Selasa, 12 Juli 2011

Rahasia Panjang Umur untuk menikmati berkat-berkat Tuhan

Di sebuah pesta seorang anak muda sedang duduk semeja dengan sepasang kakek nenek yang nampak begitu rukun. Ketika tiba saatnya hidangan disajikan, anak muda tersebut mengamati ulah sang kakek yang tidak segera menyantap makanannya, melainkan berdiam diri saja. Ia pun penasaran dan bertanya kepada sang kakek, “Kenapa kek, kok tidak makan?” Sang kakek pun menjawab, “Lady first” Maksudnya, perempuan harus didahulukan. “Tapi nenek sudah makan hampir separuh piring, kek!” “Tak apa. Wong saya lagi nunggu gigi palsu yang digunakannya. Jadi harus selesai dulu makannya, baru tiba giliran saya.Gantian pakai gigi palsunya!”

Mungkin kita sedikit risih mendengar perkataan sang kakek. Mana ada gigi palsu yang dipakai bersama? Tetapi anekdote di atas menunjukkan bahwa panjang umum bisa membuat orang lebih sabar, dan lebih bijaksana. Orang yang panjang umur telah banyak makan asam garam dunia ini. Ia telah melewati pelbagai pengalaman yang membentuk karakternya. Ia dapat menjadi tempat bertanya. Seorang raja bernama Rehabeam, yang melanjutkan pemerintahan Raja Salomo pun pernah bertanya kepada orang-orang tua tentang apa yang harus dilakukannya berkenaan dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat. Sayangnya nasihat para orang tua itu diabaikannya, dan kerajaannya akhirnya terpecah menjadi dua.
Apa rahasia panjang umur? Pertama, sejak kecil ia hormat pada orang tua. Ia menabur rasa hormat kepada orang tuanya, maka Tuhan pun memberinya kesempatan menuai apa yang ditaburnya: dihormati di masa tuanya.
Kedua, menjaga pola makan, pola tidur, pola hidup. Ia harus mendisiplin dirinya dengan apa yang dikonsumsinya. Ia harus juga tertib waktu: kapan harus bekerja, kapan harus beristirahat. Sekalipun pada masa muda ia kuat, tetapi itu tidak berarti harus ‘dihabiskan’ sedemikian rupa, sehingga umur hidupnya lebih cepat dari yang seharusnya. Olahraga pun harus dilakukannya agar tubuh tetap prima dan kuman tidak mudah menyerang.
Ketiga, menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika hidup kita dibutuhkan oleh banyak orang, maka umumnya hidup kita pun panjang, agar lebih banyak orang lagi menikmati berkat-berkat jasmani dan rohani dari kehidupan kita. Seorang raja bernama Hizkia ditambah usianya 15 tahun oleh Tuhan, sebab ia memerintah dengan baik.
Keempat, hidup penuh penyerahan kepada Tuhan. Umur panjang ada di tangan kanan-Nya, dan di tangan kiri-Nya kekayaan, dan kehormatan, sampai selama-lamanya. Artinya, Tuhan berdaulat penuh atas kehidupan kita. Jika kita telah menghormati orang tua, mengatur pola hidup, berbuat kebaikan kepada semua orang, tetapi Tuhan berkehendak mengambil kehidupan kita karena tugas kita memang sudah selesai, maka itu sepenuhnya merupakan kewenangan-Nya. Kita tidak boleh menghakimi orang lain yang pendek umur. Bukankah Yesus Kristus sendiri pun hanya berusia 33,5 tahun? Tetapi kehidupan-Nya telah menjadi berkat bagi seluruh umat manusia di segala zaman. Ia adalah Juruselamat dunia.
Jadi pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa menajdi bagian kita untuk memenuhi syarat umur panjang seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci, tetapi menjadi keputusan Tuhan kapan Ia memanggil kita ke rumah Bapa. Intinya adalah bagaimana kita memiliki kehidupan yang berkualitas. Bukan masalah panjangnya, tetapi masalah kualitasnya.