Pada hari Kamis, 5 April 2007, satu hari sebelum Jumat Agung, harian terkemuka nasional Kompas memuat suatu artikel dengan judul “Kontroversi Temuan Makam Keluarga Yesus”. Sengaja mengambil waktu terbit menjelang Paskah, artikel yang ditulis oleh seorang dosen sekolah teologia ini membahas mengenai ditemukannya sebuah makam yang diduga merupakan makam keluarga Yesus dan berisi tulang belulang Yesus dan keluarganya.Tentunya dugaan seperti ini dapat membuat orang Kristen mempertanyakan kembali imannya. Bukankah Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Yesus Kristus bangkit kembali dari kematian setelah tiga hari di dalam kubur. Bukankah rasul Paulus juga menulis dalam I Kor 15:14 “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” Dan bahkan diulangi kembali pada ayat 17, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.”
Latar Belakang
Tanggal 4 Maret 2007, saluran televisi Discovery Channel menayangkan film dokumenter berjudul “The Lost Tomb of Jesus” dengan produser pelaksana James Cameron (sutradara film “Titanic”). Film ini diangkat dari buku James D. Tabor yang terbit tahun 2006, “The Jesus’ Dynasty”. Dalam bukunya Tabor menulis perihal ditemukannya sebuah makam di daerah Talpiot, sebelah selatan kota lama Yerusalem. Makam itu digali dalam kurun 1-11 April 1980 oleh arkeolog Amos Kloner, Yosef Gath, Eliot Braun dan Shimon Gibson. Di dalamnya ditemukan 10 osuarium (peti batu gamping tempat menyimpan tulang-belulang yang sudah kering).Menurut laporan, OKI (Otoritas Kepurbakalaan Israel) saat ini hanya menyimpan 9 osuarium dari makam Talpiot, satu dinyatakan hilang. Dari sembilan, tiga di antaranya tidak memiliki inkripsi (pahatan nama dari pemilik tulang belulang), sedangkan enam lainnya memuat inkripsi dalam bahasa Aram: (1) “Yesus anak Yusuf”, (2) “Maria”, (3) “Yoses”, (4) “Matius”, (5) “Yudas anak Yesus”, dan satu inkripsi dalam bahasa Yunani “Mariamene e Mara” yang berarti “Maria sang Master”. Menurut Tabor kuburan ini adalah kuburan dari keluarga Yesus Kristus orang Nazaret dengan alasan nama-nama mereka tercatat dalam Alkitab perjanjian baru (Mrk 6:3). Sedangkan Matius dianggap adalah sepupu Yesus berdasarkan Mrk “Matius anak Alfeus”. Hanya nama “Yudas anak Yesus” yang tidak tercatat dalam Alkitab. Tapi yang paling kontroversial, inkripsi “Mariamene e Mara” langsung disimpulkan sebagai “Maria Magdalena”.Tes DNA
Untuk mendukung penelitian mereka, pada tahun 2005 dilakukan tes DNA terhadap sisa-sisa endapan organik dari human residue yang menempel pada osuarium “Mariamene e Mara” dan “Yesus anak Yusuf” di laboratorium Paleo-DNA, Universitas Lakehead, Ontario, Kanada. Dari penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan persaudaraan antara “Yesus anak Yusuf” dan “Mariamene e Mara”. Kemudian penulis artikel di Kompas tersebut membuat pernyataan yang kami kutip di bawah ini:
“Artinya, Maria Magdalena (Penulis artikel tersebut sudah memiliki pendirian bahwa Mariamene e Mara pasti Maria Magalena, red.) dari makam Talpiot bukan ibu dari Yesus dan juga bukan saudara kandung perempuannya. Bisa jadi, karena ditemukan dalam satu makam keluarga, Maria Magdalena dalam makam talpiot ini adalah orang luar yang menjadi istri sah Yesus, dan bisa jadi juga “Yudas anak Yesus” adalah anak Maria Magdalena juga.” (red. garis bawah ditambahkan redaksi)
Perhatikan bagaimana penulis langsung terjun bebas membuat pernyataan walaupun dengan dasar asumsi yang sangat lemah. Kalaupun hasil tes DNA terhadap sisa-sisa jasad berumur 2000 tahun tersebut akurat dan menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan keluarga antara “Yesus anak Yusuf” dan “Mariamene e Mara” tidak langsung berarti mereka adalah suami istri. Kalaupun benar mereka adalah suami istri, kalaupun benar Mariamene e Mara adalah Maria Magdalena, apa bukti bahwa Yesus anak Yusuf adalah Yesus Kristus? Sebagai catatan, DNA yang diperiksa adalah mitokondria-DNA (mtDNA) yang hanya bisa membuktikan bahwa tidak ada hubungan se-ibu antara “Yesus anak Yusuf” dengan “Mariamene e Mara”, tetapi bisa saja “Mariamene e Mara” adalah anak, cucu atau saudara se-ayah lain ibu dari “Yesus anak Yusuf”. Hal ini tidak ditonjolkan dalam laporan Tabor, orang awam tentunya mudah tertipu jika tidak hati-hati.
Sebenarnya masih banyak sekali hal lain yang masih menimbulkan keraguan atas penelitian pendukung “Makam Yesus” ini. Misalnya bagaimana keluarga Yesus yang miskin dapat memiliki makam yang cukup mewah dan mengapa di Yerusalem, padahal Yesus dan keluarganya berasal dari Nazaret. Tabor berpendapat makam ini kemungkinan dibiayai oleh para pengikut Yesus, tetapi cara penulisan “Yesus anak Yusuf” tidak lazim dilakukan oleh pengikut Yesus, justru orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai anak Allah yang memanggil Yesus sebagai anak Yusuf (Yoh 6:42). Alasan mengapa nama “Mariamene e Mara” ditulis dalam bahasa Yunani karena Maria tinggal di daerah Galilea, utara Israeljuga tidak bisa diterima, karena Yesus dan keluarganya juga tinggal di daerah utara Israel, Nazaret.
Sumber : GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya
Latar Belakang
Tanggal 4 Maret 2007, saluran televisi Discovery Channel menayangkan film dokumenter berjudul “The Lost Tomb of Jesus” dengan produser pelaksana James Cameron (sutradara film “Titanic”). Film ini diangkat dari buku James D. Tabor yang terbit tahun 2006, “The Jesus’ Dynasty”. Dalam bukunya Tabor menulis perihal ditemukannya sebuah makam di daerah Talpiot, sebelah selatan kota lama Yerusalem. Makam itu digali dalam kurun 1-11 April 1980 oleh arkeolog Amos Kloner, Yosef Gath, Eliot Braun dan Shimon Gibson. Di dalamnya ditemukan 10 osuarium (peti batu gamping tempat menyimpan tulang-belulang yang sudah kering).Menurut laporan, OKI (Otoritas Kepurbakalaan Israel) saat ini hanya menyimpan 9 osuarium dari makam Talpiot, satu dinyatakan hilang. Dari sembilan, tiga di antaranya tidak memiliki inkripsi (pahatan nama dari pemilik tulang belulang), sedangkan enam lainnya memuat inkripsi dalam bahasa Aram: (1) “Yesus anak Yusuf”, (2) “Maria”, (3) “Yoses”, (4) “Matius”, (5) “Yudas anak Yesus”, dan satu inkripsi dalam bahasa Yunani “Mariamene e Mara” yang berarti “Maria sang Master”. Menurut Tabor kuburan ini adalah kuburan dari keluarga Yesus Kristus orang Nazaret dengan alasan nama-nama mereka tercatat dalam Alkitab perjanjian baru (Mrk 6:3). Sedangkan Matius dianggap adalah sepupu Yesus berdasarkan Mrk “Matius anak Alfeus”. Hanya nama “Yudas anak Yesus” yang tidak tercatat dalam Alkitab. Tapi yang paling kontroversial, inkripsi “Mariamene e Mara” langsung disimpulkan sebagai “Maria Magdalena”.Tes DNA
Untuk mendukung penelitian mereka, pada tahun 2005 dilakukan tes DNA terhadap sisa-sisa endapan organik dari human residue yang menempel pada osuarium “Mariamene e Mara” dan “Yesus anak Yusuf” di laboratorium Paleo-DNA, Universitas Lakehead, Ontario, Kanada. Dari penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan persaudaraan antara “Yesus anak Yusuf” dan “Mariamene e Mara”. Kemudian penulis artikel di Kompas tersebut membuat pernyataan yang kami kutip di bawah ini:
“Artinya, Maria Magdalena (Penulis artikel tersebut sudah memiliki pendirian bahwa Mariamene e Mara pasti Maria Magalena, red.) dari makam Talpiot bukan ibu dari Yesus dan juga bukan saudara kandung perempuannya. Bisa jadi, karena ditemukan dalam satu makam keluarga, Maria Magdalena dalam makam talpiot ini adalah orang luar yang menjadi istri sah Yesus, dan bisa jadi juga “Yudas anak Yesus” adalah anak Maria Magdalena juga.” (red. garis bawah ditambahkan redaksi)
Perhatikan bagaimana penulis langsung terjun bebas membuat pernyataan walaupun dengan dasar asumsi yang sangat lemah. Kalaupun hasil tes DNA terhadap sisa-sisa jasad berumur 2000 tahun tersebut akurat dan menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan keluarga antara “Yesus anak Yusuf” dan “Mariamene e Mara” tidak langsung berarti mereka adalah suami istri. Kalaupun benar mereka adalah suami istri, kalaupun benar Mariamene e Mara adalah Maria Magdalena, apa bukti bahwa Yesus anak Yusuf adalah Yesus Kristus? Sebagai catatan, DNA yang diperiksa adalah mitokondria-DNA (mtDNA) yang hanya bisa membuktikan bahwa tidak ada hubungan se-ibu antara “Yesus anak Yusuf” dengan “Mariamene e Mara”, tetapi bisa saja “Mariamene e Mara” adalah anak, cucu atau saudara se-ayah lain ibu dari “Yesus anak Yusuf”. Hal ini tidak ditonjolkan dalam laporan Tabor, orang awam tentunya mudah tertipu jika tidak hati-hati.
Osuarium Yakobus
Pada tanggal 21 Oktober 2002, Biblical Archaelogy Review dan Discovery Channel mengumumkan telah ditemukan sebuah osuarium dengan inkripsi bahasa Aram “Yakobus, anak Yusuf, saudara dari Yesus”. Osuarium ini dimiliki oleh Oded Golan, seorang pedagang barang antik kelahiran Tel Aviv, dan segera menjadi sorotan dunia pada saat itu. Tabor berpendapat bahwa osuarium Yakobus ini adalah osuarium yang hilang dari 10 osuarium Talpiot. Saat ini mereka sedang mengusahakan untuk mendapatkan izin dari OKI untuk melakukan tes DNA terhadap osuarium Yakobus. Jika cocok dengan DNA “Yesus anak Yusuf” maka menurut Tabor tidak terbantahkan lagi bahwa makam keluarga Talpiot adalah makam keluarga Yesus dari Nazaret, karena Alkitab sendiri menyebutkan bahwa Yakobus adalah saudara Yesus.Sampai saat ini kita dapat melihat ada hal yang janggal dimana para pendukung ‘Tulang Belulang Yesus’ di satu sisi membantah pernyataan Alkitab yang menyebutkan bahwa Yesus bangkit dari kubur, tapi di sisi lain mereka menggunakan Alkitab untuk mendukung pernyataan mengenai silsilah keluarga Yesus. Sebagai catatan, Oded Golan, pedagang barang antik yang memiliki osuarium Yakobus ini sekarang sedang mendekam dalam penjara di Israel dengan tuduhan pemalsuan tulisan “saudara dari Yesus”, berdasarkan hasil tes laboratorium terhadap inkripsi tersebut. Tetapi Tabor tetap beranggapan bahwa osuarium Yakobus ini kemungkinan besar adalah osuarium yang hilang dari makam Talpiot.Statistik
Berdasarkan temuan makam Talpiot dan osuarium Yakobus, Tabor membuat perhitungan statistik yang menyimpulkan bahwa kemungkinan dalam satu makam terdapat nama “Yesus”, “Maria”, “Maria Magdalena” dan “Yoses” sekaligus peluangnya adalah 1:600, artinya dalam 600 makam hanya akan ada satu kemungkinan makam seperti di Talpiot. Jika osuarium Yakobus ditambahkan maka peluangnya menjadi 1:30.000. Artinya dari 30.000 makam, hanya ada satu kemungkinan makam seperti di Talpiot, dengan kata lain kecil kemungkinan makam Talpiot ini adalah makam dari Yesus, Maria, Yoses dan Yakobus yang bukan keluarga kudus.Pada kenyataannya salah satu arkeolog Talpiot sendiri, yaitu Amos Kloner, bulan lalu membuat klarifikasi dalam suatu wawancara yang menyebutkan bahwa osuarium Yakobus tidak mungkin merupakan salah satu dari osuarium Talpiot karena ukurannya berbeda, dia juga menyebutkan alasan-alasan lain. Pernyataan ini menyebabkan James Tabor juga harus ‘menyesuaikan’ pendapatnya terhadap osuarium Yakobus, ia mengatakan peluang statistik makam Talpiot sebagai makam keluarga Yesus Kristus berubah dari “potential” menjadi sekedar “near certain”.(http://benwitherington.blogspot.com/2007/03/amos-kloner-interviewed-by-darrell-bock.html)
Richard Bauckham dalam buku “Jesus and the Eyewitnesses: The Gospels as Eyewitness Testimony” menuliskan 99 nama Yahudi paling populer pada abad pertama, berikut 11 nama paling atas: Simon, Yusuf (=Yoses), Lazarus, Yehuda (=Yudas), Yohanes, Yosua (=Yeshua, Yesus), Ananias, Yonatan, Matius, Menahem, dan Yakobus. Seperti terlihat semua nama laki-laki dari makam Talpiot ada dalam daftar nama paling populer tersebut. Sedangkan untuk nama wanita, Maria berada dalam urutan pertama, setelah itu Salome, Shelamizon, Marta, Yoana, Safira, Berenice, Imma dan Mara. Jadi bukanlah hal yang aneh jika ada makam dengan nama Yesus, Yusuf, Matius atau Maria dalam satu tempat. Sebagai gambaran nama Yesus atau Yusuf pada jaman itu sama populernya seperti nama Ketut atau Wayan diSebenarnya masih banyak sekali hal lain yang masih menimbulkan keraguan atas penelitian pendukung “Makam Yesus” ini. Misalnya bagaimana keluarga Yesus yang miskin dapat memiliki makam yang cukup mewah dan mengapa di Yerusalem, padahal Yesus dan keluarganya berasal dari Nazaret. Tabor berpendapat makam ini kemungkinan dibiayai oleh para pengikut Yesus, tetapi cara penulisan “Yesus anak Yusuf” tidak lazim dilakukan oleh pengikut Yesus, justru orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai anak Allah yang memanggil Yesus sebagai anak Yusuf (Yoh 6:42). Alasan mengapa nama “Mariamene e Mara” ditulis dalam bahasa Yunani karena Maria tinggal di daerah Galilea, utara Israeljuga tidak bisa diterima, karena Yesus dan keluarganya juga tinggal di daerah utara Israel, Nazaret.
Sumber : GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya