Senin, 30 September 2013

LEPAS DARI JERAT KEFASIKAN!

MAZMUR 119:57-64

Mazmur 119 termasuk dalam golongan mazmur hikmat, dimana berisi kebijaksanaan Tuhan yang menuntun pembacanya untuk hidup yang berhasil dan berkenan kepada Tuhan. Pada ayat 61, Pemazmur menyatakan bahwa ada “tali-tali orang fasik yang membelit dirinya”. Memang benar bahwa mazmur 119 seringkali menunjukkan bahwa Pemazmur menghadapi orang-orang fasik yang ingin menghancurkannya. Tetapi perhatikan istilah ‘tali-tali’ di sini menunjukkan bukan hanya apa yang dilakukan orang fasik yang berbahaya, tetapi kefasikan itu sendiri sangat berbahaya! Ya, kefasikan menggodai kita untuk berbuat dosa (band. terjemahan NLT). Tahukah Saudara bahwa di dunia ini jerat kefasikan siap membelit Saudara dan saya, orang yang percaya kepada Kristus? “Fasik” artinya jahat, juga menunjuk pada orang yang tidak melakukan kebenaran Allah. Nah, yang lebih berbahaya adalah gaya hidup fasik, gaya hidup yang jahat, yang melawan Allah. Inilah yang berusaha menjerat kita. Lihat saja sekarang ini gaya hidup yang penuh dosa dan kejahatan ditawarkan! Cara berpikir duniawi, cepat kaya, meski cara yang jahat dan berdosa, cara berkeluarga dijerat dengan gaya hidup ‘kawin cerai’, perselingkuhan dianggap biasa, pergaulan bebas dan gaya pacaran yang tidak dalam kekudusan, gaya berpakaian yang seronok, dan masih banyak lagi. Ini semua dunia tawarkan bukan? Semua nampak ‘menarik’ dan ‘menyenangkan’ tapi membinasakan! Mari kita sungguh-sungguh waspada terhadap jerat kefasikan!



Puji Tuhan, dalam ayat-ayat yang kita baca, Pemazmur bukan saja menunjukkan adanya jerat kefasikan saja, tetapi bagaimana luput darinya!

1. Memiliki KOMITMEN dengan TUHAN! (ayat 57).

Pemazmur berkomiten, berjanji untuk memegang firman Tuhan. Ini langkah pertama yang penting. Apakah Saudara mau berkomitmen untuk memegang firman Tuhan? Jangan hanya berhenti mendengar Firman Tuhan Yesus di gereja atau membaca Alkitab di rumah, tetapi responi firman Tuhan itu dengan kerinduan melakukannya dan miliki komitmen yang kuat!

2. Miliki PERSEKUTUAN yang akrab dengan TUHAN (ayat 58, 62).

Dalam bahasa Ibrani ayat 58 diterjemahakan “aku memohon di depan wajahMu...”. ini menunjukkan bahwa Pemazmur jelas bukan hanya memiliki komitmen, tetapi dia membangun persekutuan yang erat dengan Tuhan. Bahkan malam-malam Pemazmur bangun untuk mencari Tuhan (ayat 62). Bagaimana dengan kita? Kita tidak dapat melawan jerat kefasikan yang jujur saja ‘menggiurkan’, tetapi kita dapat segera ‘melekat’ pada Tuhan Yesus dan mendapatkan kekuatan serta kuasaNYa untuk hidup berkemenangan atas jerat kefasikan ini. Mari bangunlah persekutuan yang karib dengan Tuhan kita, Yesus Kristus!



3. Miliki waktu dan hati untuk INTROSPEKSI diri di hadapan TUHAN (ayat 59 band. 64).

Pemazmur memeriksa jalan hidupnya yang lalu dengan Tuhan. Pemazmur melakukan apa yang tepat. Ini bukan sikap ‘sulit melupakan yang lalu’, tetapi ini sikap introspeksi diri, sikap merendahkan diri dan belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu. Mari kita sadari bahwa untuk dikoreksi adalah sakit dan terlalu sering kita TIDAK MAU. Itu sebabnya kita tidak menjadi LEBIH BAIK, kita tetap sama buruknya dengan masa yang lalu! Berikan waktu dan hati Saudara untuk introspeksi diri di hadapan Tuhan Yesus! Apa yang kita dapatkan? Pertama, Tuhan Yesus akan menunjukkan kelemahan, kesalahan dan dosa kita untuk diakui dan diperbaiki oleh Dia. Kedua, kita menerima tuntunan Tuhan Yesus untuk bertindak ke depan (ayat 64b). Jika demikian, mari introspeksi diri setiap hari, saat kita bersekutu dengan Tuhan. Ijinkan Tuhan memimpin hidup kita!

4. Miliki TINDAKAN NYATA: Lakukan firman TUHAN (ayat 60).

Hanya komitmen, doa dan introspeksi tidaklah cukup tanpa ini: TAAT melakukan Firman Tuhan! Bahkan Pemazmur berkata “aku bersegera dan tidak berlambat-lambat”. Segera lakukan firman Tuhan , jangan berlambat-lambat. Ketaatan sangat penting. Karakter dibangun dari kebiasaan yang kita lakukan terus menerus. Jadi, jika kita taat, taat dan terus menerus taat, kita sedang membangun karakter taat kita! Jangan menolak Firman Tuhan yang kita baca dan dengar, mari kita taati dan bertumbuh dalam ketaatan. Kita akan terkejut, karena tiba-tiba kita sadari kita telah berulang kali lepas dari jerat kefasikan!

5. Miliki PERSEKUTUAN dengan ORANG-ORANG YANG TAKUT akan TUHAN (ayat 63).

Pemazmur menetapkan diri untuk bersekutu hanya dengan orang-orang yang takut akan Tuhan! Ini bukan berarti kita kemudian tidak bergaul dengan semua lapisan masyarakat, tetapi “persekutuan” harus ditentukan bukan? Dengan siapa kita bersahabat erat itu sangat berpengaruh. Dunia menyebutnya “pengaruh lingkungan”! Paulus mengingatkan bahwa “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik!” (1 Korintus 15:33). Nah, ayo kita bersekutu dengan orang-orang yang takut akan Tuhan, maka itu akan memberi pengaruh yang baik menghindarkan kita dari jerat kefasikan. Berikutnya, persekutuan dengan orang-orang yang takut akan Tuhan Yesus akan memberikan kita kesempatan untuk menerima dorongan dan kekuatan untuk hidup benar dan lepas dari jerat kefasikan!

Akhirnya, waspadalah karena jerat kefasikan mengintai Saudara dan saya, mari kita miliki komitmen untuk melakukan firman Tuhan, bangun persekutuan dengan Tuhan Yesus, introspeksi diri setiap hari, lakukan firmanNya dan jagalah pergaulan Saudara memasuki tahun baru ini. Hanya Tuhan Yesus yang menolong, menguatkan dan memberi kemenangan untuk terlepas dari jerat kefasikan!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.