Minggu, 26 Oktober 2014

Berdiam diri di dalam Tuhan - Sumber Kekuatan Sejati ( Oleh Fenelon )

(Renungan singkat dari Fenelon dalam menjawab pertanyaan seorang saudara yang berkonseling kepadanya)
Dalam hal berbuat sesuatu bagi Tuhan, Anda akan menemukan bahwa cita-cita, semangat berapi-api, perencanaan yang teliti dan kemampuan untuk mengungkapkan diri dengan baik tidaklah begitu penting. Hal yang terpenting adalah penyerahan yang mutlak kepada Tuhan. Anda dapat melakukan apa saja yang Ia mau Anda lakukan jika Anda berjalan di dalam terang yang muncul dari penyerahan diri yang sepenuhnya kepada Dia.
Hidup dengan cara yang ini melibatkan kematian yang terus menerus, hal yang sangat sedikit diketahui orang. Tetapi hanya di dalam posisi inilah Anda dapat sesungguhnya efektif bagi Tuhan. Sepatah kata yang diucapkan kepada orang lain dari posisi ini akan dapat mengubah keadaan. Saat Anda berbicara dari posisi penyerahan total kepada Tuhan, yang berbicara sebenarnya adalah Roh Tuhan, dan kata-kata yang Anda ucapkan tidak akan kehilangan sedikit pun dari kekuatan dan otoritas yang berasal dari-Nya. Mungkin yang diucapkan hanya satu kata - tapi kata itu menerangi, membujuk, memberkati dan menggerakkan orang itu untuk bertindak. Dalam keadaan ini walaupun kita belum berkata apa-apa dari diri kita sendiri, tetapi kita sudah berhasil. Di sisi lain, jika manusia lama ini diizinkan beraksi, kita akan selama-lamanya berbicara. Kita mendiskusikan seribu satu kemungkinan. Kita akan selalu merasa bahwa kita belum cukup banyak memberi nasihat atau belum cukup berbuat sesuatu. Kita merasa marah, gelisah, lelah, tak terfokus, dan pada akhirnya tidak mencapai apa-apa.
Saya mengatakan ini karena saya memperhatikan satu kecenderungan di dalam diri Anda untuk berbicara tentang masalah dan bukannya menyerahkan diri Anda kepada Tuhan dan menyerahkan segala sesuatu kepada Dia. Secara jasmaniah dan rohaniah adalah lebih bijaksana jika kita dengan tenang menempatkan segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan.
Anda tidak dapat mengubah manusia dari menjadi manusia. Manusia akan tetap lemah, sombong, tidak dapat diandalkan, tidak adil, munafik dan arogan. Dunia tetap akan duniawi. Dan Anda tidak dapat mengubahnya. Manusia akan selalu menuruti kecenderungan hati dan kebiasaannya. Dan karena Anda tidak dapat mengubah kepribadian mereka, tindakan yang paling bijaksana adalah untuk membiarkan saja mereka dan berusaha untuk menerima apa adanya. Janganlan mengizinkan diri Anda menjadi resah dan bingung saat Anda melihat orang bertindak tidak adil dan tidak wajar. Beristirahatlah di dalam pelukan Tuhan. Ia melihat semuanya lebih jelas dari Anda, namun Ia mengizinkannya. Jadi, lakukanlah apa yang Anda rasa Anda harus lakukan, dengan tenang dan diam dan janganlah khawatir tentang hal-hal yang lain.
(Fenelon, atau nama penuhnya Francois de Salignac de La Mothe Fenelon, adalah Uskup Agung Cambrai di Perancis pada abad ke-17. Renungan singkat di atas diambil dari koleksi surat-suratnya)