggung jawab untuk meletakkan pengantinNya tanpa cela dihadapan Allah.  Dalam aspek ini, pernikahan telah ditetapkan sebelum jatuhnya manusia kedalam dosa dan kudus adanya.

Air Bah

Tujuan dari musibah ini adalah untuk menengahi rencana Allah dan campur tangan ini menyerang pada tujuan utama penciptaan dan menyebabkan air bah.

Ia telah mencampuri penciptaan hingga pada tingkat ini sehingga mereka yang tidak cocok harus dibinasakan melalui air bah dan hanya orang-orang dengan generasi yang sempurna saja yang tertinggal.
Dengan demikian, struktur pemberontakan ini pada dasarnya adalah seksual, karena mencoba untuk menyerang pada kapasitas genetika penciptaan. Tampaknya telah berhasil dihentikan. Namun maalah-masalah genetika terus berkelanjutan dalam mengurangi kapasitas penciptaan.

Pemerintahan

Apa yang tidak diteliti didalam persoalan ini adalah pemerintahan planet ini diletakkan dibawah setan sebagai Bintang Fajar atau Pembara Terang. Pemerintahannya tidak diletakkan dibawah Yesus Kristus. Dengan demikian, sistem yang telah ditetapkan oleh Allah paling tidak sejak jatuhnya manusia kedalam dosa harus diserahkan kepada setan.

Oleh sebab itu dosa asal memiliki akibat langsung atas pemindahan manusia dari taman Eden dan hubungannya dengan Allah.

Didalam taman, Ruach Allah berjalan dan Adam serta Hawa memiliki kapasitas untuk berbicara dengan Allah.
Kejadian 3:8-12 Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu paa waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Dimanakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang ; sebab itu aku bersembunyi.” FirmanNya; “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

Disini mereka telah memutuskan diri mereka sendiri dari Roh Kudus atau Ruach Allah. Mereka mendengar suara Yahova elohim. Pada saat itu ada angin sejuk ditaman atau dingin atau ruach hari.

Roh pada hari hari itu adalah Ruach.

Mereka telah berbuat dosa dan mereka menyembunyikan diri mereka sendiri dari Allah ditengah pohon-pohonan didalam taman.

Pertanyaan pertama dari Perjanjian Lama adalah pertanyaan Allah kepada orang berdosa yang bersembunyi (Kej 3:9). Yahova Elohim bertanya kepada Adam dan Hawa “Dimanakah engkau?”

Pertanyaan ini sangat kontras disbanding dengan pertanyaan seorang berdosa: “Dimanakah engkau?” dalam Perjanjian Baru di Matius 2:2.
Matius 2:2 Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”

Disini kita melihat para orang majus yang sedang mencari anak Allah dan pembebasan yang hilang ketika Adam berbuat dosa. Dengan demikian, sosok yang mencari mereka di taman pada zaman Adam, saat ini dicari oleh orang majus ketika Ia datang untuk membebaskan mereka. Ikmat ini tidak datang dari manusia namun dari surga.

Adam mendengar suara dan bersembunyi karena ia telanjang. Pengetahuan ini tidak diperolehnya sebelumnya dan pengetahuan ini datang dari pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Argumentasi yang dilontarkan bahwa hanya pengetahuan yang baiklah yang merupakan jalan Allah, adalah tidak benar.

Lebih lagi, kita tahu bahwa sosok tersebut adalah malaikat Yahova atau Yehova Elohim, karena kita tahu bahwa tidak ada seorangpun yang telah melihat Allah atau mendengar suaraNya seperti yang disaksikan oleh Yesus Kristus tentang Allah (Yoh 5:37).
Yoh 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suaraNya, rupaNyapun tidak pernah kamu lihat.

Kita akan melihat lebih jauh lagi bahwa apa yang dikatakan setan pada kenyataannya adalah benar dan bahwa pengetahuan baik dan jahat merupakan hal penting bagi status elohim.

Apa yang dikatakan Yahova Elohim terhadap yang lain.
Kej 3:21-24 Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah Tuhan Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari pohon kehidupan itu dan memakannya. Sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.” Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Semua makhluk ini memiliki pengetahuan baik dan jahat. Dan Yahova Elohim berkata Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Sekarang, supaya ia tidak mengambil buah dari pohon kehidupan dan memakannya dan hidup selaman-lamanya, ia harus dikeluarkan dari taman itu.

Dengan cara yang sama, iblis juga dilarang untuk masuk dan mendekati pohon kehidupan itu terus menerus. Dalam pengertian ini, mereka tidak lagi bersifat “kekal” dalam arti memiliki kehidupan aionion, melainkan dikunci dalam suatu kerangka waktu dan tempat seperti yang kita lihat dalam ayat-ayat disini dan juga dalam injil Perjanjian Baru secara umum.

Dengan demikian, pengetahuan tentang yang baik dan jahat, digabung dengan pohon kehidupan membuat mereka menjadi seperti alohim.

Setan mengatakan yang benar kepada Hawa. Ia, sebagai Kerub yang berjaga memiliki pengetahuan ini dan demikian pula dengan Yahova elohim atau pemimpin yang menerima delegasi kuasa untuk memerintah atas nama Yahova dari penghuni surga yang sebenarnya adalah sosok makhluk itu.

Maka tidak mungkin bila dinyatakan hanya ada satu pohon yang dapat menyebabkan kematian. Pohon tersebut dilarang karena Allah memiliki sebuah rencana, yang dapat memampukan manusia untuk terus masuk menuju ke status elohim dalam struktur yang berbeda dengan apa yang kita alami sekarang.
           
Mengenai setan, ia kemudian menerima tanggung jawab untuk memerintah ciptaanNya hingga pada akhirnya dan untuk itu ia akan diadili. Cara yang ia putuskan untuk berurusan dengan manusia mengatakan tentang cara yang ia dan Mesias harus mengalami ciptaan itu sendiri.

Kecerobohan Yang Salah

Ini adalah argumentasi mengenai pengambilan keputusan yang sangat serius. Jika Allah tahu dan meletakkan kedua makhluk tersebut untuk memerintah atas ciptaanNya dan Ia tahu bahwa setan akan ikut campur tangan, maka Iapun memiliki tanggung jawab atas peristiwa yang terjadi. Menjadi sosok yang Maha Tahu, tentulah Ia telah tahu sebelumnya dan jika tidak maka Mesias tidak mungkin menjadi domba yang disembelih sebelum dasar dunia ini dijadikan.

Maka ada dua kemungkinan, yaitu Allah tidak memberi instruksi kepada Yahova Elohim dengan benar atau Ia berharap untuk memberi ijin kepada kedua makhluk manusia untuk memutuskan tindakan mereka sendiri atas metodologi rencana keselamatan selama periode percobaan tersebut terjadi.

Tanpa ikut campur tangan, Allah dapat mengetes rasa tanggung jawab penghuni surgaNya pada tingkat manapun.

Kristus sebagai Yahova elohim bertindak dibawah delegasi dan tidak maha tahu, seperti yang kita lihat nanti dalam ayat Alkitab, mungkin tidak diberitahu atau tidak ikut berpartisipasi dalam peristiwa jatuhnya manusia kedalam dosa dengan tidak bertindak.

Dalam kedua kasus ini, pemindahan kontrol terpengaruh dari Yahova elohim kepada nachash yang dilemparkan ketanah.

Nachash yang adalah Bintang Fajar masih memiliki ijin untuk sering masuk ke tahta Allah  seperti yang kita lihat dalam Ayub 1:6; 2:1.

Bumi kemudian dikutuk karena pelanggaran Adam dan Hawa. Inilah konsep keseluruhan yang terdapat dibalik Ulangan 32:8.

Sejak inilah, hukum memiliki pengaruh dan kutukan-kutukanpun mulai beraksi.

Apabila Yahova elohim tidak bertindak untuk melindungi, Iapun ikut bersalah sama seperti halnya dengan para orang tua yang ikut bersalah jika mereka gagal dalam melindungi anak-anak mereka dari bahaya yang akan membawa kematian.

Keseluruhan struktur tampak dimulai dari Allah untuk pertama-tama menguji elohim dan kemudian setelah memberi mereka struktur dan alternatif-alternatif membiarkan mereka memelihara ciptaan yang lain hingga pada akhirnya.

Ada dua jenis roh disini. Yang pertama adalah roh ketaatan dan yang kedua adalah keinginan untuk berada diluar kehendak Allah. Format inilah yang pertama-tama dimulai dalam peristiwa ini. Tidak diragukan bahwa format ini memancing rasa kewaspadaan terhadap kondisi mereka dalam hubungannya dengan elohim.

Dengan demikian, kita tidak membicarakan tentang kewaspadaan mereka atas ketelanjangan satu dengan dengan yang lain. Kita membicarakan tentang kewaspadaan atas ketelanjangan masing-masing mereka dihadapan elohim yang pengetahuan itu terbuka dihadapan mereka.

Tidak diragukan jika Allah Bapa tahu sebelumnya bahwa hal ini akan terjadi. Partisipasi Kristus sebagai Yahova elohim dalam peristiwa ini tidak mengikutsertakan kemahatahuanNya pada tingkat yang sama dengan Yahova penghuni surga.

Dengan demikian, rencana Allah dilibatkan lebih dari makhluk yang lain termasuk Kristus. Itulah sebabnya mengapa Kristus juga diuji dalam ketaatan dan iman, karena dengan kemahatahuan diperlukan ketidakhadiran iman. Karena dimana ada pengetahuan yang pasti, disitulah iman tidak diperlukan.

Pembukaan atas argumentasi ini seringkali menempatkan Allah sebagai Satu Makhluk dalam dua atau tiga hipotesa. Sebuah contoh tentang pandangan ini adalah pernyataan dari Worldwide Church of God dalam buku kecil mereka Awal Mulanya: Tanya Jawab Tentang Kitab Kejadian (WCG 1980, hal 2).
Perhatikan Yoh 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ini adalah catatan rekaman dari zaman prasejarah yang paling tua. Dapat terjadi jutaan atau ratusan juta tahun yang lalu. Kedua makhluk roh yang hidup kekal, yang bersama-sama membentuk SATU Allah, sedang sendiri dalam ruangan yang kosong. Belum ada alam semesta secara fisik.

Artikel ini kemudian berbicara tentang Allah dalam bentuk tunggal.
Namun seperti halnya manusia berpikir, merancang dan berencana sebelum membuat – demikianlah Allah memiliki rencana dan merancang untuk menciptakan malaikat – makhluk yang kekal, yang keseluruhannya terdiri dari roh. Allah menciptakan malaikat sebelum menciptakan bumi. Kita tahu bahwa mereka telah diciptakan sebelum bumi karena mereka bersama-sama bernyanyi dan bersorak sukacita pada saat bumi diciptakan (Ayub 38:4-7).

Ini adalah teologi yang penyembahan berhala yang  diambil langsung dari penyembahan terhadap dewa Attis yang merupakan dasar dari berkembangnya Modalisme dalam sistem Roma. Hal ini diteliti dalam makalah The Origins of Christmas and Easter [235]. Dalam sistem itu, Allah merupakan dua mode keberadaan, sebagai Bapa dan Anak. Teori ini kemudian diambilmasuk dalam tahap Tritunggal dengan memasukkan Roh Kudus sebagai Penasehat Konstantinopel di tahun 381. Sistem Dwitunggal yang mencoba untuk membuat sebuah perbedaan dalam kedua makhluk tersebut dikembangkan dari badan penasehat Nicaea pada thaun 325.

Namun demikian, sistem ini adalah sistem penyembahan berhala dan bertentangan dengan Firman Allah, dan awal mula Tritunggal punah dalam gereja-gereja Allah. Hal ini dimulai dari penerapannya pada saat kitab Kejadian terjadi.

Lihatlah pada pernyataan sederhana dalam kitab Kejadia. Yahova elohim berbicara kepada Adam dan Hawa. Yahova elohim berbicara dalam bentuk jamak kepada elohim yang lain dan berkata manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita.

Ia adalah makhluk jamak. Setan sebagai bintang fajar dan hal ini disebut dalam Ay 38:4-7. Mesias juga adalah Bintang Fajar.

Disini kita melihat ada tiga makhluk elohim yang diberi istilah malaikat dan juga Yahova, yang adalah nama dari elohim yang berbicara kepada Abraham dan Lot sepertiyang kita lihat diatas.

Kristus berkata bahwa tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah atau mendengarNya berbicara. Meskipun Adam dan Hawa berbicara dengan Yahova elohim muka dengan muka seperti halnya Musa. Yakob bergumul denganNya. Sangat jelas bahwa Yahova elohim bukanlah Bapa, Allah satu-satunya yang benar yang dibicarakan Kristus dalam Yoh 5:37.

Lebih lagi, paling tidak ada tiga sosok makhluk dalam Perjanjian Lama yang memakai nama Yahova yang tak satupun dari mereka adalah Allah Bapa dan ketiganya diidentifikasikan sebagai malaikat.

Dengan demikian, perbedaannya yang dibuat oleh penganut teori dwitunggal tidak benar. Dikemudian hari, orang yang sama dapat menulis bahwa Allah dan Kristus sebagai dua makhluk yang dapat berdiskusi  mengenai siapa yang akan turun kedunia untuk dikorbankan. Alasan ini tidak masuk akal dan melompat dari teori Ditheisme kepada Binitarianisme dengan tidak berhubungan tanpa mengakui perkataan Mesias itu sendiri.
Allah yang Maha Tinggi tidak berada di Eden kecuali melalui Roh Kudus. Kedua makhluk yang berada dalam posisi kekuasaan dan kontrol adalah kedua makhluk senior yang berada disana.

Mereka menetapkan sistem untuk fase berikutnya. Makhluk senior disini adalah Yahova elohim yang sama yang ditulis dalam Hosea 12:3-4.

Dengan demikian, rencana ini ditetapkan bagi elohim yang memegang kontrol atas planet ini. Mereka telah memberontak dan mereka akan diuji sesuai dengan alasan pemberontakan mereka.

Sistem yang diperbantahkan oleh setan diletakkan pada tempatnya dan iapun ditempatkan disitu untuk memegang perintah. Meskipun demikian, negara Israel dikecualikan dan diberikan kepada Yahova elohim untuk membawa keselamatan kepada seluruh dunia melalui  garis keluarga ini dan sistem yang akan diletakkan dibawah hukum Allah. Dengan demikian keseluruhan sistem sudah ada sejak awal mula.
Buku Kejadian menghuraikan kejatuhan di dalam Taman Eden itu, yang telahpun kita bincangkan di dalam bahagian 1 siri ini. Selepas pembuangan daripada Eden, dan tanah telah disumpah kerana dosa asal, Adam telah memulakan tugas-tugas yang telah dipertanggungjawabkan kepadanya oleh Tuhan. Tugas pertamanya adalah untuk memenuhi bumi.

Kejadian 4:1-26 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." 2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

Teks di sini dituliskan sebagai Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN tetapi teks sebenarnya bukanlah seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN tetapi secara literalnya adalah seorang anak laki-laki, sesungguhnya Yahovah (Ibrani ‘ith ‘esh Yahovah rujuk Companion Bible nota kepada ayat 1). Istilah bersetubuh dengan isterinya Hawa juga adalah Telah bersetubuh dengan isterinya Hawa yang dikatakan Rashi sebagai bermaksud sebelum mereka dihalau dari taman itu (rujuk Soncino nota kepada ayat 1). Justeru itu terdapat beberapa isu serius di sini, yang tidak pernah diteliti dengan serius oleh para pengulas rabbinikal mahupun Soncino Chumash.

Tujuan Hawa di sini nampaknya adalah untuk menggantikan Yahovah, kerana Iblis telah cuba untuk berbuat demikian atau sekurang-kurangnya menyamai dia. Tujuannya yang jelas dan ternyata di sini, adalah untuk melahirkan seorang elohim, sesungguhnya Yahovah. Rashi berpendapat bahawa teks ini berrmaksud bahawa:

Dia sendirinya telah mencipta kita namun di dalam penciptaan anaknya, ketiga-tiga mereka merupakan sekutu (Soncino).

Nachmanides nampaknya melanjutkan lagi maksud tersebut

Anak ini akan menjadi milik TUHAN, agar apabila kita mati dia akan melayaniNya (rujuk Soncino ibid.).

Teks ini diterbitkan juga dari Rambam sebagai:

Lelaki (baru lahir) ini adalah milikku demi TUHAN iaitu dia telah mendedikasikan anaknya untuk menjadi hamba Tuhan setelah dia dan Adam mati (rujuk Stones Chumash).

Tafsiran ini mempunyai masalahnya memandangkan aktiviti-aktiviti di dalam teks-teks itu. Kedua-dua anak itu dipanggil Kain (kepunyaan) dan Habel (atau Hebel rujuk Soncino) untuk membayangkan bahawa kuasa manusia ke atas dunia ini adalah keangkuhan (hebel) semata-mata. Nachmanides berpendapat bahawa:

Dia tidak ingin menyatakan sikap pesimis ini secara terbuka, jadi Alkitab tidak memberikan terjemahan nama Habel sepertimana yang dibuatnya dengan Kain (rujuk Soncino).

Kamus Strong menyatakan maksud Habel sebagai sementara.

Tiada satupun daripada komentari-komentari rabbinikal yang membincangkan sepenuhnya masalah berat teks ini berkenaan seorang anak laki-laki, sesungguhnya Yahovah. Teks di dalam Zakaria 12:8 menyatakan bahawa manusia akan menjadi elohim dan mengenalpasti Malaikat Yahovah yang mengepalai mereka juga sebagai elohim.

Zakaria 12:8       Pada waktu itu TUHAN akan melindungi penduduk Yerusalem, dan orang yang tersandung di antara mereka pada waktu itu akan menjadi seperti Daud, dan keluarga Daud akan menjadi seperti Allah, seperti Malaikat TUHAN, yang mengepalai mereka.

Sebagai tambahan Rashi menyatakan bahawa penanda-penanda akusatif eth sebelum kata-kata Kain, saudaranya dan Habel adalah kata-kata penyambung, yang membayangkan bahawa pasangan adik perempuan kembar dilahirkan bersama mereka.

Rashi selanjutnya menerangkan bahawa istilah gembala kambing domba yang dikaitkan dengan Habel bermaksud bahawa:

Dia menahan dirinya daripada mengerjakan tanah kerana ia telah dikutuk (rujuk Soncino).

Ini nampaknya menggambarkan sikap fikiran serta tujuan kedua-dua keturunan. Pandangan ini juga menggambarkan maksud Hawa daripada teks:

3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; 4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, 5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Habel telah membawa persembahan korban dan lemaknya di hadapan Tuhan dan Tuhan telah menerimanya. Kain nampaknya telah memaksa tanah. Hasil tanah merupakan persembahan yang lebih rendah kerana beberapa sebab tertentu. Ianya lebih rendah nilainya kerana tanah telah dikutuk. Kain secara tidak langsung membawa suatu hasil daripada tanah yang terkutuk sedangkan jelas bahawa suatu korban darah diperlukan. Lebih-lebih lagi persembahan Habel merupakan hasil-hasil sulung seperti yang diwajibkan di bawah hukum. Persembahan Kain bukanlah hasil-hasil sulung (Ibrani: minchah). Padangan mengenai korban Kain ini dapat dilihat dengan merujuk pada Yudas 11.

Yudas 11 Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.

Seluruh pemahaman mengenai sistem hasil-hasil sulung jelas kelihatan sejak dari mula lagi. Setiap sudut rencana serta hukum bersepuluh di bahawa hukum itu jelas terlihat awal-awal lagi di dalam Kejadian. Hinggakan nama Yahovah dan dengan itu konsep Perintah Ketiga juga sudahpun diketahui sejak zaman Adam dan Set (lihat ayat 26) dan bukannya semasa Musa berada di Sinai seperti yang disalah-anggap.

Penolakan Kain adalah berdasarkan pada sikap sama yang telah menyebabkan Iblis ditolak di dalam ketamakannya untuk mendapatkan  hasil barangan atau dagangan (rujuk Yehezkiel bab 28 dan Yesaya bab 14). Di sini, konsep dosa dan penolakan itu diletakkan pada Kain.

6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Dosa di sini disifatkan pada Kain. Penolakan Tuhan terhadap korban Kain dan penerimaanNya terhadap korban Habel bukan dibuat sembarangan. Jadi, Kain tidak berhak berasa iri hati. Lebih-lebih lagi, kemampuan untuk memperbetulkan keadaan itu terletak pada tangan Kain sendiri (rujuk Sforno; Soncino).

Tafsiran ayat ini diolah semula di dalam Targum (Rashi):

Jika kamu betulkan jalan-jalanmu, dosa-dosamu akan dimaafkan; tetapi jika kamu tidak betulkan jalan-jalanmu, dosamu akan menunggu kamu bagi hari pengadilanmu, kerana engkau akan dihukum jika kamu tidak bertaubat; tetapi jika kamu bertaubat, maka kamu akan diampuni (rujuk Soncino).

Persoalannya di sini adalah berkenaan muka yang sebelumnya muram menjadi berseri-seri (demikianlah kata Rashi). Nachmanides berpendapat maksudnya adalah bahawa dia akan kemudiannya ditinggikan melebihi adiknya kerana dia adalah anak sulung (rujuk Soncino). Sforno berpendapat maksudnya adalah bahawa dia akan kemudiannya mencapai tingkat-tingkat kemuliaan. Dengan itu, pandangan rabbinikal adalah bahawa ketaatan kepada Tuhan adalah kunci kepada sokongan dan penerimaan[Nya].
Ungkapan ia sangat menggoda engkau (“unto thee is its desire”) berkenaan dosa sebagaimana ia disebutkan di dalam Soncino adalah suatu ungkapan yang menarik. Versi KJV menulisnya seperti ini:

dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.
(“And if thou doest not well sin lieth at the door. And unto thee shall be his desire and thou shalt rule over him.”)

Ibrani bagi dosa (sin) adalah chat’a (rujuk Companion Bible) yang bermaksud [persembahan] korban dosa. Istilah lieth (mengintip) bersifat maskulin (lelaki), korban dosa pula bersifat feminin (perempuan). Ungkapan Ibraninya berbunyi Pada pintu masuk seorang [lelaki] mengintip, suatu korban dosa. Para rabbi percaya bahawa pintu tersebut merujuk kepada pintu kubur (kata Rashi hukuman menunggumu). Nachmanides berpendapat bahawa ia berdiri di depan pintu menunggu peluang untuk menjatuhkan seseorang. Sforno berpendapat ianya bermakna bahawa dosa menunggumu dan engkau akan menambah lebih banyak kepada apa yang telah engkau lakukan. Ungkapan ia sangat menggoda engkau menurut Soncino adalah bermaksud Penghasut itu cuba untuk menggodamu (Rashi). Abraham ibn Ezra menterbalikkan maksudnya untuk memberikan Dosa menawarkan penundukannya, jika engkau inginkannya.

Ini mungkin sekali adalah kunci kepada persoalan ini. Ungkapan KJV menunjukkan maksud rumit: ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya. Ini merupakan interaksi rumit di antara angkatan yang telah jatuh dengan golongan Adam. Ia mencapai kemuncaknya di dalam tawaran Iblis kepada Mesias sewaktu godaannya di atas Bukit itu di mana dia akan mendapat semuanya jika dia hanya menyembah Iblis. Teks ini yang berkenaan penguasaan juga ditunjukkan di dalam Kejadian 3:16. Teks-teks ini dan perhubungan-perhubungan yang dinyatakan mereka merupakan intipati kepada keseluruhan perselisihan manusia yang menentang Tuhan dan struktur yang telah didirikanNya di bumi ini melalui anak-anak Adam. Kesannya adalah serta-merta. Kain tidak bertaubat dan kembali kepada Tuhan. Konsep lelaki mengintip di pintu sebagai korban dosa menunjuk kepada Mesias dan sememangnya Mesias-lah yang berbicara dengan Kain sebagai Yahovah elohim.

Kain kemudiannya telah bertindak sepertimana semua orang selepas itu. Kain telah berbicara dengan Habel dan kemudiannya telah membunuhnya. Jalan kejahatan adalah untuk membenarkan dirinya dan mencari kesalahan. Apabila tiada kesalahan dapat dibuktikan, ia berpaling kepada keganasan. Itulah apa yang terjadi kepada Kristus dan sebabnya kenapa penganiayaan mengikuti jemaat. Umat-umat pilihan melalui kehadiran mereka berdiri sebagai saksi terhadap dunia ini. Habel berdiri sebagai saksi terhadap Kain. Kain telah membunuh Habel sebagaimana agama-agama aliran umum menganiaya dan membunuh umat-umat pilihan.

8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Rashi berpendapat bahawa Kain telah memulakan perbicaraan dengan Habel untuk menariknya ke dalam pertengkaran. Ini terjadi jauh daripada ibubapa mereka (Sforno; rujuk Soncino). Perkataan kata adalah ‘amar yang di dalam Ibraninya harus sentiasa diikuti dengan kata-kata yang dibicarakan (lain daripada dabar) namun kata-kata ini telah dipadamkan daripada Teks Masoretik (MT). Kata-kata sebenar Kain telah dikekalkan di dalam Pentateuch Samaria, Septuagint (LXX), Syriac, Vulgate, Targum, Jerome, dan MSS di mana kata-katanya adalah Marilah kita pergi ke padang. MSS yang tidak mempunyai kata-kata tersebut mempunyai satu selang yang menunjukkan pengabaian tersebut (rujuk Companion Bible nota kepada ayat 8).

Dia yang suka memperolehi/merampas telah membunuh dia yang sementara (atau yang seperti angin dan dengan itu adalah juga keangkuhan atau kekosongan).

Terdapat maksudnya di sebalik penamaan Habel. Kerana itu sememangnya namanya (SHD 1893 yang serupa dengan SHD 1892). Kedamaian daripada Adam tidak dapat kekal di kalangan anak-anak Adam bersama-sama dengan dosa.

9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" 10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Yahovah elohim bertanyakan soalan itu bagi membolehkan Kain mengaku dosanya dan bertaubat (Rashi).

Istilah darah adalah berbentuk plural di dalam Ibrani. Alternatif-alternatifnya adalah pertama sekali sebagai darah Habel dan darah keturunannya yang berteriak (rujuk Matius 23:35). Rashi berpendapat bahawa ianya kerana dia telah dilukai banyak kali kerana Kain tidak tahu bahagian mana yang akan membawa maut (Soncino). 1 Yohanes 3:12 memberitahu sebab bagi pembunuhan tersebut.

11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. 12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."

Kutukannya adalah daripada tanah, menunjukkan bahawa ia tidak akan melepaskan kekuatannya. Di sini, tanah telah digunakan untuk menutup satu kesalahan dan bermula dari situ akan digunakan sebagai alat hukuman (rujuk Nachmanides dan Sforno; Soncino). Bullinger berpendapat bahawa penekanan kata Ibrani selepas perkataan terkutuklah menunjukkan bahawa ia lebih terkutuk lagi daripada tanah itu (rujuk 3:17; nota kepada ayat 11 Companion Bible).

Konsepnya adalah seperti konsep keadilan di dalam pembalasan. Nyawa telah diambil dan kerana itu nyawa hanya dapat diteruskan dengan kerja keras.

13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. 14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."

Terjemahannya di dalam KJV dan Soncino adalah juga terjemahan Abraham ibn Ezra. Namun begitu, Rashi menyebutkannya seperti satu soalan: Adakah dosaku terlalu berat untuk ditanggung? dan Nachmanides membuatnya satu kenyataan tetapi dosaku terlalu besar untuk diampuni (Soncino). Adakah dosaku terlalu besar untuk diampuni merupakan pembacaannya di dalam Septuagint, Vulgate, Syriac, Arabic, Targum dari Onkelos, Pentateuch Samaria dan para bapa Yunani dan Latin. Hanyalah MT yang kemudiannya bersetuju dengan, atau membentuk asas bagi KJV di dalam pembacaannya itu (rujuk Companion Bible nota kepada ayat 13). Konsepnya di dalam ayat 14 itu adalah berkenaan dihalau daripada negeri itu dan dilucutkan daripada nafkah hidupnya. Dia telah dipisahkan daripada hadirat Tuhan dan kemampuan untuk mempersembahkan korban dalam keaiban (rujuk Nachmanides).

Di sini terdapat suatu siri masalah-masalah yang menarik. Setiap orang yang menjumpai Kain dan membunuhnya adalah suatu komen yang pelik memandangkan Kain dan bapanya Adam berdua saja lelaki yang ada di bumi pada masa itu. Jelas sekali ada sesuatu yang lain di sini. Nachmanides dan Rashi memahami masalahnya dengan cerita penciptaan itu dan menterjemahkan teks tersebut untuk bermaksud apa saja dan menerangkan ayat 15 sebagai merujuk kepada binatang-binatang liar.

Pandangan Nachmanides adalah bahawa Kain tidak boleh membina sebuah rumah untuk perlindungannya dan tanpa perlindungan Tuhan dia akan dibunuh oleh haiwan-haiwan liar.

Komen akan membunuh aku dipercayai menunjukkan pada suatu hukuman yang melebihi hukuman yang telah diisytiharkan (Nachmanides dan Sforno).
Komen-komen yang dibuat Yahovah elohim di sini telah diterjemahkan dengan sebegitu cara oleh Judaisme rabbinikal, sehingga ianya juga memperlihatkan suatu pandangan yang dinyatakan di dalam Perjanjian Baru (NT).

15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.

Ayat 15 diterjemahkan oleh Rashi sebagai:

Oleh itu barangsiapa yang membunuh Kain akan dihukum (fasal ini tidak ditunjukkan); bagi Kain sendiri pula, balasan akan dikenakan padanya setelah tujuh generasi (apabila dia akan dibunuh, tetapi sehingga masa itu tiada seorangpun yang boleh membunuhnya). Ibn Ezra, Nachmanides dan Sforno menulis serupa namun Sforno menyebutnya sebagai tujuh puluh kali lipat, iaitu selepas empat belas generasi. Maksudnya adalah bahawa Tuhan menangani Kain dan keturunannya selepas tujuh generasi. Empat belas generasi diperuntukkan dari Abraham di dalam urutan-urutan bertiga di dalam buku Matius. Namun empat belas generasi dari Adam adalah di dalam Selah bapa kepada Eber dan di dalam ertikata ini orang-orang Ibrani dinamakan namun tiada maksud sebenar yang tersirat di dalam urutan keempatbelas ini. Jadi Sforno sudah silap. Tujuh generasi itu lebih penting lagi. Sforno adalah betul jika ia merujuk kepada tujuh generasi itu sebagai dua keturunan Set dan Kain sahaja.

16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. 17 Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.

Jadi Kain telah tinggal di tanah Nod atau nowd (SHD 5113) yang terletak di sebelah timur Eden. Ianya sama dengan SHD 5112 dan bermaksud perantauan atau pengembaraan. Ini mempunyai maksud berlawanan dengan SHD 5115 dan 5116 navah yang bermaksud berhenti/berehat dan dengan itu suatu kediaman dan juga dengan lanjutan bait Tuhan dan perhentianNya. Ertikata perkataan-perkataan itu adalah dipisahkan daripada Tuhan dan bahasa Ibrani menyampaikan konsep-konsep ini, tidak seperti bahasa Inggeris. Implikasi-implikasi di sini berkenaan tanah perantauan itu adalah penting memandangkan adanya konsep-konsep makhluk-makhluk lain pada planet ini. Dia ditandakan pada dahinya dan pelbagai pihak rabbinikal menafsirkannya sebagai bermaksud bahawa satu tanda diberikan kepadanya sebagai suatu abjad namanya. Rashi berfikir bahawa Tuhan telah memulihkan ketakutan semulajadi binatang terhadap manusia berikutan konsep bahawa binatang-binatanglah yang mengancamnya. Ibn Ezra berpendapat bahawa Tuhan telah memberikan Kain satu tanda agar sesiapa yang menemuinya tidak akan membunuhnya. Jadi memang terdapat orang-orang yang mungkin boleh membunuh Kain bila-bila masa saja. Siapakah mereka?

Kain pergi dari hadirat Tuhan. Teks itu sekadar menyatakan bahawa dia bersetubuh dengan isterinya setelah buangannya ke dalam tanah Nod. Dia mempunyai anak-anak. Setelah anaknya Henokh dilahirkan Kain telah membangunkan suatu kota yang dinamakan sempena Henokh. Henokh bermaksud pengajaran atau permulaan ajaran; lantas menjadikan murid atau melatih. Istilah-istilah berkenaan kota itu adalah [sedang] mendirikan; dalam kata lain ianya suatu proses berterusan. Dia telahpun dikutuk dan kerana itu telah menamakan kota tersebut sempena anaknya untuk membuangkan kutukan itu (rujuk Nachmanides; Soncino).

Bullinger mempercayai bahawa kota ini adalah kota yang telah ditemui di bawah pelantar bata pada mana Nip[p]ur di Babilonia Selatan dibina (rujuk nota kepada ayat 17 Companion Bible). Bullinger berpendapat bahawa keturunan Kain datang di dalam Generasi-generasi Langit dan Bumi yang dilahirkan selepas pembunuhan Habel.

18 Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh.
Nama-nama di dalam urutan ini sangat signifikan sekali. Irad bermakna orang pelarian (SHD 5897, rujuk 6166). Bullinger mencatatkan ini sebagai Kota Kesaksian namun tidak pasti apa dasarnya. Struktur kota-kota perlindungan seperti yang ditemui di dalam hukum kemungkinannya telah wujud seawal aktiviti Kain ini.

Ini kemudiannya akan menunjukkan bahawa tahap-tahap ketetapan-ketetapan itu telah wujud dalam keseluruhannya sejak dari permulaan lagi. Dari kota latihan atau permulaan [ajaran] ini, berpisah daripada Tuhan, datangnya orang pelarian itu.

Mehuyael (Ibrani Mehijael rujuk Soncino; SHD 4232 rujuk 4229, 410) bermaksud Yang Dipukul El, atau Tuhan. Ini kemudiannya terus kepada Metusael (SHD 4967 rujuk 4962) yang bermaksud Orang dari El atau Tuhan.

Ajarannya di sini adalah bahawa perolehan mengakibatkan perpisahan dan kemudiannya latihan di dalam suatu sistem yang hasilnya adalah menjadi pelarian. Melalui pembetulan Tuhan, manusia dapat berjalan di bawah arahan Tuhan.

Proses ini kemudiannya sampai kepada Lamekh. Lamekh merupakan orang ketujuh di dalam keturunan dari Adam. SHD 3929 Lemek adalah suatu kata dasar Ibrani yang tidak digunakan dengan maksud yang tidak pasti. Ianya merujuk kepada dua patriak (bapa), satu daripada setiap keturunan Adam. Di dalam keturunan Kain Lamekh adalah yang ketujuh dari Adam. Di dalam keturunan yang satu lagi, orang ketujuh adalah Henokh yang juga merupakan nama bagi generasi ketiga dan anak kepada Kain. Oleh itu, pesanannya adalah berkenaan urutan serta kualiti pembelajaran kerana kedua-duanya bererti dilatih atau dimulakan ajaran dan dijadikan murid-murid. Salah satunya, Henokh, adalah benar sementara yang satu lagi tidak. Jadi masa serta urutan latihan itu merupakan faktor kritikalnya.

Lamekh di dalam keturunan Kain adalah orang pertama yang dicatatkan mempunyai dua isteri. Rashi berpendapat, berhubung teks ini, bahawa amalan lazim generasi banjir itu difahamkan adalah memiliki seorang isteri untuk melahirkan anak dan seorang lagi untuk tinggal bersama secara steril (rujuk Soncino). Ini mungkin berpunca daripada pandangan-pandangan rabbinikal yang terbit daripada nama-nama itu.

19 Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila.

Menurut Rashi, Ada menunjukkan berpaling muka dan kerana itu dia bertujuan untuk melahirkan anak serta dibiarkan menjadi tidak cantik dan dengan itu suaminya berpaling daripadanya (rujuk Soncino). Maksud istilah tersebut menurut Strong adalah sebaliknya. Nama itu adalah SHD 5711 yang dipercayai bermakna Perhiasan dan diterbitkan daripada SHD 5710 ‘âdâh yang mempunyai maksud maju ke hadapan dan dengan itu mempunyai maksud berlalu atau berterusan dan secara kausatifnya menyingkirkan; khususnya ia bermakna menghiasi atau meletakkan perhiasan dan dengan itu boleh bermaksud mendandan, menghiasi diri sendiri, melalui, atau membawa pergi.

Zila (atau Tsillâh SHD 6741) dipercayai Rashi adalah sebagai teman menyenangkan dan kerana itu telah sentiasa berada di bayangannya (tsêl atau menjadi temannya). Justeru itu, namanya bermaksud bayangan (rujuk Soncino). Nama ini merupakan bentuk feminin bagi SHD 6738 tsêl yang dipercayai bermaksud bayangan tetapi juga boleh bermaksud pertahanan. Oleh itu, nama-nama itu boleh bermaksud serangan dan pertahanan selain daripada maksud-maksud yang diberikan Rashi. Ini lebih berkaitan dengan masalah-masalah rohani angkatan, yang menyebabkan banjir itu dan harus diterokai. Aspek ini berlanjutan ke dalam maksud nama-nama anak-anak itu.

20 Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak. 21 Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling.

Yabal (SHD 2989) menjadi bapa kepada orang yang berdiam di dalam khemah, dan kerana itu memelihara haiwan ternakan. Ini tidak mungkin sekadar maksud biasa kerana Habel merupakan penggembala pertama seperti yang telah kita lihat di atas dan dia mempersembahkan korban kepada Tuhan, yang lebih sesuai lagi daripada persembahan bijirin Kain. Istilah berkaitan khemah-khemah di sini diaplikasikan kepada rumah-rumah berhala dan Midrash menyatakan bahawa dialah orang pertama yang telah membina rumah-rumah ibadah bagi berhala dan mempersembahkan korban kepada mereka. Dengan itu kita lihat bahawa Ada mempunyai konotasi menghiasi secara negatifnya dengan berhala dan dengan itu harus ditinggalkan dan dipalingkan muka (rujuk karya Asal-usul Pemakaian Anting-anting dan Barangan Perhiasan Pada Zaman Dahulukala [197]).

Nama Yubal (SHD 3106) iaitu bapa kepada mereka yang memainkan kecapi dan seruling datangnya daripada SHD 2986 dan bermaksud suatu [anak] sungai. SHD 2987 bermaksud membawa atau mengangkat dan sama dengan 2986. Ini mempunyai kata dasar yang sama dengan Yabal (SHD 2989) yang mempunyai maksud yang sama dengan SHD 2988 suatu aliran air atau sungai.

Rashi meneruskannya daripada penerangan sebelumnya dan mengatakan bahawa dialah orang pertama yang memperkenalkan (membawa atau membuat) muzik di dalam pelayanan berhala.

Dengan melihat penerangan-penerangan yang terkandung di dalam karya Asal-usul Krismas dan Easter [235] dan Doktrin Dosa Asal Bahagian 1 Taman Eden [246] kita tahu bahawa sistem Triune merupakan bentuk penyembahan berhala yang paling kuno sekali. Ianya digunakan dunia sebelum banjir sejauh yang dapat kita tentukan dengan peninggalan-peninggalan mereka, contohnya Stonehenge.

Penerangan Rashi tersungkur di sini kerana Zila juga mempunyai anak-anak dan anak lelakinya bernama Tubal-Kain sungguhpun dia nampaknya tidak sedar akan hal itu.

Rashi dan Ibn Ezra menafsirkan penempa sebagai tukang penajam (rujuk Soncino).

22 Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah Naama.

Tubal-Kain telah memajukan (tabal) pekerjaan Kain, menyediakan senjata-senjata untuk pertumpahan darah (semua jenis alat memotong) menurut Rashi, yang bermaksud pedang dan pisau (rujuk Soncino). Soncino menuliskan teks itu sebagai tukang/penempa bagi semua jenis alatan tembaga dan besi. KJV dan teks-teks lain menunjukkan bahawa terdapat orang-orang lain yang diberi tunjuk-ajar oleh dia. Nachmanides mengambil teks itu secara literaal dan memasukkan penerangan Targum bahawa bapa di sini bermaksud dia adalah orang pertama yang membuat alat-alat ini (rujuk Soncino). Ianya sama seperti di mana Iblis adalah bapa segala dusta kerana dialah yang pertama berbuat dusta dan mengajar yang lain berbuat demikian. Ianya paling sesuai bermaksud bahawa Tubal-Kain berperanan di dalam membuat senjata-senjata perang dan mengajar orang lain untuk membuat senjata-senjata perang di dalam dunia sebelum banjir.

Adik perempuannya Naama (SHD 5279) bermaksud kesenangan iaitu bentuk feminin bagi SHD 5277 Na’am yang bermaksud kesukaan. Rashi berpendapat bahawa Naama adalah isteri kepada Nuh (rujuk Soncino). Nama ini muncul kemudiannya di kalangan orang-orang Amon. Penegasan bahawa dia adalah isteri Nuh jelas sekali telah diperkenalkan untuk menerangkan masalah-masalah berkenaan Kanaan dan keturunannya. Tiada sebabnya kenapa dia harus disertakan di sini selain untuk mengaitkannya dengan masalah-masalah yang timbul melalui ibadah palsu yang datang melalui dewa Triune serta Trinitas Bulan, Matahari dan Venus itu mengikuti kemudiannya ke dalam Babilon (rujuk Anak Lembu Emas [222]). Simbol-simbol bagi planet-planet juga mengikut bentuk ini yang berkait dengan salib matahari Tertutup bagi bumi Ã…, dengan Venus sebagai perempuannya dan Mars sebagai lelakinya (rujuk bahagian 1 dan karya Salib: Asal-usul dan Maksudnya [039]). Urutan ini mewakili divisi kuartenari alam semesta dan dengan itu kerajaan yang berpusat pada bumi.

23 Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; 24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."

Teks yang membingungkan ini mempunyai beberapa kemungkinan. Tradisi-tradisi para rabbi berpendapat bahawa Lamekh adalah seorang buta dan dipimpin oleh Tubal-Kain. Satu hari Tubal-Kain, apabila dia terlihat Kain, memberitahu Lamekh bahawa ada seekor rusa di depannya dan menyuruhnya menembaknya dengan panah, dan telah membunuhnya. Apabila Lamekh mengetahui apa sebenarnya yang telah dilakukannya, dia telah membunuh anaknya itu. Ini telah menimbulkan kemarahan isteri-isterinya yang menghindari tubuh mereka daripadanya. Rashi berpendapat bahawa dia kemudiannya cuba untuk memenangi mereka semula. Yang lainnya, seperti Nachmanides dan Sforno, berpendapat bahawa isteri-isterinya takut yang dia akan dihukum dan dia telah menenangkan mereka (rujuk Soncino).

Urutan ini berlanjut dari Adam ke Lamekh melalui Kain selaku tujuh generasi yang dipisahkan dari Tuhan dan kemudiannya Kain telah dibunuh oleh generasi ketujuh dari Adam atas hasutan generasi ketujuh dari Kain iaitu Tubal-Kain. Dengan itu urutan itu telah diulang semula. Lamekh sebenarnya mendakwa bahawa dia tidak bersalah dan kerana itu harus dibalas tujuh puluh kali. Tafsiran-tafsiran rabbinikal menyatakan ianya suatu perkara retorikal dan menafikan tanggungjawab terhadap pembunuhan itu di mana Kain telah dibunuh Lamekh secara tidak sengaja. Hujahnya begitu sekali sehingga macamana sekalipun, Kain mempunyai tanda perlindungan pada dirinya yang diletakkan di situ oleh Tuhan dan kerana itu sesiapa yang membunuhnya akan dihukum tujuh kali lipat.

Lamekh sekadar menjalankan hukuman Tuhan. Ini adalah satu lagi aplikasi hukum itu berkenaan perintah kelima. Soncino berpendapat bahawa di dalam semua penerangan itu laki-laki merujuk kepada Lamekh sementara seorang muda kepada Tubal-Kain. Namun ini nampaknya tidak masuk akal. Konteksnya adalah lelaki yang telah dibunuh kerana melukai Lamekh adalah Kain dan orang muda kerana melukainya adalah Tubal-Kain. Lamekh terluka di dalam keturunannya dari segi terpisah dari Tuhan dan bengkak kerana anaknya sendiri yang menyebabkannya membunuh Kain. Generasi ketujuh Adam merupakan alat yang mengakibatkan kematian Kain dan penghasut itu juga telah dibunuh.

Rashi mempunyai pendapat yang sangat penting berkenaan teks ini. Dia menyatakan bahawa ia bermakna bahawa jika hukuman itu ditunda selama tujuh generasi bagi Kain maka bagi dirinya ia akan ditunda selama tujuh puluh tujuh generasi. Banjir itu terjadi tidak lama selepas itu dan tidak ada lagi rekod nyata selanjutnya bagi generasi-generasi Lamekh melalui anak-anak Ada yang menyembah berhala ini.

Agama palsu sistem Triune sememangnya selama tujuh puluh tujuh generasi, memasuki dan akhirnya mengambil-alih agama Kristian tiga ribu tahun kemudiannya pada abad-abad ketujuh dan kelapan bagi era sekarang ini. Implikasi-implikasinya nampaknya berterusan di sini berhubung sistem agama palsu itu. Sememangnya keturunan-keturunan Kain dan Nefilim telah dihapuskan di dalam banjir itu. Tiada apa-apa lagi yang disebutkan tentang keturunan Kain sehinggalah kita sampai pada teks-teks mengenai Nefilim di dalam Kejadian 6:4. Penegasan tentang perkahwinan Naama dan Nuh itu mungkin sekali berdasarkan juga pada nubuatan ini, yang ada asasnya di dalam hakikat.

Keturunan Set


Kita kembali semula kepada Adam dan kelahiran Set.

25 Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya."

Set (SHD 8352 Shêth) bermaksud digantikan dan diterbitkan daripada SHD 7896 shîyth yang bermaksud meletakkan (Ini mungkin juga adalah asal-usul perkataan Inggeris sheath (menyimpan) bagi sesuatu senjata).

26 Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.

Bermula masa ini manusia mula memanggil nama Yahovah. Jadi penegasan bahawa nama itu tidak diketahui sehinggalah Sinai adalah dongeng semata-mata. Hukum itu telah diberikan kepada dunia sejak dari mula dan Yahovah adalah sebahagian daripada struktur yang mengeluarkannya. Hukum-hukum Nuh merupakan suatu dongeng rabbinikal untuk membenarkan serta dibenarkan oleh orang-orang Babilon serta Talmud. Mereka perlu mempunyai suatu titik pertemuan di antara tradisi-tradisi mereka yang mustahil dan salah dibina dengan kepercayaan orang-orang selainnya, yang membaca Alkitab tetapi berada di bawah pengaruh sistem Triune.

Penegasan bahawa hanya selepas dua generasi barulah mereka mula memanggil nama Tuhan membayangkan adanya penjauhan daripada Tuhan dan betapa perlunya berbuat demikian melalui kesusahan.

Kejadian 5:1-32 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; 2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. 3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. 4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.

Di dalam teks ini kita lihat kelanjutan umur mutlak milik Para Bapa dipamerkan. Adam hidup sewaktu kelahiran Set dan anak Set dan anaknya pula dan generasi-generasi seterusnya. Lebih-lebih lagi, kemampuan melahirkan anak di kalangan perempuan juga dilanjutkan di dalam kelanjutan umur itu. Anak-anak lelaki dan perempuan yang dilahirkan bagi Adam dan Hawa juga adalah ekstensif. Hawa masih melahirkan anak walaupun umurnya sudah jauh melebihi 130 tahun dan sememangnya umur beratus tahun.

6 Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. 7 Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.

Begitu juga Set hidup di samping “Adam” bapanya dan ibunya selama beratus tahun. Set menggantikan atau mengambil tempat Habel makhluk yang sementara itu yang telah dibunuh. Enos merupakan anak sulung Set dan namanya bermaksud seorang yang fana (rujuk Strongs HD/SHD 582 ‘enôwsh dan 583) serta kurang termulia berbanding SHD 120 Adam yang juga bermaksud manusia/orang. Justeru itu, terdapatnya suatu perubahan pada status keturunan Adam disebabkan dosa asal itu.

9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. 10 Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 11 Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati.

Kenan (SHD 7018 Qêynân) merupakan anak kepada Enos. Namanya diterbitkan daripada perkataan sama sepertimana SHD 7064 iaitu suatu pengecutan perkataan 7077 yang bermaksud mendirikan dalam ertikata membina atau menduduki sebagai sarang.

12 Setelah Kenan hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel. 13 Dan Kenan masih hidup delapan ratus empat puluh tahun, setelah ia memperanakkan Mahalaleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 14 Jadi Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati.

Anaknya bernama Mahalaleel iaitu suatu gabungan daripada dua perkataan iaitu SHD 4110 kemasyhuran atau pujian dan 410 el atau Tuhan. Jadi namanya itu bermaksud pujian Tuhan. Kita melihat ertikatanya di sini bahawa daripada pendirian kediaman serta pendidikan anak yang betul, pujian Tuhan didirikan dengan betul.

15 Setelah Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Yared. 16 Dan Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh tahun, setelah ia memperanakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 17 Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun, lalu ia mati.

Yared adalah anak pertama Mahalaleel. Namanya Yered (SHD 3382) bermaksud suatu penurunan. Melalui pembangunan rumah serta keluarga yang betul, penurunan serta pemulihan Tuhan menjadi mungkin.

18 Setelah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia memperanakkan Henokh. 19 Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, setelah ia memperanakkan Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 20 Jadi Yared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua tahun, lalu ia mati.

Yered memperanakkan Henokh yang seperti yang telah kita lihat bermakna diberikan ajaran awal atau dilatih (SHD 2585 Chanowk yang diterbitkan daripada SHD 2596 menyempitkan dan bermaksud memulakan atau mendisiplinkan). Dengan itu, melalui penurunan Tuhan latihan struktur manusia itu menjadi kemungkinan. Begitulah, maka manusia disempurnakan. Ini berlainan dengan peletakan nama itu di dalam anak-anak Kain di mana Henokh merupakan keturunan Kain melalui perampasan dan perebutan terhadap Tuhan. Ini adalah perbezaan di antara dua keturunan tersebut. Pada satu, Tuhan menghulurkan diriNya dengan pernyataan diriNya sendiri secara rela dan meninggikan manusia kepadaNya. Pada yang satu lagi, Kain cuba merebut keadaan tersebut dan membunuh untuk mendapatkannya. Ini adalah perbezaan yang dibuat antara Kristus dan Iblis di dalam Filipi 2:5-8.

Filipi 2:5-8 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Adam dan keturunan melalui Set itu juga ada di dalam bentuk Tuhan tetapi tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu suatu perkara yang harus dipertahankan. Itu adalah dosa asal dan ianya bukan sekadar dosa Adam seorang. Dosa tersebut telah dilakukan oleh Iblis yang kemudiannya telah memujuk Hawa berbuat demikian. Dia pula telah memujuk Adam. Dengan itu, seluruh keturunan itu telah dipengaruhi dan menjadi kurang baik daripada apa yang mungkin.Hanya kemudiannya di dalam keturunan itu melalui suatu proses yang baru, barulah manusia dapat berjaya dan itupun melalui penurunan serta perantaraan Yahovah-elohim yang telah menjadi seorang manusia menurut arahan Allah yang Maha Tinggi, Eloah, Tuhan Sebenar yang Tunggal yang telah mengutus Mesias untuk menebus apa yang telah tercipta (rujuk Yohanes 17:3). Dengan itu, mistisisme (ilmu mistik) pengalaman yang bertempat pada pusat sistem triune serta misteri Babilon itu adalah bertentangan terhadap kehendak Tuhan dan pernyataan diriNya sendiri. Ianya bertujuan meninggikan diri kepada penyatuan dengan Tuhan secara rambang dan mistikal atau keghairahan.

21 Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. 22 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. 24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Henokh bergaul dengan Tuhan dan dia tiada lagi kerana Tuhan telah mengangkatnya. Henokh telah ditunjukkan proses akhir dan diangkat untuk melaksanakan suatu tugas lain. Begitu juga dengan Elia dan mereka berdua ini sajalah manusia yang telah diangkat dan tidak mati. Ibn Ezra menganggap pengangkatan ini sebagai suatu penghormatan.

Namun mereka akan mati kerana manusia ditetapkan mati sekali (Ibrani 9:27 rujuk karya Saksi-saksi [135]). Henokh menunjukkan juga dalam hal ini akan Mesias dan begitu juga dengan Elia. Henokh merupakan bapa kepada Metusalah. Menurut tradisi isterinya bernama Edna (rujuk M.A. Knibb, The Ethiopic Book of Enoch, 85:2, Vol. 2, Oxford Clarendon 1982 mukasurat 195). Metusalah (SHD 4968 methûwshelach) bermaksud orang seligi/damak. Ianya diterbitkan daripada kombinasi perkataan 4962 dan 7973. 4962 Math (daripada yang sama seperti 4970) bermaksud seorang dewasa daripada pernyataan mencapai panjang sepenuhnya. Dia mencapai umur yang panjang. Perkataan 7973 shelach bermaksud suatu misil penyerang iaitu suatu lembing. Justeru itu, orang seligi. Ini mungkin membingungkan jika tidak kerana fakta bahawa ianya juga bermaksud suatu tunas pertumbuhan daripada konsep sama lembing suatu tumbuhan dan kerana itu bermaksud suatu Tunas/Dahan dan dengan itu suatu seligi atau pertumbuhan. Ianya juga mempunyai maksud orang Tunas. Maksudnya kini mempunyai signifikan yang baru apabila kita sedar bahawa Kristus adalah Tunas itu, iaitu hamba Tuhan (SHD 6780 tsemach yang bermaksud bertunas atau suatu tunas).

Seperti Henokh, Kristus dipersetujui Tuhan dan Tuhan telah mengangkatnya. Oleh itu, keturunannya iaitu Jemaat adalah orang-orang seligi atau tunas atau dahan itu. Bumi ini tidak akan dibinasakan sehinggalah jemaat telah menggenapi riwayatnya dan kumpulan 144,000 orang itu dimeteraikan dan mereka serta kumpulan orang yang besar itu diangkat keluar daripada dunia ini. Kemudiannya barulah kiamat tiba.

Signifikannya di sini adalah berkenaan menyukakan bagi Tuhan dan dipersetujui serta melanjutkan hayat sendiri dan keturunan. Jemaat merupakan keluarga serta keturunan umat-umat pilihan. Dengan itu pendidikan anak bukanlah satu keperluan bagi keselamatan. Namun begitu umat-umat pilhan diwajibkan mendidik serta melatih para pengganti mereka ini dan menyokong bangsa. Urutan ini mempunyai aplikasi langsung kepada jemaat. Bumi pada masa itu sepertimana ia dipanggil tidak dibinasakan sehinggalah Metusalah menggenapi hayatnya dan banjir itu telah tiba pada tahun dia mati. Buku Ethiopic Book of Enoch nampaknya menghubungkan seluruh cerita itu kembali kepada kejatuhan angkatan malaikat serta pengacukan antara sistem malaikat itu dengan manusia dan kemudiannya mengaitkannya kepada domba Putih dan dua belas domba (yang salah satunya diserahkan kepada kuasa-kuasa lain, iaitu Yudas) dan banyak domba yang datang dari mereka. Ini nampaknya suatu bayangan langsung terhadap jemaat (Knibb ibid., mukasurat 195-202 dan seterusnya).

25 Setelah Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia memperanakkan Lamekh. 26 Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan puluh dua tahun, setelah ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 27 Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.

Metusalah hidup melebihi hayat anaknya Lamekh. Maksud Lamekh telah hilang dari dulu lagi. Namun begitu mereka berdua dilihat sebagai penamat dunia sebelum banjir. Lamekh anak Metusalah adalah bapa kepada Nuh sementara Lamekh anak Kain adalah bapa kepada Naama, yang dikatakan Rasih adalah isteri kepada Nuh dan dengan itu menggabungkan kedua-dua keturunan tersebut. Anak-anak Ada yang murtad dan menyembah berhala dipercayai telah mati dan dia seorang saja daripada keturunan itu yang masih hidup. Ini mungkin sekali adalah peralatan rabbinikal Rashi bagi menerangkan kewujudan Nefilim kemudiannya selepas banjir itu.

28 Setelah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki, 29 dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: "Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN." 30 Dan Lamekh masih hidup lima ratus sembilan puluh lima tahun, setelah ia memperanakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia mati. 32 Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem, Ham dan Yafet.

Jangkahayat Lamekh digayakan kepada tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun iaitu suatu urutan penuh dan bertentangan secara langsung dengan nombor binatang atau sistem iblis itu iaitu enam ratus enam puluh enam. Urutan numerikal sistem Triune atau binatang itu bukan hanya suatu alat jemaat abad pertama. Dengan itu, pertentangan tersebut wujud di mana Iblis dengan sistemnya melawan jemaat serta sistem Tuhan di bawah Mesias. Hasil akhir keturunan itu adalah urutan sempurna anak-anak Tuhan.

Sepertimana yang dibuatNya dengan banjir itu, Tuhan akan bertindak untuk membinasakan dunia ini pada penghujung zaman ini, dan seluruh cerita itu adalah konsisten dari mula sampai ke penghujungnya dan senang difahami di dalam konteks nabi-nabi kemudiannya dan Jemaat. Namun begitu, urutan masa itu menyempurnakan rencana penciptaan di dalam urutan tujuh Milenia.

Kejatuhan Malaikat


Pemahaman mengenai kejatuhan Para Malaikat berkait rapat dengan penciptaan manusia dan perzinaan dengan anak-anak perempuan manusia.

Ini dibincangkan dengan panjang lebar di dalam karya Nefilim [154] namun ianya diteliti di sini berhubung teks Kejadian itu dan pandangan rabbinikal teks ini serta implikasinya kepada Doktrin Dosa Asal.

Kejadian 6:1-8 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." 4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. 5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Teks di dalam 5:32 menunjukkan bahawa Nuh berumur lima ratus tahun apabila dia memperanakkan Sem, Ham dan Yafet. Terdapat pelbagai penerangan rabbinikal terhadap peranakan Nuh yang lewat. Penerangan paling munasabah, berpusat pada kelewatan kerana sebab-sebab perpisahan sepenuhnya antara sistem-sistem baru dan lama serta keikhlasan mereka di dalam satu sistem di bawah Nuh. Rashi berpendapat bahawa sungguhpun Yafet adalah anak sulung, Sem disebut dahulu kerana dia seorang yang benar dan difahamkan telah lahir dengan sunat (rujuk Soncino). Ini merupakan suatu bayangan perjanjian tersebut dengan Abraham dan menunjukkan bahawa hubungan itu difahami secara rabbinikal mendahului banjir tersebut. Berdasarkan hal ini juga sistem Nuh (Noahide) itu tidak betul. (rujuk juga karya Melkisedek [128]).

Mengenai teks Kejadian 6:1 ini kita mendapati bahawa sistem rabbinikal bersedia untuk mengikut mana-mana arah pemahamannya. Di dalam ayat pertama Rashi menerangkan bahawa anak-anak Allah adalah anak-anak elohim dan dalam ertikata ini Rashi menghadkannya kepada anak-anak raja serta hakim di mana elohim membayangkan pengganti Tuhan dan dengan itu maksudnya adalah para pemerintah dan merujuk kepada Keluaran 4:16; 7:1. Mereka sepatutnya telah mempertahankan sistem tersebut tetapi telah terang-terang melakukan keganasan. Nachmanides mempersetujui pandangan ini (rujuk Soncino). Ini adalah salah satu penggunaan gelaran Elohim di mana semuanya berkedudukan mewakili Eloah. Maka pemahamannya adalah bahawa elohim adalah suatu lanjutan plural bagi Tuhan.

Rabbi Judan berpendapat melalui mainan kata bahawa hak-hak ius primae noctis telah dikuatkuasakan oleh para ketua; yang mengambil secara paksaan sesiapa yang diingini mereka (Nachmanides rujuk Soncino).

Pandangan rabbinikal adalah bahawa Tuhan menyatakan bahawa Roh Ilahi tidak dapat lagi tinggal bersama-sama manusia kerana perbalahan ini. Manusia diberikan 120 tahun sebagai tempoh untuk bertaubat. Jadi, dari umur kedewasaan dia memiliki dua jubli penuh sebelum pembinasaan. Tempoh masa ini akan diperkenalkan sekali lagi sewaktu kebangkitan kedua itu bagi membolehkan semua untuk bertaubat (rujuk Yesaya 65:20).

Kejadian 6:4 kemudiannya mula berbincang mengenai Nefilim dan di sini pihak-pihak penguasa rabbinikal merujuk kembali kepada pemahaman asal teks tersebut iaitu yang merujuk kepada angkatan malaikat yang telah murtad. Rashi berpendapat mereka dipanggil Nefilim kerana mereka telah “jatuh” (naphal) dan juga menyebabkan dunia ini jatuh/murtad. Ibn Ezra juga berpendapat bahawa hati sesiapa yang melihat mereka ini akan jatuh takjub dengan perawakan mereka yang sungguh besar.

Ungkapan pada waktu itu merujuk kepada generasi-generasi Enosh dan anak-anak Kain. Rashi merujuk kembali kepada suatu legenda kuno bahawa istilah-istilah itu juga merujuk kepada pembinasaan di dalam generasi Enosh dan bahawa sepertiga daripada dunia telah dimusnahkan oleh lautan yang melampaui batasnya dan mereka masih tidak bertaubat. Ibn Ezra mengertikan ungkapan tersebut sebagai selepas banjir tersebut. Nachmanides berpegang pada pandangan bahawa sama ada isteri-isteri kepada anak-anak Nuh merupakan keturunan mereka sehinggakan anak-anak yang mereka lahirkan adalah raksasa ataupun ianya mempersetujui pandangan bahawa Og raja Basan adalah salah seorang daripada mereka dan telah selamat daripada banjir itu dengan ramai orang yang bersamanya (rujuk Soncino).

Nachmanides mentafsirkan petikan itu sebagai menunjukkan bahawa Adam dan Hawa telah ditandakan sebagai anak-anak Allah seperti juga Set dan Henokh dan dia berpegang pada idea bahawa Nefilim adalah “mereka yang rendah taraf.” Dia memetik juga serta mempersetujui komen-komen R. Eliezar yang Agung, yang ditemui di dalam Midrash, bahawa Nefilim adalah malaikat-malaikat yang telah jatuh daripada syurga tempat kesucian mereka dan menganggap hal ini sebagai maksud yang paling mungkin sekali. Sforno cuba untuk membataskan istilah-istilah pada waktu itu kepada waktu-waktu pertaubatan.

Rashi berpendapat bahawa istilah menghampiri anak-anak perempuan manusia bermaksud bahawa mereka melahirkan raksasa-raksasa seperti mereka sendiri. Orang-orang gagah perkasa bermaksud bahawa mereka gagah perkasa di dalam pemberontakan mereka melawan Tuhan (Rashi; rujuk Soncino).

Istilah orang-orang kenamaan (shem) bermaksud bahawa mereka adalah orang-orang yang membawakan kekosongan (shemamon) ke atas dunia.

Rashi berpendapat bahawa ungkapan maka menyesallah (wayinnachem) Tuhan di dalam ayat 6 bermaksud bahawa ianya suatu penghiburan bagiNya yang Dia tidak menciptakan manusia sebagai makhluk-makhluk kedewaan kerana itu sudah pasti akan mengakibatkan pemberontakan di kalangan para malaikat. Ungkapan tersebut difahami orang-orang lainnya sebagai antropomorfisme. Quran menyatakan bahawa Iblis memberontak kerana penciptaan manusia. Manusia tidak diciptakan sebagai makhluk dewa agar Angkatan Malaikat dapat diuji melalui iman.

Nachmanides menerangkan bahawa ungkapan [dan hal itu memilukan] hatiNya bermaksud bahawa Dia tidak mengutus seorang nabi untuk memberi amaran pada mereka. Istilah baik manusia mahupun hewan (haiwan) dianggap secara alternatifnya sebagai bermaksud bahawa haiwnan-haiwan juga telah dicemari. Hanya Nuh sahaja yang mendapat kasih karunia di mata Tuhan (Nachmanides rujuk Soncino).

Pihak-pihak penguasa rabbinikal kemudiannya pada penghujung ayat 8 terus memasukkan Haphtarah Bereshith yang diambil daripada Yesaya 62:5-63:10 yang bermula “Maka berfirmanlah Tuhan.” Teks ini adalah suatu teks penting yang menyebut tentang penebusan dan pemulihan Israel. Jelas sekali di dalam struktur ini, pemulihan Israel pada zaman akhir dilihat sebagai faktor bagi urutan pemahaman di dalam penciptaan itu sehinggalah banjir itu serta pentahiran bumi ini. Hal ini sendirinya adalah suatu kajian lain lagi.

Apa yang telah kita lihat di sini di dalam teks Kejadian ini adalah bahawa seluruh keturunan anak-anak Adam telah dicemari angkatan malaikat yang telah jatuh itu dan bahawa mereka terpaksa dimusnahkan sementara Nuh pula adalah tulen di dalam generasi-generasinya.

Konsepnya di sini adalah bahawa perempuan itu telah jatuh (murtad) dan telah diselamatkan di dalam pelahiran anaknya.

1Timotius 2:13-15 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. 14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. 15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Kita telah melihat bahawa keselamatan tidak tertakhluk pada kelahiran anak di dalam individu sahaja tetapi merujuk kepada jemaat dan pembangunan bangsa serta latihan umat-umat pilihan di dalam struktur tersebut. Tuhan meletakkan kita di dalam keluarga-keluarga (Matius 12:50; Efesus 3:15).

Tidak syak lagi daripada sini dan ayat-ayat di dalam Yudas 6 dan juga 1 Korintus 11:10 (rujuk Kejadian 24:65) bahawa para malaikat difahamkan bertanggungjawab ke atas pencemaran penciptaan. Perempuan ditudungkan kerana dosa asal ini seawal teks-teks di dalam Kejadian itu dan interaksi semua malaikat dengan manusia yang tercipta.

Tujuan penciptaan tersebut adalah supaya Tuhan dapat melanjutkan diriNya dan menjadi semua di dalam semua di dalam ciptaan di mana ianya diperluaskan di dalam struktur keluarga tanpa campur tangan malaikat. Struktur dosa asal pada mulanya adalah di dalam pencemaran penciptaan itu dan dengan itu Augustine dari Hippo tidak betul di dalam pemahamannya mengenai maksud serta tujuan teks-teks di dalam enam bab pertama buku Kejadian. Urutan generasi-generasi Adam menunjukkan bahawa keselamatan adalah suatu bentuk kedewasaan yang diajarkan bapa kepada anak selama suatu urutan generasi. Oleh itu konsep dosa asal tidak dapat diselamatkan di dalam struktur yang masih muda. Kita akan selanjutnya membincangkan Doktrin standard.