Katanya, "Apa yang saya lakukan bukan tanpa pengorbanan. Saya
dan keluarga saya tahu dan menerima itu. Saya hanya akan melihat istri dan
anak-anak satu atau dua kali dalam waktu satu tahun ini. Kondisi keuangan saya
juga tidak memungkinkan saya melakukan perjalanan ini, saya sudah menerima
kenyataan bahwa saya akan kehilangan mobil dan properti saya. Hal-hal itu,
bagaimanapun, sangat tidak berarti saat dibandingkan dengan jika saya tidak
menempuh perjalanan ini. Saya bisa saja membeli mobil atau properti yang lain,
tetapi saya tidak akan dapat membeli hidup yang lain. Satu-satunya hal yang
paling berharga adalah hal yang tidak dapat dibeli dengan uang...yakni
hidup."
Harga yang perlu dibayarnya ternyata lebih tinggi dari yang
diperkirakannya. Istrinya, April, yang pada awalnya mendukung perjalanannya,
akhirnya berubah pikiran dan menceraikan dia.
Dan
untuk merebut kembali hidupnya ia tahu ia harus keluar dari lingkaran setan itu.
Jadi perjalanan ini bukan sekadar tentang penurunan berat badan tetapi lebih
merupakan satu perjalanan untuk memurnikan jiwa dan raganya.
Langkah yang diambil oleh Steve memang sangat patut dipuji
walaupun tetap saja ada yang mengkritik dia sebagai egois dan gagal
bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi baginya perjalanan panjang ini
harus dilakukannya untuk merebut kembali hidupnya. Katanya, "Saya
mengorbankan waktu 1 tahun dari kehidupan saya sekarang untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik, lebih kurus, sehat dan sejahtera selama 30-40 tahun
ke depan." Satu pertukaran yang memang pantas dilakukan.
Steve rela membayar harga yang cukup tinggi untuk memperoleh
30-40 tahun kehidupan yang lebih baik di dunia ini. Hal ini membuat saya
berpikir, kira-kiranya apakah yang rela kita korbankan untuk mendapatkan hidup
yang bahkan lebih dari 3000 - 4000 tahun?
Menurut pengamatan Thomas Kempis, penulis buku klasik
Imitation of Christ, "Untuk imbalan kecil, manusia akan bergegas
melakukan perjalanan yang panjang, tapi untuk hidup kekal, banyak yang enggan
mengambil bahkan satu langkah pun."
Sejauh manakah sudah kita melangkah menuju hidup yang
kekal?