Senin, 09 September 2013

Hidup Hanya Sementara

Yakobus 4:13-14
seperti Uap adalah merupakan gambaran dari kesementaraan kehidupan ini. Dalam pembacaan kita hari ini ada sebuah komunitas yang begitu yakin akan keuntungan dalam usaha dagangnya (ayat 13). Siapa kita, (kaya, miskin, sehat) hidup kita seperti uap!

Yakobus mendorong kita untuk menyadari bahwa hidup kita seperti uap sehingga bisa menumbuhkan kesadaran tentang:

I. KESADARAN TENTANG KEBERADAAN

Uap adalah suatu keberadaan dari suatu sumber, uap tersebut menyatakan atau menjelaskan sumber tersebut. Hidup kita digambarkan seperti uap, dan sumber ‘uap’ tersebut adalah Kristus. Keberadaan kita harus bisa menjelaskan Kristus sebagai sumber kita dan seharusnya kita bisa menyatakan Kristus bagi dunia ini. Hal ini bisa kita tunjukkan pada saat kita bertutur kata dan bertingkahlaku yang seperti Kristus lakukan

II. KESADARAN TENTANG KEMUNGKINAN

Uap keberadaannya bisa lama atau juga bisa saja cuma sebentar. Sama halnya dengan kehidupan kita sebagai manusia, bisa masih lama atau tinggal sebentar. Oleh sebab itu jangan kita merasa kita hidup karena kekuatan kita sendiri seperti komunitas yang Yakobus maksudkan (ayat 13). Kita ada di dunia ini karena kemurahan Tuhan, oleh sebab itu kita harus tetap di jalannya Kristus. Jadi kita siap sedia kapan saja sampai Tuhan memanggil kita dan kita didapati dalam keadaan yang tak bercacat.

III. KESADARAN TENTANG KEPASTIAN

Setiap kita pasti lenyap seperti uap, artinya suatu kali kita harus kembali kepada Tuhan atau meninggal dunia. Oleh sebab itu kita harus bijaksana dengan hidup ini. Kita harus menjadi instrumen Allah untuk menggenapkan rencanaNya di dalam dunia ini.

ketiga kesadaran yang ditumbuhkan oleh Yakobus dalam setiap kita membawa kita untuk hidup benar dan berkarya bagi Kristus, dengan kata lain jangan sia-siakan waktu-waktu dalam hidup kita(Yakobus 4:15).

Karena sumber kita adalah Kristus, seharusnya kita meletakkan Kristus sebagai yang utama di setiap rancangan-rancangan yang kita miliki. Ketika kita tidak melibatkan membuat kita merasa setiap kesuksesan dan keberhasilan yang kita miliki adalah kemampuan kita sendiri. Sadarilah, tanpa Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15), sama seperti ranting yang harus melekat pada pokoknya. Kristus adalah segalanya bagi kita, jangan yang lain. Karena itu mulailah persekutuan dengan Tuhan dan libatkanlah Tuhan dalam setiap perencanaan kita.

Kita tidak layak menyombongkan diri dengan keberhasilan atau kemampuan kita. Ingat, apa yang bisa kita lakukan adalah karena Tuhan. Buang segala kesombongan dan keangkuhan dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kita menjadi orang yang tetap rendah hati, dan bersyukur atas kepercayaan yang Tuhan beri.

Janganlah kita menunda untuk berbuat baik (ayat 17), karena kita tidak tahu apakah besok kita masih ada dan masih bisa berbuat baik? Karena hidup kita singkat, jangan tunda untuk berbuat baik. Tuhan yesus memberkati.

Pdt. Abednego Ezron Susanto, M.A