Senin, 26 Agustus 2013

MAKNA MALAM PERJAMUAN PASKAH

Matius 26:26-29

Perjamuan malam terakhir yang dilakukan Tuhan Yesus ini ditetapkan-Nya untuk kita lakukan (1 Korintus 11:23-25; Lukas 22:19 band. Kisah Para Rasul 2:42). Jadi, Perjamuan Kudus yang sekarang ini dilakukan gereja adalah meneruskan perintah Tuhan Yesus. Tahukah Saudara bahwa perjamuan malam terakhir sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan itu adalah perjamuan malam Paskah-nya orang Yahudi? Ya, perjamuan malam itu adalah perjamuan malam untuk memperingati paskah-nya orang-orang Yahudi (ayat 17-19 band. Keluaran 12:1-28). Dan saat perjamuan malam itu Tuhan Yesus memberikan makna yang baru, yang sama sekali berbeda. Apa makna malam perjamuan paskah yang Tuhan Yesus tetapkan bagi kita itu?

1. Perjamuan Paskah Tuhan Yesus Menandai Kelepasan Kekal dari Hukuman Dosa!

Pada makan malam Paskah itu, Tuhan Yesus menegaskan suatu makna yang baru dari Paskah Perjanjian Lama. Tuhan Yesus sedang menegaskan bahwa Dia-lah Anak Domba yang dikurbankan saat Paskah! “Bayangan” dari Perjanjian Lama sedang digenapi oleh dan di dalam Tuhan Yesus. Perhatikan ‘kemiripan’ dari perjamuan malam Tuhan Yesus dengan yang terjadi pada perjamuan malam Paskah dalam kitab Keluaran 12. Saat makan malam perjamuan Paskah, orang Yahudi menyembelih anak domba umur setahun yang tidak bercela untuk perjamuan malam (Keluaran 12:1-8). Sedangkan pada perjamuan malam yang Tuhan Yesus lakukan, Tuhan menyatakan bahwa kurban Paskah adalah diri-Nya (Matius 26:26-28). “Inilah tubuhKu, ....Inilah darahKu...”. Tuhan Yesus menjadi penggenapan dari tipologi Perjanjian Lama. Dia menjadi kurban Paskah bagi murid-muridNya dan juga bagi kita! Berikutnya, jika Paskah orang Yahudi memperingati kelepasan mereka dari tulah kematian anak sulung dan kelepasan dari Mesir, maka pada malam perjamuam malam Tuhan Yeus menyatakan bahwa oleh kurban tubuh dan darahNya, kita beroleh pengampunan, kelepasan dari dosa dan hukumannya!

2. Perjamuan Paskah Tuhan Yesus memberikan kepastian bahwa kita beroleh hidup yang kekal!

Dalam perjamuan malam itu Tuhan Yesus mengakhiri dengan sebuah pernyataan yang bahwa murid-muridNya akan bersama-sama denganmenikmati perjamuan malam dalam kerajaan Bapa (ayat 29) Artinya, mereka pasti beroleh hidup kekal dalam Kerajaan Allah. Bukan saja murid-murid, tetapi kita yang percaya kepadaNya. Jadi, Tuhan Yesus dalam perjamuan malam itu memberikan kepastian bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya kepastian hidup kekal bersama Tuhan Yesus.

Nah, secara sederhana Perjamuan Kudus mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus sudah mengurbankan diriNya bagi kita sehingga kita beroleh kelepasan dari dosa dan hukuman dosa. Kita sudah menerima pengampunan. Bukan itu saja, bahkan kita beroleh kepastian keselamatan, hidup kekal bersamaNya dalam kerajaan Bapa! Lalu apa yang harus kita buat? Pertama, bersyukurlah setiap hari atas anugerah Tuhan yang luar biasa ini. Kedua, hiduplah dalam kebenaran Tuhan Yesus karena kita sudah diampuni dan dilepaskan dari dosa oleh tubuh dan darahNya! Jangan lagi hidup di dalam dosa. Perjamuan Kudus seharusnya mengingatkan kita bahwa hidup kita telah ditebus, telah diampuni dan harga pengampunan itu mahal. Seharga tubuh dan darahNya. Masakan kita akan kembali pada dosa dan melupakan pengurbananNya?

Terakhir, jadilah kuat dalam Tuhan Yesus karena kita memiliki kepastian keselamatan di dalam Dia. Ada banyak pergumulan yang kita hadapi, tetapi Perjamuan Kudus yang ditetapkan Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa suatu hari kelak kita pasti akan menikmati suatu perjamuan bersama Tuhan Yesus dalam kerajaan Bapa kita. Jika demikian, bukankah penderitaan dan pergumulan setiap hari hanya sebuah ‘duri kecil’ jika dibandingkan kesukaan yang mulia ini? Tetaplah kuat!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.