Minggu, 23 November 2014

Cara untuk Mengembangkan Sukacita

By. Rick Warren
Sukacita itu seperti otot. Semakin banyak Anda melatihnya, maka ia akan semakin kuat. Izinkan saya menyarankan empat jenis latihan untuk mengembangkan sukacita yang muncul dari dalam hati.
Lakukan empat hal ini untuk enam bulan ke depan dan lihatlah perbedaan yang terjadi dalam hidup Anda. Saya jamin Anda akan menjadi orang yang lebih positif dan bersukacita. Hal ini berhasil dalam kehidupan saya beberapa tahun yang lalu ketika saya memutuskan untuk melakukannya.
Pertama-tama, kembangkanlah sikap bersyukur. Satu Tesalonika 5.18 berkata, "Mengucap syukurlah dalam segala perkara, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus." Itulah yang dinamakan sikap mengucap syukur. Perhatikan lagi, kita tidak perlu berterima kasih untuk seluruh keadaan, tetapi di dalam seluruh keadaan.
Ahli psikologis mengatakan bahwa mengucap syukur merupakan emosi yang paling menyehatkan. Hans Seyle, bapak ilmu stres, menyatakan bahwa ungkapan syukur menimbulkan energi emosi yang lebih daripada sikap yang lain di dalam kehidupan kita. Tidakkah Anda melihat kebenarannya bahwa orang yang sangat sering mengucap syukur adalah orang yang paling berbahagia.
Saya menantang Anda untuk mencari cara untuk mengungkapkan terima kasih dalam minggu ini dan lihatlah perbedaannya. Anda bisa menulis ungkapan terima kasih terhadap seseorang atau menelepon seseorang bahwa dia begitu berarti dalam kehidupan Anda. Dan, jangan lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Pemazmur berkata, "Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya" (Mazmur 28.7). Jika Anda bukan orang yang bersukacita, mulailah dengan pujian kepada Tuhan dan perhatikan perubahan sikap Anda.
Kedua, galilah sukacita batiniah dengan cara memberi. Yesus mengajarkan kepada kita, "Adalah lebih berbahagia memberi dari menerima" (Kisah Para Rasul 20.35). Orang berkata bahwa ketika waktu untuk memberi tiba, banyak orang tidak melakukan apa-apa. Apa yang dikatakan Alkitab? "Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2 Korintus 9.7). Mengapa? Karena mungkin kita menyerupai Allah ketika kita memberi, dan Dia tidak memberi dengan bersungut-sungut.
Lagipula, pemberian kita menentukan berapa banyak yang Tuhan dapat lakukan dalam kehidupan kita. Ketika kita memberi dengan sukacita kepada-Nya, kita membuka diri kita untuk menerima dengan cuma-cuma daripada-Nya. Maleakhi 3.10 berkata, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai bekelimpahan." Ini adalah tantangan surgawi!
Cara ketiga mengembangkan sukacita batiniah adalah melalui pelayanan: berilah hidup Anda untuk menolong orang lain. Yesus berkata bahwa kita harus kehilangan nyawa kita untuk menyelamatkannya (Markus 8.35). Dalam Kitab Efesus, Paulus mengingatkan kita, "Dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan' (Efesus 6.7). Mereka yang paling berbahagia biasanya terlalu sibuk melayani dan membantu orang lain.
Sukacita timbul ketika kita tidak berfokus pada diri sendiri. Ada banyak tempat pelayanan di gereja Anda yang sedang menanti orang-orang seperti Anda. Tanyakanlah kepada gembala atau ketua sekolah Minggu Anda apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka. Hal itu akan membuat hari-hari Anda lebih berarti lagi.
Latihan terakhir untuk mengembangkan sukacita batiniah adalah dengan menjadi saksi Kristus bagi orang lain. Yesus berkata akan ada sukacita di surga ketika seseorang menerima Kristus (Lukas 15.10). Sukacita terbesar saya adalah ketika saya memberi hidup saya bagi Yesus Kristus; sukacita yang kedua adalah memperkenalkan-Nya kepada orang lain. Bayangkan situasi di surga: Seseorang yang pernah Anda injili datang dan berkata, "Saya berterima kasih kepadamu karena perhatian dan waktu yang engkau sediakan bagiku. Aku ada di sini karena engkau peduli dan telah menceritakan Yesus kepadaku." Saya beri tahu, itulah saat yang penuh dengan sukacita. Bahkan, itulah puncak sukacita di atas permukaan bumi ini karena Anda telah membantu kelahiran anak yang baru ke dalam keluarga Allah.
Suatu ketika saya menjumpai seorang Kristen yang berkata, "Saya kehilangan sukacita." Pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah, "Kapan terakhir Anda membawa jiwa bagi Kristus?" Biasanya mereka menjawab bahwa hal itu sudah lama sekali. Mengenai teman Yahudinya, Paulus berkata, "Keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan." (Roma 10.1). Mintalah kepada Tuhan agar Anda mempunyai beban seperti itu.
Sukacita menjadi sukar dipahami karena praktek untuk menghasilkannya berlawanan dengan konsep sukacita yang diajarkan budaya kita. Budaya kita berkata, "Hiduplah untuk dirimu sendiri dan lupakanlah orang lain." Tetapi, Tuhan kita mengatakan bahwa sukacita tumbuh karena sikap yang mengucap syukur dan memberikan harta, waktu, dan pengetahuan kita akan Kabar Baik. Saya menantang Anda untuk melakukan 4 latihan ini selama 6 minggu. Jika Anda melatihnya dengan setia, saya jamin Anda akan menjadi orang yang lebih berbahagia.