Selasa, 09 September 2014

Sejauh Manakah Anda Rela Melangkah untuk Tuhan?

 
Steve Vaught, seorang pria berumur 40 tahun dengan berat badan 190 kg mengambil langkah drastik berjalan kaki sejauh 4500 km dari San Diego ke New York dengan harapan dapat menurunkan berat badannya. Perjalanan yang ditempuhnya mengambil waktu lebih dari satu tahun. Hal ini dilakukannya karena merasa tidak lagi dapat menikmati hidup karena badannya yang sudah terlalu gemuk. Untuk menyelesaikan perjalanan yang panjang dan melelahkan ini Steve harus membayar harga yang mahal.
Katanya, "Apa yang saya lakukan bukan tanpa pengorbanan. Saya dan keluarga saya tahu dan menerima itu. Saya hanya akan melihat istri dan anak-anak satu atau dua kali dalam waktu satu tahun ini. Kondisi keuangan saya juga tidak memungkinkan saya melakukan perjalanan ini, saya sudah menerima kenyataan bahwa saya akan kehilangan mobil dan properti saya. Hal-hal itu, bagaimanapun, sangat tidak berarti saat dibandingkan dengan jika saya tidak menempuh perjalanan ini. Saya bisa saja membeli mobil atau properti yang lain, tetapi saya tidak akan dapat membeli hidup yang lain. Satu-satunya hal yang paling berharga adalah hal yang tidak dapat dibeli dengan uang...yakni hidup."
Harga yang perlu dibayarnya ternyata lebih tinggi dari yang diperkirakannya. Istrinya, April, yang pada awalnya mendukung perjalanannya, akhirnya berubah pikiran dan menceraikan dia.
 
 
Walaupun harga yang harus dibayarnya begitu tinggi tetapi Steve tidak menyesal karena imbalan yang diperolehinya tidak membuat usahanya sia-sia. Katanya, "Saya telah menghabiskan 15 tahun menyesali masa lalu saya dan merasa takut memikirkan masa depan saya. Sekarang saya hidup buat waktu ini." Lima belas tahun yang lalu Steve merupakan seorang pria langsing yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan. Tetapi ia mulai menjadikan makanan sebagai suatu bentuk pelarian setelah ia tanpa sengaja menabrak mati dua wanita tua saat mengemudi. Rasa bersalah yang menghantui nuraninya membuatnya berusaha menutupi rasa bersalah itu dengan mencari penghiburan dalam makanan.
Dan untuk merebut kembali hidupnya ia tahu ia harus keluar dari lingkaran setan itu. Jadi perjalanan ini bukan sekadar tentang penurunan berat badan tetapi lebih merupakan satu perjalanan untuk memurnikan jiwa dan raganya.
Langkah yang diambil oleh Steve memang sangat patut dipuji walaupun tetap saja ada yang mengkritik dia sebagai egois dan gagal bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi baginya perjalanan panjang ini harus dilakukannya untuk merebut kembali hidupnya. Katanya, "Saya mengorbankan waktu 1 tahun dari kehidupan saya sekarang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih kurus, sehat dan sejahtera selama 30-40 tahun ke depan." Satu pertukaran yang memang pantas dilakukan.
Steve rela membayar harga yang cukup tinggi untuk memperoleh 30-40 tahun kehidupan yang lebih baik di dunia ini. Hal ini membuat saya berpikir, kira-kiranya apakah yang rela kita korbankan untuk mendapatkan hidup yang bahkan lebih dari 3000 - 4000 tahun?
Menurut pengamatan Thomas Kempis, penulis buku klasik Imitation of Christ, "Untuk imbalan kecil, manusia akan bergegas melakukan perjalanan yang panjang, tapi untuk hidup kekal, banyak yang enggan mengambil bahkan satu langkah pun."
Sejauh manakah sudah kita melangkah menuju hidup yang kekal?