Kamis, 18 April 2013

Lukisan Last Supper oleh Leonardo Da Vinci

By. Hana Karuna
Lukisan ini dapat ditemukan di tembok Gereja Santa Maria delle Grazie di Milan, Italia.
Perjamuan terakhir ini diadakan di malam sebelum Paskah. Di perjamuan ini Yesus mengingatkan muridnya tentang signifikansi dari pengorbanan Anak Domba Allah. Tubuhnya akan dipersembahkan untuk dosa manusia dan hidupnya dicurahkan untuk pengampunan dosa. Setiap kali kita mengambil bagian di dalam perjamuan kudus kita diingatkan akan peristiwa ini.
Namun lukisan yang terkenal oleh pelukis Mona Lisa ini tidak menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi.
Pertama, lukisan ini menggambarkan makan siang. Kita dapat melihat langit biru dan awan putih lewat jendela. Perjamuan Paskah terjadi di malam hari, sama seperti saat umat Israel bersiap-siap untuk meninggalkan Mesir di zaman Nabi Musa;
Kedua, di perjamuan Paskah, yang dimakan bukan ikan dan roti sebagaimana yang digambarkan di dalam lukisan Da Vinci tapi roti tidak beragi (matza) dan juga domba panggang yang sudah dipersembahkan di Bait Allah. Kenapa roti tidak beragi? Karena umat Israel terburu-buru saat harus meninggalkan Mesir, dan adonan roti yang dibuat belum sempat mengembang. Sejak waktu itu, umat Israel akan memakan roti tidak beragi di setiap perjamuan Paskah.
Ketiga, lukisan itu menggambarkan Yesus duduk di atas kursi di meja yang panjang. Di dalam sejarah orang Yahudi di masa itu, mereka makan dengan berbaring di lantai di atas bantal sambil mengeliling meja yang bersegitiga. Yesus sebagai tamu terhormat akan ditempatkan di posisi kedua dari kanan.
Banyak sekali lukisan yang sering kita lihat di gereja maupuan toko-toko buku Kristen yang menggambarkan peristiwa Alkitab, para rasul, maupun Tuhan Yesus sebenarnya menggambarkan budaya dan tradisi di zaman Renaisans (abad ke-15 and 16) maupun era Byzantine (abad ke-3 hingga 14). Yesus saat dia kembali nanti pasti tidak akan mengenal dirinya di dalam lukisan-lukisan tersebut.
Bagaimanapun, karya Da Vinci tentang the Last Supper tetap merupakan suatu karya seni yang agung, sekalipun gagal mencerminkan fakta historis yang sebenarnya!